Beranda / Romansa / Cinta Sang Pewaris / Perdebatan Alex dan Alana

Share

Perdebatan Alex dan Alana

Penulis: Asha Driya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-01 10:31:26

"Kalian sudah bosan bekerja disini?"

Madam Helen menghampiri Almira dan Ani dengan langkah tegap dan tatapan menyorot tajam. Rahangnya yang runcing dengan bibir tipis membentuk garis datar menambah kesan betapa garangnya kepala pelayan keluarga Atmaja itu.

"Kalian disini bukan untuk bergosip, tapi bekerja. Kamu!" Telunjuk kurusnya menunjuk ke arah Ani. Membuat Ani seketika menunduk dengan ekspresi bersalah.

"Apa dengan bergosip masakan kamu jadi lebih enak? bahkan dengan tak tahu dirinya kamu menggosipkan majikan kamu sendiri. Saya tidak suka punya anak buah seperti itu!"

"Ma-maaf Ma-madam! Saya janji tidak akan mengulanginya lagi," ucap Ani terbata-bata. Tentu saja Ani takut jika dipecat oleh madam Helen. Mencari pekerjaan jaman sekarang susah, apalagi dengan gaji yang cukup besar seperti yang diberikan oleh rumah ini. Walaupun hanya seorang pelayan, tetapi gaji disini bahkan bisa mengalahkan gaji karyawan kantoran.

Madam Helen mengibaskan tangannya dengan tidak sabar.

"Dan kamu!" Telunjuk Madam Helen berpindah ke arah Almira.

"Bukannya kamu pekerja baru disini? Belum ada sebulan kamu sudah bertingkah. Baru saja kamu saya beri peringatan tetapi sudah membuat ulah lagi, jika memang tidak berniat bekerja di rumah ini, silahkan keluar!" 

"Maaf Madam, kami tidak sengaja," ujar Almira dengan kepala tertunduk seperti Ani.

Madam Helen berkacak pinggang.

"Saya paling tidak suka ada pelayan yang tidak profesional. Kalian digaji mahal tetapi berulah. Ini peringatan terakhir saya. Jika sampai saya melihat kejadian seperti ini lagi, dalam waktu satu jam tinggalkan rumah ini. Camkan itu!" 

Madam Helen memutar tumitnya dan berbalik keluar dapur dengan langkah tegak dan dagu terangkat.

Keangkuhan tergambar di wajahnya. Menjadi kepala pelayan di rumah keluarga Atmaja membutuhkan waktu lama dan loyalitas yang tinggi. Madam Helen sendiri sampaidi usianya yang paruh baya tidak menikah. Sudah hampir dua puluh tahun Madam Helen mengabdikan dirinya di rumah ini.

Dulunya Madam Helen pun pelayan biasa. Tetapi karena kecekatannya dalam bekerja, membuat Nyonya Arumi mengangkatnya menjadi kepala pelayan sejak sepuluh tahun yang lalu, menggantikan kepala pelayan sebelumnya yang mengundurkan diri.

"Yah, kena omel kanjeng mami lagi," keluh Ani pelan.

"Sssttt … udah yuk, cepat selesaikan. Keburu siang!"

Almira enggan menanggapi keluhan Ani.

"Iya iya!"

Mereka pun menyelesaikan kegiatan masak yang sempat tertunda.

***

"Kakak nggak kerja?" Alana menyelonong masuk ke kamar Alex yang berada di lantai dua. 

Saat itu Alex tengah memainkan ponselnya, bersandar santai di sofa kamar. Hanya mengangkat kepala sekilas lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

"Males ketemu sama sekretaris sampah itu!"

"Kakakkkkk!" Alana memprotes kakaknya. 

Tentu saja Alana tidak suka dengan julukan yang diberikan oleh Alex pada Dion. Bagi Alana Dion adalah perwujudan pangeran berkuda putih untuknya.

"Dion nggak sejelek itu, Kak! Kakak yang terlalu iri sama dia jadi merasa tersaingi."

"Untuk apa kakak iri sama sampah itu? anak yang nggak jelas asal-usulnya. Entah guna-guna apa yang dia gunakan pada papa dan mama sampai bisa menganggapnya seperti anak sendiri, bahkan melebihi aku ahli waris yang sah," sahut Alex dengan ekspresi marah. Dibantingnya ponsel yang dia pegang ke sisi sofa.

Alana pun kesal dan menghempaskan tubuhnya di sisi lain sofa.

"Papa pasti punya pertimbangan sampai menyerahkan urusan perusahaan ke Dion. Dan lagi Dion lebih cakap dalam bekerja daripada kakak. Kakak kan selalu kalah tender jika mewakili perusahaan," celetuk Alana.

"Kamu meremehkan kakak?" Alex melotot ke arah adiknya.

"Bukan meremehkan, memang kenyataan! Kakak selalu sibuk sama kesenangan kakak yang nggak jelas. Mabuk, main perempuan, bikin skandal, wajarlah papa nggak percaya." Alana mencibir ke arah Alex.

Alex menatap Alana sengit. Hatinya merasa geram. Bahkan adiknya pun lebih membela Dion.

"Jadi kamu kesini cuma mau menyalahkan kakak? Coba sekali-kali ngaca. Memang kamu sudah benar jadi anak perempuan?"

"Kakak kok malah balik nyerang aku sih?" Alana protes tidak terima diserang balik.

"Bukannya kamu yang nyerang kakak duluan? kamu yang meremehkan kakak. Apa kamu merasa hebat mentang-mentang sudah jadi model terkenal? apa bedanya kamu dengan wanita-wanita kakak?"

"Kakak! apa-apaan sih? tega sekali kakak bicara kayak gitu sama aku?"

"Lalu kamu apa? mencintai laki-laki yang jelas bermasalah dengan keluarga kamu!"

Alana menatap Alex nanar.

"Setidaknya aku masih dianggap di rumah ini dan bukan cuma dianggap anak tak berguna seperti kakak!"

" Masih dianggap? memang selama ini mama perhatian sama kamu? bukannya mama juga mengabaikan kamu? Tapi wajarlah Mama cuek sama kamu. Kamu jadi perempuan senang ngemis perhatian laki-laki. Kayak gadis murahan aja!"

Plakkk! …

Alana menabok lengan Alex kesal. 

"Kakak ngeselin!" Alana bangkit dengan kesal dan berjalan keluar kamar Alex. Langkah kakinya terdengar keras dan sengaja dihentakkan. Dibantingnya pintu kamar kakaknya itu dengan keras.

Alex lebih memilih mengacuhkannya. Moodnya sendiri sudah buruk. Ditambah berdebat dengan Alana membuatnya semakin merasa jengkel.

"Lebih baik aku mencari hiburan!" gumam Alex lalu bergegas menuju ruang ganti baju.

Celana jeans, kemeja lengan panjang yang dilipat hingga ke siku sewarna dengan celana yang dia gunakan. Rambutnya pun telah tersisir rapi. Membuat ketampanannya semakin meningkat. 

Alex meraung kunci mobil kesayangannya. Sebuah mobil sport mewah berwarna biru metalik. Semakin menambah nilai plus untuknya.

Alex pun turun tangga setelah memastikan penampilannya sekali lagi. Melangkah dengan pasti menuruni anak tangga dengan ponsel di tangan. Lalu …,

Brugghhh!

Ponsel Alex terlempar dan pecah berantakan.

Bab terkait

  • Cinta Sang Pewaris   Tawaran Tuan Alex

    Bbbrrruugghh!"Aduh!"Almira terpekik karena jatuh terduduk setelah tanpa sengaja menabrak Alex. Bagian belakang tubuhnya terasa ngilu. Almira yang sedang terburu-buru pergi ke toilet tidak melihat Alex yang juga baru turun tangga.Ponsel Alex yang tadi di dalam genggaman pun terlempar dan membentur lantai. Layarnya pecah berantakan."Oh my God! what the hell? Aaarrrggghhhh!" Alex mengumpat dan berjongkok mengambil pecahan ponselnya. Ditatapnya ponselnya dengan kesal. Ponsel seharga puluhan juta pecah di bagian layarnya."KAMU NGGAK PUNYA MATA?" bentak Alex murka.Dadanya terlihat naik turun menahan amarah."KAMU TAHU HARGA PONSE

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Cinta Sang Pewaris   Kebenaran

    [Mira? kamu kemana? kok belum selesai acara wisuda pergi?][Ra? halloooo?][Ra, kamu kemana sih? belum foto-foto kita pakai tiga. Main ngilang aja.][Ra? kemana sih? kamu ke kafe nggak hari ini?][Ra? ada masalah? please balas dong. Jangan bikin khawatir.][Ra? Aku baru tahu berita orangtua kamu. Innalilahi wa Innailaihiraji'un. Ikut berduka ya Ra. Besok aku ke rumah kamu][Ra sabar, yaa][Ra? kenapa di rumah kamu ada Paman bibi kamu aja? kata mereka kamu pergi. Kamu kemana Ra?][Ra, kabarin aku. Kamu kemana? benar kamu kabur? aku nggak percaya kata-kata bibi kamu. Aku tahu kamu gimana.]

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-03
  • Cinta Sang Pewaris   Coklat Dari Dion

    "Nyonya, bolehkah saya curhat sama Nyonya? saya bingung hendak bicara dengan siapa. Biasanya jika saya sedih ada ayah dan ibu saya. Atau Lisa sahabat saya, tapi sekarang …."Almira mulai terisak lirih. Sungguh dirinya merasa kesepian saat ini. Ingin melakukan sesuatu pun Almira bingung apa yang harus dia lakukan. Jika pun menghubungi Lisa sahabatnya itu, Almira takut malah merepotkan ya.Setelah mengetahui jati dirinya, Almira tidak ingin merepotkan siapa pun. Almira merasa tidak pantas untuk itu. Bahkan orangtuanya saja membuangnya. Bagaimana orang lain nanti? dan Almira takut akan pikirannya itu."Saya takut Nyonya, kenapa ayah dan ibu saya meninggalkan saya sendiri? kenapa Paman dan bibi begitu jahat? dan siapa saya sebenarnya … hiks …."Almira menelungkup kan kepalanya ke atas kasur bersebelahan dengan tangan Nyonya Arumi. Tangisannya begitu pilu. Andai bisa mengulang waktu, Almira pasti akan meminta orangtuanya untuk tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-05
  • Cinta Sang Pewaris   Sadar Kembali

    "Tuannnnn!!! …."Almira berteriak memanggil Dion saat melihat di atas ranjang, Nyonya Arumi membuka matanya. Bahkan saat Almira berteriak, Nyonya Arumi menoleh pelan ke arah Almira."Nyo-Nyonya su-sudah sadar?" seru Almira syok. Sejak kapan Nyonya Arumi sadar?Mata Nyonya Arumi mengerjap mendengar seruan Almira.Almira pun bergegas menghampiri Nyonya Arumi."Nyonya sudah sadar? apa yang Nyonya rasakan? Nyonya butuh sesuatu? Nyonya mau sesuatu? biar saya ambilkan!" cerocos Almira. Almira yang tidak mempunyai pengalaman menghadapi orang yang baru tersadar dari koma begitu berapi-api. Entah kenapa ada rasa bahagia di hati Almira melihat Nyonya Arumi membuka matanya."Nyonya ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Cinta Sang Pewaris   Kenyataan Yang Menyakitkan

    Alex terduduk di bangku taman. Tubuhnya seakan lunglai. Seakan kehilangan tenaganya. Alex terhenyak dengan tatapan kosong. Tidak! ini tidak mungkin! Seperti orang gila, Alex tiba-tiba tertawa keras. Tawanya akan terasa menyakitkan jika saja yang mendengar peka. Tawanya bukan ekspresi kegembiraan. Tawa itu bentuk lain dari ratapan. Alex masih bertahan dengan tawanya. Sampai tetesan demi tetesan air meluncur dari sudut matanya. Alex tetap tertawa, sampai tawanya berubah jadi isakan. Alex menangis tergugu. Kedua tangannya mencengkram sisi-sisi kepalanya. Tadinya,Alex ingin mengetahui keadaan mamanya. Tapi saat di balik pintu, Alex tak sengaja mendengar percakapan mamanya dengan Dion. Memang tidak keras, tetapi masih cukup mampu ditangkap pendengaran Alex saat itu. "Tuan Aryawan meminta saya memegang kendali sementar

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • Cinta Sang Pewaris   Jarak

    "Kamu cantik!" puji Arumi pagi itu saat sedang berjemur di taman rumahnya.Almira tersenyum kecil. Merasa senang dengan pujian yang dilontarkan Nyonyanya itu. Almira merasakan kelembutan Arumi, pun dengan Arumi yang melihat ketulusan di setiap waktu Almira merawatnya."Terimakasih, Nyonya. Nyonya pun sangat cantik. Saya malah minder lho Nyonya, saya yang mudah merasa tersaingi," seloroh Almira sambil memotong kuku tangan Arumi.Kesehatan Arumi berangsur membaik. Walaupun saat ini Arumi belum bisa berjalan karena kakinya masih lemah, sehingga Arumi harus memakai kursi roda untuk berpindah tempat. Seperti saat ini, Arumi berjemur di bawah matahari pagi dengan duduk di kursi roda ditemani Almira."Kamu ada-ada saja. Saya sudah tua, yang entah kenapa Allah memberi kesempatan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10
  • Cinta Sang Pewaris   Kabar Buruk

    "Masuk!" jawab Arumi.Almira mendesah pelan, lega. Kali ini dia terselamatkan dari kebohongannya. Namun entah sampai kapan, dia harus mempertahankan kebohongan ini. Yumna ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi bagaimana tanggapan Arumi nantinya? Jujur, Almira merasa nyaman dengan Arumi. Terlepas dari sikap Arumi terhadap anak-anaknya, Alex dan Alana, Almira merasakan kelembutan wanita paruh baya itu. Dan Almira merasa nyaman di dekatnya. Mungkin dirinya merindukan sosok ibunya.Dion memasuki kamar dengan langkah penuh wibawa. Terlihat aura kepemimpinan dalam setiap gesture tubuhnya. Pantas saja Tuan Atmaja mempercayakan perusahaan padanya, batin Almira. Untuk sesaat Almira terpesona. Namun segera tersadar dengan muka tersipu. Merutuk dalam hatinya tentang pikirannya yang melantur."Ada apa, Dion?" tanya Arumi lembut

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • Cinta Sang Pewaris   Club Malam

    [Club yuk, temani kakak]Sebuah pesan muncul di gawai Alana. Alana yang baru saja selesai pemotretan segera bertanya jadwal lain."Vi, masih ada schedule nggak malam ini? kalau nggak ada gue mau cabut," tutur Alana pada Vina, asistennya."Bentar gue liat dulu … emhhhh … enggak ada Al. Emang Lo mau kemana?" Vina bertanya balik."Kak Alex ngajak ke club, minta ditemani. Tumben amat," jawab Alana.Seketika mata Vina berbinar mendengar nama pria idamannya itu disebut. Dengan cepat Vina mendekat ke arah Alana."Alex ngajak? gue ikut yaaaa … pleeaaasseee!" Kedua tangan Vina menangkup di depan dada sambil memasang wajah penuh harap. Gadis cantik berambut sebahu dan b

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14

Bab terbaru

  • Cinta Sang Pewaris   Model Baru

    "Ada yang mau saya bicarakan, Nyonya," ujar Dion pada Arumi.Sore itu, sepulang dari kantor, Dion kembali menghadap ke Arumi untuk berdiskusi."Ada info apa, Dion?""Saya mempunyai ide yang menurut saya bagus untuk perusahaan. Atau paling tidak bisa memulihkan citra perusahaan."Arumi menatap Dion dengan seksama. Tubuhnya mulai pulih kini. Namun tetap ada batasan yang harus dijaga. Dan Arumi harus berhati-hati dalam mengelola pikirannya agar tidak terbebani terlalu berat."Kita membutuhkan suasana dan terobosan baru, Nyonya. Nona Alana sepertinya tak lagi bisa dijadikan ikon perusahaan kita. Harus ada model pengganti yang memberi kesan baik dan religius. Sehingga masyarakat akan tahu, jika perusahaan kita tak terpengaruh deng

  • Cinta Sang Pewaris   Ledekan

    "Kita membutuhkan model baru untuk menggantikan Nona Alana, Tuan. Karena dengan skandal yang Nona Alana ciptakan, citra baik perusahaan menurun. Belum lagi desakan para pemegang saham untuk segera memulihkan kondisi perusahaan.""Mereka menuntut perubahan atau mereka akan menarik saham mereka. Beberapa perusahaan pun membatalkan kerjasama secara sepihak karena tidak mau mendapatkan imbas dari kasus Nona Alana.""Rating beberapa produk pun yang menggunakan Nona Alana sebagai brand ambassador menurun jauh sehingga memerlukan pergantian agar tidak semakin memburuk.""Bahkan, maaf Tuan, beberapa direksi mengemukakan pendapatnya untuk mengganti Tuan dengan Tuan Alex."Aldi, sekretaris Dion memberikan laporannya. Nampak Dion yang duduk di kursi kebesarannya manggut-manggut men

  • Cinta Sang Pewaris   Percakapan Singkat

    "Ke-kenapa Tuan? apa tidak enak?" Almira bertanya gugup. Apalagi ketika Alex terlihat mengerutkan keningnya. Apa dirinya salah memasukkan komposisi racikan kopinya?"Mmmhhh, gimana ya?" Alex seakan ragu untuk menjawabnya."Saya buatkan lagi, Tuan. Maaf kalau kurang enak," ujar Almira berniat meminta cangkir yang masih dipegang oleh Alex."Apa aku bilang kopi ini tidak enak?"Almira menggelengkan kepalanya."Kopi buatanmu enak, aku suka. Buatkan aku seperti ini lagi jika nanti aku meminta.""Baik, Tuan. Siap!"Alex kembali menyeruput kopi di tangannya. Sementara Almira bingung apa yang hendak dia lakukan."Kenapa kamu berdiri disitu?""Eh, iya Tuan. Maaf, saya masuk dulu," pamit Almira."Memang aku menyuruhmu masuk? duduklah! Aku sedang butuh teman bicara," perintah Alex."Baik, Tuan."Almira pun mengambil posisi di ujung bangku taman yang menghadap ke kolam renang itu."Kamu punya

  • Cinta Sang Pewaris   Secangkir Kopi

    "Buat Alana jatuh, dan aku menjadi milikmu!" ujar Alex dengan nada tegas yang membuat Vina terkejut."Maksud kamu? kenapa aku harus menjatuhkan Alana? bukannya dia adalah adik kamu sendiri?"Alex menjauhkan badan Vina dan duduk bersandar di kepala ranjang. Kedua tangannya dia lipat ke belakang kepalanya sambil menatap ke depan dengan tatapan menerawang."Lex? kenapa harus menjatuhkan Alana?"Sekali lagi Vina bertanya. Vina ikut duduk dengan selimut melilit tubuhnya yang polos."Karena aku ingin menebus rasa sakit hatiku."Vina menatap Alex bingung."Tapi kenapa Alana? Dia kan adik kamu sendiri, dan lagipula dia modelku, Lex. Jika namanya jatuh, maka penghasilanku sebagai managernya pun berkurang.""Aku yang akan memenuhi kebutuhanmu. Bukankah sudah ku bilang, jika kamu bersedia melakukan apa yang aku mau, maka aku menjadi milikmu," rayu Alex."Tapiii … a-aku …." Vina menatap Alex ragu."Apa semua uca

  • Cinta Sang Pewaris   Rayuan Alex

    "Kenapa kamu tidak meninggalkan saya?" Alana dengan matanya yang sembab menatap Almira.Almira pun tersenyum simpul. Disodorkannya segelas coklat hangat kepada Alana. Minuman yang selalu menjadi andalan saat dirinya sedih."Apa kamu sedang mencoba menarik perhatianku?"Almira menarik nafas pelan."Nona, minum dulu. Coklat bisa menenangkan hati. Atau, itu yang saya rasakan."Alana menurut dan menyeruput minuman berwarna pekat tersebut. Hangat, membuat hatinya ikut menghangat."Jadi kenapa? apa alasan kamu tetap berdiri dan menemaniku?""Apa harus selalu ada alasan Nona? apa jika saya katakan saya hanya mengikuti nuraninsaya Nona akan percaya? semua manusia pasti punya salah Nyonya. Tetapi bukan berarti kita bisa melihat seseorang dari kesalahannya.""Apa kamu sedang bersikap sok suci?" Alana memandang Almira dengan tatapan menilai. Mencari apa yang tersembunyi dari sorot mata pelayan itu.Almira mengulas senyum yang mened

  • Cinta Sang Pewaris   Tersudutkan

    "Kakakkkk!" Alana berseru saat Alex muncul dari arah depan.Alex berjalan masuk menyusul Vina di belakangnya. Membuat Alana merasa kesal. Bisa-bisanya mereka bersenang-senang dan meninggalkannya?"Kak, Vin, tolong jelasin ke semua bahwa ini tidak seperti yang ada di berita. Itu fitnah! Kakak tahukan Alana baru semalam bertemu Pak Riko? dan itupun dikenalin sama kakak!"Alana berganti menatap ke arah Vina penuh harap."Vin, jelasin! Lo yang jadi asisten gue, Lo tau gue seperti apa. Jelasin semalam itu bukan kesengajaan! Gue dijebak kan Vin?"Vina nampak salah tingkah. Bahkan mengalihkan pandangannya saat Alana menatap penuh harap padanya."Maaf, Al. Gue nggak tahu. Kan gue nggak du

  • Cinta Sang Pewaris   Masalah Bertambah

    "Tuan, ada berita tentang Non Alana."Aldi, sekretaris Dion melapor ke atasannya. Dion yang tengah memeriksa berkas mengalihkan pandangannya."Ada apa?"Tanpa menjawab, Aldi meraih remote TV dan menyalakannya. Layar datar yang tertempel di dinding kantor Dion menayangkan sebuah berita yang membuat Dion seketika ternganga."Apalagi ini?" geram Dion.Kesal, Dion sangat kesal. Bisa-bisanya Alana masuk berita miring. Sudah dipastikan nantinya Dion akan sangat kerepotan. Karena dengan adanya berita miring ini, tentu membawa pengaruh buruh bagi perusahaan.Masuk ke dalam berita gosip dengan topik, Alana Atmaja sang model papan atas terlibat prostitusi. Sungguh ini di luar dugaan Dion. D

  • Cinta Sang Pewaris   Kehancuran Alana

    Alana mengerjapkan matanya. Entah kenapa kedua kelopaknya terasa sangat berat. Seperti ada lem yang merekatkan hingga tak mau terbuka. Malas sekali rasanya untuk sekermdar bangun. Kepalanya terasa pusing, dan juga sekujur tubuhnya terasa linu.Apa dirinya sakit?Alana memijat pelan keningnya berusaha meredakan sakit kepalanya. Setelah dirasa cukup membaik, Alana membuka matanya perlahan. Sinar matahari yang menembus tirai menyilaukan pandangannya.Ada dimana dia saat ini?Alana mengernyit heran. Ini bukan seperti kamarnya. Tidak pula seperti apartemen pribadinya yang biasa menjadi tempat menyendiri. Alana merenggangkan tangannya kemudian berusaha bangun. Namun ada yang terasa janggal.Selain mata yang berat, badan yang

  • Cinta Sang Pewaris   Club Malam

    [Club yuk, temani kakak]Sebuah pesan muncul di gawai Alana. Alana yang baru saja selesai pemotretan segera bertanya jadwal lain."Vi, masih ada schedule nggak malam ini? kalau nggak ada gue mau cabut," tutur Alana pada Vina, asistennya."Bentar gue liat dulu … emhhhh … enggak ada Al. Emang Lo mau kemana?" Vina bertanya balik."Kak Alex ngajak ke club, minta ditemani. Tumben amat," jawab Alana.Seketika mata Vina berbinar mendengar nama pria idamannya itu disebut. Dengan cepat Vina mendekat ke arah Alana."Alex ngajak? gue ikut yaaaa … pleeaaasseee!" Kedua tangan Vina menangkup di depan dada sambil memasang wajah penuh harap. Gadis cantik berambut sebahu dan b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status