"Kamu tau aku selalu mencarimu setiap hari tapi tak pernah berhasil menemukanmu". Ucap Khumairah berubah sendu.
" Aku dan ketiga saudaraku dibuang oleh paman setelah orangtua kami meninggal". Jujur Raya mengenang masa lalu. "Dibuang bagaimana??". tanya Khumairah penasaran. " Paman membawa kami pergi menggunakan pesawat ke Jakarta tapi meninggalkan kami disana hanya berempat dengan bekal yang tak seberapa".Ucap Raya menunduk dengan mata mulai berkaca-kaca. Mendengar ucapan Sahabatnya Khumirah langsung memeluknya erat memberi kekuatan. "Kami hidup menjadi pengemis dan kami bekerja apa saja untuk makan bahkan tempat tinggal pun kami selalu pindah kesana kemari". "Ceritakan lah jika memang kamu kuat jika tidak kuat janganlah, aku tak mau membuka luka lamamu!!". Dengan menggelengkan kepalanya Raya mulai bercerita. Flashback On Raya berjalan ditengah malam karena telah pulang untuk membelikan kado sahabatnya yaitu Maira. Saat h"Kau yakin Maira?? tanya Raya dengan tatapan menyelidik. " Tentu. aku menyayangimu Raya, kamu adalah sahabatku walau aku menyayangi mereka tetapi mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka tapi jika aku bisa memberi saran, lebih baik mereka dihukum aparat kepolisian karena aku yakin kamu tentu menjadi tameng jika mereka mencoba lolos dari jeratan hukum". jelas Khumairah lagi memberikan saran kepada sahabatnya itu. "Aku ingin mereka membayar dengan nyawa mereka Maira!!". Ucap Raya menatap dingin kepada Khumairah. " Raya". Khumairah menelan ludahnya kasar melihat tatapan sahabatnya itu dingin, tajam dan sangat menusuk. "Aku ingin mereka membayar penderitaan kami sama persis dengan apa yang kami alami dan rasakan Maira. Jika hanya penjara menanti mereka, maka sudah lama mereka membusuk dipenjara. Tapi aku tak menginginkannya karena itu terlalu mudah!! ". Raya tak memalingkan wajahnya dan perhatiannya dariku dengan tatapan yang sama. " Tapi R
Keesokan Harinya Khumairah datang menjenguk keluarga Burhan untuk mengetahui keadaan mereka. "Assalamualaikum Ayah, bunda!! ". Ucap Khumairah mengalami keduanya dan menyodorkan bebrapa bingkisan untuk mertuanya. " Waalaikumsalam nak!! ". Ucap keduanya serempak sambil tersenyum. dan mengambil bingkisan yang dibawah Khumairah karena dia kesusahan. " Bagaimana kabar kalian?? ". " Adaka perkembangan Kak Arman dan Arha??". Tanya Khumairah sambil mendudukkan dirinya di sebelah mereka dengan sopan. "Arman baru saja siuman tadi hanya saja belum banyak bergerak, sedangkan Arha belum sadar. Dia masih koma". Ucap Ibu Aminah sendu. " Yang sabar ya Bunda, ayah. Serahkan semuanya sama Allah". Ucap Khumairah mengelus pundak Ibu Aminah. "Bagaimana pertemuan mu dengannya nak?? Tanya pak Burhan To do point. menatap Khumairah dengan tatapan misterius. Mendengar Ucapan mertuanya Khumairah tersentak kaget tapi dia berusaha menjaga dirinya mengembalikan su
"Itu benar, ternyata kamu pintar juga. Aku tidak menyangka!! ". Ucap Pak Burhan mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Tapi sayang kamu lupa siapa siapa Burhan Mahendra Khumairah!!". Ucapnya menatap dingin kepada Khumairah. " Kalian mencari masalah dengan keluargaku maka bersiaplah untuk menderita". Ucapnya lagi "Ya Allah ayah!! ". Bu Aminah hanya terdiam kaku mendengarnya. " Itu benar tuan Burhan, anda memang berkuasa tapi anda lupa jika Allah melebihi segala kepunyaan manusia". Ucap Khumairah dengan senyum sinis. "Terserah apa katamu yang jelas jika kamu tak mau tersakiti jangan ikut campur". Ucapnya mendorong kasar Khumairah dari hadapannya. Khumairah yang tak siap pun akhirnya terjatuh dan langsung ditolong oleh Ibu Aminah. " Astaghfirullah ayah, apa yang ayah lakukan??". teriak ibu Aminah melihat perbuatan suaminya. "Jangan ikut campur bu, aku masih berbaik hati padanya karena melihatmu sekarang tidak lagi!!". Ucap Pak Burhan mendekati dan mengcengr
Setelah kepergian istrinya Pak burhan hanya jatuh duduk lemas. Dia tidak ingin istrinya pergi darinya apapun terjadi. Walaupun sikapnya sangat arogan tapi dia sangat mencintai dan menghormati istrinya. Dia bahakan dtidak merasa bersalah sedikitpun atas apa yang dia lakukan dimasa lalu dan apa yang dia lakukan kepada khumairah dan kedua cucunya. Dia hanya takut kehilangan istri yang telah menemaninya puluhan tahun itu. "Sial, kenapa ini bisa terbongkar semua sih!! ". ucapnya mengacak rambutnya kasar. dia tidak menyangka rahasia yang selama ini dia tutup rapat terbongkar semudah itu " Akan ku buat perhitungan kepada mereka jika sampai terjadi sesuatu pada keluargaku!!.". Ucapnya mengenalkan tangan penuh dendam. drt.. drt.. suara deringan telpon membuyarkan amarahnya "Hallo bos". Ucap Dari seberang telpon. " Ya hallo, bagaimana perkembangan nya??".Tanya pak Burhan. "Dia sudah masuk penjara bos, keponakannya sendiri yang melakukannya!! ". Dengan Panik anak buah pak Burhan m
"Ya itu lebih baik, dia akan terkena mental jika disana, belum lagi berita mereka viral di sosial media". Khumairah hanya menganggukkan kepalanya dengan tatapan kosong. Walau dia tidak terlibat tapi dia tetap sedih karena bagaimanapun pak Burhan adalah kakek dari anaknya. " Kamu kenapa khumairah kelihatannya sedih sekali?? ". Tanya Raya dengan tatapan menyelidik. " Aku tak apa Ray, hanya tidak menyangka saja semuanya berakhir seperti ini! ". Ucapnya menundukkan kepalanya. " Maaf ya membuatmu dalam masalah seperti ini?? ". Tanya Raya dengan sendu. Khumairah menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan perkataan sahabatnya. " Hukum harus ditegakkan Ray, aku sudah bersyukur karena kamu tak mau melenyapkan mereka". Kamu benar kesalahan mereka sangat fatal wajar jika kamu ingin membunuh mereka". Khumairah memandang sendu sahabatnya itu dengan tatapan bimbang dan juga serba salah. "Kamu benar Khumairah melenyapkan mereka tidak akan mengembalikan orangtuaku dan mengh
"Khumairah!! ". Panggil bunda Arman membuat sepasang sahabat bersenda gurau itu menghentikan tawanya. Suasana yang tadi penuh hangat tiba-tiba menjadi dingin. Raya memasang wajar datar dan dingin sedangkan Khumairah tersenyum lembut kepada bunda Arman itu. " Eh bunda, kok nyusul kedalam??". Tanya Khumairah menghampiri bunda Arman ditemani Raya disebelahnya sambil mendorong stroller bayi kembar itu. "Maaf ya, bunda tidak sopan soalnya bunda rindu sekali dengan kedua cucu bunda dan kamu!! ". Senyum Tulus bunda Arman itu berikan kepada Khumairah dan tatapan sendu dan saat perhatiannya beralih kepada Raya hanya ada rasa bersalah dan sesal yang dia rasakan saat melihat Raya. " Ya udah, kita kedepan aja yuk bunda!! ". Ajak Khumairah sambil menggandeng tangan Mantan mertuanya itu meninggalkan Raya dan kedua anaknya. Raya yang melihatnya hanya pasrah dan mendorong stroller bayi dengan wajah datar. " Bagaimana kabarmu nak??". Tanya bunda Arman begitu mereka sampai di ruang tamu d
"Ulangi apa sih!! ". Raya salah tingkah menahan malunya karena kecoplosan. " Ayo sayang ulangi, panggil aku bunda!! ". Pinta Bunda Arman penuh harap menatap Haru kepada Raya. " Nggak Ah!!"... Raya membuang mukanya kearah lain enggan menanggapi raut kecewa Ibu Aminah saat dia enggan mengatakannya ulang. Khumairah menggelengkan kepalanya gemes melihat tingkah sahabatnya, walau ada perasaan dia kecewa karena sahabatnya enggan menuruti mantan mertuanya itu tapi itu bukan sesuatu yang pantas untuk dipaksa. "Tidak apa bunda, Perlahan aja. Bunda harus mengerti jika dia juga belum bisa menerima orang lain dalam hidupnya sepenuhnya apalagi kisah kalian sangat pelik". Khumairah mengusap bahu Bu Aminah dengan lembut menenangkan. Bu Aminah menghela nafas, benar kata Khumairah tidak semudah itu dia menerimanya apalagi mereka punya masalah serius sebelumnya. "Kamu benar nak, bunda tak memaksanya. Bunda sudah berterima kasih karena Raya mau memaafkan bunda dan keluarga bunaa setela
Bu Aminah menyerahkan surat restoran yang pernah diberikan kepada kedua cucunya dan segala hal tentang harta gono gini kembali kepada Khumairah karena itu adalah haknya dan anak-anak nya ketika pengadilan memutuskannya. Setelah pertemuan mereka dirumah Khumairah kini mereka akan dihadapkan oleh persidangan. Persidangan Yang ditunggu pun akhirnya tiba, Arman yang sudah sadar pun telah masuk ketahanan khusus karena cedera yang dia alami. Persidangan yang berjalan sangat alot karena pak Burhan seperti sengaja memanipulasi beberapa barang bukti. Tapi dia tetap saja tak bisa mengelabuhi pihak kepolisian apalagi tentara juga ikut menjadi tameng untuk memperberat hukumannya. Arman yang semula memang sudah sadar akan kesalahannya lebih memilih pasrah dan kooperatif kepada pengadilan karena baginya sama saja dia sudah kehilangan segalanya. Kehilangan istri yang begitu mencintai, menghargainya. Dan sekarang dia juga harus kehilangan Bundanya karena kesalahannya dimasa lalu belum lagi