"Kamu akan menikahinya??". Tanya ayahku dengan wajah merah tanda dia sangat marah.
" Iya ayah, aku harus bertanggung jawab jika memang itu adalah anakku!!". Ucapku dengan takut dan gemetaran. "Terus apa yang akan kamu lakukan, bagaimana dengan Khumairah??". Ucap bundaku dengan penuh air mata. Aku menghela nafas berat inilah sejak tadi yang menjadi beban pikiranku, bagaimana aku menjelaskan kepada Khumairah masalah ini. ini akan menjadi guncangan hebat untuknya apalagi dia baru melahirkan tapi aku juga tidak bisa membiarkan anakku yang lain. Aku tidak mungkin membiarkan anakku tidak memiliki identitas maka dengan menikahi ibunya dia akan mendapatkan identitas resmi atas nama kami dan dia bisa mendapat kan kartu keluarga. Aku sudah membuatnya menderita dengan hadir tanpaku, aku sudah menyaksikan bagaimana menderitanya istriku saat melahirkan kedua buah hati kami dan bagaimana dengan Hana yang melahirkan dan membesarkannya seorang diri. aku meneteskan air mata membayangkan bagaimana keadaannnya saat itu. "Aku akan menjelaskan kepadanya ayah biar bagaimana pun jika benar jika anak itu anakku maka aku akan menikahi Hana!!".Ucapku dengan berusaha tenang. Bundaku mendelik Murka mendengar ucapanku. Tak menyangka kalau aku lebih memilih menikahi perempuan yang begitu dibenci oleh bundaku sejak dulu. " Lakukan apapun yang kau mau tapi jangan pernah menyakiti menantu kesayangan kami dan jangan pernah bawah perempuan itu ke hadapan kami karena sampai matipun bunda tak akan pernah mengakui dia sebagai menantu keluarga ini!!!". Ucap Bunda dengan marah dengan emosi yang memburu. "Tidak bisa seperti itu bunda jika Hana menjadi istriku dia juga menantu bunda dan anak itu adalah cucu bunda juga !!. seruku dengan berani. " Bunda tidak akan pernah mengakuinya !!". dan silahkan lakukan apapun keinginanmu tapi jangan pernah katakan pada siapapun kalau kami adalah mertuanya, . Bunda tidak sudi". Ucap bundaku sinis. "Bunda"." Tolong mengertilah jangan seperti ini!!". ucapku sendu dan frustasi " Bundamu benar, kau tidak perlu membawanya kemari karena kami tidak akan mengakui dia sebagai menantu keluarga ini, bagi kami menantu kami hanya satu yaitu Khumairah!!".Ayahku berkata berusaha tenang. "Tapi ayah tidak bisa seperti itu, bagaimana dengan anak itu jika benar dia anakku berarti dia cucu kalian!!".Ucapku frustasi mengacak rambutku. " Dia bukan bagian dari keluarga kita!!". Ayahku berteriak kembali murka. Aku memandang Ayahku, Aku sangat terkejut dengan ucapan ayahku. Sebegitu benci ka mereka kepada Hana sampai anakku juga mereka benci. Melihat keterkejutan ku ayahku memandang ku dengan sinis dan tatapan mematikan. "Anak yang lahir diluar nikah tidak akan bisa memiliki Nasab dari keturunan ayahnya, kamu boleh tanya ustad dan Khumairah bagaimana hukum anak yang lahir diluar nikah!!". Terang ayahku " Kamu bisa saja mendapatkan akta lahir dengan menikahi ibunya tapi dia tidak akan pernah menjadi bagian dari keluarga kita, Nasab dan segala yang berhubungan dengannya hanya berlaku untuk ibunya". Ayah menjelaskannya lagi. "Secara hukum agama anak yang lahir diluar nikah tidak bisa menjadikan ayahnya menjadi wali nikah jika dia seorang perempuan dan tidak akan bisa mewarisi Harta benda dari keturunan ayahnya hanya bisa dari ibunya jika dia seorang anak lelaki!!". Ayah menambahkan penjelasannya. " Bahkan ketika dia menikah dia tidak akan bisa memakai Nasab keturunanmu tapi keturunan ibunya. dia tidak bisa menempatkan namamu dan nama ayah didalam proses ijab kabulnya tapi dia hanya bisa menggunakan nama ibunya dan kakeknya dari pihak ibunya!!. "Seharusnya kamu juga di hukum karena telah berzina dengan yang bukan istrimu. Kau di didik menjadi lelaki bermartabat tapi kelakuanmu sperti binatang yang berhubungan badan seenaknya. "Kerugian anak yang lahir diluar nikah sangat banyak nak, itulah sebabnya kami mendidik mu menjadi pria baik dan bertanggungjawab tapi hari ini kamu melemparkan kotoran ke wajah kami sampai kami bahkan tak bisa bernafas!!". Tangis ayahku akhirnya pecah juga. Dia tidak menyangka anak lelaki yang begitu dia banggakan melakukan tindakan yang memalukan seperti itu. Aku menangis mendengar ucapan ayahku, benar aku telah gagal menjadi anak yang membanggakan karena ulah ku sendiri kini orangtua yang salalu mendukung dan mempercayai aku terluka. " Pergilah lakukan apapun yang kamu mau, kami tak akan melarang apapun yang kamu lakukan!!". Bunda berucap sambil berderai air mata. "Bunda, Aku mohon maafkan aku!!". Ucapku sambil mendekat kearahnya, dia menggeleng tanda tak mau aku dekati. " Bunda mengizinkan aku menikahinya??". Tanyaku dengan hati-hati. "lakukan sesukamu tapi jangan pernah berharap kalau kami akan membela mu jika Khumairah tak mau mempertahankan mu!!".Ucap Bunda lagi. " Bunda??". Ucapku dengan melas berharap beliau luluh. Bunda menatapku dengan wajah penuh air mata, jelas sekali diwajah itu penuh dengan kekecewaan kepadaku. "Tidak ada satupun didunia ini ingin dimadu kecuali dia memiliki hati seperti malaikat tapi bunda yakin sekalipun Khumairah mengizinkan mu dia tidak akan pernah bersikap sama seperti dulu dan kami akan membiarkan segala keputusan kepadanya!!". Bunda menanmbahkan. "Kami tak akan pernah membantumu apapun yang terjadi". Jangan libatkan apapun permasalahan mu nantinya kepada kami karena kamu sendiri yang berbuat kesalahan silahkan tanggung sendiri!!".. Ayahku ikut menyampaikan rasa kecewanya. " Bunda dan ayah akan membuang ku??". dengan tidak percaya. Sungguh aku terkejut dan tak menyangka jika perbuatanku ini membuatku terbuang. "kami tak membuang ku tapi kaulah yang mencarinya!!, kau sudah membuat kami malu dan melemparkan aib kepada kami. kurang apa kami selama ini kepadamu?? Tanya bunda lagi " Kami berusaha melakukan terbaik untukmu tapi apa yang kamu lakukan sekarang, apa yang akan kami katakan kepada orang lain tentang perempuan itu dan anaknya jika kau mengakui mereka kepada keluarga. kau tau bagaimana malunya kami atas kelakuanmu!??". Ayahku menambahkan penjelasan bunda. "Kami memilihkan mu gadis yang baik dan suci tapi ternyata kau sudah kotor karena berhubungan badan dengan perempuan yang bukan istrimu sampai hamil diluar nikah". kamu pikir itu tidak menyakitkan!!".. Ucap Bunda kembali menangis. " Kelak keturunanmu akan mendapatkan karma atas perbuatanmu. apa kamu tak memikirkan saat berbuat perbuatan binatang itu!!". Bunda berteriak menyampaikan rasa sakit yang mendalam apda relung hatinya. "Maaf". Ucapku menunduk menyesali perbuatanku. " kelakuanmu seperti orang yang tak pernah sekolah, tak pernah terdidik. kami gagal jadi orangtua, apa yang bisa kami katakan kepada Allah nanti!!". Ucap bunda sambil memukul dadanya. Aku menunduk mendengar curahan hati bunda yang begitu terluka, sungguh aku menyesal melakukannya. aku sudah menghancurkan perasaan kedua orangtuaku dan sekarang jika aku menjelaskan kepada Khumairah maka itu juga akan jadi pukulan besar untuknya. Benar kata bunda tidak ada wanita mau berbagi apalagi dia baru melahirkan tingkat sensifitasnya sangat tinggi, aku takut dia kena sindrom baby blues karena mendengar kabar ini. tapi aku juga tidak bisa mengabaikan anak itu biar bagaimanapun jika dia darah dagingku, aku harus bertanggungjawab atas perbuatanku. "Pergilah, lakukan secepatnya tes DNA itu !!" dan lakukan apapun keputusanmu tapi satu pesan ayah dan bunda jangan pernah membawanya kemari karena kami tak akan pernah mengakui dia bagian dari keluarga kami!!". Ayahku kembali berucap. " Ayah, tolonglah!!..".ucapku dengan merengek seperti anak kecil "kami sudah tak mau ikut campur dengan apa yang kamu lakukan, kamu sudah dewasa tapi jangan sakiti Khumairah!!".. Ayahku menggelengkan kepalanya tanda masih tidak menerima semua ini. " Maafkan aku tolong jangan lakukan itu kepadaku!!". Aku bersimpuh di kaki ayahku memohon ampunan mereka. "Pergilah kami tak ingin melihatmu!!"., Usir ayah kepadaku. " Bunda??". aku berbalik memandangnya. bunda membuang muka tak mau melihatku. Pandangannya sarat dengan luka dan rasa khawatir. "Baiklah aku akan pergi, sungguh maafkan aku jika membuat kalian kecewa dan terluka!!". Ucapku dengan tangis. aku keluar dari rumah orangtua dengan perasaan campur aduk, ini pertama kalinya orangtuaku tak mau mengakui dan membantuku serta membuang ku.Perasaanku betu-betul kacau saat ini bagaimana bisa aku melakukan hal memalukan itu dulu. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Benar kata orang tuaku mereka mendidik dengan sangat baik agar kelak aku dewasa menjadi lelaki yang bermartabat dan bertanggungjawab tapi aku melakukan hal yang yang tak bisa mereka maafkan. Tadinya aku berpikir dengan kembalinya Hana akan membuat hidupku kembali berwarna karena kami memang saling mencintai sebelum dia pergi tapi ternyata ibukulah dalang dari semua ini. Aku rasa wajar jika bundaku melakukannya mungkin dia khawatir kepadaku karena Hana tak sebaik yang selalu kukatakan. saat memandang foto dan video yang diberikan bunda sungguh aku tak tau harus berkata seperti apa. Perasaan cinta yang besar kepada Hana tiba-tiba saja redup dengan sendiri nya, walau aku bukan lelaki suci dan baik tapi aku tak mau memiliki istri yang suka dipegang oleh berbagai jenis lelaki seperti yang dilakukan Hana. Jika anak itu bukan anakku aku punya alasan yang k
"Dek!!".Jangan bicara seperti itu!!". Aku menegurnya dengan lembut agar bisa meredam emosi Khumairah tapi tidak mempan. " Itu benar!!, mungkin ayah dan bunda sudah menjelaskan dengan kakak bagaimana status anak diluar nikah, dan itu dibenarkan dalam alquran dan hadist jadi apa yang salah dengan itu!!". Ucap Hana menaikkan sebelah alisnya dan melipat kedua tangannya didada seolah menantang Hana. "Sialan kau mengatai anakku!!. Hana berteriak marah mendekati Khumairah dengan tajam. Hana bersiap untuk menampar Khumairah tapi langsung ditangkap baik oleh Khumairah. "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu!!". Khumairah menghempaskan tangan Hana dengan keras sehingga Hana terjatuh kebelakang. Aku terpaku melihat apa yang terjadi, kenapa Khumairah berubah drastis seperti ini. Tak seperti biasanya yang sangat lemah lembut dan sopan bertutur kata sekarang dia bahkan sangat kasar dan arogan. " Kau!!". Hana menunjuk Khumairah dengan penuh amarah dan mengepalkan tangannya de
Aku termenung didalam mobil memikirkan semua ini, segala perubahan kedua orangtuaku membuatku sungguh khawatir apalagi sekarang Khumairah juga. Andai Hana tidak datang mengacaukan segalanya mungkin aku bisa menjelaskan dengan baik kepada Khumairah tapi sekarang malah jadi runyam seperti ini. Khumairah sungguh menjaga nama ku karena saat dia menghubungi dokter dia mengatakan aku kerabatnya bukan suaminya. Dia tidak mengatakannya. karena tak mau aku malu sebab ini adalah perbuatan yang memalukan, dia bahkan tak menceritakan apapun kepada temannya bisa ku lihat dari rasa penasaran dokter tadi. Dokter itu tidak banyak bertanya. Aku bersyukur karena Khumairah tak menceritakan Aib ku kepada orang lain disaat aku menyakitinya seperti ini dia masih menjaga nama baikku dan nama baik orang tuaku. Aku akan mempertahankan pernikahan ku dengannya tapi bagaimana dengan keinginan Khumairah tadi jika terbukti anak itu adalah anakku. astaga bagaimana ini.. Aku tak sadar jika mobil online
Aku berjalan gontai ke kamarku setelah perdebatan panjangku dengan kedua orang tuaku, aku memasuki kamar yang biasa ku tempati dengan Khumairah dan saat aku masuk aku tak mendapati dia, seperti yang dia katakan bahwa malam ini dan seterusnya dia akan tidur di ruang tamu sampai semuanya jelas. Aku merebahkan tubuh ku yang lelah bukan hanya tubuhku tapi juga hatiku dan perasaanku, aku bimbang dengan semuanya tapi aku harus bertanggungjawab dengan semua perbuatanku dan anak itu tidak bersalah sama sekali. jika aku mengatakan dan memberi pengertian Khumairah sendiri mungkin dia akan mempertimbangkan nya tapi Hana datang merusak segalanya. Aku menutup mataku bersiap dengan semua hal terburuk nantinya, aku akan berusaha keras karena ini akan mempertaruhkan pernikahan ku dan nasib ketiga anakku. Pagi menjelang aku tak lupa untuk menunaikan sholat shubuh yang seharusnya berjamaah dengan Khumairah seperti yang kami lakukan seperti biasa tapi kali ini dia bahkan tak membangunkan ku untu
Aku memandang Khumairah berjalan menjahuiku setelah membanting gelas. Aku tak menyangka jika dia berubah menjadi sangat kasar dan penuh amarah seperti ini. Aku hanya bisa memandang nanar bagaimana dia bersikap sekarang, tak ada lagi kelembutan apalagi sikap hangat yang ada hanya sikap ketus walau dia masih menjalankan kewajibannya sehari-hari. Drt.. drt.. suara seringan telpon mengganggu lamunan Arman. "Hallo Assalamualaikum??". " Maaf ini siapa ya???". Tanyaku penasaran. Karena yang menelpon tertera nomor baru yang tidak kukenal. " Waalaikumsalam, dengan pak Arman??". Tanya dari pihak seberang. "Iya benar saya sendiri, maaf ini siapa ya pak ???". tanyaku dengan penasaran " Kami dari pihak rumah sakit Ibnu Sina pak, kami ingin menyampaikan kalau hasilnya sudah bisa dicek sekarang. Bisaka anda datang mengambil hasil lab??". ucapan seberang membuatku tersentak "Hasil lab??". loe bukannya hasilnya nanti ya pak??". Tanyaku kebingungan " Benar pak kebetulan hasilnya ke
Maafkan aku kak karena memperlakukan kakak seperti ini tapi aku harus terbiasa mulai dari sekarang karena aku tau aku belum ada di hatimu selama ini. curahan Hati Khumairah. drt.. drt...Suara seringan telpon membuat langkah Khumairah terhenti. kemudian mengangkat telponnya. " Hallo Assalamualaikum". Khumairah mengucapkan salam. "Wa'alaikum salam Khumairah!!", Apakah kamu sedang sibuk??". Tanya Rani di seberang telpon. " Tidak juga. Aku sedang dirumah menjaga anakku. Ada kah yang bisa aku bantu ukhti???". Tanya Khumairah dengan penasaran. "Aku ingin memesan Nasi Kuning buatanmu, 1000 dos untuk jumat berkah, kira-kira kamu bisa??". Tanya Rani lagi dengan harap. " Jumat kapan ukhti??". Tanya Khumairah dengan antusias. karena mendapatkan orderan baru lagi. dan ini jumlah lumayan besar. "Pekan ini Khumairah, kamu bisa kan??". Tanya Rani penasaran sekaligus cemas. " Tentu saja aku bisa!!". Masih tau kan bagaimana prosedur pemesanannya??". Khumairah bertanya dengan s
"Arman tidak bisa ayah, kalian semua jangan keterlaluan!! ".Bentakku dengan Amarah meledak. " Baiklah tapi jangan harap kau bisa menikah resmi dengannya!!". Ayahku menjawab dengan tajam Aku mengalihkan pandanganku kepada Khumairah yang sejak tadi diam. Entah apa yang dia pikirkan sampai membuat perjanjian konyol ini. Aku tidak menyangkah dia bisa merinci perjanjian tidak masuk akal bagiku. "Khumairah jangan seperti ini!! kamu sudah merasakan bagaimana rasanya punya orangtua yang bahkan tidak bisa ada untukmu dan sekarang kamu melakukannya kepada anak itu??". Tanyaku dengan marah dan tatapan nyalang. Khumairah tersenyum simpul tapi aku tau kata-kata ku barusan membuatnya pasti terluka. karena mengungkit bagaimana perlakuan orangtua nya kepadanya. Dengan berlipat tangan Khumairah menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Tatapan yang tak pernah kuterima selama menikah dengannya. "Aku dengannya berbeda kak, begitupun dengan anakku!!". Bukan aku menghinanya, tapi jika dilah
Aku kembali ke kantor karena tadi aku izin terlambat kepada atasanku. kini pikiranku bercabang-cabang tidak tenang bahkan sampai sore pulang kantor seperti ini pun belum bisa membuat pikiranku tenang. drt.. drt.. Hana Is calling Aku yang melihat siapa yang menelpon itu langsung menghembuskan nafas kasar. Serasa sangat malas untuk meladeninya. "Hallo. Assalamualaikum". Ucapku dengan malas " Waalaikumsalam, Arman kamu dimana??". tanya Hana. "Dijalan menuju cafe tempat janjian, ada apa?? ". Tanyaku dengan dingin. Entahlah sejak mendengar percakapan rekaman tadi aku malas meladeni nya. cintaku padanya yang dulunya menggebu kini seakan terkikis tak bersisa. " Tidak ada, aku hanya memastikan pertemuan itu jadi atau tidak!!". Hana berucap kembali "Jadi kok!!". Khumairah juga akan datang beserta dengan keluargaku". Ya, aku menelpon kedua orang tuaku dan khumairah untuk datang membahas kelanjutan dari perjanjian itu. sekaligus mengurus pernikahan itu secepatnya. " Mak