Aku memandang Khumairah berjalan menjahuiku setelah membanting gelas. Aku tak menyangka jika dia berubah menjadi sangat kasar dan penuh amarah seperti ini.
Aku hanya bisa memandang nanar bagaimana dia bersikap sekarang, tak ada lagi kelembutan apalagi sikap hangat yang ada hanya sikap ketus walau dia masih menjalankan kewajibannya sehari-hari. Drt.. drt.. suara seringan telpon mengganggu lamunan Arman. "Hallo Assalamualaikum??". " Maaf ini siapa ya???". Tanyaku penasaran. Karena yang menelpon tertera nomor baru yang tidak kukenal. " Waalaikumsalam, dengan pak Arman??". Tanya dari pihak seberang. "Iya benar saya sendiri, maaf ini siapa ya pak ???". tanyaku dengan penasaran " Kami dari pihak rumah sakit Ibnu Sina pak, kami ingin menyampaikan kalau hasilnya sudah bisa dicek sekarang. Bisaka anda datang mengambil hasil lab??". ucapan seberang membuatku tersentak "Hasil lab??". loe bukannya hasilnya nanti ya pak??". Tanyaku kebingungan " Benar pak kebetulan hasilnya keluar lebih cepat daris sebelumnya karena itu permintaan langsung dari dokter yang menangani anda kemaren". Bapak di seberang telpon menjelaskan. "Baiklah pak, saya akan kesana sekarang!!". ucapku setelah menerima telpon dengan cemas " Baik pak ditunggu!!", telpon dimatikan secara sepihak. Aku menelpon kedua orang tuaku untuk mengabarkannya, mereka malah berprasangka tidak baik karena ini berbeda dari jadwal yang telah ditentukan pihak rumah sakit sebelumnya. kami sudah janjian disana untuk bersama mengambilnya. aku juga sudah memberitahu Khumairah jika hasilnya keluar tapi tanggapannya membuatku pusing. "Khumairah aku akan kerumah sakit karena hasil lab nya sudah keluar!!". Kataku begitu sampai dikamarnya mengabarkan apa yang baru saja kudengar. " Iya silahkan saja setelah itu kita akan ke notaris". Ucap Khumairah tanpa melihatku sibuk dengan kedua anak kami. "Tapi Khumairah tidak bisa ka itu ditunda dulu!!. Aku ingin memastikan segala hal??". mohon ku padanya. " Tidak ada alasan bagiku, terima itu atau aku mundur dari pernikahan ini??". Menatapku tajam "Baiklah".. pasrah ku lelah berdebat dengannya. Untuk saat ini aku tak mau memperkeruh suasana maka sebisa mungkin kami tak bertengkar apalagi kondisi nya seperti. aku sangat berharap dukungan tapi yang aku dapat malah sikap dingin dan acuh. " Baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya jangan khawatir, Assalamu'alaikum". Aku mengucapkan salam sebelum keluar dari kamarnya berlalu pergi. POV Khumairah Sejak perempuan bernama Hana itu datang kerumah menjelaskan semuanya aku tak bisa bersikap manis seperti biasanya, jujur saja aku khawatir dengan ancamannya yang akan menyingkirkan aku dan kedua anakku itulah sebabnya aku menggunakan notaris sebelum kak Arman menikahi perempuan itu. Aku hanya mengamankan milik dan Hak anakku saja sebelum akhirnya kami nantinya berpisah. Aku sangat tau perempuan sepertinya sangat licik. Flashback on Tok.. Tok.. Suara ketukan terdengar dari depan. Aku bergegas kedepan untuk menyambut tamu dengan pakaian lengkap tentu saja "Maaf ya Mba cari siapa??". Tanyaku penasaran karena tak mengenal wanita ini beserta dengan anaknya. " Ohw kamu istrinya Arman??". tanya nya dengan tatapan Menyelidik seperti menandaiku dari atas sampai bawah. "Iya saya Istri kak Arman, ada yang bisa saya bantu???".Tanyaku penasaran " Apa tamu akan dibiarkan diluar seperti ini??".Tanya nya sangat meremehkan. Aku menghembuskan nafas mencobabersabar atas wanita tak kukenal dengan tatapan yang sungguh meremehkan orang lain. padahal kenal juga tidak tapi tingkahnya seperti sok kenal. "Silahkan masuk mba!!". aku menyingkir dari jalan mempersilahkan dia masuk beserta anaknya. " Mau minum apa mba?? Dan ya adik manis juga mau minum Apa??". tanyaku berusaha ramah. "Apa saja!!. Tolong cepat soalnya kami haus". Ucapnya seperti memerintah. " Tunggu sebentar ya!!".seruku dengan tenang walau aku jengkel setengah mati. Aku berjalan menuju dapur untuk mempersiapkan minuman dan cemilan dengan penasaran. "Silahkan diminum mba, anak manis!!". Ucapku sambil tersenyum. Perempuan itu meminum minuman yang telah ku sediakan begitupula dengan anaknya. " To do Point saja, saya datang kesini ingin bertemu dengan istri Arman untuk menyampaikan sesuatu!!".Ucapnya dengan angkuh. Aku mengkerut kan kening mendengar cara bicara wanita ini. Sungguh dia wanita tak punya sopan santun. "Iya mba silahkan saja!!. Khumairah masih berusaha meredam emosinya yang mulai terpancing. " Saya Hana!! Saya adalah kekasih Arman dan anak ini bernama Arha, dia adalah Putrinya Arman!!". Ucap Hana. Duar.. seperti petir menggelegar dan menyambar di dekatku membuatku tersentak kaget tak percaya. "Maksudnya??? Aku bertanya dengan bingung dan sangat kaget. " Seperti yang kau dengar aku adalah kekasih Arman dimasa Lalu dan anak ini adalah anak kami, hasil hubungan kami!!". Ucapnya tanpa merasa bersalah "Astaghfirullah".. Aku memegang dadaku yang sangat sesak rasanya. " Maaf Mba Hana seperti nya mba Hana keliru tidak mungkin Kak Arman suami saya seperti itu!!".Ucap Khumairah menggelengkan kepala nya tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Tapi itu benar Khumairah, ini bukti kami pernah bersama!! Ucapnya sambil memperlihatkan banyak foto dan memperlihatkan ku video kebersamaannya dengan kak Arman. " Kami berpisah karena Tua bangka yang sok suci dan sok kaya itu!!".Ucapnya Hana dengan jengkel " Ya Allah, Ya Robbi".. Dengan tangan gemetar aku mengambil satu persatu foto yang ada dan mengambil hape mba Hana untuk kulihat. Air mataku mengalir dengan deras, dadaku terasa nyeri serasa dihantam palu besar yang tidak kasat mata "Aku tidak bohong Khumairah, aku datang kesini memberitahu mu untuk mengizinkan Arman menikahi ku dan aku akan mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku!!".Ucap Hana menatap tajam kepadaku " Apa maksudnya??". kepemilikan apa yang mba Hana maksud?? Tanyaku dengan tangis yang mulai meredah. "Tentu semua yang sekarang ini kamu nikmati, itu harusnya menjadi hakku dengan anakku!!".Ucap Hana dengan sombong. " Dan akan kupastikan bahkan orangtuanya tidak akan bisa mengaturnya apalagi memisahkan aku dengan Arman. Akan ku buat Arman membenci seluruh keluarganya!!". Menatapku dengan tatapan penuh dengan amarah. Aku tergelak mendengar ucapannya, kepemilikan seperti apa?? bahkan mereka tidak pernah menikah dan apa tadi membuat kak Arman membenci orangtuanya?? " Maaf mba Hana, apa mba sedang bermimpi?? Tanyaku tajam menusuk jengkel kepadanya karena dia membawa nama mertuaku dan mengatainya. "Tentu tidak!! Setelah aku menikah dengan Arman bersiaplah kehilangan semuanya!!".Ucapnya dengan sangat sombong. Aku yang tadinya menangis meratapi nasibku karena ternyata suamiku punya kekasih dimasa lalu kini menunjukkan taringku. Tak akan kubiarkan dia mengambil hak ku dan anakku dan menghina kedua mertua yang kusayangi. " Maaf mba Hana, apa mba tak punya kaca dirumah??". Atau mba ini tak pernah belajar agama??". tanyaku dengan pedas. "Apa Maksudmu Ha!!.. mba Hana berteriak dengan keras sambil menunjukku dengan amarah meluap-luap. Aku menggelengkan kepalaku memperhatikan sikapnya, dia tidak sadar ada putrinya disebelahnya. " Maaf mba Hana, Aku tidak akan membiarkan siapapun menindas ku dan menghina kedua mertuaku apalagi dengan perempuan yang bahkan memiliki anak diluar nikah!!".Ucapku menatapnya dan merendahkannya. Dia berhasil membangunkan macan tidur, apalagi dia berusaha mengusik hak kedua anakku dan menghina mertua yang paling kusayangi. "Kurang ajar!!! ". Umpatnya sambil melayangkan tangan kepadaku. Segera kutangkap tangannya dan kuhempaskan dengan kasar. " Dengar mba menurut aturan agama Islam, anak yang dilahirkan dari hubungan diluar nikah itu tak akan mendapatkan Nasab dari Ayahnya beserta keluarganya begitupula dengan Harta bendanya. Anak itu hanya bisa mengikuti mba Hana bukan kak Arman.".Ucapku menjelaskan sedetail mungkin "Omong kosong, anak ini darah dagingnya nda mungkin bisa seperti itu!!".Seru mba Hana nda terima dengan perkataanku " Itu memang Faktanya mba!!". Ucapku melihatnya tentu saja meremehkannya. "Kita lihat saja, siapa yang akan didepak lebih dulu dari kehidupan Arman!!", tantangnya dengan angkuh. Aku tersenyum simpul mendengar ucapannya, dia tidak tau saja aku bukan orang bodoh yang bisa dia tindas. Dia tidak tau berhadapan dengan siapa. Flashback off Aku akan merencanakan hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya tentu saja itu adalah kejutan untuk orang sombong sepertinya.Maafkan aku kak karena memperlakukan kakak seperti ini tapi aku harus terbiasa mulai dari sekarang karena aku tau aku belum ada di hatimu selama ini. curahan Hati Khumairah. drt.. drt...Suara seringan telpon membuat langkah Khumairah terhenti. kemudian mengangkat telponnya. " Hallo Assalamualaikum". Khumairah mengucapkan salam. "Wa'alaikum salam Khumairah!!", Apakah kamu sedang sibuk??". Tanya Rani di seberang telpon. " Tidak juga. Aku sedang dirumah menjaga anakku. Ada kah yang bisa aku bantu ukhti???". Tanya Khumairah dengan penasaran. "Aku ingin memesan Nasi Kuning buatanmu, 1000 dos untuk jumat berkah, kira-kira kamu bisa??". Tanya Rani lagi dengan harap. " Jumat kapan ukhti??". Tanya Khumairah dengan antusias. karena mendapatkan orderan baru lagi. dan ini jumlah lumayan besar. "Pekan ini Khumairah, kamu bisa kan??". Tanya Rani penasaran sekaligus cemas. " Tentu saja aku bisa!!". Masih tau kan bagaimana prosedur pemesanannya??". Khumairah bertanya dengan s
"Arman tidak bisa ayah, kalian semua jangan keterlaluan!! ".Bentakku dengan Amarah meledak. " Baiklah tapi jangan harap kau bisa menikah resmi dengannya!!". Ayahku menjawab dengan tajam Aku mengalihkan pandanganku kepada Khumairah yang sejak tadi diam. Entah apa yang dia pikirkan sampai membuat perjanjian konyol ini. Aku tidak menyangkah dia bisa merinci perjanjian tidak masuk akal bagiku. "Khumairah jangan seperti ini!! kamu sudah merasakan bagaimana rasanya punya orangtua yang bahkan tidak bisa ada untukmu dan sekarang kamu melakukannya kepada anak itu??". Tanyaku dengan marah dan tatapan nyalang. Khumairah tersenyum simpul tapi aku tau kata-kata ku barusan membuatnya pasti terluka. karena mengungkit bagaimana perlakuan orangtua nya kepadanya. Dengan berlipat tangan Khumairah menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Tatapan yang tak pernah kuterima selama menikah dengannya. "Aku dengannya berbeda kak, begitupun dengan anakku!!". Bukan aku menghinanya, tapi jika dilah
Aku kembali ke kantor karena tadi aku izin terlambat kepada atasanku. kini pikiranku bercabang-cabang tidak tenang bahkan sampai sore pulang kantor seperti ini pun belum bisa membuat pikiranku tenang. drt.. drt.. Hana Is calling Aku yang melihat siapa yang menelpon itu langsung menghembuskan nafas kasar. Serasa sangat malas untuk meladeninya. "Hallo. Assalamualaikum". Ucapku dengan malas " Waalaikumsalam, Arman kamu dimana??". tanya Hana. "Dijalan menuju cafe tempat janjian, ada apa?? ". Tanyaku dengan dingin. Entahlah sejak mendengar percakapan rekaman tadi aku malas meladeni nya. cintaku padanya yang dulunya menggebu kini seakan terkikis tak bersisa. " Tidak ada, aku hanya memastikan pertemuan itu jadi atau tidak!!". Hana berucap kembali "Jadi kok!!". Khumairah juga akan datang beserta dengan keluargaku". Ya, aku menelpon kedua orang tuaku dan khumairah untuk datang membahas kelanjutan dari perjanjian itu. sekaligus mengurus pernikahan itu secepatnya. " Mak
Melihat suasana yang tiba-tiba tegang saat mendengar perkataan Arha tadi, aku berusaha mengalihkan pembicaraan. "Hana, ada yang akan kami bahas denganmu!!". Ucapku memandang Hana dengan tatapan membunuh. Bisa-bisanya dia mengajarkan yang tidak-tidak pada anakku. " Silahkan saja, memang membahas apa ya??". Tanya Hana dengan sikap angkuh seolah-olah apa yang barusan terjadi bukan apa-apa. "Tentang Arha dan pernikahan kita!!".Ucapku dingin masih diliputi amarah. " Oh.. Sudah ada keputusan ternyata!!". Baguslah kalau mau menepati janji!!". Ucapnya sambil mengibaskan rambutnya. Merasa menang karena akhirnya keinginannya menikah denganku terlaksana. Aku bisa melihat tatapan marah dan emosi dari raut kedua orang tuaku. Bunda mengambil surat perjanjian itu dan memberikannya kepada Hana. "Bacalah itu surat yang harus kamu tandatangani jika ingin pernikahan ini terlaksana!! ". Bunda memberikan surat perjanjian itu kepada Hana dengan kasar. Hana mengambil kertas tersebut kemu
Setelah perdebatan panjang didalam cafe, kami pulang kerumah dengan keputusan yang final. Aku akan menikah dengan Hana dengan resmi walau tak akan ada pesta seperti pernikahan ku dengan Khumairah. Sangat banyak drama menguras emosi sejak tadi, tak tau harus ku lampiaskan kepada siapa. sedangkan sejak pulang keluar dari cafe Khumairah diam seribu bahasa bahkan dia tak ingin pulang bersama ku. tapi setelah aku paksa barulah dia mau. "Apa yang sebenarnya kamu dan orangtuaku rencanakan Khumairah??".Tanyaku kepadanya saat kami dijalan menuju rumah. " Kami hanya melindungi seharusnya dilindungi".Ucap Khumairah dengan tenang "Apa maksudmu Khumairah??".Tanyaku penasaran. " Tidak da kok, nanti kakak akan tau sendiri apa tujuan kami melakukan semua ini".Ucap Khumairah mengindikkan bahunya tanda tidak peduli. Aku semakin penasaran apa sebenarnya yang dia lakukan bersama kedua orangtuaku karena perjanjian itu memang sangat tepat untuk orang berjaga-jaga.
Setelah menelpon aku kembali kekamar untuk istirahat bersama dengan kedua anakku. Dan mungkin setelah ini dan seterusnya akan tidur disini. Aku juga sudah memindahkan semua barangku kemar ini. Saat Aku sampai didepan pintu hendak masuk, Kak Arman memanggilku. "Khumairah!! ". Panggil kak Arman " hmm".. Aku hanya menjawab dengan deheman "Aku Pengen minta itu, ini malam jumat".Ucapnya tanpa malu. Aku berbalik memandangnya dengan tatapan sendu, artiku hanya sebatas penyalur hasrat biologis baginya ternyata. Aku hanya bisa tersenyum kecut, dan mengangguk karena bagaimanapun dia adalah suamiku dan aku wajib melayaninya. Ya malam ini kami bergumul dengan baik walau tak ada cinta, aku diam saja saat kak Arman menyentuh ku. Aku hanya menjalankan kewajibanku saja selebihnya aku tidak tidak perduli. "Khumairah, aku".. Ucapan kak Arman terbata melihatku menangis ketika pergerumulan halal itu selesai. " Sudah selesaikan?? Tanyaku sera
"Wa.. Parah itu bro kalau gitu, pantas aja ortu dan istri loe berubah gitu".Ucap Raihan lagi " Entahlah aku pusing harus melakukan apa. Apalagi aku akan menikah dengan Hana minggu depan".Ucapku menunduk lemas. "Apa?? teriaknya lagi. " Dasar pea, berisik tau ga!!. Orang pusing malah loe tambahin".Ucap Rama memukul kepala Reihan dengan jengkel. "Ya maaf bro, gue kan terkejut".Ucap Raihan mengelus kepalanya karena tabokan. "Jadi Istri dan keluarga loe mengizinkan loe nikah lagi?? Tanya Rama penasaran. Raihan juga memasang telinga dan wajahnya baik-baik untuk mendengarkan penjelasan sahabatnya ini. " Iya mereka mengizinkanku menikahi Hana, Hanya saja semuanya tera
Setelah berkutat selama 2 jam di dapur akhirnya masakan mereka sudah selesai tinggal bagian pengantaran makanannya saja. Kebetulan Acara ini adalah acara Makan siang dan jumat berkah. Dan setelah ini mereka akan masak lagi untuk Acara sore hari. Maya dan 2 karyawan lainnya bertugas mengantar pesanan. Sedangkan Khumairah bersama yang lainnya kembali bertempur dengan dapur setelah sholat duhur dan makan berjamaah. Kebiasaan mereka sejak pertama kali bergabung adalah makan bersama dan saling berbagi keluhan ketia ada yang dirasa tak nyaman. Walaupun usianya dibawah mereka Khumairah tetap menempatkn dii menegur dengan cara yang baik. Khumairah memperlakukan mereka dengan sangat baik, Maka dari itu mereka sangat senang dan menganggap Khumairah seperti anak mereka sendiri. "Bagaimana ibu-ibu kalian masih sanggup ga??". Ucapku kepada karyawanku setelah makan siang. " Masih dong nak, kami kan ibu-ibu kuat!!. iya ga teman-teman?? Tanya ibu-ibu lain. "Benar nak, lagian juga kami s