Share

04. Erangan yang Memilukan

Ucapan Athena menjadikannya pusat perhatian bukan hanya dari Nikolov, namun juga dari pria mengerikan yang di panggil 'paman' oleh sang direktur. Nikolov menggeser kertas putih di hadapannya dan berkata, "aku tidak bisa melakukan ini. Kakek menyerahkan posisi ini kepadaku. Ayah juga masih sehat, tidak ada alasan untukmu begitu khawatir, paman. Lagi pula, Aleksei tidak begitu cocok untuk posisi ini."

"Apa kau mengatakan jika putraku tidak lebih baik darimu? Atau, apakah pria tua itu yang mengatakannya padamu sendiri?" jika sebelumnya masih terdengar ketidakpedulian dari dalam suara si paman, sekarang seluruh perkataannya syarat dengan keseriusan. Jelas jika ia tidak suka dengan bagaimana Nikolov berbicara mengenai putranya.

"Aku tidak mengatakan apapun, paman yang menyimpulkannya sendiri." Mungkin berkat Athena yang tiba-tiba bersuara ketika ia kehilangan dirinya dengan keberadaan sang pamanlah yang membuat Nikolov menjadi lebih berani, getaran dalam suaranya juga sudah berkurang. Tidak seperti sebelumnya.

Si paman menggebrak meja di depannya dengan sangat keras, hampir membuat Athena terlonjak dari tempatnya berada. "Kau benar-benar sangat berani. Kau benar-benar mengabaikan peringatan dariku! Hanya karena aku tidak bisa menyentuhmu, bukan berarti aku tidak bisa membuatmu menderita." Pria itu menggerak-gerakan tangannya, membuat asap dari cerutunya ikut bergerak-gerak.

Seseorang bergerak mendekat ke arah Athena. "Aku dengar sekretarismu sudah membuat orang-orangku kewalahan. Apa kau tidak malu pada dirimu sendiri, Nikolov? Kau harus dilindungi oleh seorang wanita, sejak dulu kau memang hebat dalam bersembunyi di balik punggung ibumu." dia mendekat dan berbisik di telinga Nikolov, "hingga hari ini kau masih pecundang lemah yang penakut."

"Ikat wanita itu di kursi." Salah satu pria yang bertubuh besar menarik rambut Athena dengan kasar. Sang sekretaris mencoba untuk melawan, tetapi kekuatannya tidak seberapa dibandingkan pria besar di hadapannya. Tidak peduli jika Athena adalah seorang perempuan, perlakukan orang-orang itu sangat jauh dari kata lembut.

Ia ditarik, dilempar dan diikat di atas kursi kayu yang berderit. Mengikat tubuhnya dengan tali hingga nafasnya terasa sesak. Athena memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang membuatnya mual.

"Paman, apa yang ingin kau lakukan—"

"Sssttt...." sang paman meletekan telunjuknya di depan bibirnya. Memerintahkan sang ponakan untuk diam, "pecundang sepertimu hanya perlu menikmati pertunjukan, namun jika kau memiliki keberanian, kau boleh ikut berpartisipasi dan menjadi pahlawan."

Kali ini, paman Nikolov berdiri, langkahnya begitu pelan dan berat ketika mendekati Athena yang sudah terikat pada kursi tanpa bisa melawan. Pria itu menunduk, melepaskan cerutu dari mulutnya dan menghembuskan asapnya kepada Athena yang membuat wanita berambut pirang itu terbatuk.

"Aku mendengar banyak hal tentangmu, Sekretaris Athena. Selain karena kau melakukan semua pekerjaan dengan baik, kau juga terkenal dengan parasmu yang menawan." pria itu membelai wajah Athena dengan ujung belatinya yang berkilau. "Sedikit goresan tidak masalah, bukan?"

"Paman!" teriak Nikolov, "jangan lakukan itu." lanjutnya.

Pria itu berbalik untuk melihat ponakannya yang menyedihkan bergetar di tempat duduknya. "Bukankah sudah aku katakan? Aku tidak akan menerima teriakanmu, jika kau mampu, kau datang ke sini dan menyelamatkan wanita ini dengan tanganmu sendiri." Ia menunggu jawaban Nikolov untuk beberapa saat, "kau tidak sanggup, bukan? Hahaha, kau terlalu lemah, dan orang lemah sepertimu malah bermain-main denganku. Jadilah kuat sebelum kau berani menantangku." ujarnya yang kembali melihat ke arah Athena.

"Hmm.. mungkin kita akan menyimpan bagian wajah terakhir, bagaimana dengan kaki dan tangan? Kau tidak membutuhkannya, bukan?" ujung belati itu ditekan lebih dalam dari gerakan sebelumnya, menghasilkan luka kecil yang berdarah. Athena menatap pria itu tajam dengan mata birunya yang tidak goyah meskipun rasa perih itu memaksanya untuk menyerngit sakit.

Pria itu meraih wajah Athena, mencengkramnya dalam tangannya yang besar, "kau berani menatapku seperti itu? Apa kau ingin aku mencongkel matamu?" dan menamparnya dengan keras hingga kepalanya berdenyut sakit. Sudut bibirnyapun robek.

"Athena! Paman, aku mohon jangan lakukan apapun!" Nikolov yang masih tidak beranjak dari tempatnya berkata dengan saura yang bergetar. Peluh sudah membasahi seluruh wajahnya sedangkan bau anyir darah mengaduk-aduk perutnya, memaksanya untuk mengeluarkan isi perutnya.

"Aku memberimu dua pilihan; pertama, kau bisa datang ke sini dan selamatkan wanita ini dengan tanganmu sendiri. Kedua, kau bisa menandatangani kertas yang ada di atas meja."

"Jangan lakukan apapun direktur! Jangan lakukan apapun sampai bantuan datang!" Mendengar Athena bersuara, pria itu memberi tendangan pada perutnya. Rambut pirangnya kembali ditarik, helaian-helaian cantik itu berserakan di tangan yang mengerikan, "aku tidak akan segan membunuhmu jika kau bicara lagi!"

Athena tertawa sinis, "kau hanya berani dengan seorang wanita sepertiku, kau bahkan sangat penakut." Tamparan itu kembali mendarat di wajahnya. Pipi yang selalu merona ketika cuaca sedang dingin sekarang memerah dengan alasan yang berbeda. Wajahnya lebam, namun ia masih tidak goyah. Katakan dia wanita gila, namun ia adalah seseorang yang sangat berdedikasi dengan pekerjaannya.

"Setidaknya kau harus kasihan dengan dirimu sendiri, karena Nikolov si pengecut itu tidak akan menyelamatkanmu."

Dengan bibir yang terluka, Athena tertawa, ia meludahkan cairan merah dari mulutnya, tepat ke arah si pria itu, "tentu saja direktur tidak akan menyelamatkanku, karena ini adalah tugasku untuk melindunginya." Sebuah ucapan yang di luar nalar, seperti dirinya tidak peduli jika nyawanya akan berakhir di tangan seorang pria yang merupakan paman dari bossnya ini.

"Hentikan.."

Tidak sampai di sana, Athena menerima pukulan yang dilayangkan padanya, tubuhnya sudah begitu lemah dan kesadarannya seperti sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja sama.

"Hentikan!"

Nikolov berbisik dari tempat duduknya, ia ingin membuang wajahnya— untuk tidak melihat adegan itu terjadi tepat di depan matanya. Ia ingin menghentikan mereka semua, namun ia tidak bisa.

"Hentikan!"

Itu adalah suara terakhir yang Athena dengar sebelum seluruh kesadarannya menghilang, tenggelam dalam rasa sakit dan kegelapan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status