"Arman tidak bisa ayah, kalian semua jangan keterlaluan!! ".Bentakku dengan Amarah meledak. " Baiklah tapi jangan harap kau bisa menikah resmi dengannya!!". Ayahku menjawab dengan tajam Aku mengalihkan pandanganku kepada Khumairah yang sejak tadi diam. Entah apa yang dia pikirkan sampai membuat perjanjian konyol ini. Aku tidak menyangkah dia bisa merinci perjanjian tidak masuk akal bagiku. "Khumairah jangan seperti ini!! kamu sudah merasakan bagaimana rasanya punya orangtua yang bahkan tidak bisa ada untukmu dan sekarang kamu melakukannya kepada anak itu??". Tanyaku dengan marah dan tatapan nyalang. Khumairah tersenyum simpul tapi aku tau kata-kata ku barusan membuatnya pasti terluka. karena mengungkit bagaimana perlakuan orangtua nya kepadanya. Dengan berlipat tangan Khumairah menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Tatapan yang tak pernah kuterima selama menikah dengannya. "Aku dengannya berbeda kak, begitupun dengan anakku!!". Bukan aku menghinanya, tapi jika dilah
Aku kembali ke kantor karena tadi aku izin terlambat kepada atasanku. kini pikiranku bercabang-cabang tidak tenang bahkan sampai sore pulang kantor seperti ini pun belum bisa membuat pikiranku tenang. drt.. drt.. Hana Is calling Aku yang melihat siapa yang menelpon itu langsung menghembuskan nafas kasar. Serasa sangat malas untuk meladeninya. "Hallo. Assalamualaikum". Ucapku dengan malas " Waalaikumsalam, Arman kamu dimana??". tanya Hana. "Dijalan menuju cafe tempat janjian, ada apa?? ". Tanyaku dengan dingin. Entahlah sejak mendengar percakapan rekaman tadi aku malas meladeni nya. cintaku padanya yang dulunya menggebu kini seakan terkikis tak bersisa. " Tidak ada, aku hanya memastikan pertemuan itu jadi atau tidak!!". Hana berucap kembali "Jadi kok!!". Khumairah juga akan datang beserta dengan keluargaku". Ya, aku menelpon kedua orang tuaku dan khumairah untuk datang membahas kelanjutan dari perjanjian itu. sekaligus mengurus pernikahan itu secepatnya. " Mak
Melihat suasana yang tiba-tiba tegang saat mendengar perkataan Arha tadi, aku berusaha mengalihkan pembicaraan. "Hana, ada yang akan kami bahas denganmu!!". Ucapku memandang Hana dengan tatapan membunuh. Bisa-bisanya dia mengajarkan yang tidak-tidak pada anakku. " Silahkan saja, memang membahas apa ya??". Tanya Hana dengan sikap angkuh seolah-olah apa yang barusan terjadi bukan apa-apa. "Tentang Arha dan pernikahan kita!!".Ucapku dingin masih diliputi amarah. " Oh.. Sudah ada keputusan ternyata!!". Baguslah kalau mau menepati janji!!". Ucapnya sambil mengibaskan rambutnya. Merasa menang karena akhirnya keinginannya menikah denganku terlaksana. Aku bisa melihat tatapan marah dan emosi dari raut kedua orang tuaku. Bunda mengambil surat perjanjian itu dan memberikannya kepada Hana. "Bacalah itu surat yang harus kamu tandatangani jika ingin pernikahan ini terlaksana!! ". Bunda memberikan surat perjanjian itu kepada Hana dengan kasar. Hana mengambil kertas tersebut kemu
Setelah perdebatan panjang didalam cafe, kami pulang kerumah dengan keputusan yang final. Aku akan menikah dengan Hana dengan resmi walau tak akan ada pesta seperti pernikahan ku dengan Khumairah. Sangat banyak drama menguras emosi sejak tadi, tak tau harus ku lampiaskan kepada siapa. sedangkan sejak pulang keluar dari cafe Khumairah diam seribu bahasa bahkan dia tak ingin pulang bersama ku. tapi setelah aku paksa barulah dia mau. "Apa yang sebenarnya kamu dan orangtuaku rencanakan Khumairah??".Tanyaku kepadanya saat kami dijalan menuju rumah. " Kami hanya melindungi seharusnya dilindungi".Ucap Khumairah dengan tenang "Apa maksudmu Khumairah??".Tanyaku penasaran. " Tidak da kok, nanti kakak akan tau sendiri apa tujuan kami melakukan semua ini".Ucap Khumairah mengindikkan bahunya tanda tidak peduli. Aku semakin penasaran apa sebenarnya yang dia lakukan bersama kedua orangtuaku karena perjanjian itu memang sangat tepat untuk orang berjaga-jaga.
Setelah menelpon aku kembali kekamar untuk istirahat bersama dengan kedua anakku. Dan mungkin setelah ini dan seterusnya akan tidur disini. Aku juga sudah memindahkan semua barangku kemar ini. Saat Aku sampai didepan pintu hendak masuk, Kak Arman memanggilku. "Khumairah!! ". Panggil kak Arman " hmm".. Aku hanya menjawab dengan deheman "Aku Pengen minta itu, ini malam jumat".Ucapnya tanpa malu. Aku berbalik memandangnya dengan tatapan sendu, artiku hanya sebatas penyalur hasrat biologis baginya ternyata. Aku hanya bisa tersenyum kecut, dan mengangguk karena bagaimanapun dia adalah suamiku dan aku wajib melayaninya. Ya malam ini kami bergumul dengan baik walau tak ada cinta, aku diam saja saat kak Arman menyentuh ku. Aku hanya menjalankan kewajibanku saja selebihnya aku tidak tidak perduli. "Khumairah, aku".. Ucapan kak Arman terbata melihatku menangis ketika pergerumulan halal itu selesai. " Sudah selesaikan?? Tanyaku sera
"Wa.. Parah itu bro kalau gitu, pantas aja ortu dan istri loe berubah gitu".Ucap Raihan lagi " Entahlah aku pusing harus melakukan apa. Apalagi aku akan menikah dengan Hana minggu depan".Ucapku menunduk lemas. "Apa?? teriaknya lagi. " Dasar pea, berisik tau ga!!. Orang pusing malah loe tambahin".Ucap Rama memukul kepala Reihan dengan jengkel. "Ya maaf bro, gue kan terkejut".Ucap Raihan mengelus kepalanya karena tabokan. "Jadi Istri dan keluarga loe mengizinkan loe nikah lagi?? Tanya Rama penasaran. Raihan juga memasang telinga dan wajahnya baik-baik untuk mendengarkan penjelasan sahabatnya ini. " Iya mereka mengizinkanku menikahi Hana, Hanya saja semuanya tera
Setelah berkutat selama 2 jam di dapur akhirnya masakan mereka sudah selesai tinggal bagian pengantaran makanannya saja. Kebetulan Acara ini adalah acara Makan siang dan jumat berkah. Dan setelah ini mereka akan masak lagi untuk Acara sore hari. Maya dan 2 karyawan lainnya bertugas mengantar pesanan. Sedangkan Khumairah bersama yang lainnya kembali bertempur dengan dapur setelah sholat duhur dan makan berjamaah. Kebiasaan mereka sejak pertama kali bergabung adalah makan bersama dan saling berbagi keluhan ketia ada yang dirasa tak nyaman. Walaupun usianya dibawah mereka Khumairah tetap menempatkn dii menegur dengan cara yang baik. Khumairah memperlakukan mereka dengan sangat baik, Maka dari itu mereka sangat senang dan menganggap Khumairah seperti anak mereka sendiri. "Bagaimana ibu-ibu kalian masih sanggup ga??". Ucapku kepada karyawanku setelah makan siang. " Masih dong nak, kami kan ibu-ibu kuat!!. iya ga teman-teman?? Tanya ibu-ibu lain. "Benar nak, lagian juga kami s
Astagfirullahaladzim".. Apa yang kulakukan.. Aku memandang nanar kepergian Khumairah. Ya Allah bagaimana ini, jika aku berpisah dari Khumairah pasti orangtuaku akan sangat terluka. mereka sangat mencintai dan menyayangi Khumairah apalagi bundaku. Monologku dalam hati. "Sial!. sial!!..Sialan!!. Aku tak berhenti mengumpat sambil memukul kursi melampiaskan emosiku.. Tidak bisa Aku tidak bisa berpisah dari Khumairah apapun yang terjadi. Aku tak ingin kehilangan harta warisan ku itu. tidak boleh.. Aku berlari ke kamar menemui Khumairah untuk membujuknya. Tapi pintunya terkunci. Aku tak mungkin menggedor pintu karena pasti akan mengagetkan sikembar yang ada didalam bersama Khumairah. Aku hanya bisa pasrah kembali ke kamarku untuk memikirkan cara agar Khumairah tidak berpisah dariku. "Khumairah kita harus bicara!!".Ucapku saat melihatnya membuat sarapan seperti biasa dipagi hari. Dia tidak menjawab, hanya meletakkan makanan di diatas meja kemudian b