Di hari senin yang lumayan cerah, Athena sudah bersiap-siap di hadapan cermim. Hari ini ia menggunakan atasan berwarna putih. Ia menyingsingkan lengan bajunya hingga siku, tidak lupa dengan rok selutut beserta sepatu berwarna senada. Ia juga menyisir rambut pirangnya dengan rapi, menggerainya dan menatanya di satu sisi. Setelah meyakinkan penampilannya sempurna, wanita dua puluh tujuh tahun itupun bergegas menuju ZY Corp. Tempat kerjanya selama empat tahun terakhir.
Kesan yang ia miliki dengan pekerjaan yang sudah ia geluti selama empat tahun? Jika diberi rating dari satu hingga sepuluh, maka ia akan memberi nilai pekerjaannya sembilan koma lima dari sepuluh. Lingkungan kerjanya bagus, gajinya besar beserta bonus tidak terduga yang sering ia dapatkan. Masalahnya hanya satu, yaitu atasannya, Nikolov Zhestkiy.
Apa Direktur Nikolov orang yang jahat? Tidak, dia adalah pria normal yang sedikit sulit untuk dibaca. Terlalu normal hingga membuat Athena merasa sedikit bosan dan monoton.
Athena selalu datang lebih awal. Ia sudah duduk di meja kerjanya satu jam sebelum Direktur Nikolov datang, karena ia akan tamat jika sang direktur yang datang lebih dulu darinya.
"Pagi Sekretaris Athena." Athena menoleh mendengar sapaan itu.
"Pagi sekretaris kepala." itu adalah Sekretaris Stuart, kepala sekretaris di perusahaan itu. Dia adalah seorang pria yang seluruh rambutnya hampir sudah berwarna putih. Dari sekian banyak orang dan karyawan ZY Corp, dia adalah salah satu karyawan yang bekerja paling lama serta memiliki hubungan yang sangat baik dengan CEO ZY Corp, belum lagi beliau mengetahui banyak hal yang tidak diketahui oleh orang lain.
Untuk kepribadian, Sekretaris Stuart adalah sosok senior yang bisa membimbing junior-juiornya dengan baik, Athena belajar banyak dari pria ini.
Baru saja Athena menikmati waktu santai di mejanya, Direktur Nikolov juga sudah sampai di kantor. "Selamat pagi, Direktur." Athena berdiri menyapa sang direktur, mempercepat jalannya, mengekor di belakang sang atasan dengan tangan yang sudah membawa seluruh jadwal hari itu.
"Hmmm." adalah jawaban singkat Direktur Nikolov di pagi itu, yang artinya, suasana hatinya berada di tahap normal. Tidak buruk, juga tidak baik.
"Hari ini ada rapat untuk bertemu dengan manajer dari Bui Grup pukul sepuluh pagi. Setelah makan siang jadwal anda mengunjungi lokasi proyek pembangunan sekolah di kota X, setelah itu juga pertemuan dengan—" Athena langsung berhenti ketika Nikolov mengangkat tangannya.
"Buat janji dengan manajer Miss Tiffany untuk makan siang hari ini. Kota X sangat jauh, aku tidak akan bisa menghadiri pesta ulang tahun Star TV malam ini, dan bilang kepada manajer itu ia harus membawa Miss Tiffany bersamanya." Athena pikir sang direktur sudah selesai bicara, tetapi ternyata belum, "juga, katakan kepada Manajer Bui Corp, bahwa dia tidak boleh terlambat."
"Baik Direktur." Athena mencatat seluruh perkataan sang atasan tanpa tertinggal apapun. "Oh, satu lagi. Jika Kepala Manajer dari tim planning datang, kau harus katakan padanya untuk memeriksa laporan itu dengan baik sebelum meletakannya di atas mejaku jika dia tidak ingin laporan yang dia buat menjadi 'contoh' di rapat minggu depan." Sekarang Nikolov fokus pada pekerjaannya yang sudah menunggunya di atas meja. Itu adalah pertanda bagi Athena untuk pergi dari ruangan itu.
Baru saja Athena menutup pintu, ia langsung bertemu dengan kepala manajer dari tim plannning. "Sekretaris Athena, apa direktur ada di ruangannya?" tanyanya.
"Kepala manajer Hon, apa kau sudah memeriksanya dengan teliti? Direktur bilang akan menjadikan laporanmu sebagai 'contoh' jika kau melakukan kesalahan seperti waktu itu." ujar Athena dengan wajah datarnya. Wajah manager Hon memucat, dan ia memilih untuk memeriksa lagi laporan itu sebelum menyerahkannnya kepada sang atasan.
Athena sudah memesan tempat terbaik untuk makan siang antara Direktur Nikolov dan Miss Tiffany siang ini di sebuah restauran bintang lima. Manajer sang artis berhasil membawa Miss Tiffany untuk bersedia makan siang, tetapi setelah melihat keterkejutan di wajah wanita itu ketika melihat keberadaan Athena di sana, ia tahu jika sang manajer telah menipunya.
Hah... wanita yang malang.
Miss Tiffany ingin segera pergi, tetapi entah apa yang di katakan sang menajer hingga akhirnya ia membatalkan niatannya dan masuk ke dalam ruangan tempat Direktur Nikolov sudah menunggu.
"Selamat siang, Miss Tiffany. Direktur sudah menunggu anda di dalam." Athena tetap dengan wajahnya yang datar. Tidak berekspresi adalah keahlian yang ia dapatkan selama empat tahun bekerja di ZY Corp.
Baik Direktur Nikolov ataupun Miss Tiffany menikmati makan siang di dalam ruangan VIP, sedangkan Athena dan manajer Miss Tiffany, menunggu di luar dengan makan siang mereka.
Manajer itu terlihat kalut dan tidak berhenti untuk melihat ke arah pintu ruangan yang tertutup. Athena paham isi kepala manajer itu dan berkata, "Silahkan makan, anda bisa memakan apapun yang anda mau, manajer. Tenang saja, direktur tidak akan melakukan apapun pada Miss TIffany. Setelah ini kami harus segera pergi."
Ingin tahu siapa Miss Tiffany? Dia adalah aktris pendatang baru yang digilai oleh Direktur Nikolov secara ugal-ugalan, namun bukannya tertarik, sang aktris malah ketakutan kepada Nikolov dan menolak untuk bertemu dengan sang direktur.
Dan benar, setidak masuk akalnya boss-nya itu dalam masalah percintaan, dia masihlah seorang pria yang profesional. Tepat seperti waktu yang sudah di jadwalkan, mereka keluar dari ruang VIP. Miss Tiffany pergi bersama sang manajer setelah mengucapkan terima kepada Direktur Nikolov atas makan siang hari itu, sedangkan dirinya dan Nikolov juga melanjutkan perjalanan menuju kota X.
"Perjalanan ini akan membutuhkan waktu sekitar dua jam. Anda bisa beristirahat selama perjalanan, direktur."
"....."
Tidak ada jawaban dari sang atasan, yang artinya, hari ini akan jadi hari yang sangat panjang.
Selama perjalanan, di dalam mobil itu ada dirinya, Mr. Ili sebagai supir, dan sang direktur yang tidak mengatakan apapun sejak keluar dari restauran. Raut wajahnya terlihat gelap, alisnya bertaut, meskipun dari luar ia nampak sibuk dengan pekerjaan, pikirannya seperti menerawang entah kemana. Ah... dia pasti ditolak mentah-mentah lagi oleh Miss Tiffany.
"Direktur, sepertinya ada perbaikan jalan di depan—" supir Ili berkata, menepikan mobil mewah itu di tepi jalan. Athena melirik sang atasan yang masih diam, menunggu perintah selanjutnya. Sadar jika Athena sedang menatapnya, Direktur muda itu malah membuat suara tidak senang dengan bibirnya. "Apa kau masih menunggu arahan dariku?"
"Kita putar balik dan cari jalan lain, Mr. Ili." ujar Athena pada sang supir. Ingin rasanya wanita berambut pirang itu memutar bola mata atau memukulkan dokumen-dokumen yang sedang ia bawa kepada sang atasan, namun berulang kali ini mengingatkan dirinya sendiri bahwa gaji yang ia dapatkan sangat sepadan dengan pekerjaannya sebagai sekretaris Direktur Nikolov Zhestkiy.
Perjalanan yang semula diperkirakan akan menghabiskan waktu dua jam, menjadi jauh lebih lama. Selama perjalanan itu, hanya diisi dengan keheningan. Walaupun sedikit, Athena merasa kasihan karena semua usaha yang sudah dilakukan sang atasan sejauh ini tidak main-main untuk meluluhkan hati Miss Tiffany.Ya, bagaimana lagi, kau tidak bisa memaksakan perasaan seseorang kepadamu. Setidaknya Miss Tiffany bukanlah wanita murahan yang akan menerima sang direktur hanya karena uang yang ia miliki.'Apa ia perlu menyemangati sang atasan?' Athena menggeleng. Keinginan Athena untuk menyemangati direktur itupun terhenti. Ia juga tidak banyak bertanya, karena sekali lagi— itu tidak berada dalam ranahnya, mempertanyakan perasaan sang atasan hingga melewati garis batasan antara bawahan dan atasan. Ia masih ingin bekerja di sana."Direktur, kita sampai." Athena membangunkan Nikolov yang tertidur selama perjalanan. Nikolov memijit pangkal hidungnya dan dalam beberapa detik kemudian, raut lelah diwajahny
Seluruh dunianya terasa berputar. Bukan hanya rasa sakit di seluruh tubuhnya, ia juga merasakan rasa sakit yang teramat pada kepalanya. Suara erangan keluar dari bibir plum nan pucat. Perlahan, bulu mata nan panjang itu bergerak ketika kelopak mata yang menyimpan mata indah berwarna biru itu terbuka. Ia berusaha menggerakan tubuhnya, namun kedua tangannya tidak bisa digerakan.Athena akhirnya ingat kejadian terakhir sebelum ia pingsan. "Direktur!" Suaranya tidak terdengar baik, namun ia masih mencari keberadaan sang direktur. Setelah memokuskan matanya berkali-kali, akhirnya Athena mulai bisa melihat dengan jelas serta mengamati setiap sudut ruangan tempatnya berada.Tempat itu begitu kecil dan sempit, beberapa kursi usang ditumpuk di sebelahnya, belum lagi penerangan yang minim serta tidak ada cahaya yang bisa masuk dari luar, membuat ruangan itu begitu pengap dan lembab. Ia tidak tahu sudah berapa lama dirinya pingsan, sudah berapa lama ia terkurung di sana, atau apakah sekarang sia
Ucapan Athena menjadikannya pusat perhatian bukan hanya dari Nikolov, namun juga dari pria mengerikan yang di panggil 'paman' oleh sang direktur. Nikolov menggeser kertas putih di hadapannya dan berkata, "aku tidak bisa melakukan ini. Kakek menyerahkan posisi ini kepadaku. Ayah juga masih sehat, tidak ada alasan untukmu begitu khawatir, paman. Lagi pula, Aleksei tidak begitu cocok untuk posisi ini.""Apa kau mengatakan jika putraku tidak lebih baik darimu? Atau, apakah pria tua itu yang mengatakannya padamu sendiri?" jika sebelumnya masih terdengar ketidakpedulian dari dalam suara si paman, sekarang seluruh perkataannya syarat dengan keseriusan. Jelas jika ia tidak suka dengan bagaimana Nikolov berbicara mengenai putranya."Aku tidak mengatakan apapun, paman yang menyimpulkannya sendiri." Mungkin berkat Athena yang tiba-tiba bersuara ketika ia kehilangan dirinya dengan keberadaan sang pamanlah yang membuat Nikolov menjadi lebih berani, getaran dalam suaranya juga sudah berkurang. Tida
Sekretaris Athena membuka matanya diantara rasa sakit di seluruh tubuhnya. Ia mengerang dan menutup rapat manik biru lautnya yang indah. "Oh Athena, kau sudah sadar." wanita berambut pirang itu mengenal suara itu dengan jelas, "ibu." ujarnya, merasakan kehangatan sang ibu yang mulai menangis. "Akhirnya kau sadar juga. Ibu takut kau tidak akan pernah sadar." Athena mengingat seluruh kejadian yang menimpanya, termasuk dengan alasan yang membuatnya berada di rumah sakit tanpa bisa bergerak seperti sekarang. Ia juga ingat bahwa dirinya tidak lagi bisa menahan rasa sakit di tubuhnya hingga akhirnya berakhir pingsan. Ah benar, Direktur Nikolov. "Ibu, bagaimana dengan Di—" "Dokter! Perawat! Putriku sudah bangun! Tolong periksa keadaannya." ia tidak bisa bertanya tentang keadaan direktur hari itu, maka ia akan menanyakannya lain waktu. Lain waktu itu ternyata tidak pernah datang. Luka yang ia alami cukup serius dan ia sudah koma selama tiga bulan hingga Athena harus dirawat untuk beberap
"Hahahaha, lalu, lalu, lalu sekarang bagaimana dengan nasip calon suamimu? Hahaha, aku tidak bisa berhenti tertawa ketika mengingat kejadian kemarin." Di depannya, Athena duduk seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Jika dipikir-pikirkan lagi, kejadian kemarin adalah kejadian yang sangat memalukan yang pernah ia alami, namun emosi serta amarah yang ia rasakan juga tidak kalah nyata. "Mantan. Ingat baik-baik, mantan. Calon suami apanya, aku sudah memutuskan semua hubungan dengan si brengsek itu!" seluruh umpatan dan makian tidak lepas dari bibir merah Athena. Hingga Yelizaveta yang duduk di atas sofa tepat di hadapannya, kembali tertawa terbahak-bahak. Wajah wanita cantik itu menggelap, iapun melemparkan bantal sofa kepada gadis di depannya. Rasanya ia ingin menghilang sekarang juga. "Hahaha, perutku sakit. Hahaha." "Masih tidak berhenti tertawa?" tanya Athena kesal. Sebaik mungkin Yelizaveta menenangkan dirinya dan menahan tawanya. "Aku benar-benar tidak habis pikir orang s
"Katakan lagi, kau memanggil pria itu dengan sebutan apa?" Athena dan Yelizaveta berdiri tidak jauh dari kekacauan di depan mereka. Malam sudah begitu larut, lampu-lampu penerangan begitu temaram, belum lagi tidak ada seorangpun yang melewati tempat itu. Sungguh menakutkan. "Kakak." jawab gadis awal dua puluh tahun itu polos. Sayangnya jawaban itu menghasilkan kerutan di wajah cantik Athena. "Ada berapa kakakmu?" Yelizaveta memandangi Athena seperti makhluk asing, "apa kau benar-benar stress setelah gagal menikah? Tentu saja hanya satu! Zhestkiy bersaudara hanya ada dua orang." Athena yang masih belum percaya menyentuhkan tangannya yang dingin pada ujung dagunya, menyaksikan pria tinggi yang menggunakan setelan jas lengkap. Lengan kemejanya digulung hingga siku, sedangkan jas coklat itu ia sampirkan di bahu. Otot-otot di lengan itu ikut bergerak ketika tangannya bergerak. Tanpa sadar Athena menelan ludahnya. "Apa dia kakak sepupumu? Aku dengar keluarga Zhestkiy banyak di sini."
Diam.Hening.Nikolov masih menatap Athena sambil tersenyum, Athena melihat bolak-balik dari Yelizaveta ke Nikolov, sedangkan Yelizaveta melihat kakak dan Athena secara bergantian. Begitu seterusnya hingga gadis bersurai hitam legam itu menutup wajah sang kakak dan menjauhkannya dari Athena, yang akhirnya bernafas lega."Apa maksudmu? Kau tidak boleh merebut Athena dariku! Dia adalah pengawal dan asisten pribadiku sekarang! Salahmu meninggalkan Athena hingga dia mengundurkan diri dari perusahaan!" gadis awal dua puluhan itu memajukan bibirnya, keningnya berkerut, seperti tengah menantang sang kakak.Nikolov, hanya bisa tersenyum, "hmm, baiklah. Aku tidak akan mengambil Athena darimu." tetapi, mengapa Nikolov malah berkedip ke arahnya?"Oke, ayo pergi dari sini. Malam sudah terlalu larut, aku akan mengantar kalian berdua kembali ke hotel."Mereka berdua kembali ke hotel bersama Nikolov. Mantan bossnya duduk di depan, sedangkan ia duduk di belakang bersama Yelizaveta. Selama perjalanan,
"Oh, Queen Tiffany!"Mendengar namanya disebut, Tiffany menjauhkan tubuhnya yang masih berada dalam dekapan Nikolov. Wajahnya tersipu malu, entah karena ia baru saja jatuh ke dalam pelukan seorang pria asing, atau karena salah satu tamu di sana mengenalinya."Oh! Ini benar Queen Tiffany! Kapan kau akan tampil? Jam berapa grupmu akan tampil? Aku akan menjadi penonton di garis terdepan!" Tiffany sedikit kebingungan, sebab di negara luar seperti ini, nona muda yang cantik ini mengenalinya dan berbicara dengan bahasa yang ia mengerti.Sebagai seorang artis, Tiffany berusaha untuk menjaga penampilan publiknya. "Terima kasih nona atas dukungannya, kami akan tampil pukul sembilan." jawab Tiffany menampilkan senyuman seorang entertaimentnya."Benarkah? Kalau begitu aku akan menunggu! Kakak, kau akan menemaniku untuk melihat penampilan Tiffany, bukan?" Yelizaveta menggoyang-goyangkan tangan sang kakak, meminta pria tinggi di sampingnya untuk setuju dengan ajakannya.Dari sudut matanya, Athena