Kini aku berada di kantor polisi karena security menarik paksa aku dan membawahku ke kantor polisi karena membuat keonaran dirumah orang.
Aku menjelaskan kepada polisi kalau aku tidak bermaksud seperti itu tapi tetap saja aku harus diamankan dan diminta menandatangani perjanjian untuk tidak datang kerumah itu lagi membuat keonaran. sekali lagi aku membuat keributan maka aku akan dipenjara beberapa bulan. Aku hanya bisa sarah menandatangani nya karena aku tak mau masuk penjara. "Aku sudah menandatangani nya pak, aku tidak bermaksud berbuat keonaran hanya saja aku ingin bertemu istri dan anakku". Ucapku sendu memandang polisi tersebut. " Tapi cara anda salah pak!!". anda sudah diberitahu dengan baik jika istri anda tak mau bertemu tapi anda berusaha menerobos masuk sedangkan disna banyak akhwat bercadar. Saya tidak terlaAku jatuh terduduk pendengar pengakuan Khumairah, bagaimana aku menghinanya, menyetubuhinya tanpa memperdulikan perasaannya seperti jalang. dan bagaimana kasarnya aku kepadanya. Semua bayangan itu menari-nari di benakku. Aku tertunduk malu karena diriku lah memang yang tak pantas diberi kesempatan karena sudah keterlaluan. Aku tak punya alasan pembelaan selain anakku saja. "Terima saja to kamu sendiri yang melakukannya dan menyakitinya, harusnya kau malu karena tingkahmu akhirnya Khumairah membeberkan tingkah binatangmu kepada kami". Bundaku berucap sambil meninggalkanku karena sangat marah dan juga malu mendengar perkataan Khumairah tadi. Ayahku hanya menatapku datar dan penuh amarah kemudian meninggalkan diriku seorang diri. Minggu berikutnya pun tiba ikrar talak akhirnya kuucapkan walau hanya talak satu. Aku akan berusaha mendapatkan hatinya kembali. Aku akan berjuang apapun itu. pembagian Bersama sikecil pun sudah ada. 5hari dikhumairah dan 2 ha
Aku menariknya dengan kasar tidak perduli dia meronta-ronta karena tarikan ku. Aku tidak mau mempermalukan diri sendiri dengan bertengkar dihadapan khalayak dengan seorang perempuan. "Apa maksudmu kalau aku yang menyebabkan meninggalnya kedua orang tuamu?? ".Tanyaku menghempaskan tangannya dengan kasar menyebabkannya terhuyung hampir jatuh. " Oh enak ya hidupmu setelah menabrak lari orang dan bebas segala tuntutan!! ".Ucapnya mengambil batu dan melemparku. Aku yang tak siap pun terkena lemparannya menyebabkan darah mengalir dikepalaku. Aku memegang kepalaku merasakannya berdenyut. " Kau". Ucapku terbata-bata "Itu tidak sebanding dengan penderitaanku dan ketiga adikku sialan".Teriaknya mengambil banyak batu lagi kemudian melemparku. Aku berusaha menghindar walau saja tetap kena. " Dasar perempuan sialan, apa yang kau lakukan ha!! ". teriakku dengan penuh amarah. " Akh".. Aku berteriak sekuat tenaga karena rasa sakit yang mendera pa
"Kakek, nenek. Papa kenapa??". Tanya Arha kebingungan melihat keduanya " Papa kamu sedang ditangani dokter nak, jangan cas ya!!Ucap Pak Burhan mengelus kepala Arha menenangkan. "Tapi kenapa kakek dan nenek seperti orang ketakutan begitu??Tanyanya dengan polos. " Tidak apa-apa nak, kami cuma khawatir dengan ayah kamu!!". Pak Burhan tersenyum paksa menjawab pertanyaan cucunya itu"Sudah ya Arha, tenang saja jangan banyak dulu bertingkah ya nak. Kami sedang pusing!!". Ibu Aminah menjawab cucunya dengan ketus. Arha yang mendengar nada bicara neneknya yang ketus menundukkan kepalanya tidak lagi bertanya karena takut. "Ayah bagaimana ini?? " Tanya Ibu Aminah kepada suaminya dengan khawatir. "Ayah sudah menyuruh orang menyelidikinya Bunda!! ". Pak Burhan mencoba menenangkan istrinya. "Bagaimana bisa ini terjadi ayah, apakah ini ada hubungannya dengan kejadian 11 tahun lalu itu?? Tanyanya dengan wajah cemas. " Ada kemungkinan Bunda, dari keter
Dalam keadaan kalut pasangan suami istri itu hanya bisa menunduk dan berdoa agar masalah ini cepat selesai. Mereka merenungi kesalahan mereka yang tidak mencari tahu sendiri bagaimana keadaan anak korban waktu itu. Kedua paruh bayah itu merasa kalau apa yang menimpa keluarga mereka Akhir-akhir ini adalah buah Karma dari yang mereka tanam waktu itu dan sekarang karma meminta balasannya. "Bagimana semua ini ayah, apakah wanita itu mau bertemu kita??". Tanya bu Aminah kepada suaminya. " Ayah juga tidak tau bunda, kita berdoa saja agar dia mau!! ". Ucapnya menunduk. Kini perasannya sangat kalut dengan penyesalan yang sangat besar. " Iya ayah semoga dia mau, aku tidak bisa membayangkan jika ada lagi korban berikutnya karena itu bukan permasalahan mereka dan mereka tak tau apapun". Ucap ibu Aminah dengan sendu dan putus asa. Keheningan terjadi diantara mereka sampai mereka terlelap dengan pikiran masing-masing. Keesokan harinya kabar baik itu datan
Kedua parubaya itu duduk lemas meratapi nasib keluarga mereka yang tak hentinya dihadapkan dengan cobaan. Setelah mereka berusaha memperbaiki diri malah aib yang selama ini mereka sembunyikan terkuak sudah. Ditengah kegundahan mereka Khumairah datang menghampiri mereka dengan mendorong troli sikembar. "Assalamualaikum. ayah bunda, Sapa Khumairah mencium tangan mereka dengan santun. " Waalaikumsalam nak, kok kamu ada disini?? Tanya Ibu Aminah kepada mantan menantu kesayangannya ini. "Aku hanya menengok kalian karena mendengar kak Arman masuk rumah sakit. Maafkan Khumairah baru bisa menjenguk".Ucap Khumairah memeluk mantan mertuanya. Hubungan Khumairah dengan kedua mantan mertuanya tetap baik walau dia bercerai dengan Arman karena Khumairah sangat menyayangi keduanya begitupun sebaliknya. Apalagi ada si kembar yang menjadi penghubung dirinya dengan keluarga mantan suaminya itu. "Bagaimana keadaan kak Ar
"Bagaimana jika itu terjadi kepada kak Arman dan ketiga cucu kalian??".Tanya Khumairah sambil menggelengkan kepalanya karena dia seakan dihantam batu besar dan itu sangat menyakitkan. " Maafkan kami nak, maafkan Kami!! ". Hikss.. Hiks.. Tangisan ibunda Arman itu semakin menjadi karena dia sendiri tak bisa membayangkan bagaimana iru terjadi. " Aku tidak menyalahkan bunda dan ayah tapi perbuatan kalian sungguh keterlaluan!!". Ucap Khumairah menangis, bukan dia merasakan, tapi sakit itu bisa dia rasakan. "Maaf nak kami bersalah dan kami sungguh menyesal".Ucap keduanya lagi. " Bagaimana dengan anak-anak itu sekarang bunda?? ". Tanya Khumairah dengan penasaran sekaligus sedih. "Keempatnya tumbuh menjadi orang sukses dan berpangkat terutama dibidang Hukum nak!! ". Ucap Pak Burhan dengan tegang terpikir lagi ancaman gadis bernama Raya itu. " Ayah kenapa kok tiba-tiba tegang?? ". Tanyanya dengan dahi mengkerut. Dengan nafas berat dan menatap Kh
Khumairah berjalan kedalam mobilnya kemudian menjalankan mobilnya menuju restorannya. Benar restoran ini adalah restoran milik ayah Arman yang diberikan kepadanya sebagai harta gini-gini sekaligus warisan untuk kedua anaknya. Mereka berdua bhrjalan beriringan masuk kedalam restoran dan disambut oleh bebrapa pegawai disana. "Selamat datang buk Khumairah , apa ibu mau pesan makanan?? Tanya dengan ramah pada bosnya. " Saya ingin keruangan ku dan sholat serta menyusui nanti sejam lagi baru saya panggil Mba Ratna ya!!" Ucap Khumairah menepuk bahu karyawannya itu. " Siap ibu bos, ditunggu ya!! Jawabnya sumringah. "Terima kasih mba Ratna tapi saya bisa minta tolong?? Tanya Khumairah dengan hormat karena karyawan ini memang jauh lebih tua dari Khumairah. " Apa de ibu bos, minta tolong segala. Ucaonya dengan bawel tapi ramah. Khumairah tersenyum dibalik cadarnya sehingga matanya menyipit "Tolong layani tamu saya dulu ya saat kami diruangan. Tak
"Kamu tau aku selalu mencarimu setiap hari tapi tak pernah berhasil menemukanmu". Ucap Khumairah berubah sendu. " Aku dan ketiga saudaraku dibuang oleh paman setelah orangtua kami meninggal". Jujur Raya mengenang masa lalu. "Dibuang bagaimana??". tanya Khumairah penasaran. " Paman membawa kami pergi menggunakan pesawat ke Jakarta tapi meninggalkan kami disana hanya berempat dengan bekal yang tak seberapa".Ucap Raya menunduk dengan mata mulai berkaca-kaca. Mendengar ucapan Sahabatnya Khumirah langsung memeluknya erat memberi kekuatan. "Kami hidup menjadi pengemis dan kami bekerja apa saja untuk makan bahkan tempat tinggal pun kami selalu pindah kesana kemari". "Ceritakan lah jika memang kamu kuat jika tidak kuat janganlah, aku tak mau membuka luka lamamu!!". Dengan menggelengkan kepalanya Raya mulai bercerita. Flashback On Raya berjalan ditengah malam karena telah pulang untuk membelikan kado sahabatnya yaitu Maira. Saat h