Share

Undangan untuk tamu istimewa

"Maaf, ya. Aku tidak pernah segini malu cuma gara-gara lapar. Bisa-bisanya perutku berbunyi di mobilmu. Aku benar-benar minta maaf, Jun. Malu sekali, ya ampun!"

Sedang, yang dituju justru senyam-senyum sendirian di situ. Cukup terhibur oleh sikap terbuka si gadis manis, terlebih ketika dia menepuk main-main dahinya.

"Aku tidak mempermasalahkannya. Apa yang bisa dilakukan ketika tubuh kita menunjukkan refleksnya sendiri? Itu 'kan respons alami."

"Kesannya seperti aku sengaja memaksamu mentraktir makan." Seringai sumbang di rautnya mendorong si direktur untuk tertawa ringan, tawa yang Jihan sadari menjelaskan seberapa elok wajah si pria ini dipandang. Sejenak tertegun, sebelum kepalanya ditundukkan dini dia mendapatkan satu tatapan intim.

"Tingkahmu sangat menghiburku, Jihan. Aku tidak pernah bertemu gadis selucu dirimu. Wajahmu, tidak bosan memandangnya, cantik dan manis. Ayo, dimakan! Jangan sampai perutmu mengamuk untuk yang ke dua kalinya."

Pernyataan tersebut berhasil menarik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status