Share

Bab 8

Pamela—merasa sangat tertekan. Dia tidak ingin pulang ke rumah, tapi juga bingung mau kemana. Tepat pada saat itu, kekasihnya menelponnya.

[Hallo]

“Hallo, Tirta.”

[Kamu dimana, Sayang? Aku ke rumah kamu kok nggak ada, kata Tante Hasna kamu ke toko. Aku susul juga tidak ada]

“Oh, aku sedang berada di rumah Aurora. Ini aku lagi diperjalanan, pengen ke cafe.”

[Cafe mana?]

“Yang biasa kita ke sana.”

[Baiklah, aku akan segera menyusul]

Pamela pun segera melajukan mobilnya lebih cepat, mobil pemberian dari Tirta saat mereka jadian tepat satu tahun. Lelaki itu—tak hanya membantu Pamela dalam mengobati luka hatinya. Tapi juga membantu proses kesuksesan dia yang sampai bisa memiliki beberapa toko kue cabang. Lalu, bagaimana bisa dirinya setidak tahu diri itu mau menyakitinya?

Zero lelaki yang mesum, kalau gue mau menerima tawaran dia untuk menjadikannya selingkuhan justru akan semakin rumit. Bisa-bisa gue habis di tangan dia. Lebih baik gue jujur saja sama Tirta, yang penting gue masih perawan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status