Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu terbuka dan kali ini benar-benar Yui dan Aiden yang datang. "Kau sudah lama?" tanya mereka berdua kompak. Clee melirik beberapa gelas dan piring kecil kosong di atas meja. Aiden mengangguk. "Kami sudah mendapatkan video fullnya. Orang yang mengambil video itu mengaku Evelyn menyuruhnya untuk merekam semau kejadian semenjak ia berbicara padamu. Lalu menggunakan bagian yang menyudutkanmu." jelas Aiden tanpa basa-basi. Clee yang sudah dipenuhi dengan kekacauan selama seminggu belakangan mengeluarkan seluruh kata-kaa kasarnya yang ditujukan kepada Baryl Evelyn. "Video fullnya juga sanagt jelas, pembicaraan kalian berdua terdnegar dengan jelas." "Evelyn menggunakan pengeras suara." jelas Yui. Lagi, umpatan keluar dari bibir merah Angela Clee. "Kita bisa menggunakan video ini untuk menuntut Evelyn, tetapi, apa kau bersedia untuk menggunakan video ini? Seluruh orang bisa melihatnya." tanya Aiden hati-hati. Clee yang paham maksud dang Presdir ta
Zhu Yui bangun dengan rambut acak-acakan. Matanya terkantuk dan kepalanya terkulai malas. Wanita 25 tahun itu harus memaksakan agar matanya tetap terbuka saat menuju kamar mandi. Setelah selesai dengan semua kebutuhan di kamar mandi, ia kemudian mengambil pakaian dan membuat dirinya serapi mungkin meski kantuk itu masih belum lenyap. Saat ia melirik jam dan tidak ada lagi waktu untuk bersiap, Yui membatalkan niatan untuk membuat sarapan, dia bisa membeli makanan saat perjalanan menuju kantor. Zhu Yui bekerja sebagai karyawan disebuah perusahaan besar bernama ‘Future', sebuah perusahaan yang bergerak dibidang media masa yang kini telah merambah dunia elektronik hingga menaikkan nama mereka setelah mengeluarkan ponsel pintar yang laris di pasaran. Zhu Yui beruntung ia adalah salah satu dari ribuan pegawai Future. Hari ini adalah hari ketiga Zhu Yui bekerja di perusahaan pusat setelah sebelumnya ia bekerja di perusahaan cabang kota C, kini ia telah dipindah tugaskan ke kota B sebagai k
8 Tahun yang lalu “Zhu Yui! Kau ingin ikut dicabang olah raga apa?” ketua kelas bertanya khusus pada Zhu Yui yang duduk di baris ketiga dekat jendela. Sekolah mereka akan mengadakan pekan olah raga minggu depan. Tahun kemarin mereka hanya berhasil menempati tempat ke tiga dari semua murid kelas satu, kini mereka tidak ingin lagi kalah saat di tahun ke dua. Xian Mika, sang ketua kelas sudah menganalisa kemampuan classmate-nya berdasarkan acara tahun lalu. Zhu Yui memiliki kemampuan yang bisa di andalkan, dia harus memanfaatkan bakat milik keluarga Zhu semaksimal mungkin. “Aku bisa di mana saja, Mika! Aku bisa berenang gaya dada, kupu-kupu, freestyle, bahkan gaya batu dan mengambang! Aku juga bisa mengikuti di cabang lari, 300, 500, 1000, keliling lapangan atau maraton mengililingi kota B!” para murid tertawa. Zhu Yui selalu tau menghidupkan suasana. Mereka sudah rapat sejak 3 jam lalu. Ketua kelas sangat berambisi dan tidak membiarkan mereka lepas begitu saja. “Tapi jangan di basket,
Dari sudut matanya, Evender menjadi gugup dan kaku ketika melihat Avery Aiden dan kelas mereka secara bergantian. Ini bahkan menjadi lebih menarik karena Evander berlalu begitu saja. Oh.. apa ini? Apa Yui segitu tidak pedulinya dengan sekitar hingga ia tidak tahu apa yang terjadi dan siapa Avery Aiden? Zhu Yui sejak awal selalu memandang upper class sebelah mata. Baginya hampir semua orang kelas atas itu mempunyai sifat yang sama. Arogan, angkuh dan sombong, belum lagi mereka suka sekali memandang kelas bawah seperti mereka hanya seonggok sampah di jalanan. Ia akan pergi jika salah satu dari temannya membicarakan siapapun dari kelas A, B, C atau D yang berujung ketidak tahuannya tentang mereka. Kecuali Blue Evander yang sejak awal memang suka sekali mencari masalah dengan siapapun. Kabarnya karena orang tuanya begitu kolot hingga menurun ke anaknya dan lihatnya sekarang. Namun melihat bagaimana Evander yang lagsung pergi ketika pemuda yang masih berdiri dengan tangan di saku celana,
Keesokan harinya berjalan seperti kereta api express bagi Zhu Yui. Bangun pagi, wali kelas masih akan mengambil absen, setelah itu mereka harus mempersiapkan pekan olah raga. Mungkin ini terlihat hanya sebagai acara olah raga tahunan biasa, nyatanya ini adalah ajang untuk kelas X, Y dan Z membuktikan kualitas mereka pada kelas yang lain, sedangkan para kelas atas sudah bersiap-siap mempermalukan kelas bawah jika kalah.Setelah berlatih, ia harus menuju klub jurnalis bersama sang ketua kelas.Senior Moon terus memandang mereka dengan tajam, tidak lupa wanita berambut coklat tua itu memberikan tugas yang berat hari itu. Zhu Yui membuka website sekolah, mengetik beberapa kata di bagian atas post terbaru serta memberi judul, “Pertempuran sengit Roti special memakan korban jiwa.” Zhu Yui tertawa melihat judul postingannya sendiri, meskipun berita yang ia sebarkan adalah bahan tidak penting seperti “Pernyataan cinta sang pengagum rahasia” yang ia tulis minggu lalu, beritanya masih akan mend
“Yui.”“Yui!”Zhu Yui tersentak, ia menggenggam sapu tangan lembut di tangannya, memberikannya kepada presdir muda yang tidak lepas memandanginya. Freya menunggunya dari jauh sambil berulang kali memanggil Yui yang akhirnya membungkuk sopan kepada presdir sebelum pergi bersama dua rekan kerjanya.Yui tidak lagi menoleh, masih banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. “Oh, presdir masih memperhatikanmu, apa kau sudah melakukan hal yang membuatnya marah?” Yui menggeleng, berdalih jika ia hanya membantu presdir mengambil sapu tangannya yang jatuh. Dua wanita itu tidak lagi banyak bertanya, sebagai anggota yang terkenal dengan berita terbaru dan ter-update, Freya beserta Reese sibuk menggosipkan salah satu petinggi perusahaan yang memiliki hubungan gelap dengan salah satu karyawannya.Yui tidak memperhatikan, pikirannya terbang jauh entah kemana.Zhu Yui keluar dari gedung perusahaan Future pada pukul tujuh malam. Jam kerja di perusahaan biasanya berakhir pukul lima sore, tetapi tidak dipu
Yui sudah mengenal Aiden selama kurang lebih setahun. Ia pertama kali ‘bertemu’ dengan Aiden adalah saat turnamen di kelas 2, Aiden yang membantunya dan Yui, wanita yang selama ini belum pernah jatuh cinta tiba-tiba saja merasakan seluruh dunianya berputar mengelilingi Aiden. Cinta pada pandangan pertama— itu yang Vallery katakan padanya setelah lelah mendengarkan cerita yang sama darinya berulang kali. Hari itu, Yui memberanikan dirinya untuk pergi ke kelas 2-A, dengan tangan yang menggenggam bag yang di dalamnya terdapat baju oleha raga navy blue milik Aiden, seragam baby blue yang ia kenakan terlihat sangat mencolok dari kumpulan navy blue yang bergerombol di lorong. Cerita mereka hari itu sama, tentang Daisy yang mendapatkan hukuman tegas dari sekolah, skors selama seminggu, tidak ada satupun yang tidak mendengar berita tersebut. Lalu kehadiran Yui di lantai kelas A berada, membuat dirinya sebagai pusat perhatian. Ada yang bertanya, ada yang heran, malah ada yang hanya melihatny