Perasaanku betu-betul kacau saat ini bagaimana bisa aku melakukan hal memalukan itu dulu. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Benar kata orang tuaku mereka mendidik dengan sangat baik agar kelak aku dewasa menjadi lelaki yang bermartabat dan bertanggungjawab tapi aku melakukan hal yang yang tak bisa mereka maafkan.
Tadinya aku berpikir dengan kembalinya Hana akan membuat hidupku kembali berwarna karena kami memang saling mencintai sebelum dia pergi tapi ternyata ibukulah dalang dari semua ini. Aku rasa wajar jika bundaku melakukannya mungkin dia khawatir kepadaku karena Hana tak sebaik yang selalu kukatakan. saat memandang foto dan video yang diberikan bunda sungguh aku tak tau harus berkata seperti apa. Perasaan cinta yang besar kepada Hana tiba-tiba saja redup dengan sendiri nya, walau aku bukan lelaki suci dan baik tapi aku tak mau memiliki istri yang suka dipegang oleh berbagai jenis lelaki seperti yang dilakukan Hana. Jika anak itu bukan anakku aku punya alasan yang kuat untuk tidak menikah dengannya tapi jika benar anak itu anakku aku harus menelan mentah-mentah bahwa aku harus menikahi perempuan yang selalu dipegang bergilir oleh para lelaki. Astaghfirullah.. Apakah ini karma atau teguran Tuhan karena berhubungan badan dengan yang bukan istriku. Berhubungan badan yang bukan Mahrom ku. Aku menangis menyesali kelakuan burukku dimasa lalu. Bagaimana caraku menjelaskan ini kepada Khumairoh, aku takut Hana nekat menemui Khumairoh dan mengatakan semuanya tanpa berbelas kasih. aku mengenal betul watak bar-bar nya yang satu itu. Dia tidak akan pernah berhenti sampai lawannya mendapatkan kesengsaraan yang sama dengan apa yang dia alami. Aku melajukan kendaraan ku untuk pulang kerumah, agar bisa membicarakan hal ini kepada Khumairoh, aku yakin dia perempuan baik yang mau mengerti dan mungkin mau memaafkanmu. Sesampainya dirumah, aku melihat sebuah mobil yang sangat asing bagiku, entah itu mobil siapa karena istriku tidak memiliki mobil. Ku parkir mobilku ditempat parkiran biasa dan bergegas kedalam rumah. Begitu sampai didalam rumah dan hendak mengucapkan salam, aku dibuat tak bisa bernafas karena diruang tamu sudah ada sosok Hana sedang berbincang dengan Khumairah. Jantungku berdegup kencang melihat tatapan terluka dari Khumairah untukku. Aku yakin Hana sudah mengatakan semuanya. Aku melangkahkan kakiku mendekat kepada mereka dengan perasaan yang tak menentu. Apalagi melihat tatapan Khumairah kepadaku sungguh, aku tak bisa berpikir. "Assalamualaikum dek".. Aku mengucapkan salam Sambil berjalan Memandang Khumairah dan mendekat kepadanya. Khumairah tengah memakai jilbab panjang tanpa mengenakan cadarnya karena dia ada dirumah seperti biasa yang dia lakukan jika ada perempuan yang menyambanginya. " Waalaikumsalam". Khumairah menjawab salamku. Dengan nada datar tak bersahabat. Dia tak peduli dengan wajahku yang babak belur habis dihajar oleh ayah, padahal jika biasanya dia akan sangat heboh jika melihatku terluka. "kakak bersih-bersih dulu kemudian kembalilah kesini!!, kami menunggu kakak karena akan ada di bahas! ". Khumairah berucap dengan datar dan tatapan tajam menghunus tepat di jantungku. walau aku tak pernah mencintainya tapi aku sudah mulai menyayanginya. " Dek".. ucapku lemah. "Pergilah bersih-bersih dulu kak!!". karena ini akan jadi pembahasan panjang. Khumairah menatapku tajam seolah mengatakan tidak ingin dibantah. " Baiklah aku bersih-bersih dulu setelah itu baru kita bicara, bagaimana dengan anak-anak?? Tanyaku dengan khawatir. "Ayah dan Bunda sebentar lagi akan kesini. Ucap Khumairah lagi tanpa melihatku. " Baiklah tunggu sebentar. Pasrah ku melangkah menjauh dari mereka. Aku bergegas naik ke kamar dan membersihkan diri karena aku akan membereskan segalanya hari ini juga karena aku tak mau berlarut dalam dosa yang lebih banyak lagi.". Setelah mandi dan berpakaian aku kembali ke ruang tamu, disana sudah ada keluargaku dan juga Hana serta seorang anak kecil perempuan sekitar 3 tahunan. Aku yakin anak itu yang dimaksud oleh Hana. "Bunda dan ayah sudah lama sampai??" tanyaku berusaha mengambil hati mereka. Mereka tidak menjawabku malah melongos pergi meninggalkanku dan aku yakin mereka akan masuk kedalam menemui cucu kembarnya. Aku hanya bisa diam terpaku mendapat perlakuan seperti itu dari orangtuaku, seumur hidup mereka tak pernah memperlakukan ku seperti hari ini. Aku menghela nafas berat kemudian duduk di single sofa menghadap kedua perempuan yang tengah mengisi hatiku. "kakak bisa jelaskan apa yang terjadi??Khumairah bertanya membuka percakapan. Khumairah bertanya dengan lantang. Nada yang tak pernah kudengar selama setahun bersamanya. "Maafkan kakak dek atas semua yang terjadi?? Ucapku menunduk. " itu bukan jawaban atas pertanyaan ku kak!! Khumairah bertanya dengan nada yang sama, lembut tapi tegas. "Kaulah orang ketiga diantara kami, jadi jangan sok!!". Seru Hana dengan lantang " Hana!!". Ucapku membentaknya. Aku tak suka dia kurang ajar pada Khumairah apalagi memang Khumairah tidak tau apapun tentang masa lalu kami. "Apa sih kamu Arman membentak ku didepan anak kita!!". Ucap Hana dengan marah. " Jaga bicaramu dengan Khumairah dia tidak tau apa-apa!!". seru ku dengan jengkel. "Tidak usah berdebat didepanku jelaskan saja semuanya!!". Khumairah berucap dengan ekpresi dingin. Ucapan Khumairah berhasil membuat suasana tegang karena ekpresinya betul-betul membuat kami tidak berkutik. " Dek, Tenggorokanku tiba-tiba terasa kering melihat Khumairah sejak tadi menatap lurus kepadaku dengan tatapan datar menusukmenusuk relung kalbuku. "Aku minta maaf karena kesalahanku dimasa lalu membuahkan seorang anak dan aku memiliki janji kepada Hana untuk menikahinya karena dulu aku orang pertama yang menyentuhnya dan sekarang dia datang menagih janjiku. " orangtuaku adalah dalang dari menghilangnya dia dari hidupku karena menurut orangtuaku dia perempuan yang tidak pantas untukku. Dan anak yang disebelahnya kemungkinan adalah anakku!!". "Maafkan aku jika kenyataan ini membuatmu terluka, aku juga tidak tau kalau saat Hana pergi dia tengah mengandung dan kemungkinan anak itu anakku!!". Ucapku sambil menunduk " Kau berzina dengan perempuan yang bukan mahrom dan menghasilkan Anak??". Khumairah bertanya dengan berteriak. Aku merasakan suasana berubah sangat tegang dan panas. "iya dek maafkan aku. Ucapku menunduk takut. Jujur saja Khumairah yang lemah lembut berubah menjadi singa sekarang. " Dan Kakak ini bilang kamu akan menikahinya??". Tanya Khumairah lagi "Iya dek setelah aku melakukan tes DNA kepada anak itu dan jika terbukti maka aku akan menikahinya". Ucapku lagi menunduk. " lakukan tes DNA itu dan jika benar dia anakmu maka silahkan saja tapi!!"... Hana menjeda ucapnya.. "Tapi apa dek?? Ucapku dengan gemetar "Ceraikan aku.. Khumairah berbicara dengan suara serak. " Dek, tolong jangan seperti itu. Ucapku mengiba. "Maaf tapi aku tidak bisa dan tak akan mau". Khumairah menjawab dengan gelengan kepalanya. " Tidak usah sok drama kamu, bukannya kamu itu orang paham dengan agama, bukankah lelaki bisa memiliki istri lebih dari satu!!". Hana menjawab dengan sombong Khumairah tersenyum, tapi seolah mengejek. "Maaf ya kak Hana, saya bisa mengizinkan suami saya menikah jika memang memenuhi syarat dan apa yang dilakukan ini untuk poligami adalah salah. Saya tidak mau berhubungan dengan lelaki yang pernah berzina dengan perempuan yang bukan mahromnya". " Seandainya saya tau sejak awal bahwa lelaki yang menjadi suamiku itu adalah barang bekas hasil zina saya juga tidak mau!!". Khumairah berbicara dengan tajam dan jijik memandang keduanya. Jawaban pedas Khumairah benar-benar menghancurkan harga diriku sebagai seorang laki-laki dan kepala keluarga. "Bagi saya lelaki dan perempuan itu harus bisa menjaga kehormatannya karena itu lah yang menjadi martabatnya sebagai seorang manusia terutama seorang perempuan sangat berbeda jika dia menjadi korban kejahatan misalnya diperkosa, tapi kalian melakukan zina yang diharamkan oleh Allah dengan sadar sampai menghasilkan anak, kalian tau sangat banyak kerugian yang didapat oleh anak kalian nantinya apalagi dia seorang perempuan??? ". " Saya tidak tau apakah kalian tau hukum anak yang lahir dari hasil zina??". Terang Khumairah lagi. "Apa maksudmu mengatakan anakku seperti itu!!Hana maju melangkah mendekati Khumairah. tetapi aku melihat Khumairah tenang tak takut sedikitpun. " Apa yang salah dari ucapanku??". Tanya Khumairah menantang menatap Tajam kepada Hana dengan seolah memakannya."Dek!!".Jangan bicara seperti itu!!". Aku menegurnya dengan lembut agar bisa meredam emosi Khumairah tapi tidak mempan. " Itu benar!!, mungkin ayah dan bunda sudah menjelaskan dengan kakak bagaimana status anak diluar nikah, dan itu dibenarkan dalam alquran dan hadist jadi apa yang salah dengan itu!!". Ucap Hana menaikkan sebelah alisnya dan melipat kedua tangannya didada seolah menantang Hana. "Sialan kau mengatai anakku!!. Hana berteriak marah mendekati Khumairah dengan tajam. Hana bersiap untuk menampar Khumairah tapi langsung ditangkap baik oleh Khumairah. "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu!!". Khumairah menghempaskan tangan Hana dengan keras sehingga Hana terjatuh kebelakang. Aku terpaku melihat apa yang terjadi, kenapa Khumairah berubah drastis seperti ini. Tak seperti biasanya yang sangat lemah lembut dan sopan bertutur kata sekarang dia bahkan sangat kasar dan arogan. " Kau!!". Hana menunjuk Khumairah dengan penuh amarah dan mengepalkan tangannya de
Aku termenung didalam mobil memikirkan semua ini, segala perubahan kedua orangtuaku membuatku sungguh khawatir apalagi sekarang Khumairah juga. Andai Hana tidak datang mengacaukan segalanya mungkin aku bisa menjelaskan dengan baik kepada Khumairah tapi sekarang malah jadi runyam seperti ini. Khumairah sungguh menjaga nama ku karena saat dia menghubungi dokter dia mengatakan aku kerabatnya bukan suaminya. Dia tidak mengatakannya. karena tak mau aku malu sebab ini adalah perbuatan yang memalukan, dia bahkan tak menceritakan apapun kepada temannya bisa ku lihat dari rasa penasaran dokter tadi. Dokter itu tidak banyak bertanya. Aku bersyukur karena Khumairah tak menceritakan Aib ku kepada orang lain disaat aku menyakitinya seperti ini dia masih menjaga nama baikku dan nama baik orang tuaku. Aku akan mempertahankan pernikahan ku dengannya tapi bagaimana dengan keinginan Khumairah tadi jika terbukti anak itu adalah anakku. astaga bagaimana ini.. Aku tak sadar jika mobil online
Aku berjalan gontai ke kamarku setelah perdebatan panjangku dengan kedua orang tuaku, aku memasuki kamar yang biasa ku tempati dengan Khumairah dan saat aku masuk aku tak mendapati dia, seperti yang dia katakan bahwa malam ini dan seterusnya dia akan tidur di ruang tamu sampai semuanya jelas. Aku merebahkan tubuh ku yang lelah bukan hanya tubuhku tapi juga hatiku dan perasaanku, aku bimbang dengan semuanya tapi aku harus bertanggungjawab dengan semua perbuatanku dan anak itu tidak bersalah sama sekali. jika aku mengatakan dan memberi pengertian Khumairah sendiri mungkin dia akan mempertimbangkan nya tapi Hana datang merusak segalanya. Aku menutup mataku bersiap dengan semua hal terburuk nantinya, aku akan berusaha keras karena ini akan mempertaruhkan pernikahan ku dan nasib ketiga anakku. Pagi menjelang aku tak lupa untuk menunaikan sholat shubuh yang seharusnya berjamaah dengan Khumairah seperti yang kami lakukan seperti biasa tapi kali ini dia bahkan tak membangunkan ku untu
Aku memandang Khumairah berjalan menjahuiku setelah membanting gelas. Aku tak menyangka jika dia berubah menjadi sangat kasar dan penuh amarah seperti ini. Aku hanya bisa memandang nanar bagaimana dia bersikap sekarang, tak ada lagi kelembutan apalagi sikap hangat yang ada hanya sikap ketus walau dia masih menjalankan kewajibannya sehari-hari. Drt.. drt.. suara seringan telpon mengganggu lamunan Arman. "Hallo Assalamualaikum??". " Maaf ini siapa ya???". Tanyaku penasaran. Karena yang menelpon tertera nomor baru yang tidak kukenal. " Waalaikumsalam, dengan pak Arman??". Tanya dari pihak seberang. "Iya benar saya sendiri, maaf ini siapa ya pak ???". tanyaku dengan penasaran " Kami dari pihak rumah sakit Ibnu Sina pak, kami ingin menyampaikan kalau hasilnya sudah bisa dicek sekarang. Bisaka anda datang mengambil hasil lab??". ucapan seberang membuatku tersentak "Hasil lab??". loe bukannya hasilnya nanti ya pak??". Tanyaku kebingungan " Benar pak kebetulan hasilnya ke
Maafkan aku kak karena memperlakukan kakak seperti ini tapi aku harus terbiasa mulai dari sekarang karena aku tau aku belum ada di hatimu selama ini. curahan Hati Khumairah. drt.. drt...Suara seringan telpon membuat langkah Khumairah terhenti. kemudian mengangkat telponnya. " Hallo Assalamualaikum". Khumairah mengucapkan salam. "Wa'alaikum salam Khumairah!!", Apakah kamu sedang sibuk??". Tanya Rani di seberang telpon. " Tidak juga. Aku sedang dirumah menjaga anakku. Ada kah yang bisa aku bantu ukhti???". Tanya Khumairah dengan penasaran. "Aku ingin memesan Nasi Kuning buatanmu, 1000 dos untuk jumat berkah, kira-kira kamu bisa??". Tanya Rani lagi dengan harap. " Jumat kapan ukhti??". Tanya Khumairah dengan antusias. karena mendapatkan orderan baru lagi. dan ini jumlah lumayan besar. "Pekan ini Khumairah, kamu bisa kan??". Tanya Rani penasaran sekaligus cemas. " Tentu saja aku bisa!!". Masih tau kan bagaimana prosedur pemesanannya??". Khumairah bertanya dengan s
"Arman tidak bisa ayah, kalian semua jangan keterlaluan!! ".Bentakku dengan Amarah meledak. " Baiklah tapi jangan harap kau bisa menikah resmi dengannya!!". Ayahku menjawab dengan tajam Aku mengalihkan pandanganku kepada Khumairah yang sejak tadi diam. Entah apa yang dia pikirkan sampai membuat perjanjian konyol ini. Aku tidak menyangkah dia bisa merinci perjanjian tidak masuk akal bagiku. "Khumairah jangan seperti ini!! kamu sudah merasakan bagaimana rasanya punya orangtua yang bahkan tidak bisa ada untukmu dan sekarang kamu melakukannya kepada anak itu??". Tanyaku dengan marah dan tatapan nyalang. Khumairah tersenyum simpul tapi aku tau kata-kata ku barusan membuatnya pasti terluka. karena mengungkit bagaimana perlakuan orangtua nya kepadanya. Dengan berlipat tangan Khumairah menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Tatapan yang tak pernah kuterima selama menikah dengannya. "Aku dengannya berbeda kak, begitupun dengan anakku!!". Bukan aku menghinanya, tapi jika dilah
Aku kembali ke kantor karena tadi aku izin terlambat kepada atasanku. kini pikiranku bercabang-cabang tidak tenang bahkan sampai sore pulang kantor seperti ini pun belum bisa membuat pikiranku tenang. drt.. drt.. Hana Is calling Aku yang melihat siapa yang menelpon itu langsung menghembuskan nafas kasar. Serasa sangat malas untuk meladeninya. "Hallo. Assalamualaikum". Ucapku dengan malas " Waalaikumsalam, Arman kamu dimana??". tanya Hana. "Dijalan menuju cafe tempat janjian, ada apa?? ". Tanyaku dengan dingin. Entahlah sejak mendengar percakapan rekaman tadi aku malas meladeni nya. cintaku padanya yang dulunya menggebu kini seakan terkikis tak bersisa. " Tidak ada, aku hanya memastikan pertemuan itu jadi atau tidak!!". Hana berucap kembali "Jadi kok!!". Khumairah juga akan datang beserta dengan keluargaku". Ya, aku menelpon kedua orang tuaku dan khumairah untuk datang membahas kelanjutan dari perjanjian itu. sekaligus mengurus pernikahan itu secepatnya. " Mak
Melihat suasana yang tiba-tiba tegang saat mendengar perkataan Arha tadi, aku berusaha mengalihkan pembicaraan. "Hana, ada yang akan kami bahas denganmu!!". Ucapku memandang Hana dengan tatapan membunuh. Bisa-bisanya dia mengajarkan yang tidak-tidak pada anakku. " Silahkan saja, memang membahas apa ya??". Tanya Hana dengan sikap angkuh seolah-olah apa yang barusan terjadi bukan apa-apa. "Tentang Arha dan pernikahan kita!!".Ucapku dingin masih diliputi amarah. " Oh.. Sudah ada keputusan ternyata!!". Baguslah kalau mau menepati janji!!". Ucapnya sambil mengibaskan rambutnya. Merasa menang karena akhirnya keinginannya menikah denganku terlaksana. Aku bisa melihat tatapan marah dan emosi dari raut kedua orang tuaku. Bunda mengambil surat perjanjian itu dan memberikannya kepada Hana. "Bacalah itu surat yang harus kamu tandatangani jika ingin pernikahan ini terlaksana!! ". Bunda memberikan surat perjanjian itu kepada Hana dengan kasar. Hana mengambil kertas tersebut kemu