Melihat suasana yang tiba-tiba tegang saat mendengar perkataan Arha tadi, aku berusaha mengalihkan pembicaraan. "Hana, ada yang akan kami bahas denganmu!!". Ucapku memandang Hana dengan tatapan membunuh. Bisa-bisanya dia mengajarkan yang tidak-tidak pada anakku. " Silahkan saja, memang membahas apa ya??". Tanya Hana dengan sikap angkuh seolah-olah apa yang barusan terjadi bukan apa-apa. "Tentang Arha dan pernikahan kita!!".Ucapku dingin masih diliputi amarah. " Oh.. Sudah ada keputusan ternyata!!". Baguslah kalau mau menepati janji!!". Ucapnya sambil mengibaskan rambutnya. Merasa menang karena akhirnya keinginannya menikah denganku terlaksana. Aku bisa melihat tatapan marah dan emosi dari raut kedua orang tuaku. Bunda mengambil surat perjanjian itu dan memberikannya kepada Hana. "Bacalah itu surat yang harus kamu tandatangani jika ingin pernikahan ini terlaksana!! ". Bunda memberikan surat perjanjian itu kepada Hana dengan kasar. Hana mengambil kertas tersebut kemu
Setelah perdebatan panjang didalam cafe, kami pulang kerumah dengan keputusan yang final. Aku akan menikah dengan Hana dengan resmi walau tak akan ada pesta seperti pernikahan ku dengan Khumairah. Sangat banyak drama menguras emosi sejak tadi, tak tau harus ku lampiaskan kepada siapa. sedangkan sejak pulang keluar dari cafe Khumairah diam seribu bahasa bahkan dia tak ingin pulang bersama ku. tapi setelah aku paksa barulah dia mau. "Apa yang sebenarnya kamu dan orangtuaku rencanakan Khumairah??".Tanyaku kepadanya saat kami dijalan menuju rumah. " Kami hanya melindungi seharusnya dilindungi".Ucap Khumairah dengan tenang "Apa maksudmu Khumairah??".Tanyaku penasaran. " Tidak da kok, nanti kakak akan tau sendiri apa tujuan kami melakukan semua ini".Ucap Khumairah mengindikkan bahunya tanda tidak peduli. Aku semakin penasaran apa sebenarnya yang dia lakukan bersama kedua orangtuaku karena perjanjian itu memang sangat tepat untuk orang berjaga-jaga.
Setelah menelpon aku kembali kekamar untuk istirahat bersama dengan kedua anakku. Dan mungkin setelah ini dan seterusnya akan tidur disini. Aku juga sudah memindahkan semua barangku kemar ini. Saat Aku sampai didepan pintu hendak masuk, Kak Arman memanggilku. "Khumairah!! ". Panggil kak Arman " hmm".. Aku hanya menjawab dengan deheman "Aku Pengen minta itu, ini malam jumat".Ucapnya tanpa malu. Aku berbalik memandangnya dengan tatapan sendu, artiku hanya sebatas penyalur hasrat biologis baginya ternyata. Aku hanya bisa tersenyum kecut, dan mengangguk karena bagaimanapun dia adalah suamiku dan aku wajib melayaninya. Ya malam ini kami bergumul dengan baik walau tak ada cinta, aku diam saja saat kak Arman menyentuh ku. Aku hanya menjalankan kewajibanku saja selebihnya aku tidak tidak perduli. "Khumairah, aku".. Ucapan kak Arman terbata melihatku menangis ketika pergerumulan halal itu selesai. " Sudah selesaikan?? Tanyaku sera
"Wa.. Parah itu bro kalau gitu, pantas aja ortu dan istri loe berubah gitu".Ucap Raihan lagi " Entahlah aku pusing harus melakukan apa. Apalagi aku akan menikah dengan Hana minggu depan".Ucapku menunduk lemas. "Apa?? teriaknya lagi. " Dasar pea, berisik tau ga!!. Orang pusing malah loe tambahin".Ucap Rama memukul kepala Reihan dengan jengkel. "Ya maaf bro, gue kan terkejut".Ucap Raihan mengelus kepalanya karena tabokan. "Jadi Istri dan keluarga loe mengizinkan loe nikah lagi?? Tanya Rama penasaran. Raihan juga memasang telinga dan wajahnya baik-baik untuk mendengarkan penjelasan sahabatnya ini. " Iya mereka mengizinkanku menikahi Hana, Hanya saja semuanya tera
Setelah berkutat selama 2 jam di dapur akhirnya masakan mereka sudah selesai tinggal bagian pengantaran makanannya saja. Kebetulan Acara ini adalah acara Makan siang dan jumat berkah. Dan setelah ini mereka akan masak lagi untuk Acara sore hari. Maya dan 2 karyawan lainnya bertugas mengantar pesanan. Sedangkan Khumairah bersama yang lainnya kembali bertempur dengan dapur setelah sholat duhur dan makan berjamaah. Kebiasaan mereka sejak pertama kali bergabung adalah makan bersama dan saling berbagi keluhan ketia ada yang dirasa tak nyaman. Walaupun usianya dibawah mereka Khumairah tetap menempatkn dii menegur dengan cara yang baik. Khumairah memperlakukan mereka dengan sangat baik, Maka dari itu mereka sangat senang dan menganggap Khumairah seperti anak mereka sendiri. "Bagaimana ibu-ibu kalian masih sanggup ga??". Ucapku kepada karyawanku setelah makan siang. " Masih dong nak, kami kan ibu-ibu kuat!!. iya ga teman-teman?? Tanya ibu-ibu lain. "Benar nak, lagian juga kami s
Astagfirullahaladzim".. Apa yang kulakukan.. Aku memandang nanar kepergian Khumairah. Ya Allah bagaimana ini, jika aku berpisah dari Khumairah pasti orangtuaku akan sangat terluka. mereka sangat mencintai dan menyayangi Khumairah apalagi bundaku. Monologku dalam hati. "Sial!. sial!!..Sialan!!. Aku tak berhenti mengumpat sambil memukul kursi melampiaskan emosiku.. Tidak bisa Aku tidak bisa berpisah dari Khumairah apapun yang terjadi. Aku tak ingin kehilangan harta warisan ku itu. tidak boleh.. Aku berlari ke kamar menemui Khumairah untuk membujuknya. Tapi pintunya terkunci. Aku tak mungkin menggedor pintu karena pasti akan mengagetkan sikembar yang ada didalam bersama Khumairah. Aku hanya bisa pasrah kembali ke kamarku untuk memikirkan cara agar Khumairah tidak berpisah dariku. "Khumairah kita harus bicara!!".Ucapku saat melihatnya membuat sarapan seperti biasa dipagi hari. Dia tidak menjawab, hanya meletakkan makanan di diatas meja kemudian b
Seminggu berlalu, Arha juga seudah sembuh dan pernikahan ku dan Hana pun terlaksana. Orangtuaku beserta Khumairah pun tidak datang. Ya tentu saja pernikahan yang tidak diinginkan mereka pun akhirnya terlaksana. Pernikahan ku kali ini betul sangat sederhana karena dilaksanakan dirumah kami yang baru, ya orangtuaku membeli rumah untuk Hana dan Arha mengatas namakan anakku sesuai perjanjian dengan orangtuaku dan Khumairah. Sikap Khumairah dan kedua orangtuaku pun tidak berubah, walau Khumairah tetap melayani ku seperti biasa tapi aku betul-betul merasakan kehampaan bahkan ketika berhubungan badan pun seperti melepaskan syahwat halal saja selebihnya tidak ada rasa. "Kita pergi jalan-jalan yuk besok menikmati bulan madu mau ga?? Tanya Hana bergelayut manja kepadaku. Ya acara pernikahan pun sudah selesai tanpa ada pendampingan hanya ketua Rt dan RW serta beberapa orang yang menghadiri. " Aku tidak bisa Hana pembagian Hari sudah dijadwalkan 3 hari disini d
Setelah semua orang pergi meninggalkanku, aku hanya bisa duduk termenung dengan segala yang terjadi. Aku kemudian bangkit untuk pulang kerumah Hana karena bsok jadwalku bebas sesuai keinginanku. "Assalamualaikum".Aku mengucapkan salam ketika hendak masuk dalam rumah. Hana kemudian muncul dari atas tangga menggunakan lingerie transparan mengundang birahi, astaga sepertinya dia memang sengaja mempersiapkan nya. Aku berjalan mendekatinya dan memasuki kamar kami dan tentu saja pergumulan halal pun terlaksana. "Bagaimana sayang kamu puas?? ".Setelah 2jam kami berbagai peluh kesah. " Tentu kamu selalu memuaskan".Ucapku mencolek hidungnya. "Tentu saja akan ku buat kamu tergila-gila dengan pelayanan ku sayang".Hana berucap sembari memainkan dada bidang suaminya itu. " Tentu sayang, aku memang sangat puas denganmu sejak dulu". Ucapku senang Mungkin inilah dinamakan nikma