"Ulangi apa sih!! ". Raya salah tingkah menahan malunya karena kecoplosan. " Ayo sayang ulangi, panggil aku bunda!! ". Pinta Bunda Arman penuh harap menatap Haru kepada Raya. " Nggak Ah!!"... Raya membuang mukanya kearah lain enggan menanggapi raut kecewa Ibu Aminah saat dia enggan mengatakannya ulang. Khumairah menggelengkan kepalanya gemes melihat tingkah sahabatnya, walau ada perasaan dia kecewa karena sahabatnya enggan menuruti mantan mertuanya itu tapi itu bukan sesuatu yang pantas untuk dipaksa. "Tidak apa bunda, Perlahan aja. Bunda harus mengerti jika dia juga belum bisa menerima orang lain dalam hidupnya sepenuhnya apalagi kisah kalian sangat pelik". Khumairah mengusap bahu Bu Aminah dengan lembut menenangkan. Bu Aminah menghela nafas, benar kata Khumairah tidak semudah itu dia menerimanya apalagi mereka punya masalah serius sebelumnya. "Kamu benar nak, bunda tak memaksanya. Bunda sudah berterima kasih karena Raya mau memaafkan bunda dan keluarga bunaa setela
Bu Aminah menyerahkan surat restoran yang pernah diberikan kepada kedua cucunya dan segala hal tentang harta gono gini kembali kepada Khumairah karena itu adalah haknya dan anak-anak nya ketika pengadilan memutuskannya. Setelah pertemuan mereka dirumah Khumairah kini mereka akan dihadapkan oleh persidangan. Persidangan Yang ditunggu pun akhirnya tiba, Arman yang sudah sadar pun telah masuk ketahanan khusus karena cedera yang dia alami. Persidangan yang berjalan sangat alot karena pak Burhan seperti sengaja memanipulasi beberapa barang bukti. Tapi dia tetap saja tak bisa mengelabuhi pihak kepolisian apalagi tentara juga ikut menjadi tameng untuk memperberat hukumannya. Arman yang semula memang sudah sadar akan kesalahannya lebih memilih pasrah dan kooperatif kepada pengadilan karena baginya sama saja dia sudah kehilangan segalanya. Kehilangan istri yang begitu mencintai, menghargainya. Dan sekarang dia juga harus kehilangan Bundanya karena kesalahannya dimasa lalu belum lagi
"Kenapa menceraikan aku disaat seperti ini, bukankah itu sangat keterlaluan!!". Pak Burhan menatap sendu istrinya. " Kau selama ini membohongiku, andai kasus ini tidak diusut, aku mungkin tak tahu seberapa jahatnya perbuatanmu selama ini!!". Bu Aminah menggelengkan kepalanya meneteskan air mata. "Bunda!! ". Pak Burhan terdiam melihat istrinya meneteskan air mata kesakitan. " Kau tak pernah menganggapku sebagai istrimu, kau tidak menghargai aku, kau tidak pernah membuatku merasa sebagai istrimu". Bunda Arman menunduk lemah tak berdaya "Kau hanya tau sebagai istri harus patuh dan taat tapi kau lupa jika aku juga manusia memiliki hati!! ". Bahunya bergetar hebat menandakan dia sangat kecewa dan terpukul. " Aku..!! ". Pak Burhan tergagap mengeluarkan suaranya. " Kamu hanya tau menyuruh, hanya tau dipatuhi, hanya tau diurusi tapi kau lupa jika aku ini istrimu bukan bawahanmu!! ". Bunda Arman mengucapkannya dengan penuh penekanan menatap nyalang suaminya dengan penuh air ma
Sepeninggal ibu Aminah, mereka kembali duduk sedangkan Pak Burhan hanya menatap murka kepada mereka. Dia sungguh tidak terima diperlakukan seperti ini. "Terima kasih karena kalian mau memaafkan aku dan mau menerima bundaku". Arman menunduk dalam. " Berterima kasihlah pada kak Khumairah karena dialah kami bisa memaafkan kalian!! ".Radit menjelaskan agar kedua manusia ini paham. " Khumairah??". Tanya Arman penasaran Apa hubungan Khumairah dengan keluarga korban kenapa mereka sangat peduli serta menghargai mantan istrinya itu. "Ya benar, kami melakukannya karena permintaan kak Khumairah. Radit mengangguk dan memberikan penjelasan " Aku tidak paham apa yang sebenarnya terjadi!! ". " Bagaimana bisa kalian mengenal Khumairah?? Tanya Arman mengerutkan keningnya. "Khumairah itu penghianat!! ". Seru Pak Burhan mendengar percakapan mereka. Mata Arman dan Radit membola mendengar ucapan kurang ajar dari Pak Burhan itu. Radit berdiri dari duduknya, matanya menggelap karean
Flashback On Saat dirumah mertuanya Khumairah mendengar percakapan Ayahnya dengan para penanggungjawab restoran dan beberapa usahanya yang dipercayakan oleh beberapa orang kepercayaannya "Bagaimana ini pak usaha kita mengalami penurunan drastis saat ini!! ". Ucap salah satu penanggung jawab restoran sambil menyerahkan laporan terkait anggaran restoran. " Benar pak cabang yang saya pegang lebih para lagi". Ucap Pak Reno pemegang cabang yang paling besar sambil menyerahkan laporannya. "Maaf sebelumnya pak ini terjadi karena dampak video dan rekaman yang beredar tentang masa lalu keluarga bapak!!". Ucap pak Septian takut-takut. Pak Burhan hanya memijit pelipisnya bingung, sungguh dia sangat pusing sekarang. Pemasukan beberapa usahanya minus ditambah lagi banyaknya pengeluaran. Apalagi sekarang dia kini dihadapkan dengan masalah hukum dan juga keluarganya. " Apa kita punya jalan untuk menyelamatkan beberapa usaha itu?? Tanya pak Burhan menatap para bawahannya dengan tatapa
Beberapa hari pun berlalu tibalah sidang akhir keputusan perkara yang melibatkan Arman dan pak Burhan. Khumairah dan Bu Aminah pun bersiap untuk menghadiri persidangan. Lain halnya dengan Raya bersaudara, mereka memang sudah ada disana untuk mengontrol jalannya sidang nanti. Menjadi aparatur kepolisian tentu saja memudahkan akses mereka. Khumairah beserta anak dan Bu Aminah tiba di pengadilan karena siang nanti Bu Aminah juga akan sidang di pengadilan agama membahas perceraian nya dengan pak Burhan. Sidang pun dimulai dengan pembacaan dakwaan serta bukti-bukti pendukung dalam persidangan dan menyatakan bahwa pak Burhan dan Arman bersalah. "Pengadilan memutuskan mengenai kasus pembunuhan dan pencobaan pemerkosaan serta penganiayaan terhadap anak dibawah umur dengan terdakwa saudara Arman dan saudara Burhan dinyatakan bersalah. " Saudara Arman dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena kelalaiannya mengendarai di usia yang belum cukup dan menyebabkan kematian pasangan suami i
Kini tinggallah Pak Burhan seorang diri dengan segala keegoisan dan keserakahan menemaninya. Sekarang dia kehilangan segalanya karena dirinya sendiri. Dulu dia memiliki segalanya, keluarga yang bahagia, harta yang melimpah dan istri yang baik dan sangat menyayanginya kini hanya ada ras sesal tak berujung yang menyapa dan menemaninya. Benar apa kata Khumairah kepadanya bahwa segala sesuatu didunia ini hanyalah titipan semata dan akan kembali kepada pemiliknya jika sudah waktunya. "Permisi pak sekarang sudah waktunya kita berangkat ke pengadilan agama". Suara polisi yang mengintruksinya membuyarkan lamunannya. Pak Burhan tidak menjawab tapi tetap melaksanakan perintah pak polisi itu dan berjalan menuju mobil polisi untuk menghadiri sidang pengadilan agama terkait gugatan cerai istrinya. "Jika saya bisa memberi saran kepada anda, lebih baik anda bertaubat dan meminta ampun kepada Allah sebelum segalanya terlambat!! ". Pak Polisi memberikan nasehat kepada pak Burhan dengan se
Bu Aminah mengusap belakang pak Burhan berusaha menenangkannya. walaupun dia marah dan kecewa kepada suaminya itu tapi dia sangat mencintainya. 30 tahun lebih bersama tentu saja tidak bisa menghapus kenangan yang mereka alami selam ini. "Tidak apa ayah, aku akan menerimanya sudah ya!! ". Ucap Bu Aminah berusaha menenangkan suaminya itu. " Sungguh aku menyesal atas apa yang kulakukan dan perbuat selama ini bunda, kumohon maafkan aku!! ". Pak Burhan masih menangis hebat. " Iya ayah, aku sudah memaafkan ayah, sudah ya!! ". Bu Aminah melepaskan pelukannya dan menyelamatkan air mata yang memenuhi wajah suaminya itu. " Terima kasih, aku hanya lelaki yang tak tahu bersyukur memiliki istri baik seperti mu tapi malah aku sia-sia kan. Ucapnya mencium kedua tangan istrinya itu dengan sayang. "Aku sudah memaafkannya jadilah pribadi yang lebih baik setelah ini!! " Bu Aminah tersenyum lembut menatap suaminya itu. "Terima kasih, kalau begitu aku akan kembali ke tempat duduk ku karena