"Kamu harus memenuhi janjimu dulu untuk menikahi dan bersamaku !!". Hana membuka percakapan setelah kami masuk ke kantorku.
" Aku tidak bisa Hana aku sudah menikah!!, dan sekarang istriku baru melahirkan!!".. Ucapku frustasi Mengacak rambutku dengan kesal. "Aku tak peduli kamu sudah menikah dan punya anak!!, aku menagih janji yang kamu ucapkan kepadaku waktu itu!!". Ucapnya dengan jengkel dan memaksa. "Tapi kamu lah yang meninggalkanku Hana, bukan aku tak menepati janji!!. Ucapku dengan tajam. "Aku pergi karena ibumu mengusir ku, dia tidak mau aku dekat dengan mu tidak selevel katanya!!". Ucap Hana dengan berteriak. " Ibuku tak seperti itu!!". Hardikku dengan berang dan mata melotot "Aku tidak berbohong, itu kenyataannya!!". Ucap Hana menatapku tajam. " Aku mengenal ibuku dengan sangat baik Hana, , walau dia tidak menyukaimu tidak mungkin dia akan menghina mu seperti itu". Ucapku tajam seakan memakannya Kami berdua saling melempar tatapan tajam dan menusuk karena amarah. Dia kembali dengan keegoisannya seperti dulu, tidak ada perubahan setelah bertahun-tahun kami tidak bertemu. "Aku tidak peduli bagaimana reaksi keluargamu, aku meminta janji yang kamu ucapkan dengan sumpah itu!!. Dulu aku pergi karena desakan ibumu tapi sekarang aku datang dengan versi yang baru dan menuntut mu menepatinya!!".Ucap Hana menunjuk Arman dengan kasar. " Aku tidak bisa melakukannya!! . Apalagi sekarang istriku baru melahirkan, masalah ini akan membuatnya tertekan dan itu berarti Asinya akan susah berdampak pada kedua Anakku!!". Ucapku frustasi menatap Hana. "Aku tidak perduli, jangan lupa dulu kaulah yang mengambil keperawananku,. Kita sudah tidur bersama sialan!!".. Umpat Hana dengan marah. Aku mendelik mendengar Ucapan Hana. "Benar aku lupa dengan hal itu!!. Sial maki ku dalam hati. "Kita melakukannya dengan suka rela Hana, aku tak pernah memaksamu!! Teriakku. " Orangtua ku tidak akan mungkin menerimamu!!". Ucapku dengan rasa frustasi. "Aku tidak peduli dengan semua respon keluargamu apalagi istrimu !!. Nikahi aku secepatnya kalau tidak aku akan katakan kepada istri dan orangtuamu bagaimana kelakuan anak mereka dibelakang selama ini!!". Ucap Hana mengancam ku. " Sial". Umpatku. " Jangan coba-coba berani mengusik keluargaku apalagi istriku!!". Mendekatinya dengan tangan mengepal siap menghajarnya Dia memancing jiwa barbar dalam diriku yang tak perduli siapapun itu. "Aku tak peduli, yang jelas kutunggu keputusanmu secepatnya jika tidak maka bersiap lah untuk dibenci seluruh keluargamu!!". Ucap Hana sambil duduk enteng diatas meja melipat kedua tangannya angkuh. " Kau!!".. Ucapku menunjuk Hana dengan geram Dia menepis tanganku dengan angkuh dan berjalan mendekatiku dengan tajam.. "Dengar baik-baik Arman yang terhormat!! aku tak akan pernah melepaskanmu karena aku juga punya anak dari mu!!". Ucap Hana dengan remeh. " Apa maksudmu,??". Tanyaku penasaran "Kau pikir melakukan hubungan suami istri itu hasilnya apa jika bukan sekarang anak!!". Ha.. Bentaknya.. " Maksudmu??".Ucapku terbata merasakan seolah kepalaku dipukul benda besar. "Kau lupa jika kita melakukannya tidak hanya sekali bahkan berkali-kali. Dan kau pikir apa hasilnya??". Ucap Hana dengan sendu. Aku mematung mendengar ucapannya. Dia memiliki anak dariku tapi tak pernah memberitahuku. " Kau yakin anak itu anakku?". Tanyaku remeh. Pasalnya dia baru datang sekarang dan mengatakan bahwa kami memiliki anak setelah bertahun-tahun tidak bertemu, bukan tidak mungkin jika anak itu bukanlah anakku. Plak... Suara tamparan menggema. "Aku bukan perempuan murahan yang tidur dengan banyak lelaki dan kau sudah merasakannya kalau kaulah yang pertama menyentuhku selama ini!!". Dan karena ibu sialanmu itu!!". Hana mendorong ku dengan kasar. "Aku pergi membawa hinaan luar biasa sementara aku mengandung!!". Kau pikir aku ini malaikat yang bisa menerima dicaci maki orang tuamu!!". Ucap Hana dengan marah meluapkan emosi yang dia tahan selama ini. "Kau berbohong Hana, tidak mungkin Bundaku seperti itu!!.. Aku murka mendengar dia menghina Bundaku. " Itu kenyatan yang terjadi". Ucapnya berteriak "Tanya saja pada ibumu, apa yang dia lakukan kepadaku sampai aku pergi dari hidupmu!!".Tantangnya kepadaku. " Itu tidak mungkin, tidak mungkin bundaku bukan orang seperti itu!!".. Aku menggelengkan kepalaku tidak percaya "Pulanglah dan bertanya kepada ibumu!!". Dia harus bertanggung jawab karena membuatku dan anakmu terlantar!!"..Hana berucap dengan emosi sampai urat dilehernya terlihat. " Oke jika sampai kau berbohong aku pastikan kamu menyesal". Ucapku mengancamnya. "Dan aku akan lakukan tes DNA kepada anak itu untuk membuktikannya!!. Ucapku lagi " Silahkan dan jika terbukti anak itu anakmu tidak perduli apapun terjadi kau harus menikahi ku!!"..Tantangnya lagi sambil menaikkan alisnya "Baiklah". ucapku dengan percaya diri meninggalkan Hana seorang diri. Aku pulang kerumah kedua orangtua ku dengan tergesa-gesa. Sungguh aku tak percaya jika orangtuaku tega melakukan itu kepadaku.. Jika benar anak itu anakku, aku sungguh berdosa karena menelantarkan dirinya dan tak bisa memberikan kasih sayangku kepadanya. Aku tak pernah bertemu dengannya sejak dihasilkan dan dilahirkan. Ya Allah aku ayah yang jahat.. Aku menggenggam erat setir dengan kuat melampiaskan emosiku. Dan memukulnya dengan perasaan jengkel. Aku sudah menelpon kedua orang tuaku dan meminta mereka untuk pulang cepat karena aku ingin berbicara langsung. Sesampainya dirumah orangtuaku ternyata mereka sudah tiba terlebih dahulu, aku mengucapkan salam dan mencium tangan keduanya. "Kamu baru pulang nak??".Tanya bunda dengan perhatian. " kenapa tidak langsung pulang saja, istrimu kan hanya berdua dengan bibi!!". Ucap bundaku sambil terus mempersiapkan makan siang. "Aku ingin bicara dengan kalian berdua sebelum aku pulang kerumah!!".Ucapku berusaha meredam emosi biar bagaimanapun beliau adalah orang yang paling kucintai "Apa sebenarnya yang ingin kamu bicarakan sampai menyuruh kami berdua cepat pulang!!" Ucap ayahku menyahuti kami begitu suasana hening. "Apa yang Bunda lakukan kepada Hana sampai dia meninggalkanku??". Aku memandang bundaku dengan tajam Bundaku tersentak mendengar pertanyaanku, aku tau dia sangat terkejut.. " Apa maksudmu bicara seperti itu sama bunda nak??". Tanyanya dengan nada marah. "Hana mengatakan kepadaku kalau bunda lah penyebab dia pergi meninggalkan aku, bunda melakukan hal yang tidak pantas dan dia tidak menerimanya jadi dia meninggalkan aku!!".Ucapku dengan tenang agar tak melampiaskan emosi ku. " kamu percaya apa yang dia ucapkan"?? Tanya bunda dengan penasaran "Aku tidak percaya, makanya aku konfirmasi secara langsung sama bunda!!". Tanyaku lagi " Bunda memang menghinanya karena dia selalu jalan dengan lelaki berbeda, padahal berpacaran denganmu!!". Ucap bunda dengan santai dan tak merasa bersalah "Itu hanya teman kantor dan kliennya bun!!".. terangku membela Hana " Bunda liat dengan mata kepala sendiri mereka berpelukan mesra!!, tidak mungkin kalau mereka tidak ada apa-apa!!".Ucap bunda dengan marah dan melotot " Tidak mungkin Hana seperti itu bunda bahkan aku sendiri yang membuktikan kalau dia masih perawan saat berhubungan badan bersamaku!!". Ucapku berteriak. melampiaskan kekesalanku sejak tadi kutahan. Bugh.. Ayah memukul ku dengan sangat keras. Aku terlempar ke belakang menubruk sofa saat merasakan pukulan ayah untuk pertama kalinya seumur hidupku. Aku melihat wajah ayah yang sangat murka kepadaku, dia maju mendekatiku dan menarik kerah bajuku. "Ulangi apa yang kau ucapkan tadi!!". Ucap ayahku penuh penekanan". Aku meneguk ludah ku kasar melihat tatapan mematikan ayah kepadaku. " Aku sudah tidur dengan Hana dan mengambil keperawanannya!!".. ucapku terbata karena cengkraman ayahku. Bugh.. Bugh.. dua Bogeman mentah mendarat di wajahku begitu aku menyelesaikan kata-kataku. Aku terlempar dari sofa kembali dan mendapatkan 2 bogeman dari ayahku, sungguh beliau sangat murka kepadaku. "kau berzina dengan perempuan itu??". Tanyanya dengan berteriak sambil mengangkat tubuhku " Maafkan Aku!!". aku menunduk ketakutan melihat sorot mata ayahku yang gelap berkabut Amarah. "Kau melakukannya dengan sadar??". Tanya ayahku dengan berang. " Aku mengangguk membenarkan kata ayahku. Plak... Suara tamparan yang sangat keras.. Aku kembali terjatuh dari cekalan ayahku karena tamparan keras itu. Dan itu dari ibunda ku bukan dari ayahku. Aku menatap nanar kedua orang tuaku yang berkilat murka. "Ya Allah".. Ibuku langsung terduduk menangis Tak menerima apa yang dia dengar. " Maafkan aku, maafkan aku!!".. Aku menangis mendapatkan murka kedua orangtuaku apalagi sampai melihat tangisan kedua orang tuaku. Seumur hidupku ini kali pertama mereka memberikan tangannya kepada wajahku dengan kekerasan. mereka selalu menaruh tangan mereka dengan rasa sayang tapi sekarang, aku betul menorehkan luka besar dihati mereka. Ayahku menghela nafas berat karena sejak tadi nafasnya tidak beraturan.. "Sekarang apa yang kau harapkan dan apa yang terjadi??". Tanya ayahku meredamkan emosinya. "Aku bertemu Hana dan dia meminta aku menikahinya karena dia memiliki anak dariku!!". Ucapku menunduk memegenag perutku yang terasa sakit akibat pukulan ayahku. Aku kembali melihat tatapan murka dan amarah diwajah ayahku."Kamu akan menikahinya??". Tanya ayahku dengan wajah merah tanda dia sangat marah. " Iya ayah, aku harus bertanggung jawab jika memang itu adalah anakku!!". Ucapku dengan takut dan gemetaran. "Terus apa yang akan kamu lakukan, bagaimana dengan Khumairah??". Ucap bundaku dengan penuh air mata. Aku menghela nafas berat inilah sejak tadi yang menjadi beban pikiranku, bagaimana aku menjelaskan kepada Khumairah masalah ini. ini akan menjadi guncangan hebat untuknya apalagi dia baru melahirkan tapi aku juga tidak bisa membiarkan anakku yang lain. Aku tidak mungkin membiarkan anakku tidak memiliki identitas maka dengan menikahi ibunya dia akan mendapatkan identitas resmi atas nama kami dan dia bisa mendapat kan kartu keluarga. Aku sudah membuatnya menderita dengan hadir tanpaku, aku sudah menyaksikan bagaimana menderitanya istriku saat melahirkan kedua buah hati kami dan bagaimana dengan Hana yang melahirkan dan membesarkannya seorang diri. aku meneteskan air mata membayangkan
Perasaanku betu-betul kacau saat ini bagaimana bisa aku melakukan hal memalukan itu dulu. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Benar kata orang tuaku mereka mendidik dengan sangat baik agar kelak aku dewasa menjadi lelaki yang bermartabat dan bertanggungjawab tapi aku melakukan hal yang yang tak bisa mereka maafkan. Tadinya aku berpikir dengan kembalinya Hana akan membuat hidupku kembali berwarna karena kami memang saling mencintai sebelum dia pergi tapi ternyata ibukulah dalang dari semua ini. Aku rasa wajar jika bundaku melakukannya mungkin dia khawatir kepadaku karena Hana tak sebaik yang selalu kukatakan. saat memandang foto dan video yang diberikan bunda sungguh aku tak tau harus berkata seperti apa. Perasaan cinta yang besar kepada Hana tiba-tiba saja redup dengan sendiri nya, walau aku bukan lelaki suci dan baik tapi aku tak mau memiliki istri yang suka dipegang oleh berbagai jenis lelaki seperti yang dilakukan Hana. Jika anak itu bukan anakku aku punya alasan yang k
"Dek!!".Jangan bicara seperti itu!!". Aku menegurnya dengan lembut agar bisa meredam emosi Khumairah tapi tidak mempan. " Itu benar!!, mungkin ayah dan bunda sudah menjelaskan dengan kakak bagaimana status anak diluar nikah, dan itu dibenarkan dalam alquran dan hadist jadi apa yang salah dengan itu!!". Ucap Hana menaikkan sebelah alisnya dan melipat kedua tangannya didada seolah menantang Hana. "Sialan kau mengatai anakku!!. Hana berteriak marah mendekati Khumairah dengan tajam. Hana bersiap untuk menampar Khumairah tapi langsung ditangkap baik oleh Khumairah. "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu!!". Khumairah menghempaskan tangan Hana dengan keras sehingga Hana terjatuh kebelakang. Aku terpaku melihat apa yang terjadi, kenapa Khumairah berubah drastis seperti ini. Tak seperti biasanya yang sangat lemah lembut dan sopan bertutur kata sekarang dia bahkan sangat kasar dan arogan. " Kau!!". Hana menunjuk Khumairah dengan penuh amarah dan mengepalkan tangannya de
Aku termenung didalam mobil memikirkan semua ini, segala perubahan kedua orangtuaku membuatku sungguh khawatir apalagi sekarang Khumairah juga. Andai Hana tidak datang mengacaukan segalanya mungkin aku bisa menjelaskan dengan baik kepada Khumairah tapi sekarang malah jadi runyam seperti ini. Khumairah sungguh menjaga nama ku karena saat dia menghubungi dokter dia mengatakan aku kerabatnya bukan suaminya. Dia tidak mengatakannya. karena tak mau aku malu sebab ini adalah perbuatan yang memalukan, dia bahkan tak menceritakan apapun kepada temannya bisa ku lihat dari rasa penasaran dokter tadi. Dokter itu tidak banyak bertanya. Aku bersyukur karena Khumairah tak menceritakan Aib ku kepada orang lain disaat aku menyakitinya seperti ini dia masih menjaga nama baikku dan nama baik orang tuaku. Aku akan mempertahankan pernikahan ku dengannya tapi bagaimana dengan keinginan Khumairah tadi jika terbukti anak itu adalah anakku. astaga bagaimana ini.. Aku tak sadar jika mobil online
Aku berjalan gontai ke kamarku setelah perdebatan panjangku dengan kedua orang tuaku, aku memasuki kamar yang biasa ku tempati dengan Khumairah dan saat aku masuk aku tak mendapati dia, seperti yang dia katakan bahwa malam ini dan seterusnya dia akan tidur di ruang tamu sampai semuanya jelas. Aku merebahkan tubuh ku yang lelah bukan hanya tubuhku tapi juga hatiku dan perasaanku, aku bimbang dengan semuanya tapi aku harus bertanggungjawab dengan semua perbuatanku dan anak itu tidak bersalah sama sekali. jika aku mengatakan dan memberi pengertian Khumairah sendiri mungkin dia akan mempertimbangkan nya tapi Hana datang merusak segalanya. Aku menutup mataku bersiap dengan semua hal terburuk nantinya, aku akan berusaha keras karena ini akan mempertaruhkan pernikahan ku dan nasib ketiga anakku. Pagi menjelang aku tak lupa untuk menunaikan sholat shubuh yang seharusnya berjamaah dengan Khumairah seperti yang kami lakukan seperti biasa tapi kali ini dia bahkan tak membangunkan ku untu
Aku memandang Khumairah berjalan menjahuiku setelah membanting gelas. Aku tak menyangka jika dia berubah menjadi sangat kasar dan penuh amarah seperti ini. Aku hanya bisa memandang nanar bagaimana dia bersikap sekarang, tak ada lagi kelembutan apalagi sikap hangat yang ada hanya sikap ketus walau dia masih menjalankan kewajibannya sehari-hari. Drt.. drt.. suara seringan telpon mengganggu lamunan Arman. "Hallo Assalamualaikum??". " Maaf ini siapa ya???". Tanyaku penasaran. Karena yang menelpon tertera nomor baru yang tidak kukenal. " Waalaikumsalam, dengan pak Arman??". Tanya dari pihak seberang. "Iya benar saya sendiri, maaf ini siapa ya pak ???". tanyaku dengan penasaran " Kami dari pihak rumah sakit Ibnu Sina pak, kami ingin menyampaikan kalau hasilnya sudah bisa dicek sekarang. Bisaka anda datang mengambil hasil lab??". ucapan seberang membuatku tersentak "Hasil lab??". loe bukannya hasilnya nanti ya pak??". Tanyaku kebingungan " Benar pak kebetulan hasilnya ke
Maafkan aku kak karena memperlakukan kakak seperti ini tapi aku harus terbiasa mulai dari sekarang karena aku tau aku belum ada di hatimu selama ini. curahan Hati Khumairah. drt.. drt...Suara seringan telpon membuat langkah Khumairah terhenti. kemudian mengangkat telponnya. " Hallo Assalamualaikum". Khumairah mengucapkan salam. "Wa'alaikum salam Khumairah!!", Apakah kamu sedang sibuk??". Tanya Rani di seberang telpon. " Tidak juga. Aku sedang dirumah menjaga anakku. Ada kah yang bisa aku bantu ukhti???". Tanya Khumairah dengan penasaran. "Aku ingin memesan Nasi Kuning buatanmu, 1000 dos untuk jumat berkah, kira-kira kamu bisa??". Tanya Rani lagi dengan harap. " Jumat kapan ukhti??". Tanya Khumairah dengan antusias. karena mendapatkan orderan baru lagi. dan ini jumlah lumayan besar. "Pekan ini Khumairah, kamu bisa kan??". Tanya Rani penasaran sekaligus cemas. " Tentu saja aku bisa!!". Masih tau kan bagaimana prosedur pemesanannya??". Khumairah bertanya dengan s
"Arman tidak bisa ayah, kalian semua jangan keterlaluan!! ".Bentakku dengan Amarah meledak. " Baiklah tapi jangan harap kau bisa menikah resmi dengannya!!". Ayahku menjawab dengan tajam Aku mengalihkan pandanganku kepada Khumairah yang sejak tadi diam. Entah apa yang dia pikirkan sampai membuat perjanjian konyol ini. Aku tidak menyangkah dia bisa merinci perjanjian tidak masuk akal bagiku. "Khumairah jangan seperti ini!! kamu sudah merasakan bagaimana rasanya punya orangtua yang bahkan tidak bisa ada untukmu dan sekarang kamu melakukannya kepada anak itu??". Tanyaku dengan marah dan tatapan nyalang. Khumairah tersenyum simpul tapi aku tau kata-kata ku barusan membuatnya pasti terluka. karena mengungkit bagaimana perlakuan orangtua nya kepadanya. Dengan berlipat tangan Khumairah menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Tatapan yang tak pernah kuterima selama menikah dengannya. "Aku dengannya berbeda kak, begitupun dengan anakku!!". Bukan aku menghinanya, tapi jika dilah