Share

BAB 2

"Kamu akan menikahinya??". Tanya ayahku dengan wajah merah tanda dia sangat marah.

" Iya ayah, aku harus bertanggung jawab jika memang itu adalah anakku!!". Ucapku dengan takut dan gemetaran.

"Terus apa yang akan kamu lakukan, bagaimana dengan Khumairah??". Ucap bundaku dengan penuh air mata.

Aku menghela nafas berat inilah sejak tadi yang menjadi beban pikiranku, bagaimana aku menjelaskan kepada Khumairah masalah ini. ini akan menjadi guncangan hebat untuknya apalagi dia baru melahirkan tapi aku juga tidak bisa membiarkan anakku yang lain.

Aku tidak mungkin membiarkan anakku tidak memiliki identitas maka dengan menikahi ibunya dia akan mendapatkan identitas resmi atas nama kami dan dia bisa mendapat kan kartu keluarga.

Aku sudah membuatnya menderita dengan hadir tanpaku, aku sudah menyaksikan bagaimana menderitanya istriku saat melahirkan kedua buah hati kami dan bagaimana dengan Hana yang melahirkan dan membesarkannya seorang diri. aku meneteskan air mata membayangkan bagaimana keadaannnya saat itu.

"Aku akan menjelaskan kepadanya ayah biar bagaimana pun jika benar jika anak itu anakku maka aku akan menikahi Hana!!".Ucapku dengan berusaha tenang.

Bundaku mendelik Murka mendengar ucapanku. Tak menyangka kalau aku lebih memilih menikahi perempuan yang begitu dibenci oleh bundaku sejak dulu.

" Lakukan apapun yang kau mau tapi jangan pernah menyakiti menantu kesayangan kami dan jangan pernah bawah perempuan itu ke hadapan kami karena sampai matipun bunda tak akan pernah mengakui dia sebagai menantu keluarga ini!!!". Ucap Bunda dengan marah dengan emosi yang memburu.

"Tidak bisa seperti itu bunda jika Hana menjadi istriku dia juga menantu bunda dan anak itu adalah cucu bunda juga !!. seruku dengan berani.

" Bunda tidak akan pernah mengakuinya !!". dan silahkan lakukan apapun keinginanmu tapi jangan pernah katakan pada siapapun kalau kami adalah mertuanya, . Bunda tidak sudi". Ucap bundaku sinis.

"Bunda"." Tolong mengertilah jangan seperti ini!!". ucapku sendu dan frustasi

" Bundamu benar, kau tidak perlu membawanya kemari karena kami tidak akan mengakui dia sebagai menantu keluarga ini, bagi kami menantu kami hanya satu yaitu Khumairah!!".Ayahku berkata berusaha tenang.

"Tapi ayah tidak bisa seperti itu, bagaimana dengan anak itu jika benar dia anakku berarti dia cucu kalian!!".Ucapku frustasi mengacak rambutku.

" Dia bukan bagian dari keluarga kita!!". Ayahku berteriak kembali murka.

Aku memandang Ayahku, Aku sangat terkejut dengan ucapan ayahku. Sebegitu benci ka mereka kepada Hana sampai anakku juga mereka benci.

Melihat keterkejutan ku ayahku memandang ku dengan sinis dan tatapan mematikan.

"Anak yang lahir diluar nikah tidak akan bisa memiliki Nasab dari keturunan ayahnya, kamu boleh tanya ustad dan Khumairah bagaimana hukum anak yang lahir diluar nikah!!". Terang ayahku

" Kamu bisa saja mendapatkan akta lahir dengan menikahi ibunya tapi dia tidak akan pernah menjadi bagian dari keluarga kita, Nasab dan segala yang berhubungan dengannya hanya berlaku untuk ibunya". Ayah menjelaskannya lagi.

"Secara hukum agama anak yang lahir diluar nikah tidak bisa menjadikan ayahnya menjadi wali nikah jika dia seorang perempuan dan tidak akan bisa mewarisi Harta benda dari keturunan ayahnya hanya bisa dari ibunya jika dia seorang anak lelaki!!". Ayah menambahkan penjelasannya.

" Bahkan ketika dia menikah dia tidak akan bisa memakai Nasab keturunanmu tapi keturunan ibunya. dia tidak bisa menempatkan namamu dan nama ayah didalam proses ijab kabulnya tapi dia hanya bisa menggunakan nama ibunya dan kakeknya dari pihak ibunya!!.

"Seharusnya kamu juga di hukum karena telah berzina dengan yang bukan istrimu. Kau di didik menjadi lelaki bermartabat tapi kelakuanmu sperti binatang yang berhubungan badan seenaknya.

"Kerugian anak yang lahir diluar nikah sangat banyak nak, itulah sebabnya kami mendidik mu menjadi pria baik dan bertanggungjawab tapi hari ini kamu melemparkan kotoran ke wajah kami sampai kami bahkan tak bisa bernafas!!". Tangis ayahku akhirnya pecah juga.

Dia tidak menyangka anak lelaki yang begitu dia banggakan melakukan tindakan yang memalukan seperti itu.

Aku menangis mendengar ucapan ayahku, benar aku telah gagal menjadi anak yang membanggakan karena ulah ku sendiri kini orangtua yang salalu mendukung dan mempercayai aku terluka.

" Pergilah lakukan apapun yang kamu mau, kami tak akan melarang apapun yang kamu lakukan!!". Bunda berucap sambil berderai air mata.

"Bunda, Aku mohon maafkan aku!!". Ucapku sambil mendekat kearahnya, dia menggeleng tanda tak mau aku dekati.

" Bunda mengizinkan aku menikahinya??". Tanyaku dengan hati-hati.

"lakukan sesukamu tapi jangan pernah berharap kalau kami akan membela mu jika Khumairah tak mau mempertahankan mu!!".Ucap Bunda lagi.

" Bunda??". Ucapku dengan melas berharap beliau luluh.

Bunda menatapku dengan wajah penuh air mata, jelas sekali diwajah itu penuh dengan kekecewaan kepadaku.

"Tidak ada satupun didunia ini ingin dimadu kecuali dia memiliki hati seperti malaikat tapi bunda yakin sekalipun Khumairah mengizinkan mu dia tidak akan pernah bersikap sama seperti dulu dan kami akan membiarkan segala keputusan kepadanya!!". Bunda menanmbahkan.

"Kami tak akan pernah membantumu apapun yang terjadi". Jangan libatkan apapun permasalahan mu nantinya kepada kami karena kamu sendiri yang berbuat kesalahan silahkan tanggung sendiri!!".. Ayahku ikut menyampaikan rasa kecewanya.

" Bunda dan ayah akan membuang ku??". dengan tidak percaya. Sungguh aku terkejut dan tak menyangka jika perbuatanku ini membuatku terbuang.

"kami tak membuang ku tapi kaulah yang mencarinya!!, kau sudah membuat kami malu dan melemparkan aib kepada kami. kurang apa kami selama ini kepadamu?? Tanya bunda lagi

" Kami berusaha melakukan terbaik untukmu tapi apa yang kamu lakukan sekarang, apa yang akan kami katakan kepada orang lain tentang perempuan itu dan anaknya jika kau mengakui mereka kepada keluarga. kau tau bagaimana malunya kami atas kelakuanmu!??". Ayahku menambahkan penjelasan bunda.

"Kami memilihkan mu gadis yang baik dan suci tapi ternyata kau sudah kotor karena berhubungan badan dengan perempuan yang bukan istrimu sampai hamil diluar nikah". kamu pikir itu tidak menyakitkan!!".. Ucap Bunda kembali menangis.

" Kelak keturunanmu akan mendapatkan karma atas perbuatanmu. apa kamu tak memikirkan saat berbuat perbuatan binatang itu!!". Bunda berteriak menyampaikan rasa sakit yang mendalam apda relung hatinya.

"Maaf". Ucapku menunduk menyesali perbuatanku.

" kelakuanmu seperti orang yang tak pernah sekolah, tak pernah terdidik. kami gagal jadi orangtua, apa yang bisa kami katakan kepada Allah nanti!!". Ucap bunda sambil memukul dadanya.

Aku menunduk mendengar curahan hati bunda yang begitu terluka, sungguh aku menyesal melakukannya. aku sudah menghancurkan perasaan kedua orangtuaku dan sekarang jika aku menjelaskan kepada Khumairah maka itu juga akan jadi pukulan besar untuknya.

Benar kata bunda tidak ada wanita mau berbagi apalagi dia baru melahirkan tingkat sensifitasnya sangat tinggi, aku takut dia kena sindrom baby blues karena mendengar kabar ini. tapi aku juga tidak bisa mengabaikan anak itu biar bagaimanapun jika dia darah dagingku, aku harus bertanggungjawab atas perbuatanku.

"Pergilah, lakukan secepatnya tes DNA itu !!" dan lakukan apapun keputusanmu tapi satu pesan ayah dan bunda jangan pernah membawanya kemari karena kami tak akan pernah mengakui dia bagian dari keluarga kami!!". Ayahku kembali berucap.

" Ayah, tolonglah!!..".ucapku dengan merengek seperti anak kecil

"kami sudah tak mau ikut campur dengan apa yang kamu lakukan, kamu sudah dewasa tapi jangan sakiti Khumairah!!".. Ayahku menggelengkan kepalanya tanda masih tidak menerima semua ini.

" Maafkan aku tolong jangan lakukan itu kepadaku!!". Aku bersimpuh di kaki ayahku memohon ampunan mereka.

"Pergilah kami tak ingin melihatmu!!"., Usir ayah kepadaku.

" Bunda??". aku berbalik memandangnya.

bunda membuang muka tak mau melihatku. Pandangannya sarat dengan luka dan rasa khawatir.

"Baiklah aku akan pergi, sungguh maafkan aku jika membuat kalian kecewa dan terluka!!". Ucapku dengan tangis.

aku keluar dari rumah orangtua dengan perasaan campur aduk, ini pertama kalinya orangtuaku tak mau mengakui dan membantuku serta membuang ku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status