"Dek!!".Jangan bicara seperti itu!!". Aku menegurnya dengan lembut agar bisa meredam emosi Khumairah tapi tidak mempan.
" Itu benar!!, mungkin ayah dan bunda sudah menjelaskan dengan kakak bagaimana status anak diluar nikah, dan itu dibenarkan dalam alquran dan hadist jadi apa yang salah dengan itu!!". Ucap Hana menaikkan sebelah alisnya dan melipat kedua tangannya didada seolah menantang Hana. "Sialan kau mengatai anakku!!. Hana berteriak marah mendekati Khumairah dengan tajam. Hana bersiap untuk menampar Khumairah tapi langsung ditangkap baik oleh Khumairah. "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu!!". Khumairah menghempaskan tangan Hana dengan keras sehingga Hana terjatuh kebelakang. Aku terpaku melihat apa yang terjadi, kenapa Khumairah berubah drastis seperti ini. Tak seperti biasanya yang sangat lemah lembut dan sopan bertutur kata sekarang dia bahkan sangat kasar dan arogan. " Kau!!". Hana menunjuk Khumairah dengan penuh amarah dan mengepalkan tangannya dengan erat sampai kukunya memutih. "Dengar kakak Hana yang terhormat, aku menghormati orang yang bisa dihormati!!". Sejak tadi Anda datang, anda bersikap seolah Ratu dirumah ini sangat seenaknya. Seandainya anda keluarga Kak Arman aku akan menghormati tapi disini anda orang asing yang seenaknya!!".Ucapnya marah dan penuh penekanan. Khumairah beralih menatapku dengan tatapan mematikan, membuat tubuhku diam bak patung. "Kakak bisa menilai sendiri dari apa yang terjadi, sejak kedatangannya tadi aku berusaha sabar, tapi dia sudah keterlaluan, tidak hanya menghina ku tapi dia menghina kedua orang tua kakak. Aku diam saja jika dia menghina ku tapi jika dia kurang ajar kepada Ayah dan bunda maka tidak ada lagi rasa hormat ku kepadanya!!".Terang Hana dengan panjang dan penuh emosi. Aku menoleh kearah Hana dengan cepat saat mendengar ucapan khumairah "Benar apa yang dikatakan Khumairah??". Tanyaku dengan marah. Aku tidak terima jika seandainya benar Hana menghina orangtua ku. " Aku tidak menghina orang tuamu, dia sengaja memfitnah ku agar kamu membenciku!!". Sanggah Hana kepadaku dan melirik kesana kemari menghindari tatapan ku. "Khumairah bukan orang yang suka berbohong Hana, walau aku mengenalnya baru setahun dia bukan orang seperti itu!!".Ucapku berang berjalan mendekat kearahnya. " Aku tidak menghina orang tuamu, aku hanya mengatakan jika semua terjadi karena orang tuamu sehingga kita berpisah, ibu mu yang sombong itu memang melakukannya. teriak Hana dengan keras Plak.. Suara tamparan menggema. Hana jatuh tersungkur mendapatkan tamparan keras dari Khumairah.. "Kau, Ucap Hana sangat murka Aku Diam bagai patung melihat yang dilakukan Khumairah terhadap Hana " Dek".. Ucapku saat Aku menguasai diri. "Anda bisa menghina ku tapi jangan pernah menghina kedua mertuaku, Khumairah berteriak sambil membentak". Mataku membola mendengar teriakan dan bentakan Khumairah. Bersyukur anak kecil itu telah dibawah bibi kebelakang untuk bermain sehingga tidak menyaksikan perdebatan kami ini. "Dek, istigfar.. Istighfar dek.. Ucapku memegang tangannya. Dia menghempaskan tangan ku dengan kasar. " Maaf kak jangan sentuh aku!!. Bawah perempuan dan anaknya ini keluar dari sini. aku tak mau mereka. ada disini. Perintah Khumairah kepadaku. "Dek,.. Ucapku frustasi mengacak rambutku. " Lakukan tes DNA sekarang juga mumpung belum malam agar hasilnya keluar besok. Datanglah kerumah sakit Ibnu Sina kalian akan bertemu dengan sahabatku sejam lagi karena aku sudah membuatkan kalian janji temu Setelah itu kita akan melanjutkan pembahasan mau dibawah kemana pernikahan kita". Perintah Khumairah lagi. "Tapi dek!! ucapku mengibah Khumairah mengangkat tangannya tanda tak mau kudekati. " Lakukan dan mulai hari ini aku akan tidur dikamar tamu. sampai semua jelas". Ucapnya langsung masuk kedalam rumah meninggalkan aku terpaku. Sungguh aku sangat terkejut dengan sikap Khumairah yang seperti ini, dia sangat berbeda dari yang kukenal selama kita menikah. Tegas dan sangat berani "Sekarang kamu puas dengan tingkah bodoh yang kamu lakukan??". Hardik ku pada Hana " Aku hanya memperjuangkan hakku"., Hana dengan marah "Sekarang kita pergi sesuai keinginan Khumairah karena kita tidak perlu mengantri".Ucapku jengkel " Apa kau yakin itu aman di lakukan sedangkan istrimu itu tidak suka kepadaku, bisa jadi dia akan bekerjasama dengan temannya itu". Ucap Hana Khawatir "Khumairah bukan orang seperti itu. Kau tidak lihat penampilan nya, dia paham dengan agama tak mungkin melakukan hal curang dan aku yakin teman Khumairah juga seorang yang paham juga. Ucapku jengkel Sekarang baru aku tau sifat asli dari perempuan selama ini kucintai ternyata dia seperti ini. aku menggeleng kan kepalaku. "Baiklah, ayo kita pergi. Ucap Hana Aku masuk kerumah menuju ke belakang rumah mengambil anak perempuan Hana untuk melakukan tes DNA. kami pun berangkat menggunakan mobil Hana karena mobilnya terparkir diluar. Sesampai nya dirumah sakit, aku mengecek pesan dari Khumairah yang memberitahu nama sahabatnya karena katanya sahabatnya sudah memberitahu resepsionis tentang kami. Kami menghampiri Resepsionis sesuai dengan arahan khumairah tadi, dan resepsionis mengarahkan kami keruangan yang sudah ada dokter didalamnya. "Selamat Malam dokter"??, ucapku saat memasuki ruangannya. Disana sudah ada suster yang membantu kami. " Apa bapak dan adenya sudah siap???". Ucap dokter dengan ramah tanpa basa basi. Sepertinya Khumairah sudah menjelaskan kedatangan kami. "Siap dokter silahkan langsung dilakukan saja", ucapku " Baik, suster tolong ya, lakukan dengan sampel darah saja suster agar hasilnya bisa keluar besok. Ucapnya dengan sopan "Baik dokter". ucap suster berlalu. Aku menggendong Balita perempuan ini keruangan berbeda dan mengambil sampel darah bersama. Setelah selesai kami pun kembali keruangan dokter tadi karena Hana menunggu kami disana. "Terima kasih dokter atas bantuannya.Ucapku menunduk "Tak perlu sungkan pak saya sahabat Khumairah sekaligus dokter jadi tidak apa. Ucap dokter dengan ramah sesuai penampilannya " Apa Khumairah menceritakan tentang kami?? Tanyaku dengan gelisah. "Khumairah hanya menyampaikan jika saudaranya ingin Tes DNA pak !! dan kebetulan saya baru selesai dari jadwal jadi bisa langsung melakukan nya". Terang dokter lagi. " Ya sudah dokter terima kasih atas bantuannya". Ucapku ramah "Silahkan pak buk". Dokter berucap lagi " Mari dokter, assalamualaikum. "waalaikumsalam. dokter menjawab salam dari pasiennya. Sejak tadi Hana tak mengucapkan apapun entah apa yang ada dipikirannya, aku sudah memesan mobil online untuk pulang karena tak ingin pulang bersama Hana. " Ayo kita pulang bersama, aku akan mengantarkan mu pulang". Ucap Hana kepadaku "Tidak perlu". Aku menolak dengan tegas, " Kenapa??". Ucap Hana kecewa "Kita bukan pasangan Hana, kita akan melakukan kontak fisik lagi setelah semuanya jelas dan adanya pernikahan. Ucapku menjelaskan " Loe bukannya dulu kita sering melakukannya hanya dengan status pacaran?? Tanya Hana dengan wajah tidak terima. "Itu dulu Hana, saat aku bukan punya siapa pun tapi sekarang aku sudah menikah dan telah menjadi ayah". Ucapku dengan tenang. " Apa karena perempuan tidak tau diri itu kau memperlakukanku seperti ini??". Ucapnya dengan marah. "Dia adalah istriku dan dia tidka tau apapun, dia berhak melakukan itu karena kami sudah menikah secara sah". Ucapku jengah tidak terima dia menghina Khumairah. " Tapi kau mu sudah berjanji padaku memperlakukan ku dengan baik". Ucap Hana dengan sendu. "Ya sebelum kau meninggalkanku". Ucapku membuang muka "Aku melakukannua karena orangtua mu sangat sombong mereka menghina ku seenaknya, dan mulut kurang ajar mereka itu sudah menjatuhkan harga diriku". Hana menjelaskan dengan penuh amarah. " Diam".. Ucapku dengan marah mendengar dia menghina orang tuaku. Anak yang ada didalam gendongan Hana menangis kencang mendengar bentakan ku.. "Jangan pernah menghina orang tuaku". Aku langsung berlalu dari hadapannya karena mobil online pesanan ku sudah datang. Pantas saja khumairah murka karena memang mulut dan perkataan Hana sungguh keterlaluan, sekarang aku tau kenapa bunda tidak menyetujui aku dengannya mungkin inilah salah satu alasan mendasar beliau tak pernah mau menerima HanaAku termenung didalam mobil memikirkan semua ini, segala perubahan kedua orangtuaku membuatku sungguh khawatir apalagi sekarang Khumairah juga. Andai Hana tidak datang mengacaukan segalanya mungkin aku bisa menjelaskan dengan baik kepada Khumairah tapi sekarang malah jadi runyam seperti ini. Khumairah sungguh menjaga nama ku karena saat dia menghubungi dokter dia mengatakan aku kerabatnya bukan suaminya. Dia tidak mengatakannya. karena tak mau aku malu sebab ini adalah perbuatan yang memalukan, dia bahkan tak menceritakan apapun kepada temannya bisa ku lihat dari rasa penasaran dokter tadi. Dokter itu tidak banyak bertanya. Aku bersyukur karena Khumairah tak menceritakan Aib ku kepada orang lain disaat aku menyakitinya seperti ini dia masih menjaga nama baikku dan nama baik orang tuaku. Aku akan mempertahankan pernikahan ku dengannya tapi bagaimana dengan keinginan Khumairah tadi jika terbukti anak itu adalah anakku. astaga bagaimana ini.. Aku tak sadar jika mobil online
Aku berjalan gontai ke kamarku setelah perdebatan panjangku dengan kedua orang tuaku, aku memasuki kamar yang biasa ku tempati dengan Khumairah dan saat aku masuk aku tak mendapati dia, seperti yang dia katakan bahwa malam ini dan seterusnya dia akan tidur di ruang tamu sampai semuanya jelas. Aku merebahkan tubuh ku yang lelah bukan hanya tubuhku tapi juga hatiku dan perasaanku, aku bimbang dengan semuanya tapi aku harus bertanggungjawab dengan semua perbuatanku dan anak itu tidak bersalah sama sekali. jika aku mengatakan dan memberi pengertian Khumairah sendiri mungkin dia akan mempertimbangkan nya tapi Hana datang merusak segalanya. Aku menutup mataku bersiap dengan semua hal terburuk nantinya, aku akan berusaha keras karena ini akan mempertaruhkan pernikahan ku dan nasib ketiga anakku. Pagi menjelang aku tak lupa untuk menunaikan sholat shubuh yang seharusnya berjamaah dengan Khumairah seperti yang kami lakukan seperti biasa tapi kali ini dia bahkan tak membangunkan ku untu
Aku memandang Khumairah berjalan menjahuiku setelah membanting gelas. Aku tak menyangka jika dia berubah menjadi sangat kasar dan penuh amarah seperti ini. Aku hanya bisa memandang nanar bagaimana dia bersikap sekarang, tak ada lagi kelembutan apalagi sikap hangat yang ada hanya sikap ketus walau dia masih menjalankan kewajibannya sehari-hari. Drt.. drt.. suara seringan telpon mengganggu lamunan Arman. "Hallo Assalamualaikum??". " Maaf ini siapa ya???". Tanyaku penasaran. Karena yang menelpon tertera nomor baru yang tidak kukenal. " Waalaikumsalam, dengan pak Arman??". Tanya dari pihak seberang. "Iya benar saya sendiri, maaf ini siapa ya pak ???". tanyaku dengan penasaran " Kami dari pihak rumah sakit Ibnu Sina pak, kami ingin menyampaikan kalau hasilnya sudah bisa dicek sekarang. Bisaka anda datang mengambil hasil lab??". ucapan seberang membuatku tersentak "Hasil lab??". loe bukannya hasilnya nanti ya pak??". Tanyaku kebingungan " Benar pak kebetulan hasilnya ke
Maafkan aku kak karena memperlakukan kakak seperti ini tapi aku harus terbiasa mulai dari sekarang karena aku tau aku belum ada di hatimu selama ini. curahan Hati Khumairah. drt.. drt...Suara seringan telpon membuat langkah Khumairah terhenti. kemudian mengangkat telponnya. " Hallo Assalamualaikum". Khumairah mengucapkan salam. "Wa'alaikum salam Khumairah!!", Apakah kamu sedang sibuk??". Tanya Rani di seberang telpon. " Tidak juga. Aku sedang dirumah menjaga anakku. Ada kah yang bisa aku bantu ukhti???". Tanya Khumairah dengan penasaran. "Aku ingin memesan Nasi Kuning buatanmu, 1000 dos untuk jumat berkah, kira-kira kamu bisa??". Tanya Rani lagi dengan harap. " Jumat kapan ukhti??". Tanya Khumairah dengan antusias. karena mendapatkan orderan baru lagi. dan ini jumlah lumayan besar. "Pekan ini Khumairah, kamu bisa kan??". Tanya Rani penasaran sekaligus cemas. " Tentu saja aku bisa!!". Masih tau kan bagaimana prosedur pemesanannya??". Khumairah bertanya dengan s
"Arman tidak bisa ayah, kalian semua jangan keterlaluan!! ".Bentakku dengan Amarah meledak. " Baiklah tapi jangan harap kau bisa menikah resmi dengannya!!". Ayahku menjawab dengan tajam Aku mengalihkan pandanganku kepada Khumairah yang sejak tadi diam. Entah apa yang dia pikirkan sampai membuat perjanjian konyol ini. Aku tidak menyangkah dia bisa merinci perjanjian tidak masuk akal bagiku. "Khumairah jangan seperti ini!! kamu sudah merasakan bagaimana rasanya punya orangtua yang bahkan tidak bisa ada untukmu dan sekarang kamu melakukannya kepada anak itu??". Tanyaku dengan marah dan tatapan nyalang. Khumairah tersenyum simpul tapi aku tau kata-kata ku barusan membuatnya pasti terluka. karena mengungkit bagaimana perlakuan orangtua nya kepadanya. Dengan berlipat tangan Khumairah menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Tatapan yang tak pernah kuterima selama menikah dengannya. "Aku dengannya berbeda kak, begitupun dengan anakku!!". Bukan aku menghinanya, tapi jika dilah
Aku kembali ke kantor karena tadi aku izin terlambat kepada atasanku. kini pikiranku bercabang-cabang tidak tenang bahkan sampai sore pulang kantor seperti ini pun belum bisa membuat pikiranku tenang. drt.. drt.. Hana Is calling Aku yang melihat siapa yang menelpon itu langsung menghembuskan nafas kasar. Serasa sangat malas untuk meladeninya. "Hallo. Assalamualaikum". Ucapku dengan malas " Waalaikumsalam, Arman kamu dimana??". tanya Hana. "Dijalan menuju cafe tempat janjian, ada apa?? ". Tanyaku dengan dingin. Entahlah sejak mendengar percakapan rekaman tadi aku malas meladeni nya. cintaku padanya yang dulunya menggebu kini seakan terkikis tak bersisa. " Tidak ada, aku hanya memastikan pertemuan itu jadi atau tidak!!". Hana berucap kembali "Jadi kok!!". Khumairah juga akan datang beserta dengan keluargaku". Ya, aku menelpon kedua orang tuaku dan khumairah untuk datang membahas kelanjutan dari perjanjian itu. sekaligus mengurus pernikahan itu secepatnya. " Mak
Melihat suasana yang tiba-tiba tegang saat mendengar perkataan Arha tadi, aku berusaha mengalihkan pembicaraan. "Hana, ada yang akan kami bahas denganmu!!". Ucapku memandang Hana dengan tatapan membunuh. Bisa-bisanya dia mengajarkan yang tidak-tidak pada anakku. " Silahkan saja, memang membahas apa ya??". Tanya Hana dengan sikap angkuh seolah-olah apa yang barusan terjadi bukan apa-apa. "Tentang Arha dan pernikahan kita!!".Ucapku dingin masih diliputi amarah. " Oh.. Sudah ada keputusan ternyata!!". Baguslah kalau mau menepati janji!!". Ucapnya sambil mengibaskan rambutnya. Merasa menang karena akhirnya keinginannya menikah denganku terlaksana. Aku bisa melihat tatapan marah dan emosi dari raut kedua orang tuaku. Bunda mengambil surat perjanjian itu dan memberikannya kepada Hana. "Bacalah itu surat yang harus kamu tandatangani jika ingin pernikahan ini terlaksana!! ". Bunda memberikan surat perjanjian itu kepada Hana dengan kasar. Hana mengambil kertas tersebut kemu
Setelah perdebatan panjang didalam cafe, kami pulang kerumah dengan keputusan yang final. Aku akan menikah dengan Hana dengan resmi walau tak akan ada pesta seperti pernikahan ku dengan Khumairah. Sangat banyak drama menguras emosi sejak tadi, tak tau harus ku lampiaskan kepada siapa. sedangkan sejak pulang keluar dari cafe Khumairah diam seribu bahasa bahkan dia tak ingin pulang bersama ku. tapi setelah aku paksa barulah dia mau. "Apa yang sebenarnya kamu dan orangtuaku rencanakan Khumairah??".Tanyaku kepadanya saat kami dijalan menuju rumah. " Kami hanya melindungi seharusnya dilindungi".Ucap Khumairah dengan tenang "Apa maksudmu Khumairah??".Tanyaku penasaran. " Tidak da kok, nanti kakak akan tau sendiri apa tujuan kami melakukan semua ini".Ucap Khumairah mengindikkan bahunya tanda tidak peduli. Aku semakin penasaran apa sebenarnya yang dia lakukan bersama kedua orangtuaku karena perjanjian itu memang sangat tepat untuk orang berjaga-jaga.