Setelah semua orang pergi meninggalkanku, aku hanya bisa duduk termenung dengan segala yang terjadi. Aku kemudian bangkit untuk pulang kerumah Hana karena bsok jadwalku bebas sesuai keinginanku.
"Assalamualaikum".Aku mengucapkan salam ketika hendak masuk dalam rumah. Hana kemudian muncul dari atas tangga menggunakan lingerie transparan mengundang birahi, astaga sepertinya dia memang sengaja mempersiapkan nya. Aku berjalan mendekatinya dan memasuki kamar kami dan tentu saja pergumulan halal pun terlaksana. "Bagaimana sayang kamu puas?? ".Setelah 2jam kami berbagai peluh kesah. " Tentu kamu selalu memuaskan".Ucapku mencolek hidungnya. "Tentu saja akan ku buat kamu tergila-gila dengan pelayanan ku sayang".Hana berucap sembari memainkan dada bidang suaminya itu. " Tentu sayang, aku memang sangat puas denganmu sejak dulu". Ucapku senang Mungkin inilah dinamakan nikmaAku hanya bisa menatap sendu mereka, bahkan mereka tega memperlakukan aku seperti ini karena rasa sayangnya kepada Khumairah. Padahal akulah anak kandung mereka. "Permisi". Kami tersentak kaget saat ada sister menyapa kami. " Iya suster??". Tanyaku penasaran "Apa kalian orangtua Arha?? ". Tanya nya lagi " Iya dokter kami kedua orangtuanya, ada apa?? Tanyaku was-was takut terjadi sesuatu pada Arha. "Kami masih membutuhkan darah, silahkan kalian berdua ikut kami untuk menyumbangkan darah".Ucap Suster lagi " Golongan darah anak kami apa suster?? Tanyaku penasaran " golongan darah nak Arha AB+ , siapakah diantara kalian memiliki golongan darah itu??? ". Aku diam mematung mendengar golongan darah putriku, aku tahu betul kalau diantara kami berdua tidak ada yang memiliki golongan darah yang sama dengannya. Tapi bagaimana bisa golongan darah kami tidak cocok. " Maaf suster tapi kami berdua tidak ada yang ber golongan darah AB+ ". " Kalian benar kedua orangtua Arha??".
Aku kembali ke rumah ku karena mendapatkan telpon dari Khumairah jika ada orang datang kerumah mengakui sebagai pemilik baru rumah. Aku mengajak kepolisian untuk menemui orang tersebut karena aku yakin mereka adalah penadah barang curian. "Ya Allah, Ampuni aku jika aku sangat berdosa sampai kau memberikanku cobaan seperti ini". tangisku dalam mobil yang sedang melaju. Aku akan kehilangan segalanya yang kumiliki karena Hana membawanya kabur bahkan sepertinya dia sudah menjual semuanya. Aku juga sudah kehilangan Khumairah karena membelanya, dan kemungkinan akan kehilangan kedua orang tuaku juga karena mereka pasti akan sangat murka kepadaku. "Sial.. sial.. Sialan kau Hana!!. Kenapa kau lakukan ini padaku. Apa salahku!!". Teriakku frustasi memukul stir mobil melampiaskan emosiku. Dan bagaimana dengan Arha, apakah dia anakku?? tapi tidak mungkin hasil tes DNA itu berbohong karena aku membayar mahal dan menjamin keas
"Ya Allah, bagaimana ini, sekarang aku kehilangan segalanya. Khumairah bahkan sudah tak sudi bersamamu". Aku berbicara sendiri dengan penuh rasa frustasi dan kecewa Aku Marah, aku kecewa tapi tak punya tempat untuk mengadu hanya kepada-Mu Ya Allah. Ampuni aku, kumohon jangan tinggalkan aku sendirian, pegang aku.. Tangisku pecah sambil meraung menyesali segalanya. " Aku akan membuat perhitungan kepadamu Hana jika sampai kau ketemu, akan ku buat kau menyesal membalas cintaku sepeti ini!!!"... teriakku dalam hati. Drt.. drt.. "Assalamu alaikum". Ucapku begitu mengangkat telpon. perasaan ku tiba-tiba merasa tidak enak mendapati telpon pihak Hrd kantorku. Ada apa gerakan sampai beliau menelponku saat masa cutiku. "Waalaikumusslam". Maaf Arman, bisaka kamu ke kantor besok pagi?? Pak Imran bertanya dengan suara tegas. " Iya pak insya Allah, tapi ada apa ya??". Tanyaku hati-hati??? "Tidak ada Arman, hanya saja proyek yang sedang kamu tangani be
Setelah keluar dari kantor polisi tujuan utamaku adalah toko perhiasan tempat Hana menjual perhiasan peninggalan Ibu Khumairah. Aku sangat tau betapa berharganya perhiasan itu baginya karena hanya itu yang dia miliki dari Almarhumah ibunya. "Permisi Mba saya Arman yang waktu tempo hari bersama polisi kemari". Ucapku saat sampai di toko perhiasan terbesar di kota ini. " Oh iya silahkan masuk pak, anda sudah ditunggu oleh bos kami". Ucap karyawan perhiasan itu. " Terima kasih mba, kalau boleh tau ruangannya yang mana ya??".Tanyaku dengan ramah. Silahkan masuk saja didalam, Di pintu ada tertulis manager. Ucapnya membalas senyumanku. "Terima kasih mba, Saya masuk dulu. Permisi!! ". Aku berucap sambil berlalu meninggalkan pegawai tersebut. Aku memasuki ruangan dan benar ada tertulis manager di pintu. Aku mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Tok.. tok.. "Assalamualaikum". " Waalaik
Arha menceritakan semua yang dia alami selama ini. dia tidak pernah membuka mulutnya tentang kelakuan Hana karena diancam olehnya. Ya Allah, Ya robbi perempuan seperti apa yang kucintai itu. Aku sungguh menyesal tak mendengarkan ucapan bundaku tentang Hana. sekarang sudah terlanjur jadi bubur dan tak bisa kembali lagi. Aku mengorbankan pernikahan ku yang sempurna dengan Khumairah untuk perempuan murahan seperti Hana. "Ya sudah, nanti Arha minta maaf sama Ummi Khumairah dan Nenek serta kakek ya nak!! ". Ucapku masih berusaha menenangkan Arha yang masih menangis. " Iya papa, tapi apakah mereka akan memaafkanmu??". Tanyanya menatapku dengan mata sembab. "Mereka sangat menyayangimu nak, pasti mereka akan memaafkanmu. Asal jangan ulangi lagi ya!!". Perintah ku padanya dengan lembut. " Iya papa maafkan Arha!!". Ucapnya menangis lagi. "cup.. cup.. Anak ayah yang paling cantik dan paling pintar jangan nangis
Kini aku berada di kantor polisi karena security menarik paksa aku dan membawahku ke kantor polisi karena membuat keonaran dirumah orang. Aku menjelaskan kepada polisi kalau aku tidak bermaksud seperti itu tapi tetap saja aku harus diamankan dan diminta menandatangani perjanjian untuk tidak datang kerumah itu lagi membuat keonaran. sekali lagi aku membuat keributan maka aku akan dipenjara beberapa bulan. Aku hanya bisa sarah menandatangani nya karena aku tak mau masuk penjara. "Aku sudah menandatangani nya pak, aku tidak bermaksud berbuat keonaran hanya saja aku ingin bertemu istri dan anakku". Ucapku sendu memandang polisi tersebut. " Tapi cara anda salah pak!!". anda sudah diberitahu dengan baik jika istri anda tak mau bertemu tapi anda berusaha menerobos masuk sedangkan disna banyak akhwat bercadar. Saya tidak terla
Aku jatuh terduduk pendengar pengakuan Khumairah, bagaimana aku menghinanya, menyetubuhinya tanpa memperdulikan perasaannya seperti jalang. dan bagaimana kasarnya aku kepadanya. Semua bayangan itu menari-nari di benakku. Aku tertunduk malu karena diriku lah memang yang tak pantas diberi kesempatan karena sudah keterlaluan. Aku tak punya alasan pembelaan selain anakku saja. "Terima saja to kamu sendiri yang melakukannya dan menyakitinya, harusnya kau malu karena tingkahmu akhirnya Khumairah membeberkan tingkah binatangmu kepada kami". Bundaku berucap sambil meninggalkanku karena sangat marah dan juga malu mendengar perkataan Khumairah tadi. Ayahku hanya menatapku datar dan penuh amarah kemudian meninggalkan diriku seorang diri. Minggu berikutnya pun tiba ikrar talak akhirnya kuucapkan walau hanya talak satu. Aku akan berusaha mendapatkan hatinya kembali. Aku akan berjuang apapun itu. pembagian Bersama sikecil pun sudah ada. 5hari dikhumairah dan 2 ha
Aku menariknya dengan kasar tidak perduli dia meronta-ronta karena tarikan ku. Aku tidak mau mempermalukan diri sendiri dengan bertengkar dihadapan khalayak dengan seorang perempuan. "Apa maksudmu kalau aku yang menyebabkan meninggalnya kedua orang tuamu?? ".Tanyaku menghempaskan tangannya dengan kasar menyebabkannya terhuyung hampir jatuh. " Oh enak ya hidupmu setelah menabrak lari orang dan bebas segala tuntutan!! ".Ucapnya mengambil batu dan melemparku. Aku yang tak siap pun terkena lemparannya menyebabkan darah mengalir dikepalaku. Aku memegang kepalaku merasakannya berdenyut. " Kau". Ucapku terbata-bata "Itu tidak sebanding dengan penderitaanku dan ketiga adikku sialan".Teriaknya mengambil banyak batu lagi kemudian melemparku. Aku berusaha menghindar walau saja tetap kena. " Dasar perempuan sialan, apa yang kau lakukan ha!! ". teriakku dengan penuh amarah. " Akh".. Aku berteriak sekuat tenaga karena rasa sakit yang mendera pa