Share

Bab 2

Barulah saat ini Elvina samar-samar mengingat kejadian tadi malam. Ketika dia didorong ke tempat tidur, tubuhnya terasa tegang karena gugup. Pria itu berbisik di telinganya dengan suara yang bariton.

"Rileks saja."

Benar juga, suara Dexton biasanya sangat dingin, sama sekali berbeda dengan suara pria tadi malam!

"Ke ... kenapa bisa begini ...." Melihat foto-foto di ranjang itu, wajah Elvina tampak pucat. Lalu, siapa pria yang telah menidurinya tadi malam?

"Bu Elvina, katanya kamu dan Pak Dexton itu teman sejak kecil. Kenapa kamu mengkhianatinya?"

"Apa karena cuma kesenangan sesaat?"

Para wartawan sama sekali tidak peduli dengan kondisi Elvina. Demi mendapatkan berita sensasional, mereka terus mendesaknya dan lampu flash kamera memotret setiap inci tubuh serta ekspresi wajahnya tanpa henti.

"Pergi! Pergi semuanya!" teriak Elvina dengan histeris sambil mengayunkan tangannya untuk mengusir para wartawan. Namun, tidak ada satu pun yang mundur.

Bahkan, ada seorang wartawan yang bertanya tanpa segan-segan, "Bu Elvina, bekas ciuman di tubuhmu sebanyak itu, apa kamu sudah lama tidur sama pria itu?"

Pertanyaan yang agresif itu telah menghancurkan mental Elvina. Dia berteriak keras sebelum akhirnya pingsan di tempat.

Di seberang jalan, tampak sebuah mobil Maybach hitam yang diparkirkan. Jendela belakang dari mobil itu diturunkan perlahan-lahan, menampakkan setengah wajah seorang pria yang terlihat dingin. Matanya tertuju pada Dexton yang sedang keluar dari hotel dengan dikelilingi para wartawan. Tatapan pria itu semakin mendalam serta misterius.

"Dexton ... pelan sedikit ...."

Panggilan mesra dari Elvina masih terngiang-ngiang di telinganya. Pria itu memainkan jarinya, seakan-akan masih ada bekas sentuhan hangat wanita itu di sana. Dexton, anak angkat Keluarga Kusuma, dan sepertinya juga CEO dari Grup Libertix ....

Tak lama kemudian, suara pria itu terdengar pelan di dalam mobil, "Selidiki Dexton."

"Baik, Pak," jawab asistennya.

Dalam waktu kurang dari satu jam, ada banyak sekali berita utama muncul di berbagai situs web dengan judul seperti "Putri Keluarga Kusuma Berselingkuh" atau "Elvina Mengkhianati Suaminya secara Terang-terangan."

Di bawah artikel tersebut, ada beberapa video yang menunjukkan Dexton memergoki kejadian itu, serta cuplikan Elvina yang sebagian tubuhnya terekspos, menyebabkan kehebohan besar di internet.

Akibat skandal ini, saham Grup Libertix milik Keluarga Kusuma anjlok drastis karena perbuatan tidak senonoh dari putri sulung Keluarga Kusuma.

Sementara itu, Elvina yang masih berada dalam kondisi kacau, berhasil pulang ke rumah dengan bantuan pelayan. Nomor teleponnya bocor di internet dan membuat ponselnya dibombardir panggilan dan pesan hingga tidak bisa digunakan lagi.

Elvina terpaksa meminjam ponsel pelayannya untuk mencoba menghubungi Dexton dan memberikan penjelasan. Namun, Dexton sama sekali tidak mengangkat teleponnya.

Elvina berendam di bak mandi yang dipenuhi air dingin dan berusaha keras untuk membersihkan tubuhnya. Namun, bahkan setelah menggosok kulitnya hingga merah sekalipun, dia masih bisa merasakan sisa-sisa aroma pria asing itu tadi malam.

Ketika teringat dengan tatapan dingin Dexton saat dia pergi, Elvina merasa putus asa dan hampir menangis. Kenapa semua ini bisa terjadi?

Entah setelah berapa lama kemudian, tiba-tiba ponsel yang diletakkan di atas rak berdering. Elvina buru-buru mengambilnya dan menjawab panggilan tersebut.

"Sayang ...."

"Datang ke pengadilan agama!" Usai mengatakan hal tersebut, Dexton langsung mengakhiri panggilan itu.

Elvina baru menyadari bahwa dia telah berendam di bak mandi hampir sepanjang malam. Tubuhnya kini menjadi pucat dan lemas. Dengan terhuyung-huyung, dia bangkit dari bak mandi, lalu memilih pakaian dari lemari dan bersiap-siap untuk pergi ke pengadilan agama.

Di sepanjang perjalanan, Elvina terus menggunakan alas bedak untuk menutupi wajahnya yang terlihat lelah dan pucat. Elvina merasa, dia harus menjelaskan semuanya kepada Dexton. Dia tidak bisa membiarkan Dexton menceraikannya!

Ketika tiba di pengadilan agama, Elvina langsung melihat Dexton yang berdiri di pintu masuk. Pria itu mengenakan setelan hitam dengan ekspresi yang dingin. Tidak ada satu pun wartawan di sekitarnya, sepertinya Dexton telah mengatur agar tidak ada yang mengganggu.

"Sayang, dengarkan penjelasanku ...." Elvina berlari mendekat dan menggenggam tangan Dexton dengan mata berkaca-kaca. "Semalam aku dapat pesan, katanya kamu lagi sama wanita lain di Hotel Orchid. Ponselmu juga terdeteksi di sana, makanya aku pergi ke hotel itu ...."

Dexton langsung membuka ponselnya dan menunjukkan histori rute perjalanan malam sebelumnya. Dengan tatapan dingin di matanya, Dexton berkata, "Semalam aku cuma ngantar tamu ke hotel dan pergi dalam waktu 10 menit."

Melihat bukti perjalanan Dexton, tubuh Elvina langsung terhuyung hingga hampir terjatuh. Apakah dia telah dijebak semalam?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status