"Kakek, nenek. Papa kenapa??". Tanya Arha kebingungan melihat keduanya
" Papa kamu sedang ditangani dokter nak, jangan cas ya!!Ucap Pak Burhan mengelus kepala Arha menenangkan."Tapi kenapa kakek dan nenek seperti orang ketakutan begitu??Tanyanya dengan polos." Tidak apa-apa nak, kami cuma khawatir dengan ayah kamu!!". Pak Burhan tersenyum paksa menjawab pertanyaan cucunya itu"Sudah ya Arha, tenang saja jangan banyak dulu bertingkah ya nak. Kami sedang pusing!!". Ibu Aminah menjawab cucunya dengan ketus.Arha yang mendengar nada bicara neneknya yang ketus menundukkan kepalanya tidak lagi bertanya karena takut."Ayah bagaimana ini?? " Tanya Ibu Aminah kepada suaminya dengan khawatir. "Ayah sudah menyuruh orang menyelidikinya Bunda!! ". Pak Burhan mencoba menenangkan istrinya. "Bagaimana bisa ini terjadi ayah, apakah ini ada hubungannya dengan kejadian 11 tahun lalu itu?? Tanyanya dengan wajah cemas. " Ada kemungkinan Bunda, dari keterDalam keadaan kalut pasangan suami istri itu hanya bisa menunduk dan berdoa agar masalah ini cepat selesai. Mereka merenungi kesalahan mereka yang tidak mencari tahu sendiri bagaimana keadaan anak korban waktu itu. Kedua paruh bayah itu merasa kalau apa yang menimpa keluarga mereka Akhir-akhir ini adalah buah Karma dari yang mereka tanam waktu itu dan sekarang karma meminta balasannya. "Bagimana semua ini ayah, apakah wanita itu mau bertemu kita??". Tanya bu Aminah kepada suaminya. " Ayah juga tidak tau bunda, kita berdoa saja agar dia mau!! ". Ucapnya menunduk. Kini perasannya sangat kalut dengan penyesalan yang sangat besar. " Iya ayah semoga dia mau, aku tidak bisa membayangkan jika ada lagi korban berikutnya karena itu bukan permasalahan mereka dan mereka tak tau apapun". Ucap ibu Aminah dengan sendu dan putus asa. Keheningan terjadi diantara mereka sampai mereka terlelap dengan pikiran masing-masing. Keesokan harinya kabar baik itu datan
Kedua parubaya itu duduk lemas meratapi nasib keluarga mereka yang tak hentinya dihadapkan dengan cobaan. Setelah mereka berusaha memperbaiki diri malah aib yang selama ini mereka sembunyikan terkuak sudah. Ditengah kegundahan mereka Khumairah datang menghampiri mereka dengan mendorong troli sikembar. "Assalamualaikum. ayah bunda, Sapa Khumairah mencium tangan mereka dengan santun. " Waalaikumsalam nak, kok kamu ada disini?? Tanya Ibu Aminah kepada mantan menantu kesayangannya ini. "Aku hanya menengok kalian karena mendengar kak Arman masuk rumah sakit. Maafkan Khumairah baru bisa menjenguk".Ucap Khumairah memeluk mantan mertuanya. Hubungan Khumairah dengan kedua mantan mertuanya tetap baik walau dia bercerai dengan Arman karena Khumairah sangat menyayangi keduanya begitupun sebaliknya. Apalagi ada si kembar yang menjadi penghubung dirinya dengan keluarga mantan suaminya itu. "Bagaimana keadaan kak Ar
"Bagaimana jika itu terjadi kepada kak Arman dan ketiga cucu kalian??".Tanya Khumairah sambil menggelengkan kepalanya karena dia seakan dihantam batu besar dan itu sangat menyakitkan. " Maafkan kami nak, maafkan Kami!! ". Hikss.. Hiks.. Tangisan ibunda Arman itu semakin menjadi karena dia sendiri tak bisa membayangkan bagaimana iru terjadi. " Aku tidak menyalahkan bunda dan ayah tapi perbuatan kalian sungguh keterlaluan!!". Ucap Khumairah menangis, bukan dia merasakan, tapi sakit itu bisa dia rasakan. "Maaf nak kami bersalah dan kami sungguh menyesal".Ucap keduanya lagi. " Bagaimana dengan anak-anak itu sekarang bunda?? ". Tanya Khumairah dengan penasaran sekaligus sedih. "Keempatnya tumbuh menjadi orang sukses dan berpangkat terutama dibidang Hukum nak!! ". Ucap Pak Burhan dengan tegang terpikir lagi ancaman gadis bernama Raya itu. " Ayah kenapa kok tiba-tiba tegang?? ". Tanyanya dengan dahi mengkerut. Dengan nafas berat dan menatap Kh
Khumairah berjalan kedalam mobilnya kemudian menjalankan mobilnya menuju restorannya. Benar restoran ini adalah restoran milik ayah Arman yang diberikan kepadanya sebagai harta gini-gini sekaligus warisan untuk kedua anaknya. Mereka berdua bhrjalan beriringan masuk kedalam restoran dan disambut oleh bebrapa pegawai disana. "Selamat datang buk Khumairah , apa ibu mau pesan makanan?? Tanya dengan ramah pada bosnya. " Saya ingin keruangan ku dan sholat serta menyusui nanti sejam lagi baru saya panggil Mba Ratna ya!!" Ucap Khumairah menepuk bahu karyawannya itu. " Siap ibu bos, ditunggu ya!! Jawabnya sumringah. "Terima kasih mba Ratna tapi saya bisa minta tolong?? Tanya Khumairah dengan hormat karena karyawan ini memang jauh lebih tua dari Khumairah. " Apa de ibu bos, minta tolong segala. Ucaonya dengan bawel tapi ramah. Khumairah tersenyum dibalik cadarnya sehingga matanya menyipit "Tolong layani tamu saya dulu ya saat kami diruangan. Tak
"Kamu tau aku selalu mencarimu setiap hari tapi tak pernah berhasil menemukanmu". Ucap Khumairah berubah sendu. " Aku dan ketiga saudaraku dibuang oleh paman setelah orangtua kami meninggal". Jujur Raya mengenang masa lalu. "Dibuang bagaimana??". tanya Khumairah penasaran. " Paman membawa kami pergi menggunakan pesawat ke Jakarta tapi meninggalkan kami disana hanya berempat dengan bekal yang tak seberapa".Ucap Raya menunduk dengan mata mulai berkaca-kaca. Mendengar ucapan Sahabatnya Khumirah langsung memeluknya erat memberi kekuatan. "Kami hidup menjadi pengemis dan kami bekerja apa saja untuk makan bahkan tempat tinggal pun kami selalu pindah kesana kemari". "Ceritakan lah jika memang kamu kuat jika tidak kuat janganlah, aku tak mau membuka luka lamamu!!". Dengan menggelengkan kepalanya Raya mulai bercerita. Flashback On Raya berjalan ditengah malam karena telah pulang untuk membelikan kado sahabatnya yaitu Maira. Saat h
"Kau yakin Maira?? tanya Raya dengan tatapan menyelidik. " Tentu. aku menyayangimu Raya, kamu adalah sahabatku walau aku menyayangi mereka tetapi mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka tapi jika aku bisa memberi saran, lebih baik mereka dihukum aparat kepolisian karena aku yakin kamu tentu menjadi tameng jika mereka mencoba lolos dari jeratan hukum". jelas Khumairah lagi memberikan saran kepada sahabatnya itu. "Aku ingin mereka membayar dengan nyawa mereka Maira!!". Ucap Raya menatap dingin kepada Khumairah. " Raya". Khumairah menelan ludahnya kasar melihat tatapan sahabatnya itu dingin, tajam dan sangat menusuk. "Aku ingin mereka membayar penderitaan kami sama persis dengan apa yang kami alami dan rasakan Maira. Jika hanya penjara menanti mereka, maka sudah lama mereka membusuk dipenjara. Tapi aku tak menginginkannya karena itu terlalu mudah!! ". Raya tak memalingkan wajahnya dan perhatiannya dariku dengan tatapan yang sama. " Tapi R
Keesokan Harinya Khumairah datang menjenguk keluarga Burhan untuk mengetahui keadaan mereka. "Assalamualaikum Ayah, bunda!! ". Ucap Khumairah mengalami keduanya dan menyodorkan bebrapa bingkisan untuk mertuanya. " Waalaikumsalam nak!! ". Ucap keduanya serempak sambil tersenyum. dan mengambil bingkisan yang dibawah Khumairah karena dia kesusahan. " Bagaimana kabar kalian?? ". " Adaka perkembangan Kak Arman dan Arha??". Tanya Khumairah sambil mendudukkan dirinya di sebelah mereka dengan sopan. "Arman baru saja siuman tadi hanya saja belum banyak bergerak, sedangkan Arha belum sadar. Dia masih koma". Ucap Ibu Aminah sendu. " Yang sabar ya Bunda, ayah. Serahkan semuanya sama Allah". Ucap Khumairah mengelus pundak Ibu Aminah. "Bagaimana pertemuan mu dengannya nak?? Tanya pak Burhan To do point. menatap Khumairah dengan tatapan misterius. Mendengar Ucapan mertuanya Khumairah tersentak kaget tapi dia berusaha menjaga dirinya mengembalikan su
"Itu benar, ternyata kamu pintar juga. Aku tidak menyangka!! ". Ucap Pak Burhan mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Tapi sayang kamu lupa siapa siapa Burhan Mahendra Khumairah!!". Ucapnya menatap dingin kepada Khumairah. " Kalian mencari masalah dengan keluargaku maka bersiaplah untuk menderita". Ucapnya lagi "Ya Allah ayah!! ". Bu Aminah hanya terdiam kaku mendengarnya. " Itu benar tuan Burhan, anda memang berkuasa tapi anda lupa jika Allah melebihi segala kepunyaan manusia". Ucap Khumairah dengan senyum sinis. "Terserah apa katamu yang jelas jika kamu tak mau tersakiti jangan ikut campur". Ucapnya mendorong kasar Khumairah dari hadapannya. Khumairah yang tak siap pun akhirnya terjatuh dan langsung ditolong oleh Ibu Aminah. " Astaghfirullah ayah, apa yang ayah lakukan??". teriak ibu Aminah melihat perbuatan suaminya. "Jangan ikut campur bu, aku masih berbaik hati padanya karena melihatmu sekarang tidak lagi!!". Ucap Pak Burhan mendekati dan mengcengr