Share

Problematika oleh si ibu mertua

Riangnya kontan memudar dari garis-garis wajah yang kini berganti kusut. Juna kelu seolah-olah benda asing tengah mengganjal tenggorokannya. Urat-urat pipi mengeras secara halus seirama kepala dibuang ke samping, tiada berselera lagi bahkan untuk cuma memandang figur wanita di depan dia.

Nayla berdiri di situ dengan raut murung nan pasrah, jelas tampak segan juga saat mendapati kepulangan suaminya.

"Jelaskan! Aku malas berbasa-basi, kau pasti mengerti bagaimana sekarang perasaanku terhadapmu. Tidak akan pernah sama lagi, Nay."

"Maaf, aku terpaksa melakukannya. Aku tahu tidak ada kesempatan untuk berharap padamu. Tapi, aku bersumpah bahwa semua ini bukanlah keinginanku. Ibu—"

"Menantu—" tiba-tiba Nyonya Siska menginterupsi, meski sebetulnya dia pun tak dapat memastikan perkataan di antara si direktur dan putrinya. "Sudah pulang rupanya. Kenapa masih di situ? Ayo, masuk! Aku sudah minta pelayan untuk memasak makan malam untuk kita."

"Ibu duluan saja, tadi aku makan di luar."

"Juna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status