Share

Nona Alana

Author: Asha Driya
last update Last Updated: 2022-01-01 10:30:27

"Siapa kamu?" 

Dion yang baru saja membuka mulut untuk membalas ucapan Almira harus menahan diri manakala sebuah suara baru terdengar.

Seorang gadis cantik dengan tubuh tinggi dan langsing memasuki kamar. Gadis itu mengenakan dress selutut tanpa lengan dengan tali di kedua bahunya. 

"Siapa dia, sekretaris Dion?" 

Dion menganggukkan kepalanya sekilas sebelum menjawab.

"Dia perawat baru Nyonya Arumi, Nona Alana. Namanya Almira."

"Saya Almira, Nona," sambung Almira sambil membungkukkan tubuhnya sekilas.

Alana menganggukkan kepalanya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Dion.

"Bisakah kau mengantar aku untuk pemotretan, sekretaris Dion?" pinta Alana dengan penuh harap.

"Maaf Nona, ada supir yang bisa mengantarkan Nona. Bukan tugas saya mengantar Nona pergi," tolak Dion. 

Alana menatap Dion dengan pandangan kecewa. Terlalu sering Dion menolaknya. Apa kurangnya Alana? cantik? Alana bahkan amat sangat cantik. Kaya? sebagai keturunan Atmaja dan juga model tentu saja Alana berlimpah harta. Baik? bahkan biarpun hidup di gemerlapnya dunia entertainment, Alana tetap menjaga tubuhnya. Lalu kenapa Dion tetap menolaknya?

"Sekretaris Dion, please!"

"Maaf Nona, saya harus pergi. Nona bisa meminta Pak Karyo ataupun supir yang lain untuk mengantarkan Nona." Setelah mengatakan itu, Dion berlalu bahkan tanpa menatap ke arah Alana.

"Dion! Sekretaris Diooonnn!" panggil Alana. Namun panggilannya itu tak memperoleh sahutan dari Dion.

Alana menatap kepergian Dion dengan hati pilu. Netranya berkaca-kaca saat pria yang menjadi dambaan hati sedari dia kecil mengabaikannya.

Dua belas tahun yang lalu, Dion dibawa ke rumah ini oleh mama dan papanya. Saat itu usia Alana baru delapan tahun, sementara Dion berumur lima belas tahun. Dion datang dengan tubuh yang masih penuh bekas luka. Kata mamanya, Dion terluka oleh orang jahat. Alana dengan telaten pun selalu menemani Dion yang saat itu nyaris seperti patung. Hanya diam saja tanpa mau berbicara dan baru bergerak ketika disuruh. 

Kesabaran mamanya lah yang membuat Dion bisa bersikap layaknya manusia normal, walaupun masih tetap dingin tak tersentuh. Tapi Dion mulai mau berinteraksi dengan orang lain. Mamanya entah kenapa sangat menyayangi Dion, seperti anak sendiri. Dion disekolahkan sama dengan kakaknya, Alex.

Kepintaran dan kecerdasan Dion membuat papa dan mamanya bangga dan menjadikan Dion sebagai tangan kanan saat Dion telah lulus bangku pendidikan.

Setelah beranjak dewasa, mamanya baru menceritakan apa yang terjadi pada Dion. Dimana mama dan papanya menemukan Dion yang hampir mati di tangan ayah kandungnya sendiri. Beruntung, orangtuanya tiba di waktu yang tepat. Mereka menyelamatkan Dion dan memenjarakan ayah Dion karena melakukan penganiayaan.

Hanya Alex, kakaknya yang tidak mau menerima kehadiran Dion. Alex lima tahun di bawah Dion. Sejak kedatangan Dion, Alex selalu diperlakukan dengan tidak adil oleh mama dan papanya. Alex selalu dibanding-bandingkan dengan Dion yang nyaris tanpa cela baik di dalam prestasi akademis maupun di luar itu. 

Merasakan kasih yang timpang itu membuat Alex menyimpan kebencian terhadap Dion. Bahkan sekuat apapun usahanya agar mendapat pujian dari mama dan papanya, Alex tidak pernah bisa mengalahkan Dion. Alana sangat mengetahuinya.

Ada rasa kasihan yang terselip di hati Alana pada kakaknya itu. Tapi rasa cintanya pada Dion, pria bermata elang itu membuatnya hanya bisa diam tanpa bisa membela Alex disaat mama dan papanya mencelanya. Karena Alex memang nakal sedari kecil dan juga liar saat dewasa. Alana bisa memaklumi kenapa papanya menitipkan kendali perusahaan pada Dion yang jelas mampu diandalkan.

"Nona?"

Alana tersentak saat merasakan sentuhan lembut di lengannya. Lamunannya buyar. Seketika menatap Almira dengan sinis. Ada rasa aneh di hati Alana saat menatap wajah Almira. Entah kenapa, tapi menurut Alana, Almira terlalu cantik jika hanya menjadi seorang perawat. Bahkan bisa saja Almira menjadi model seperti dirinya dengan wajah cantik dan postur tubuh yang hampir sama dengannya.

"Apa?" jawabnya ketus.

"Ma-maaf Nona. Tadi Nona melamun, tidak baik melamun Nona. Hanya membuang waktu," ucap Almira.

Alana berdecih sebal sambil menatap sinis perawat mamanya itu.

"Nggak usah sok nasehatin deh! sok alim banget. Bukan berarti kamu berjilbab terus lebih pintar daripada saya!"

"Maafkan saya Nona, bukannya saya mau sok pintar. Maaf jika Nona tidak berkenan dengan ucapan saya," ucap Almira sopan.

"Nah, itu tahu. Ingat posisi kamu siapa di rumah ini. Saya nggak butuh nasehat dari pelayan rendahan seperti kamu. Udah sana pergi, saya mau berdua sama mama!" usir Alana dengan tangan mengibas ke arah luar.

"Baik Nona, saya permisi," jawab Almira. 

Almira pun meninggalkan kamar dan menuju paviliun belakang. Namun saat melewati dapur, Almira melihat Ani yang sedang memasak.

"Hey!" sapa Almira dengan menepuk pundak Ani.

"Astaga!" Ani terkesiap kaget membuat Almira tertawa.

"Kamu ini! kalau jantungku copot gimana? jantungku belum nemu pasangannya kalau copot duluan apa nggak berabe?" gerutu Ani.

"Tinggal dipasang lagi," ujar Almira sambil terkikik geli 

"Masak apa? aku bantuin ya? Nona Alana lagi di kamar jadi aku keluar dulu," terang Almira.

"Kamu bantu kupas-kupas bawang sama potong sayur aja. Tuh di meja," sahut Ani sambil mengedikkan kepalanya ke arah meja dapur yang telah tersedia beberapa macam sayuran.

"Kamu tadi ketemu Nona Alana, menurut kamu gimana?" tanya Ani dengan tangan yang tetap sibuk mengaduk masakan di panci.

"Cantik," jawab Almira singkat.

"Memang cantik sih, kan model. Model terkenal lho beliau, cuma sayang, cintanya ditolak terus sama Tuan Dion," timpal Ani.

"Hush, kalau ada yang dengar dilaporin kamu mau?" Almira mengingatkan.

Ani hanya cengengesan mendengar teguran dari Almira.

"Kan emang benar. Tuan Dion tuh normal nggak ya? secantik Non Alana aja ditolak. Nyari yang seperti apa coba? apa Tuan Dion nggak normal ya?"

"Orang kan nggak ngeliat dari fisik doang, bisa jadi Tuan Dion punya kriteria lain yang tidak dimiliki oleh non Alana," ucap Almira bijak. Tangannya dengan cekatan memotong-motong sayuran.

"Tapi Tuan Dion memang ganteng banget sih, siapa yang nggak terpesona coba. Sayang aja sikapnya cuek sama dingin. Kayak kulkas berjalan, hihihi." Ani menertawakan ucapannya sendiri. Sementara Almira menggelengkan kepala sembari tersenyum.

Tapi ucapan Ani memang ada benarnya. Tuan Dion memang dingin dan kaku. Jika dibandingkan dengan Tuan Alex, terasa jauh lebih manusiawi Tuan Alex. Mengingat nama Tuan Alex membuat Almira kembali membayangkan percakapan mereka sebelumnya. 

Tuan Alex seperti menyimpan sebuah luka di balik wajah manisnya. Apalagi saat menatap wajah Nyonya Arumi. Membuat Almira bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menimpa Tuan Alex dulu.

"Kenapa Tuan Alex seperti membenci Tuan Dion?" tanya Almira penasaran.

"Oh, itu sudah jadi rahasia umum. Di antara mereka memang terjadi semacam persaingan. Kata pelayan lain yang sudah lama di rumah ini, Tuan Alex dan Tuan Dion selalu dibanding-bandingkan oleh Tuan besar dan Nyonya. Malah waktu Tuan besar meninggal, beliau memberikan wasiat agar Tuan Dion yang mengelola seluruh harta keluarga Atmaja."

Ani mengambil nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

"Padahal seharusnya Tuan Alex yang memegang kekuasaan. Tapi malah diberikan kepada Tuan Dion. Ribetlah urusan orang kaya mah. Mendingan kita, cuma mikir kerja bener, digaji, cukup buat makan sama senang-senang, hahaha."

"Apa kalian digaji untuk bergosip disini?" tegur sebuah suara.

Almira dan Ani pun terkejut melihat siapa yang datang dan menegur mereka. 

Related chapters

  • Cinta Sang Pewaris   Perdebatan Alex dan Alana

    "Kalian sudah bosan bekerja disini?"Madam Helen menghampiri Almira dan Ani dengan langkah tegap dan tatapan menyorot tajam. Rahangnya yang runcing dengan bibir tipis membentuk garis datar menambah kesan betapa garangnya kepala pelayan keluarga Atmaja itu."Kalian disini bukan untuk bergosip, tapi bekerja. Kamu!" Telunjuk kurusnya menunjuk ke arah Ani. Membuat Ani seketika menunduk dengan ekspresi bersalah."Apa dengan bergosip masakan kamu jadi lebih enak? bahkan dengan tak tahu dirinya kamu menggosipkan majikan kamu sendiri. Saya tidak suka punya anak buah seperti itu!""Ma-maaf Ma-madam! Saya janji tidak akan mengulanginya lagi," ucap Ani terbata-bata. Tentu saja Ani takut jika dipecat oleh madam Helen. Mencari pekerjaan jaman sekarang susah, apalagi dengan gaji yang

    Last Updated : 2022-01-01
  • Cinta Sang Pewaris   Tawaran Tuan Alex

    Bbbrrruugghh!"Aduh!"Almira terpekik karena jatuh terduduk setelah tanpa sengaja menabrak Alex. Bagian belakang tubuhnya terasa ngilu. Almira yang sedang terburu-buru pergi ke toilet tidak melihat Alex yang juga baru turun tangga.Ponsel Alex yang tadi di dalam genggaman pun terlempar dan membentur lantai. Layarnya pecah berantakan."Oh my God! what the hell? Aaarrrggghhhh!" Alex mengumpat dan berjongkok mengambil pecahan ponselnya. Ditatapnya ponselnya dengan kesal. Ponsel seharga puluhan juta pecah di bagian layarnya."KAMU NGGAK PUNYA MATA?" bentak Alex murka.Dadanya terlihat naik turun menahan amarah."KAMU TAHU HARGA PONSE

    Last Updated : 2022-01-01
  • Cinta Sang Pewaris   Kebenaran

    [Mira? kamu kemana? kok belum selesai acara wisuda pergi?][Ra? halloooo?][Ra, kamu kemana sih? belum foto-foto kita pakai tiga. Main ngilang aja.][Ra? kemana sih? kamu ke kafe nggak hari ini?][Ra? ada masalah? please balas dong. Jangan bikin khawatir.][Ra? Aku baru tahu berita orangtua kamu. Innalilahi wa Innailaihiraji'un. Ikut berduka ya Ra. Besok aku ke rumah kamu][Ra sabar, yaa][Ra? kenapa di rumah kamu ada Paman bibi kamu aja? kata mereka kamu pergi. Kamu kemana Ra?][Ra, kabarin aku. Kamu kemana? benar kamu kabur? aku nggak percaya kata-kata bibi kamu. Aku tahu kamu gimana.]

    Last Updated : 2022-01-03
  • Cinta Sang Pewaris   Coklat Dari Dion

    "Nyonya, bolehkah saya curhat sama Nyonya? saya bingung hendak bicara dengan siapa. Biasanya jika saya sedih ada ayah dan ibu saya. Atau Lisa sahabat saya, tapi sekarang …."Almira mulai terisak lirih. Sungguh dirinya merasa kesepian saat ini. Ingin melakukan sesuatu pun Almira bingung apa yang harus dia lakukan. Jika pun menghubungi Lisa sahabatnya itu, Almira takut malah merepotkan ya.Setelah mengetahui jati dirinya, Almira tidak ingin merepotkan siapa pun. Almira merasa tidak pantas untuk itu. Bahkan orangtuanya saja membuangnya. Bagaimana orang lain nanti? dan Almira takut akan pikirannya itu."Saya takut Nyonya, kenapa ayah dan ibu saya meninggalkan saya sendiri? kenapa Paman dan bibi begitu jahat? dan siapa saya sebenarnya … hiks …."Almira menelungkup kan kepalanya ke atas kasur bersebelahan dengan tangan Nyonya Arumi. Tangisannya begitu pilu. Andai bisa mengulang waktu, Almira pasti akan meminta orangtuanya untuk tidak

    Last Updated : 2022-01-05
  • Cinta Sang Pewaris   Sadar Kembali

    "Tuannnnn!!! …."Almira berteriak memanggil Dion saat melihat di atas ranjang, Nyonya Arumi membuka matanya. Bahkan saat Almira berteriak, Nyonya Arumi menoleh pelan ke arah Almira."Nyo-Nyonya su-sudah sadar?" seru Almira syok. Sejak kapan Nyonya Arumi sadar?Mata Nyonya Arumi mengerjap mendengar seruan Almira.Almira pun bergegas menghampiri Nyonya Arumi."Nyonya sudah sadar? apa yang Nyonya rasakan? Nyonya butuh sesuatu? Nyonya mau sesuatu? biar saya ambilkan!" cerocos Almira. Almira yang tidak mempunyai pengalaman menghadapi orang yang baru tersadar dari koma begitu berapi-api. Entah kenapa ada rasa bahagia di hati Almira melihat Nyonya Arumi membuka matanya."Nyonya ad

    Last Updated : 2022-01-06
  • Cinta Sang Pewaris   Kenyataan Yang Menyakitkan

    Alex terduduk di bangku taman. Tubuhnya seakan lunglai. Seakan kehilangan tenaganya. Alex terhenyak dengan tatapan kosong. Tidak! ini tidak mungkin! Seperti orang gila, Alex tiba-tiba tertawa keras. Tawanya akan terasa menyakitkan jika saja yang mendengar peka. Tawanya bukan ekspresi kegembiraan. Tawa itu bentuk lain dari ratapan. Alex masih bertahan dengan tawanya. Sampai tetesan demi tetesan air meluncur dari sudut matanya. Alex tetap tertawa, sampai tawanya berubah jadi isakan. Alex menangis tergugu. Kedua tangannya mencengkram sisi-sisi kepalanya. Tadinya,Alex ingin mengetahui keadaan mamanya. Tapi saat di balik pintu, Alex tak sengaja mendengar percakapan mamanya dengan Dion. Memang tidak keras, tetapi masih cukup mampu ditangkap pendengaran Alex saat itu. "Tuan Aryawan meminta saya memegang kendali sementar

    Last Updated : 2022-01-07
  • Cinta Sang Pewaris   Jarak

    "Kamu cantik!" puji Arumi pagi itu saat sedang berjemur di taman rumahnya.Almira tersenyum kecil. Merasa senang dengan pujian yang dilontarkan Nyonyanya itu. Almira merasakan kelembutan Arumi, pun dengan Arumi yang melihat ketulusan di setiap waktu Almira merawatnya."Terimakasih, Nyonya. Nyonya pun sangat cantik. Saya malah minder lho Nyonya, saya yang mudah merasa tersaingi," seloroh Almira sambil memotong kuku tangan Arumi.Kesehatan Arumi berangsur membaik. Walaupun saat ini Arumi belum bisa berjalan karena kakinya masih lemah, sehingga Arumi harus memakai kursi roda untuk berpindah tempat. Seperti saat ini, Arumi berjemur di bawah matahari pagi dengan duduk di kursi roda ditemani Almira."Kamu ada-ada saja. Saya sudah tua, yang entah kenapa Allah memberi kesempatan

    Last Updated : 2022-01-10
  • Cinta Sang Pewaris   Kabar Buruk

    "Masuk!" jawab Arumi.Almira mendesah pelan, lega. Kali ini dia terselamatkan dari kebohongannya. Namun entah sampai kapan, dia harus mempertahankan kebohongan ini. Yumna ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi bagaimana tanggapan Arumi nantinya? Jujur, Almira merasa nyaman dengan Arumi. Terlepas dari sikap Arumi terhadap anak-anaknya, Alex dan Alana, Almira merasakan kelembutan wanita paruh baya itu. Dan Almira merasa nyaman di dekatnya. Mungkin dirinya merindukan sosok ibunya.Dion memasuki kamar dengan langkah penuh wibawa. Terlihat aura kepemimpinan dalam setiap gesture tubuhnya. Pantas saja Tuan Atmaja mempercayakan perusahaan padanya, batin Almira. Untuk sesaat Almira terpesona. Namun segera tersadar dengan muka tersipu. Merutuk dalam hatinya tentang pikirannya yang melantur."Ada apa, Dion?" tanya Arumi lembut

    Last Updated : 2022-01-13

Latest chapter

  • Cinta Sang Pewaris   Model Baru

    "Ada yang mau saya bicarakan, Nyonya," ujar Dion pada Arumi.Sore itu, sepulang dari kantor, Dion kembali menghadap ke Arumi untuk berdiskusi."Ada info apa, Dion?""Saya mempunyai ide yang menurut saya bagus untuk perusahaan. Atau paling tidak bisa memulihkan citra perusahaan."Arumi menatap Dion dengan seksama. Tubuhnya mulai pulih kini. Namun tetap ada batasan yang harus dijaga. Dan Arumi harus berhati-hati dalam mengelola pikirannya agar tidak terbebani terlalu berat."Kita membutuhkan suasana dan terobosan baru, Nyonya. Nona Alana sepertinya tak lagi bisa dijadikan ikon perusahaan kita. Harus ada model pengganti yang memberi kesan baik dan religius. Sehingga masyarakat akan tahu, jika perusahaan kita tak terpengaruh deng

  • Cinta Sang Pewaris   Ledekan

    "Kita membutuhkan model baru untuk menggantikan Nona Alana, Tuan. Karena dengan skandal yang Nona Alana ciptakan, citra baik perusahaan menurun. Belum lagi desakan para pemegang saham untuk segera memulihkan kondisi perusahaan.""Mereka menuntut perubahan atau mereka akan menarik saham mereka. Beberapa perusahaan pun membatalkan kerjasama secara sepihak karena tidak mau mendapatkan imbas dari kasus Nona Alana.""Rating beberapa produk pun yang menggunakan Nona Alana sebagai brand ambassador menurun jauh sehingga memerlukan pergantian agar tidak semakin memburuk.""Bahkan, maaf Tuan, beberapa direksi mengemukakan pendapatnya untuk mengganti Tuan dengan Tuan Alex."Aldi, sekretaris Dion memberikan laporannya. Nampak Dion yang duduk di kursi kebesarannya manggut-manggut men

  • Cinta Sang Pewaris   Percakapan Singkat

    "Ke-kenapa Tuan? apa tidak enak?" Almira bertanya gugup. Apalagi ketika Alex terlihat mengerutkan keningnya. Apa dirinya salah memasukkan komposisi racikan kopinya?"Mmmhhh, gimana ya?" Alex seakan ragu untuk menjawabnya."Saya buatkan lagi, Tuan. Maaf kalau kurang enak," ujar Almira berniat meminta cangkir yang masih dipegang oleh Alex."Apa aku bilang kopi ini tidak enak?"Almira menggelengkan kepalanya."Kopi buatanmu enak, aku suka. Buatkan aku seperti ini lagi jika nanti aku meminta.""Baik, Tuan. Siap!"Alex kembali menyeruput kopi di tangannya. Sementara Almira bingung apa yang hendak dia lakukan."Kenapa kamu berdiri disitu?""Eh, iya Tuan. Maaf, saya masuk dulu," pamit Almira."Memang aku menyuruhmu masuk? duduklah! Aku sedang butuh teman bicara," perintah Alex."Baik, Tuan."Almira pun mengambil posisi di ujung bangku taman yang menghadap ke kolam renang itu."Kamu punya

  • Cinta Sang Pewaris   Secangkir Kopi

    "Buat Alana jatuh, dan aku menjadi milikmu!" ujar Alex dengan nada tegas yang membuat Vina terkejut."Maksud kamu? kenapa aku harus menjatuhkan Alana? bukannya dia adalah adik kamu sendiri?"Alex menjauhkan badan Vina dan duduk bersandar di kepala ranjang. Kedua tangannya dia lipat ke belakang kepalanya sambil menatap ke depan dengan tatapan menerawang."Lex? kenapa harus menjatuhkan Alana?"Sekali lagi Vina bertanya. Vina ikut duduk dengan selimut melilit tubuhnya yang polos."Karena aku ingin menebus rasa sakit hatiku."Vina menatap Alex bingung."Tapi kenapa Alana? Dia kan adik kamu sendiri, dan lagipula dia modelku, Lex. Jika namanya jatuh, maka penghasilanku sebagai managernya pun berkurang.""Aku yang akan memenuhi kebutuhanmu. Bukankah sudah ku bilang, jika kamu bersedia melakukan apa yang aku mau, maka aku menjadi milikmu," rayu Alex."Tapiii … a-aku …." Vina menatap Alex ragu."Apa semua uca

  • Cinta Sang Pewaris   Rayuan Alex

    "Kenapa kamu tidak meninggalkan saya?" Alana dengan matanya yang sembab menatap Almira.Almira pun tersenyum simpul. Disodorkannya segelas coklat hangat kepada Alana. Minuman yang selalu menjadi andalan saat dirinya sedih."Apa kamu sedang mencoba menarik perhatianku?"Almira menarik nafas pelan."Nona, minum dulu. Coklat bisa menenangkan hati. Atau, itu yang saya rasakan."Alana menurut dan menyeruput minuman berwarna pekat tersebut. Hangat, membuat hatinya ikut menghangat."Jadi kenapa? apa alasan kamu tetap berdiri dan menemaniku?""Apa harus selalu ada alasan Nona? apa jika saya katakan saya hanya mengikuti nuraninsaya Nona akan percaya? semua manusia pasti punya salah Nyonya. Tetapi bukan berarti kita bisa melihat seseorang dari kesalahannya.""Apa kamu sedang bersikap sok suci?" Alana memandang Almira dengan tatapan menilai. Mencari apa yang tersembunyi dari sorot mata pelayan itu.Almira mengulas senyum yang mened

  • Cinta Sang Pewaris   Tersudutkan

    "Kakakkkk!" Alana berseru saat Alex muncul dari arah depan.Alex berjalan masuk menyusul Vina di belakangnya. Membuat Alana merasa kesal. Bisa-bisanya mereka bersenang-senang dan meninggalkannya?"Kak, Vin, tolong jelasin ke semua bahwa ini tidak seperti yang ada di berita. Itu fitnah! Kakak tahukan Alana baru semalam bertemu Pak Riko? dan itupun dikenalin sama kakak!"Alana berganti menatap ke arah Vina penuh harap."Vin, jelasin! Lo yang jadi asisten gue, Lo tau gue seperti apa. Jelasin semalam itu bukan kesengajaan! Gue dijebak kan Vin?"Vina nampak salah tingkah. Bahkan mengalihkan pandangannya saat Alana menatap penuh harap padanya."Maaf, Al. Gue nggak tahu. Kan gue nggak du

  • Cinta Sang Pewaris   Masalah Bertambah

    "Tuan, ada berita tentang Non Alana."Aldi, sekretaris Dion melapor ke atasannya. Dion yang tengah memeriksa berkas mengalihkan pandangannya."Ada apa?"Tanpa menjawab, Aldi meraih remote TV dan menyalakannya. Layar datar yang tertempel di dinding kantor Dion menayangkan sebuah berita yang membuat Dion seketika ternganga."Apalagi ini?" geram Dion.Kesal, Dion sangat kesal. Bisa-bisanya Alana masuk berita miring. Sudah dipastikan nantinya Dion akan sangat kerepotan. Karena dengan adanya berita miring ini, tentu membawa pengaruh buruh bagi perusahaan.Masuk ke dalam berita gosip dengan topik, Alana Atmaja sang model papan atas terlibat prostitusi. Sungguh ini di luar dugaan Dion. D

  • Cinta Sang Pewaris   Kehancuran Alana

    Alana mengerjapkan matanya. Entah kenapa kedua kelopaknya terasa sangat berat. Seperti ada lem yang merekatkan hingga tak mau terbuka. Malas sekali rasanya untuk sekermdar bangun. Kepalanya terasa pusing, dan juga sekujur tubuhnya terasa linu.Apa dirinya sakit?Alana memijat pelan keningnya berusaha meredakan sakit kepalanya. Setelah dirasa cukup membaik, Alana membuka matanya perlahan. Sinar matahari yang menembus tirai menyilaukan pandangannya.Ada dimana dia saat ini?Alana mengernyit heran. Ini bukan seperti kamarnya. Tidak pula seperti apartemen pribadinya yang biasa menjadi tempat menyendiri. Alana merenggangkan tangannya kemudian berusaha bangun. Namun ada yang terasa janggal.Selain mata yang berat, badan yang

  • Cinta Sang Pewaris   Club Malam

    [Club yuk, temani kakak]Sebuah pesan muncul di gawai Alana. Alana yang baru saja selesai pemotretan segera bertanya jadwal lain."Vi, masih ada schedule nggak malam ini? kalau nggak ada gue mau cabut," tutur Alana pada Vina, asistennya."Bentar gue liat dulu … emhhhh … enggak ada Al. Emang Lo mau kemana?" Vina bertanya balik."Kak Alex ngajak ke club, minta ditemani. Tumben amat," jawab Alana.Seketika mata Vina berbinar mendengar nama pria idamannya itu disebut. Dengan cepat Vina mendekat ke arah Alana."Alex ngajak? gue ikut yaaaa … pleeaaasseee!" Kedua tangan Vina menangkup di depan dada sambil memasang wajah penuh harap. Gadis cantik berambut sebahu dan b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status