Khumairah sebenarnya kasian kepada adiknya itu. Dia tahu adiknya pasti sangat terpukul dengan apa yang terjadi. Tapi dia harus memberikan sedikit pelajaran kepadanya agar dapat memilah mana benar dan mana yang salah karena orangtuanya itu selalu menghasutnya untuk membenci dirinya.
"Sama-sama Pak Ramdan tapi bisa kah kita duduk untuk membicarakan ini dengan kepala dingin jujur saja aku sudah lelah menghadapi masalah yang tak kunjung selesai dengan mereka". Ajak Khumairah dengan tenang dan smirk yang tidak mereka lihat. " Tentu nak Khumairah, aku sebenarnya suka kedamaian asal tidak dibohongi saja". Ucap Pak Ramdan Menatap sinis keluarga Pak Marwan. "Duduklah Mari selesaikan semuanya hari ini juga dan aku berharap setelah ini kalian tidak mengganggu kehidupanku lagi!! ". Ajak Khumairah menatap keluarga ayahnya dengan tatapan intimidasi. " Kami tak sudi!! ". Ucap Pak Marwan garang. " Baiklah terserah kalian saja, jika mau anak kes"Sudah-sudah berhenti dramanya, sekarang katakan kapan kalian melunasi hutang itu atau aku bawah paksa dia sekarang juga". Ucap Pak Ramdan tidak sabar. " Kami tak punya uang itu sekarang, nanti kami ganti!!". Pak Marwan berucap dengan pelan. "Dan kau pikir aku percaya begitu, setelah kau membohonginya dan selalu bersembunyi?? ". Ucap Pak Ramdan Murka. " Tapi kami memang tak punya uang!! ". Kekeh pak Marwan. " Kalau begitu ikut saya sekarang, saya tak mau tahu!! ". pak Ramdan berdiri berusaha menggapai tangan Shafiyah untuk dia tarik paksa. " Jangan pernah menyentuh adikku apalagi membawanya dengan paksa Pak Ramdan!! ". Ucap Khumairah dengan nada dingin membuat Pak Ramdan membeku dan berbalik. Matanya langsung bertatapan dengan mata Khumairah yang penuh kemarahan. Pak Ramdan menelan ludahnya kasar, seakan takut dengan Khumairah saat ini. " Duduklah, saya punya solusinya dan tenang saja anda akan dapat uang anda kembali!! ". Ucap Khumair
"Apa yang kalian bicarakan sampai tampang suami kamu seperti itu?? ". Tanya Khumairah penasaran. " Kami tidka bicara apa-apa kok kak!! Elak Reno malu karena ketahuan membicarakan Khumairah. "Kami membicarakan soal tadi aku menghina anak kak Arman iru loe kak!! ". Ucap Shafiyah santai Reno melotot mendengar ucapan istrinya. bisa-bisanya dia terus terang tentang apa yang mereka bicarakan. Khumairah menggelengkan kepalanya dan mendorong kepala adiknya itu gemes. " Ih kakak, kenapa kepala aku didorong sih!! ". Ucapnya cemberut. "Biar saja itu balasan untuk anak nakal yang menghina anakku, enak saja!! ". Ucap Khumairah mendelik jengah pada adiknya. " Jangan Marah ya kakak ku sayang, kakak kan tahu aku paling tidak suka lihat orang mengasari ibu walaupun ibu itu rada-rada!! ". Ucap Shafiyah memasang wajah menggemeskannya dihadapan Khumairah. Khumairah mendengus gemes melihat tingkah adiknya itu, dia memang tidak bisa marah lama-lama kepadanya
Begini saja, Kakak akan mengantar Shafiyah ke bandara sedangkan kamu reno pulang mengambil koper kalian bagiamana?? Tanya Khumairah saat memberikan ide kedua adiknya itu. "Boleh juga kak usul kakak itu karena kami akan berangkat 2 jam lagi. Shafiyah berbalik memandang suaminya " Iya seperti itu lebih baik dek, aku takut mereka tahu kita dapat pegangan dari kak Khumairah dan mengambilnya dengan paksa dan aku takut mereka menyakiti kamu karena kamu menghina ibumu tadi!! ". Ucap reno menyetujui ide Khumairah. " Ya udah aku antar kalian, kalian tadi naik taksi kemari sama mereka kan??". tanya Khumairah seakan tahu apa yang terjadi. Mereka menganggukkan kepalanya karena yang dikatakan oleh Khumairah benar adanya. Khumairah bersiap dan mengambil barang yang diperlukan kemudian mengambil mobil untuk mengantarkan mereka ke bandara ditemani oleh supir. Saat diperjalanan mereka tidak sengaja melihat kedua orangtua mereka b
"Ini surat siapa kak?? ". Tanya Shafiyah ketika melihat surat yang diberikan Khumairah kepadanya. " Itu dari Ayahmu dek, beliau menitipkan surat ini dan beberapa benda ini diberikan kepadamu saat kamu sudah mengetahui semuanya!! ". Khumairah tidak hanya memberikannya surat tapi memberikan beberapa berkas seperti surat tanah dan sekotak perhiasan yang memang sengaja dibeli oleh pak Rasya ayah Shafiyah. Mata Shafiyah membola melihat beberapa surat tanah dan surat rumah ditangannya. "Kak.. ini..?? ". Ucapnya terbata. " iya itu peninggalan om Rasya yang dititip kepadaku sebelum beliau meninggal. Dia mau kamu sendiri yang menerimanya tanpa keluargamu tahu karena dia tak ingin mereka merampasnya!!".. "Tapi ini banyak sekali!! ". Ucapnya sambil menangis Haru tidak menyangka lelaki yang selalu dia hina dan sakiti malah menyayanginya seperti ini.
"Khumairah". Perkataan pak Marwan tercekat ditenggorokannya kalimat yang dikeluarkan oleh khumairah sangat benar adanya. Selama ini dia berlaku sangat buruk kepada anak kandungnya sendiri. " Dengar pak Marwan, silahkan anda menikmati uang itu seperti biasa anda lakukan saya tak mau menerimanya karena saya sudah tak ingin punya urusan dengan anda!! ". Khumairah kembali mengeluarkan kata pedas nan sarkas itu. " Saya rasa uang itu lebih dari cukup dari apa yang anda harapkan. Atau ka anda merasa uang itu kurang sehingga anda mengembalikannya.?? ". Tanya khumairah menahan emosinya sejak tadi. " Ayah tidak ingin uang itu nak, ayah tato ingin bisa bertemu denganmu!! ". Ucap pak Burhan memohon. " Hahahaha".. tawa kesakitan khumairah keluarkan. Matanya berkaca-kaca dan dadanya terasa sakit dan sesak. "Anda tidak menginginkan pertemuan denganku secara pribadi tapi anda takut jika tak bertemu denganku selamanya maka tambang uang yang bisa anda manfaat
"Jangan berkata seperti itu kak, aku lebih beruntung mengenal dan menjadi bagian dari kehidupan kakak. Tanpa kakak aku tak akan bisa mendapat kan apapun itu. Maya memandang Khumairah dengan mata berkaca-kaca. Dia sangat mengingat bagaimana jasa Khumairah kepadanya dari dulu hingga sekarang bahkan dengan bantuan Khumairah Dari dia bisa membahagiakan ibunya sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Dan dia selamat dari keluarga benalu seperti keluarga Khumairah. "Kakak menyayangimu dek, semoga Allah memberikan kita kebaikan agar kita tetap bisa menjadi saudara tak sedarah seperti ini sampai kita tua. Khumairah memeluk Maya dengan sayang " Aku menyayangimu kak, kakak adalah kakak terbaik yang kumiliki sampai saat ini dan mungkin selamanya. "Kakak jangan pernah merasa sendiri ya. Kami ada bersama kakak, kakak bisa berbagi apapun pada kami. Jangan sungkan ya!! Maya membalas memeluk Khumairah dengan sayang. " Terima kasih
"Ayo Ummi kita makan bersama!! ". Ajak ketiga anak Khumairah memegang tangannya dan menggiringnya ke meja tempat mereka menyiapkan kue yang mereka buat tadi. " Terima kasih sayang-sayangnya ummi". Khumsirsh mencium ketiganya bergantian dan dibalas dengan tawa senang ketiganya. Maya dan Ibunda Arman itu hanya tersenyum senang melihat kebersamaan itu. Ketiga anak itu seperti mood booster yang baik untuk semuanya. Mereka selalu biha menghidupkan suasana yang hening menjadi ramai. "loe bunda dan nenek kok ga ikut makan sama kami, ayo bunda makan sama!! ". Ajak Arha berdiri dari duduknya kemudian menggandeng Maya untuk duduk bersama mereka. Begitupun dengan Bu Aminah yang ditarik sikembar. " Bagaimana rasanya bunda, Ummi kue buatan kami Tanya ketiganya dengan muka lucu dan harap-harap cemas. Rasanya Bu Aminah, Khumairah dan Maya ingin tertawa melihat ekspresi ketiganya yang sangat lucu. "Bagaimana, enak ga kuenya??". ketiganya kembali bertanya den
"Maafkan kami Ummi jika kata-kata kami melukai hati Ummi!! ". Afifah dan Arha mendekati Khumairah kemudian memeluknya dengan tangisan penyesalan. Mereka menyesal menyampaikan keinginan mereka seolah-olah memaksakan kehendak mereka kepada Umminya tersebut. Khumairah menggeleng dipelukan kedua putrinya itu, sejujurnya dia juga ingin memberikan keluarga utuh kepada mereka hanya saja perlakuan Arman kepadanya terlalu membekas dan tak bisa terlupakan "Maafkan Ummi ya nak tidak bisa memberikan keinginan kalian untuk saat ini. Ummi masih belum bisa mengabulkannya!! ". khumairah tersenyum menyela air mata kedua putrinya dan hal yang sama dilakukan keduanya kepada Ummi mereka. "Kami tidak akan menanyakannya lagi Ummi, kami tak mau Ummi sedih dan menangis karena permintaan kami!! ". Afifah dan Arha menunduk karena menyesali perbuatannya mereka. " Apapun yang Ummi putuskan kami akan menerimanya Ummi!! ". "Bagi kami asal Ummi bahagia itu adalah hal yang cukup u