Share

Bukti bahwa perempuan butuh didampingi

Obrolan sambung menyambung, gelak dari bermacam lelucon di kalangan masyarakat umum terus diperdengarkan, tak pelak menyebabkan waktu terasa mengalir begitu saja di tengah kedua muda mudi ini. Sejam mereka habiskan hanya untuk makan dan berbincang ringan di kafetaria. Si gadis manis tiada menyangka bisa segini lapang menikmati suasana setelah dia lupa kapan terakhir kalinya meluangkan lenggang bersama temannya itu. Dave Hardinata seakan punya seribu satu cara dalam menyenangkan hatinya, meski dengan sepenggal humor mainstream.

"Aku tidak keberatan andai kau ingin kita tetap di sini. Tapi, Jihan, apa kau tidak kasihan melihat mereka yang berdesak-desakan di sana? Kita bisa ke perpustakaan dan mendapatkan tempat yang lebih lapang. Kondisinya juga lebih aman untukmu mengerjakan tugas. Apa kau sanggup menyelesaikan semua tulisan ini dengan keributan mereka?!"

Bagai sebuah teguran, pandangan di gadis manis kontan mengitari selingkung mereka. Dia mendesah rendah usai menyaksikan kerumunan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status