Share

Pergi untuk Kembali

Penulis: seorin writernim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dokter Sean!” panggil Emery. “Anda sudah mau pergi?” tanyanya ketika dia menemui Sean di tenda darurat sebelah.

Sean mengangguk. “Iya. Masa cutiku sudah berakhir. Jadi, aku harus segera kembali ke rumah sakit.”

“Ah, begitu rupanya.” Emery mengerti.

Sean berjalan ke arah Emery. Dia berdiri tepat di hadapan wanita yang sangat dicintainya itu. Lalu, refleks tangannya mengusap kepala Emery dengan manja dan penuh perhatian.

“Kamu … jaga diri baik-baik di sini. Selama aku nggak ada, kamu nggak boleh nakal dan kamu hanya boleh fokus pada pasien-pasienmu aja. Kamu mengerti?” Sean menasihatinya.

Emery manggut-manggut sambil menampilkan senyum di depan Sean. Pria itu tertegun cukup lama memandangi wajah Emery. Astaga!

“Ada apa?” Emery heran. “Apa ada sesuatu di wajahku?”

“Senyum kamu tuh manis banget tahu nggak sih. Kamu bikin aku jadi malas pulang,” gurau Sean. Dia menggoda Emery.

“Ish, gombal banget,” balas Emery. Dia memalingkan muka sambil senyum-senyum sendiri.

Sean meraih tangan Emery. “
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kejutan Di Hari Ulang Tahun

    Emery senang sekali ketika ayah menjemputnya di bandara. Dia bergegas masuk ke mobil dan tidak lama setelah itu ayah melajukan mobilnya hendak meninggalkan bandara.Sepanjang perjalanan mereka berbincang di dalam mobil. Emery menceritakan pengalaman seru sekaligus menegangkan ketika menolong pasien-pasiennya selama berada di desa terpencil itu. Dia tidak menyadari mobil ayahnya sudah melewati Ruben yang mencari keberadaannya di pintu keluar bandara.Beberapa menit kemudian, Emery sampai di rumah orang tuanya. Terlihat ibu sedang berdiri di depan pintu rumah dan bersiap menyambut kedatangannya."Ibu," sapa Emery. Dia langsung memeluk ibunya, saking tak kuat menahan rasa rindunya."Gimana pekerjaan kamu di sana? Apa kamu makan dan tidur dengan benar?" tanya ibu ingin tahu."Pekerjaan di sana membuatku sangat sibuk, Bu. Setiap hari hampir tidak pernah sepi. Ada banyak sekali pasien yang kuperiksa, terutama ibu hamil yang jarang sekali memeriksakan kandungannya,” jelas Emery yang antusias

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Hadiah Mahal untuk Emery

    “Ruben?” Sean terlonjak kaget melihat kedatangan sepupunya yang menghampiri mejanya. Dia jadi gelagapan di depan Emery.“Dokter Ruben?” ulang Emery. Dia pun ikut-ikutan jadi kikuk dan salah tingkah di hadapan pria yang pernah sangat dicintainya itu.“Hai Emery! Lama tidak bertemu,” sapa Ruben. Dia tersenyum ke arah Emery. “Apa kabar?” tanyanya basa-basi.“Baik. Terima kasih, Dokter Ruben,” jawab Emery agak gugup.Suasana makan malam romantis yang sudah diciptakan Sean sebagai kejutan di hari ulang tahun Emery mendadak kelabu. Dia menggerutu dalam hati, mau ngapain Ruben datang ke restoran itu? Dan dari mana Ruben tahu kalau malam ini, dia sedang berkencan dengan Emery?“Sepertinya kalian sedang merayakan sesuatu malam ini. Boleh kutahu, apa yang kalian rayakan?” tanya Ruben ingin tahu. Dia sok akrab sekali saat berbicara dengan keduanya dengan bahasa cukup formal.“Ah, itu ….” Emery hendak menjawab namun bibirnya tiba-tiba kelu.“Kami sedang berkencan,” kata Sean agak sewot. "Kenapa?

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Masihkah Ada Harapan?

    Emery menutup kedua matanya dan mengucapkan doa dalam hati. Ada banyak sekali harapan yang ingin dia wujudkan di hari ulang tahunnya yang ke-28. Setelah itu, dia membuka mata dan meniup lilinnya hingga padam.Lagi-lagi perhatian Ruben teralihkan melihat Emery meniup lilin di atas kue tart. Dia jadi kepikiran, apa hari ini adalah hari ulang tahun Emery?‘Jika benar demikian, haruskah aku memberinya hadiah sebagai permintaan maafku kepadanya?’Setelah merayakan hari ulang tahun, Emery dan Sean sudah bersiap-siap meninggalkan restoran. Acara makan malam edisi spesial ulang tahun sudah selesai.“Kamu tunggu di sini, ya. Aku ambil mobil dulu di parkiran,” kata Sean pada Emery. Dia tidak ingin Emery sampai kelelahan karena berjalan jauh dari restoran menuju ke parkiran.“Baiklah!” sahut Emery. Dia terlihat manis sekali karena menuruti perintah kekasihnya.Setelah Sean pergi mengambil mobilnya, Ruben datang menghampiri Emery. Pria itu berdiri di samping Emery, agak canggung.“Kamu sudah mau

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Kesempatan Kedua

    Emery jadi emosi mendengar permintaan dan harapan yang dilontarkan Ruben kepadanya. Pembicaraan di antara mereka mengundang perhatian banyak orang. Terutama pada saat Emery menghardik Ruben dengan nada tinggi.“Apa Anda sudah gila, Dokter Ruben?” cibir Emery. “Harapan?”Ruben mengerjap-ngerjapkan kedua matanya di hadapan Emery. Dia tidak tahu kalau Emery akan bereaksi seperti itu. Emosi juniornya itu sudah meledak-ledak tak tertahankan lagi.“Emery, aku tahu kamu marah padaku. Aku tahu sikapku ke kamu waktu itu membuatmu sakit hati. Tapi, sekarang ….” Ruben coba jelaskan.“Cukup!” Emery memotong pembicaraan. Dia sudah muak dan tidak ingin mendengar penjelasan apa pun dari Ruben. Dia sudah terlanjur kecewa karenanya.“Kita tidak pernah ada hubungan apa-apa. Setelah Anda menyampakkan saya, saat itulah saya tahu kalau saya harus segera mundur dari hubungan yang tidak sehat ini.” Emery marah sekali. Dia buru-buru pergi sambil mendengkus kesal.“Emery!” panggil Ruben. Dia berharap wanita i

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Peringatan Dari Sean

    “Dia milikku, Ben! Kamu dekatin dia lagi, kamu berhadapan langsung denganku,” kata Sean memperingatkannya. Dia sengaja menggertak Ruben agar sepupunya itu tidak bertindak macam-macam lagi pada Emery.“Wow! Kamu mengancamku?” Ruben tidak takut. Justru, semakin diancam dia malah makin nekad deketin Emery.“RUBEN!” bentak Sean.“Oke! Tenang aja. Aku nggak bakalan deketin dia lagi. Kecuali takdir berkata lain.”“Apa kamu bilang?” Sean naik pitam.“Sabar. Sabar, Sean!” Ruben menenangkan Sean yang terbakar api cemburu.Sean harus mewaspadai sikap Ruben. Dia takut sekali jika Emery jatuh lagi ke pelukannya. Apalagi Emery sudah berniat ingin membalaskan dendamnya pada Ruben.“Semoga hubungan kalian lancar-lancar aja. Hati-hati, ada banyak sekali pria yang berada di sekitarnya di sana,” harap Ruben sembari memperingatkan Sean.“Apa maksudmu, Ben?” Sean berusaha mencerna maksud ucapan Ruben.“Zaman sekarang hubungan jarak jauh itu gambling, Sean. Kamu di sini ngingetin dia makan, dia di sana di

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Cinta Lama Belum Kelar

    Emery diberitahu kalau tenda khusus sebagai ruang pemeriksaan dokter Ruben berada di samping tendanya. Dia juga sempat terkejut setelah mengetahuinya. Namun, apa daya. Emery tidak bisa memprotesnya pada kepala desa. Itu sudah menjadi kebijakan kepala desa.‘Sial! Kenapa dia harus berada di dekatku?’ gerutu Emery.“Dokter Emery!” panggil kepala desa. “Bisakah Anda membantu dokter Ruben ke tendanya? Kalian juga bisa bekerja sama di sana untuk sementara,” pinta beliau.Emery mengangguk perlahan. Dia tidak bisa menolak permintaan kepala desa. Jadi, terpaksa dia memenuhi permintaannya. Sekilas dia melirik ke arah Ruben, pria itu sedang tersenyum ke arahnya.Emery malas sekali membalas senyum Ruben yang terlihat palsu, menurutnya. Dia lebih suka membuang muka dan menyuruh Ruben untuk cepat mengikuti langkahnya. Dia tidak punya waktu untuk bercanda. Apalagi menunda-nunda pekerjaannya. Pasiennya juga sudah lama menunggunya.“Silakan Anda istirahat dulu saja di tenda itu! Saya akan kembali mem

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Insiden Menumpang Mandi

    Pagi-pagi sekali, Ruben menghubungi Emery. Sekitar pukul 5.20 pagi. Emery baru saja keluar dari kamar mandi dan dia melihat notifikasi di layar teleponnya. Raut wajahnya langsung berubah, dan dia mengernyitkan dahi.“Ruben? Ngapain dia nelepon sepagi ini?” Emery heran.Emery tidak ingin berburuk sangka pada Ruben. Mungkin ada pasien gawat darurat yang harus segera mereka tangani lagi bersama-sama di balai desa. Lantas, dia menelepon balik Ruben. Tidak lama kemudian, sudah ada jawaban dari seberang sana.“Emery!” panggil Ruben yang antusias sekali mendapat telepon dari Emery.“Tadi … Anda menelepon saya. Ada apa?” tanya Emery mencari tahu.“Begini … aku belum terbiasa mandi di kamar mandi umum di sini. Bolehkah aku ke rumahmu dan menumpang mandi di sana?” keluh Ruben sekaligus meminta izin pada Emery.Astaga! Ruben merepotkan sekali. Emery terdiam sejenak sebelum dia memutuskan.“Emery?!” panggil Ruben sekali lagi. Dia menunggu kepastian dari Emery. “Gimana? Apa aku boleh ke rumahmu se

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Tidak Baik-Baik Saja

    ‘Sialan!’ Ruben malu sekali.Pertama kalinya Ruben berkunjung ke rumah Emery malah bikin onar dan dia mempermalukan dirinya sendiri di depan Emery dan Bonar. Dia jera. Dia tidak ingin kejadian memalukan itu terulang kembali.“Dokter Ruben, Anda baik-baik saja?” tanya Emery memastikan. Ruben tidak bisa menjawabnya karena dia sedang menahan sakit di area terlarangnya.Emery mendengar Ruben ambruk. Namun, sampai sekarang, dia belum berani melihat keadaan Ruben yang sedang telanjang bulat akibat handuknya lepas dari tubuhnya.Bonar segera mengambil handuk tersebut dan menutupi bagian sensitif Ruben. Setelah itu, dia membantu Ruben berdiri.“Anda harus segera berpakaian, Dokter. Setelah itu, kita sarapan bersama-sama,” kata Bonar sambil menahan tawa.Bonar merasa tawanya ingin segera meledak. Dia tidak kuat lagi menahan tawa melihat kebodohan Ruben yang terpeleset dan jatuh di lantai akibat kecerobohannya sendiri.“Diam! Jangan menertawakanku! Apa aku kelihatan bodoh saat ini di mata kalia

Bab terbaru

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Baby Blues Syndrome

    Emery tiba di rumah ayah mertuanya, profesor Rudiana. Setelah memastikan ayah mertuanya tidur dan bisa beristirahat dengan baik juga nyaman, Emery bisa merasa tenang. Sebelum pulang, Emery dan Sean pergi ke restoran terdekat. Mereka hendak makan malam bersama.“Kenapa kamu memilih restoran ini?” Emery tertegun. Karena Sean mengajaknya makan malam di restoran yang sama, ketika mereka putus waktu itu.“Karena aku ingin mengenang hari terakhir kita bersama. Waktu itu aku marah sekali sama kamu dan melempar kalung itu ke dasar kolam,” kenang Sean.“Apa kamu mencari kalung itu sampai sekarang?” tanya Emery. Sean menoleh.Sean hanya menampilkan senyum sekilas. Kemudian, dia jalan duluan sambil memilih tempat duduk.“Aku masih menyimpannya. Aku hendak memberikannya waktu itu. Tapi, kamu pasti akan menolaknya. Jadi, aku menyimpannya di kamarku, di rumah orang tuaku,” jelas Emery. Dia duduk berhadap-hadapan de

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Sean Pilih Kasih

    “Sebelum menikah dengan Ruben, Emery adalah tunangan saya,” kata Sean memberitahunya.“Benarkah?” Sienna baru tahu tentang hal itu. “Apa sekarang Anda sudah mencari penggantinya?”“Saya tidak tertarik pada wanita lain,” tegas Sean.“Jangan seperti itu! Anda akan dianggap egois sekali jika tidak memberikan kesempatan pada wanita lain untuk mengisi kekosongan di hati Anda,” kata Sienna menyarankan.“Menurutmu seperti itu?” Sean mengerutkan keningnya.“Ya. Anda tidak akan pernah tahu siapa yang menjadi pendamping hidup Anda, yang menurut Tuhan itu baik untuk Anda.”Sean tak berkutik lagi usai mendengarkan pembicaraan Sienna. Selang beberapa detik kemudian, Sienna turun dari mobil Sean seraya mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarnya pulang.“Sampai jumpa lagi besok,” ucap Sienna sambil tersenyum ramah. Namun, Sean hanya membalasnya de

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Cinta Tak Berbalas

    Emery dan Sean jalan bersama di sekitar taman rumah sakit. Emery terdiam cukup lama. Sampai akhirnya mereka menemukan tempat duduk, keduanya duduk-duduk santai di sana.“Bagaimana perasaanmu sekarang?” Sean memulai pembicaraan terlebih dahulu.“Perasaanku?” ulang Emery agak bingung. “Biasa saja. Tidak ada yang istimewa.”“Apa yang kamu pikirkan? Kamu tidak sedang memikirkan pasienmu tapi tentang Ruben, kan?” tebak Sean.Emery menoleh ke arah Sean yang sok tahu. Lalu, dia menampilkan senyum sekilas. “Kamu sudah tahu aku memikirkannya. Lalu, kenapa kamu menanyakannya lagi?”“Aku hanya ingin memastikan saja. Sepertinya kamu cinta banget sama sepupuku itu.”Emery tersenyum lagi. Sean balas tersenyum menanggapinya. Setidaknya dia senang karena sudah bisa menghibur hati Emery yang sedang bersedih.Sean merogoh saku jas dokternya. Sepertinya dia menyimpan sesuatu di sana

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Saingan Berat

    “Apa?” Tuan Milano mengerutkan kening mendengar permohonan Emery.“Saya tidak ingin Anda mengirimnya ke negara perang itu. Bisakah Anda menggantinya dengan hukuman lain?” Emery bernegosiasi.“Maaf, Dokter Emery. Saya tidak bisa melakukannya. Kami sudah menandatangani dan menyepakatinya. Hari ini saya akan menyerahkan surat perjanjian itu ke markas besar tentara perdamaian negara.”“Tuan Milano, tolonglah! Saya mohon pada Anda,” rengek Emery. “Anda tidak bisa membiarkan seorang direktur utama di rumah sakit Anda pergi begitu saja menjadi dokter relawan di negara perang itu.”“Dengarkan saya, Dokter Emery! Saya tidak pernah memaksa dokter Ruben untuk pergi ke sana. Dia sendiri yang dengan sukarela menawarkan dirinya untuk pergi ke sana. Bahkan, dia menggantikan posisi hukumanmu.”“Mohon pertimbangkanlah lagi, Tuan!” Emery masih pasang wajah memelas di depan Tuan Milan

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Permohonan Emery

    “Aku akan pergi sekarang,” kata Emery hendak meninggalkan ruangan Ruben.“Nanti kita bicara lagi di rumah, Sayang,” balas Ruben.Sienna agak tidak senang dengan pembicaraan mereka. Ruben dan Emery kini sudah berani memamerkan kemesraannya di hadapan rekan-rekan kerjanya yang lain. Ruben mungkin merasa sudah tidak menjadi masalah lagi. Namun, bagi Sienna tetap saja jadi risih melihatnya.“Saya akan meletakkan dokumen yang Anda butuhkan di meja. Permisi,” kata Sienna yang bergegas pergi meninggalkan ruang kerja Ruben.“Terima kasih,” ucap Ruben.Sienna menyusul Emery. Kebetulan sekali, Emery belum terlalu jauh melangkah. Sehingga dia bisa mengikutinya dari belakang Emery.Emery berhenti di sebuah mesin soft drink. Dia mencari koin di saku jas dokternya. Sayang sekali, dia tidak membawa uang koin. Lantas, Sienna yang memasukkan koin tersebut dan memberikan soft drink itu pada Emery.“

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Ruben Gantikan Sanksi Emery

    Ruben mengikuti Tuan Milano di belakangnya. Pagi ini, Tuan Milano ingin bicara serius dengan Ruben, terkait masalah pernikahannya dengan Emery. Ruben sudah siap menerima dan menanggung segala risikonya.Jika Emery dulu pernah rela berkorban untuknya, apa salahnya Ruben melakukan hal yang sama saat ini untuk istrinya. Agar impas.“Dokter Ruben!” panggil Tuan Milano.“Iya, Tuan,” sahut Ruben dengan tegas.“Kamu tahu, kan, alasan kenapa saya memanggilmu ke sini?”“Saya tahu, Tuan.”“Bagus. Jadi, saya tidak akan menjelaskannya lagi jika kamu sudah tahu maksud arah pembicaraan kita kali ini.”Tuan Milano mengungkit kembali kesalahan Ruben dan Emery yang telah melanggar peraturan rumah sakit. Dalam surat perjanjian antara pegawai dengan pihak rumah sakit tidak diperbolehkan berhubungan atau menjalin asmara dengan sesama rekan kantor. Jika hal itu tidak bisa dihindarkan, maka solusi

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Tidak Ada Lagi yang Harus Disembunyikan

    “Tidak apa-apa, lupakan saja. Ada apa? Sepertinya ada yang ingin kamu bicarakan denganku. Katakan saja!” Profesor Rudiana bangkit dari tidurnya dan duduk perlahan-lahan sambil menyandarkan tubuhnya di belakang tumpukan bantal.Ruben membantu ayahnya supaya duduknya lebih nyaman lagi. Setelah itu, dia duduk di samping tempat tidur sang ayah sambil menarik napas panjang sebelum berbicara serius dengannya.“Ayah, aku ingin minta maaf padamu,” ucap Ruben memulai pembicaraan. Profesor Rudiana menoleh ke arahnya.“Kelihatannya pembicaraanmu serius sekali,” kata profesor Rudiana menimpalinya. “Apa ini soal pernikahanmu dengan wanita itu?” terkanya.“Iya, itu benar, Yah. Aku sangat mencintainya. Karena itulah aku menikahinya,” ungkap Ruben. Dia mengatakan yang sebenarnya dari lubuk hatinya paling dalam.Profesor Rudiana tersenyum agak sinis. “Kamu hanya mencintai wanita itu. Apa tidak ada wa

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Pantang Menyerah Meski Mendapat Penolakan

    Emery terisak. Sean sudah menduga, saat ini mantan kekasihnya itu sedang tidak baik-baik saja. Sean memahami situasi sulit yang tengah dihadapi Emery akhir-akhir ini. Setelah pernikahannya terungkap di hadapan publik, seluruh rekan dokter dan perawat tahu apa yang selama ini dia dan Ruben sembunyikan.“Menangislah, Emery! Jika itu membuatmu merasa lebih baik. Aku tidak akan mencegahmu untuk meluapkan semua perasaanmu saat ini,” kata Sean bersimpati.Emery menangis sekencang-kencangnya. Setelah Sean mempersilakannya. Sepertinya Emery sudah tidak bisa lagi menahan unek-unek dalam hati dan beban pikiran yang mendominasi seluruh pikirannya.Ketika Emery meluapkan semua rasa sedihnya, Sean hanya duduk diam mendengarkannya saja. Dia tidak akan menyela, mengkritik, atau menyuruhnya berhenti menangis. Dia tidak akan melakukannya.Sesampainya di depan rumah Emery, Sean masih bungkam. Dia menunggu Emery mengatakan sesuatu kepadanya. Emery menyeka air matanya. Sudah waktunya dia turun dari mobil

  • Cinta Rahasia Sang Dokter   Sahabat Ternyata Musuh Paling Nyata

    “Aku tidak pernah menyangka. Sahabatku ternyata musuhku yang paling nyata. Sekarang aku paham, kenapa aku harus berhati-hati dengan orang-orang terdekatku. Dia berkeliaran di sekitarku tapi dia juga ingin menghancurkan kebahagiaanku,” sindir Emery.“Apa kamu menyesal berteman denganku?” tanya Sienna.“Menyesal?” ulang Emery bergumam bingung. “Yang aku sesalkan adalah sikapmu, bukan persahabatan kita.”“Kenapa? Apa kamu tidak marah padaku? Seharusnya kamu membenciku, Mer,” Sienna sewot.“Dari awal aku memang tidak pernah memercayaimu. Tapi, aku tidak pernah bisa membencimu. Lalu, apakah kamu senang sudah menghancurkan hidupku?” kata Emery menantang Sienna.“Aku … ada alasan lain kenapa aku harus melakukannya?” ujar Sienna. Dia berusaha membela dirinya dan tidak mau disalahkan.“Alasan apa itu? Apa karena kamu iri padaku?” desak Emery. Sienna terdiam beberapa saat.“Katakan padaku! Aku ingin tahu yang sebenarnya darimu.” Emery memaksa Sienna agar mau mengatakannya.Sienna memalingkan wa

DMCA.com Protection Status