Flashback On Saat dirumah mertuanya Khumairah mendengar percakapan Ayahnya dengan para penanggungjawab restoran dan beberapa usahanya yang dipercayakan oleh beberapa orang kepercayaannya "Bagaimana ini pak usaha kita mengalami penurunan drastis saat ini!! ". Ucap salah satu penanggung jawab restoran sambil menyerahkan laporan terkait anggaran restoran. " Benar pak cabang yang saya pegang lebih para lagi". Ucap Pak Reno pemegang cabang yang paling besar sambil menyerahkan laporannya. "Maaf sebelumnya pak ini terjadi karena dampak video dan rekaman yang beredar tentang masa lalu keluarga bapak!!". Ucap pak Septian takut-takut. Pak Burhan hanya memijit pelipisnya bingung, sungguh dia sangat pusing sekarang. Pemasukan beberapa usahanya minus ditambah lagi banyaknya pengeluaran. Apalagi sekarang dia kini dihadapkan dengan masalah hukum dan juga keluarganya. " Apa kita punya jalan untuk menyelamatkan beberapa usaha itu?? Tanya pak Burhan menatap para bawahannya dengan tatapa
Beberapa hari pun berlalu tibalah sidang akhir keputusan perkara yang melibatkan Arman dan pak Burhan. Khumairah dan Bu Aminah pun bersiap untuk menghadiri persidangan. Lain halnya dengan Raya bersaudara, mereka memang sudah ada disana untuk mengontrol jalannya sidang nanti. Menjadi aparatur kepolisian tentu saja memudahkan akses mereka. Khumairah beserta anak dan Bu Aminah tiba di pengadilan karena siang nanti Bu Aminah juga akan sidang di pengadilan agama membahas perceraian nya dengan pak Burhan. Sidang pun dimulai dengan pembacaan dakwaan serta bukti-bukti pendukung dalam persidangan dan menyatakan bahwa pak Burhan dan Arman bersalah. "Pengadilan memutuskan mengenai kasus pembunuhan dan pencobaan pemerkosaan serta penganiayaan terhadap anak dibawah umur dengan terdakwa saudara Arman dan saudara Burhan dinyatakan bersalah. " Saudara Arman dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena kelalaiannya mengendarai di usia yang belum cukup dan menyebabkan kematian pasangan suami i
Kini tinggallah Pak Burhan seorang diri dengan segala keegoisan dan keserakahan menemaninya. Sekarang dia kehilangan segalanya karena dirinya sendiri. Dulu dia memiliki segalanya, keluarga yang bahagia, harta yang melimpah dan istri yang baik dan sangat menyayanginya kini hanya ada ras sesal tak berujung yang menyapa dan menemaninya. Benar apa kata Khumairah kepadanya bahwa segala sesuatu didunia ini hanyalah titipan semata dan akan kembali kepada pemiliknya jika sudah waktunya. "Permisi pak sekarang sudah waktunya kita berangkat ke pengadilan agama". Suara polisi yang mengintruksinya membuyarkan lamunannya. Pak Burhan tidak menjawab tapi tetap melaksanakan perintah pak polisi itu dan berjalan menuju mobil polisi untuk menghadiri sidang pengadilan agama terkait gugatan cerai istrinya. "Jika saya bisa memberi saran kepada anda, lebih baik anda bertaubat dan meminta ampun kepada Allah sebelum segalanya terlambat!! ". Pak Polisi memberikan nasehat kepada pak Burhan dengan se
Bu Aminah mengusap belakang pak Burhan berusaha menenangkannya. walaupun dia marah dan kecewa kepada suaminya itu tapi dia sangat mencintainya. 30 tahun lebih bersama tentu saja tidak bisa menghapus kenangan yang mereka alami selam ini. "Tidak apa ayah, aku akan menerimanya sudah ya!! ". Ucap Bu Aminah berusaha menenangkan suaminya itu. " Sungguh aku menyesal atas apa yang kulakukan dan perbuat selama ini bunda, kumohon maafkan aku!! ". Pak Burhan masih menangis hebat. " Iya ayah, aku sudah memaafkan ayah, sudah ya!! ". Bu Aminah melepaskan pelukannya dan menyelamatkan air mata yang memenuhi wajah suaminya itu. " Terima kasih, aku hanya lelaki yang tak tahu bersyukur memiliki istri baik seperti mu tapi malah aku sia-sia kan. Ucapnya mencium kedua tangan istrinya itu dengan sayang. "Aku sudah memaafkannya jadilah pribadi yang lebih baik setelah ini!! " Bu Aminah tersenyum lembut menatap suaminya itu. "Terima kasih, kalau begitu aku akan kembali ke tempat duduk ku karena
Waktu terus bergulir, hari berganti bulan dan bulan berganti Tahun. Tak terasa kini Arman dan Pak Burhan telah menjalani hukuman selama 5 tahun. Ketiga anak Arman itu tumbuh menjadi gadis cantik dan lelaki tampan serta baik dibawah asuhan Bu Aminah dan Khumairah. Walaupun mereka tidak lagi tinggal serumah tapi hubungan mereka tetap terjalin baik. Ya ibu Aminah kembali kerumahnya yang dulu karena dia menjalankan keinginan dari mantan suaminya untuk tetap mengambil semua sisa miliknya untuk dirinya dan keluarganya dan Arha. Arha anak Arman itu sudah menjadi gadis cantik yang baik hati dan juga lembut. kekhawatiran dokter waktu itu tidak dikabulkan oleh Allah dan ya dia tumbuh dengan baik dan tentu saja soleha. Arha tengah bersekolah ditempat mengajar Khumairah dan menganggap Khumairah sebagai pengganti ibunya. Dia sangat menyayangi Khumairah. Mereka juga sering mengunjungi Arman dan pak Burhan dipenjara setiap pekan saat mereka libur sekolah. Perubahan signifikan juga terja
Setelah menjenguk dan berbincang mereka pun pulang kerumah masing-masing. Si kembar pun diantar kerumah Khumairah Dan Arha juga akan ikut menginap dirumah Khumairah seperti biasa. Saat sampai dirumah mereka Si kembar dan Arha serta ibu Aminah terkejut melihat banyaknya orang yang memenuhi rumahnya. Mereka dengan jelas melihat bagaimana Kakek dan neneknya . Orangtua Umumnya itu memaki-Maki ummi mereka. "Apa yang kalian lakukan kepada Ummi kami!!". Teriak mereka bersamaan saat melihat umminya terjatuh. " Eh, anak kecil kalian tidak usah ikut campur, ini urus anak orangtua". Hardik pak Marwan tidak terima diteriaki oleh mereka. "Jangan pernah menghardik ketiga cucuku seperti itu!! ". Bu Aminah berang melihat apa yang keluarga Khumairah itu lakukan. " Tidak usah ikut campur urusan kami. Urus saja suami dan anakmu yang narapidana itu!! ". Tunjuk Pak Marwan dan mendorong Ibu Aminah sehingga terjatuh. " Nenek!! ". Teriak ketiganya kompak segera mendekati nenek mereka. " Ber
Shafiyah diam bak patung setelah mendengar apa yang dikatakan kakaknya itu. Dia tidak terima dan memberontak. "Itu tidak mungkin, aku bukan anak pelacur!! ". Teriak Shafiyah tidak terima kenyataan. " Tapi Itu benar, jika kau ingin bukti datanglah ke jalan xx untuk mengetahuinya. Carilah orang bernama pak Ramdan disana". Khumairah menjelaskan dengan detail yang ia tahu. "Bunda". Pandangan Khumairah beralih pada Bu Aminah dan ketika anaknya. " Iya nak!! ". Ucap Bu Aminah lembut dengan mata berkaca-kaca. " Tolong bawah anak-anak kerumah bunda dulu, aku harus menyelesaikan ini untuk terakhir kalinya!!". Khumairah menatap anaknya meminta pengertian "Baiklah nak, kamu hati-hati!! ". Ucap Bu Aminah membawa anaknya pergi dibantu beberapa karyawan yang sejak tadi menyaksikan perdebatan itu. " Khumairah memandang semua karyawannya yang sudah menyaksikan pertengkaran mereka. "Tolong turunlah dan selesaikan pengerjaannya. Dan Kamu Maya tetaplah disini menemaniku!!". . Ucapnya
Khumairah sebenarnya kasian kepada adiknya itu. Dia tahu adiknya pasti sangat terpukul dengan apa yang terjadi. Tapi dia harus memberikan sedikit pelajaran kepadanya agar dapat memilah mana benar dan mana yang salah karena orangtuanya itu selalu menghasutnya untuk membenci dirinya. "Sama-sama Pak Ramdan tapi bisa kah kita duduk untuk membicarakan ini dengan kepala dingin jujur saja aku sudah lelah menghadapi masalah yang tak kunjung selesai dengan mereka". Ajak Khumairah dengan tenang dan smirk yang tidak mereka lihat. " Tentu nak Khumairah, aku sebenarnya suka kedamaian asal tidak dibohongi saja". Ucap Pak Ramdan Menatap sinis keluarga Pak Marwan. "Duduklah Mari selesaikan semuanya hari ini juga dan aku berharap setelah ini kalian tidak mengganggu kehidupanku lagi!! ". Ajak Khumairah menatap keluarga ayahnya dengan tatapan intimidasi. " Kami tak sudi!! ". Ucap Pak Marwan garang. " Baiklah terserah kalian saja, jika mau anak kes