Share

Bab 2

Author: Farren Rosta
Barulah saat ini Elvina samar-samar mengingat kejadian tadi malam. Ketika dia didorong ke tempat tidur, tubuhnya terasa tegang karena gugup. Pria itu berbisik di telinganya dengan suara yang bariton.

"Rileks saja."

Benar juga, suara Dexton biasanya sangat dingin, sama sekali berbeda dengan suara pria tadi malam!

"Ke ... kenapa bisa begini ...." Melihat foto-foto di ranjang itu, wajah Elvina tampak pucat. Lalu, siapa pria yang telah menidurinya tadi malam?

"Bu Elvina, katanya kamu dan Pak Dexton itu teman sejak kecil. Kenapa kamu mengkhianatinya?"

"Apa karena cuma kesenangan sesaat?"

Para wartawan sama sekali tidak peduli dengan kondisi Elvina. Demi mendapatkan berita sensasional, mereka terus mendesaknya dan lampu flash kamera memotret setiap inci tubuh serta ekspresi wajahnya tanpa henti.

"Pergi! Pergi semuanya!" teriak Elvina dengan histeris sambil mengayunkan tangannya untuk mengusir para wartawan. Namun, tidak ada satu pun yang mundur.

Bahkan, ada seorang wartawan yang bertanya tanpa segan-segan, "Bu Elvina, bekas ciuman di tubuhmu sebanyak itu, apa kamu sudah lama tidur sama pria itu?"

Pertanyaan yang agresif itu telah menghancurkan mental Elvina. Dia berteriak keras sebelum akhirnya pingsan di tempat.

Di seberang jalan, tampak sebuah mobil Maybach hitam yang diparkirkan. Jendela belakang dari mobil itu diturunkan perlahan-lahan, menampakkan setengah wajah seorang pria yang terlihat dingin. Matanya tertuju pada Dexton yang sedang keluar dari hotel dengan dikelilingi para wartawan. Tatapan pria itu semakin mendalam serta misterius.

"Dexton ... pelan sedikit ...."

Panggilan mesra dari Elvina masih terngiang-ngiang di telinganya. Pria itu memainkan jarinya, seakan-akan masih ada bekas sentuhan hangat wanita itu di sana. Dexton, anak angkat Keluarga Kusuma, dan sepertinya juga CEO dari Grup Libertix ....

Tak lama kemudian, suara pria itu terdengar pelan di dalam mobil, "Selidiki Dexton."

"Baik, Pak," jawab asistennya.

Dalam waktu kurang dari satu jam, ada banyak sekali berita utama muncul di berbagai situs web dengan judul seperti "Putri Keluarga Kusuma Berselingkuh" atau "Elvina Mengkhianati Suaminya secara Terang-terangan."

Di bawah artikel tersebut, ada beberapa video yang menunjukkan Dexton memergoki kejadian itu, serta cuplikan Elvina yang sebagian tubuhnya terekspos, menyebabkan kehebohan besar di internet.

Akibat skandal ini, saham Grup Libertix milik Keluarga Kusuma anjlok drastis karena perbuatan tidak senonoh dari putri sulung Keluarga Kusuma.

Sementara itu, Elvina yang masih berada dalam kondisi kacau, berhasil pulang ke rumah dengan bantuan pelayan. Nomor teleponnya bocor di internet dan membuat ponselnya dibombardir panggilan dan pesan hingga tidak bisa digunakan lagi.

Elvina terpaksa meminjam ponsel pelayannya untuk mencoba menghubungi Dexton dan memberikan penjelasan. Namun, Dexton sama sekali tidak mengangkat teleponnya.

Elvina berendam di bak mandi yang dipenuhi air dingin dan berusaha keras untuk membersihkan tubuhnya. Namun, bahkan setelah menggosok kulitnya hingga merah sekalipun, dia masih bisa merasakan sisa-sisa aroma pria asing itu tadi malam.

Ketika teringat dengan tatapan dingin Dexton saat dia pergi, Elvina merasa putus asa dan hampir menangis. Kenapa semua ini bisa terjadi?

Entah setelah berapa lama kemudian, tiba-tiba ponsel yang diletakkan di atas rak berdering. Elvina buru-buru mengambilnya dan menjawab panggilan tersebut.

"Sayang ...."

"Datang ke pengadilan agama!" Usai mengatakan hal tersebut, Dexton langsung mengakhiri panggilan itu.

Elvina baru menyadari bahwa dia telah berendam di bak mandi hampir sepanjang malam. Tubuhnya kini menjadi pucat dan lemas. Dengan terhuyung-huyung, dia bangkit dari bak mandi, lalu memilih pakaian dari lemari dan bersiap-siap untuk pergi ke pengadilan agama.

Di sepanjang perjalanan, Elvina terus menggunakan alas bedak untuk menutupi wajahnya yang terlihat lelah dan pucat. Elvina merasa, dia harus menjelaskan semuanya kepada Dexton. Dia tidak bisa membiarkan Dexton menceraikannya!

Ketika tiba di pengadilan agama, Elvina langsung melihat Dexton yang berdiri di pintu masuk. Pria itu mengenakan setelan hitam dengan ekspresi yang dingin. Tidak ada satu pun wartawan di sekitarnya, sepertinya Dexton telah mengatur agar tidak ada yang mengganggu.

"Sayang, dengarkan penjelasanku ...." Elvina berlari mendekat dan menggenggam tangan Dexton dengan mata berkaca-kaca. "Semalam aku dapat pesan, katanya kamu lagi sama wanita lain di Hotel Orchid. Ponselmu juga terdeteksi di sana, makanya aku pergi ke hotel itu ...."

Dexton langsung membuka ponselnya dan menunjukkan histori rute perjalanan malam sebelumnya. Dengan tatapan dingin di matanya, Dexton berkata, "Semalam aku cuma ngantar tamu ke hotel dan pergi dalam waktu 10 menit."

Melihat bukti perjalanan Dexton, tubuh Elvina langsung terhuyung hingga hampir terjatuh. Apakah dia telah dijebak semalam?

Related chapters

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 3

    Dexton menarik Elvina masuk ke lobi pengadilan agama, lalu menekannya ke kursi dan berkata dengan nada ketus, "Cerai!""Jangan!" Elvina tersadar setelah mendengar ucapan Dexton, lalu memegang erat lengannya dan memohon dengan putus asa, "Sayang, aku nggak mau cerai. Kumohon ... kita sudah sama-sama sejak kecil. Kamu tahu sendiri betapa cintanya aku padamu, 'kan? Selain itu, cuma kamu yang tersisa di sisiku.""Aku nggak mau wanita yang sudah kotor!"Pikiran Elvina langsung membeku. Tubuhnya terasa lemas dan terjatuh di kursi. Tangannya yang tadi menggenggam lengan baju Dexton pun terkulai lemas. Dia merasa hancur. Apakah Dexton menganggapnya kotor?Pada saat ini, seorang wanita berambut gelombang dan berpenampilan matang masuk dengan terburu-buru. "Pak Dexton, aku sudah bawakan dokumen yang Anda minta."Melihat wanita itu, Elvina merasakan sedikit harapan, "Yessi, tolong bantu aku bujuk Dexton untuk jangan ceraikan aku. Setiap kali kami bertengkar dulu, kamu yang selalu berhasil membuju

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 4

    "Nenek!" teriak Elvina. Dia segera berlari keluar dengan panik untuk memanggil dokter.Melihat neneknya dibawa ke ruang gawat darurat, air mata Elvina mengalir deras sambil bermondar-mandir di koridor dengan cemas. Jika terjadi sesuatu pada neneknya, Elvina tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri!Tidak lama kemudian, neneknya didorong keluar dari ruang gawat darurat dengan wajah yang masih ditutupi alat bantu pernapasan.Dokter memberi tahu Elvina, "Detak jantung pasien sudah stabil, tapi dia butuh perawatan dengan obat-obatan khusus. Obat yang dia butuhkan sangat langka dan mahal, Anda harus segera melakukan pembayaran agar kami bisa memberikannya.""Baik, terima kasih." Melihat neneknya sudah baikan, Elvina akhirnya menghela napas lega. Kemudian, dia bergegas turun ke lantai bawah untuk melakukan pembayaran.Namun, saat dia mencoba menggesek kartu kreditnya, semua kartunya ternyata sudah dibekukan.Elvina langsung menelepon Yessi dengan cemas, "Yessi, bisa nggak kamu tanyakan sa

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 5

    "Bu Elvina, bos kami sudah bayar biaya pengobatan nenekmu," ucap sopir itu sambil menyerahkan beberapa lembar kwitansi kepada Elvina.Elvina mengambil lembaran kwitansi tersebut dan melihat jenis obat-obatan yang tertera di atasnya. Akhirnya dia bisa merasa lega sekarang. Kemudian, dia bertanya dengan penasaran, "Dexton yang ngutus kamu untuk jemput aku ya?"Elvina tahu bahwa Dexton bisa melihatnya dari kamera pengawas yang dipasang di depan gedung.Sopir itu menggelengkan kepalanya. "Pak Dexton sudah merebut segalanya darimu dan menganggapmu anjing. Apa lagi yang kamu harapkan?"Setelah itu, dia membuka pintu mobil di kursi penumpang. "Bu Elvina, silakan."Elvina menengadahkan kepalanya untuk melihat pria yang duduk di kursi belakang itu. Pria itu melipat kakinya sambil memegang rokok yang masih menyala. Auranya terkesan seperti orang yang sangat sulit didekati."Aku nggak kenal bos kalian ....""Bos kami akan beritahukan apa pun yang ingin kamu ketahui." Sopir itu melanjutkan, "Oh y

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 6

    Kenapa? Sejak kecil, orang tuanya telah menganggap Dexton sebagai anak kandung. Selain Grup Libertix, orang tua Elvina telah memberikan seluruh hartanya kepada Dexton. Namun, kenapa Dexton masih sekejam itu?Dexton mencengkeram dagu Yessi dengan erat, lalu bertanya dengan nada dingin, "Kenapa Pak Hendra tiba-tiba ganti kamar? Siapa pria yang keluar dari kamar 2588 pagi itu?""Belum ada informasi," jawab Yessi sambil menahan sakit dan mencoba merayu Dexton dengan mencium pipinya."Tapi, nggak masalah siapa pun orang itu. Gimanapun, kamu sudah cerai sama Elvina. Dia nggak punya apa-apa lagi selain neneknya yang sekarat dan dirinya pun sudah 'kotor.' Apa kamu belum puas?"Dexton teringat pada Elvina yang basah kuyup dan menderita di tengah hujan. Perasaannya jadi semakin gelisah. "Puas!" jawabnya dengan dingin. Kemudian, dia menarik Yessi dan melemparkannya ke tempat tidur, lalu menindihnya dengan kasar.Kehancuran Keluarga Kusuma adalah sesuatu yang menurutnya pantas terjadi. Dia hanya m

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 7

    Beberapa saat kemudian, Yessi keluar dari rumah. "Sayang, pagi-pagi begini kamu sudah main di sini. Nggak sarapan dulu?""Mama!" Anak laki-laki itu langsung meninggalkan kuda kayunya dan berlari ke pelukan Yessi. "Semalam Papa bilang mau bacain cerita untukku, tapi begitu selesai makan malam dia langsung pergi.""Nanti Mama suruh Papa telepon pakai video setelah sampai di kantor untuk minta maaf ya?""Oke!"Dengan langkah yang kaku, Elvina mendekati Yessi dengan wajah pucat. "Ka ... kalian ...."Anak laki-laki itu terlihat setidaknya sudah berusia 3 tahun!Yessi menggendong anak itu dan berbalik. Saat melihat Elvina, wajahnya tampak panik. "Elvina, ke ... kenapa kamu bisa di sini?"Yessi langsung menggendong anak itu dan berlari dengan tergesa-gesa masuk ke rumah. Elvina langsung mengejarnya, lalu menarik rambut Yessi dan menamparnya."Yessi, kenapa kamu begitu sama aku? Kamu datang dari desa. Aku yang membiayai sekolahmu, membiarkanmu masuk ke Grup Libertix, membelikanmu rumah. Tapi k

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 8

    Di saat mobil itu hampir saja menabrak Elvina, muncul seseorang dari samping yang menariknya. Mobil itu hanya berjarak beberapa inci dari mereka sebelum melaju cepat dan menghilang."Bu Elvina, nggak pantas bunuh diri cuma karena seorang pria," kata orang yang menyelamatkannya. Ternyata orang itu adalah sopir Raiden, Owen. "Kalau kamu meninggal, siapa yang merawat nenekmu?"Elvina yang sebelumnya merasa kehilangan arah, kini mulai tersadar. Benar juga, jika dia mati sekarang, bagaimana dengan neneknya?Tak lama kemudian, sebuah mobil mendekati mereka. Owen membuka pintu belakang dan mengisyaratkan agar Elvina masuk. "Bos kami mau menemuimu. Apa pun yang kamu butuhkan, dia bisa memberikannya."Elvina tersenyum getir. "Kalau dia bisa memberikan apa yang kubutuhkan, apa yang bisa kuberikan padanya?"Elvina tahu bahwa pria itu tidak akan membantu tanpa pamrih, apalagi setelah malam itu. Dengan reputasi yang hancur dan tidak punya apa pun lagi, Elvina merasa tidak ada yang bisa diberikannya

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 9

    Setelah para pekerja selesai membongkar barang-barang dan pergi, vila yang dulu megah itu kini tampak sangat rusak dan kacau. Bahkan pintu kayu rosewood yang indah itu pun telah dicopot.Seorang pelayan tua, Maya, berjalan dengan terpincang-pincang sambil menyeret sebuah koper memasuki rumah. Di dalam koper itu terdapat beberapa pakaian dan perhiasan mahal. "Nona, waktu mereka datang tadi, aku sudah beresin semua barang yang kamu suka."Melihat kondisi kaki Maya yang terluka, mata Elvina berkaca-kaca. "Bi Maya ...."Maya adalah pelayan yang dibawa oleh ibunya dan telah menemani Elvina sejak kecil. Karena khawatir para pengacau itu akan kembali, Maya meminta Elvina untuk mengantarnya ke rumah lamanya.Rumah itu sangat sederhana. Hanya ada dua kamar tidur dan satu ruang tamu, tetapi satu kamar disiapkan khusus untuk Elvina."Rumah ini dibeli waktu aku pertama kali kerja sama ibumu. Dia yang bantu aku bayar uang muka. Sayangnya, Nyonya ...."Mendengar hal itu, Elvina hanya bisa tersenyum

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 10

    Ketika Elvina akhirnya tersadar, dia merasakan kepala, leher, dan lengannya dibalut perban. Setiap gerakan yang dilakukannya membuatnya kesakitan. Saat ini dirinya berada di dalam sel tahanan.Seorang polisi yang mengantarkan makanan memberitahunya, "Kamu dituduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presdir Grup Libertix, Dexton. Tunggu saja di sini sampai pengadilan memanggilmu!"Elvina merasa sangat kesal pada dirinya sendiri karena tidak lebih teliti dalam mengejar mobil Dexton dan membiarkannya lolos! Elvina tentu saja tidak mau tinggal di sini menunggu mati. Dia memanggil polisi itu, "Aku mau telepon pengacara."Namun, polisi itu hanya tertawa dingin dan mengabaikannya.Malamnya, polisi yang sebelumnya tidak terlihat tiba-tiba muncul kembali. Kali ini, dia membawa dua wanita yang dikawal ke dalam ruang tahanan. Setelah mereka masuk, borgol mereka dilepas dan mereka segera melirik Elvina dengan tatapan jahat. Elvina yang mulai merasa tidak nyaman, bergerak mundur dan tetap waspa

Latest chapter

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 345

    Raiden melihat bekas ciuman di bahu Elvina, lalu tersenyum. "Kalau begitu, aku gendong kamu ke kamar mandi ya?""Aku bisa pergi sendiri nanti," kata Elvina sambil mendengus setelah melihat dia tidak bertingkah macam-macam lagi. Kemudian, dia mengeluarkan amplop dari nakas dan menyerahkannya kepada Raiden.Raiden melihat amplop itu dan merasakan firasat buruk dalam hatinya. Dia memandang Elvina. Elvina lantas menggaruk dagu Raiden sambil tersenyum tipis. "Nggak mau lihat?""Nggak mau," jawab Raiden dengan suara parau, sementara jakunnya bergerak naik turun."Buka saja. Bagaimanapun, kita ini suami istri. Kamu harus lihat isi dokumen itu." Elvina menatap Raiden. "Atau biar aku yang membukanya?"Sambil berbicara, Elvina mulai membuka benang yang mengikat amplop itu. Raiden mengambil amplop itu dan berkata dengan suara berat, "Biar aku saja yang buka."Bagi Raiden, dokumen ini seperti bom waktu, tetapi dia hanya bisa menghadapinya. Dia lantas membuka benang itu dengan perlahan.Raiden mema

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 344

    "Kak Raiden, kamu ngapain?" Elvina mendekat. Setelah itu, dia baru menyadari bahwa meja dapur di sebelah Raiden berantakan dan penuh dengan tepung. Di sisi lain, ada kotak berisi pangsit dengan bentuk yang cukup aneh."Buat pangsit," jawab Raiden. Menyadari tatapan Elvina tertuju pada meja dapur yang berantakan, dia terlihat agak canggung. "Awalnya aku beli kulit pangsit, tapi rasanya agak tebal dan kurang enak. Jadi, aku cari tutorial untuk buat kulit pangsit sendiri."Ketika Raiden memiringkan tubuhnya, Elvina baru menyadari lengan dan pakaiannya penuh noda tepung, membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga.Elvina melirik ke panci kecil. Pangsit yang terlihat gemuk tampak mendidih dan menyebarkan aroma harum yang samar. Dia tertegun sesaat sebelum berujar, "Aku pikir kamu bakal pesan pangsit udang dari restoran. Ternyata kamu mau buat sendiri."Raiden mengangguk. "Buat isiannya mudah, tutorialnya ada takaran yang jelas. Tapi, buat kulitnya yang agak repot. Aku juga masak daging."

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 343

    Ini adalah satu-satunya solusi yang diberikan Elvina. Dicky tahu jika dia tidak menyetujuinya, perusahaannya tidak akan bertahan lama. Dicky mencoba bernegosiasi dengan Elvina, "Gimana kalau 10%?"Elvina hanya tersenyum, lalu berjalan melewati Dicky dan membuka pintu kaca. Kemudian, dia memanggil Sisca dan menginstruksi, "Antar Pak Dicky dan Bu Karen keluar.""Baik." Sisca memberi isyarat tangan mempersilakan. "Silakan, Pak Dicky, Bu Karen. Aku akan mengantar kalian keluar."Saat melihat sikap tegas Elvina, Dicky hanya bisa diam-diam menggertakkan giginya. Dia merasa Elvina ini sama keras dan tegas seperti Raiden."Dua puluh persen." Demi menyelamatkan perusahaannya, Dicky terpaksa mengalah. Kemudian, dia menelepon sekretarisnya, memintanya memberi tahu pemegang saham lain dan segera menyiapkan kontrak untuk diantar kemari.Sementara itu, Elvina melambaikan tangannya kepada Sisca. Kemudian, dia menelepon Raiden."Ada apa?""Telepon para direktur dan minta mereka untuk jangan memutuskan

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 342

    Mendengar ucapannya, tangan Karen yang bertumpu di lantai mulai bergetar hebat.Pagi ini, video Elvina dan Raiden keluar dari rumah sakit dan dikelilingi oleh para wartawan sudah beredar. Karen juga melihatnya. Dari video itu, dia bisa merasakan betapa Raiden sangat memanjakan Elvina.Belum lagi, ketegasan Raiden yang terkenal di industri. Dia adalah orang yang selalu menepati ucapannya. Jika harus memohon kepada Raiden, tidak akan ada ruang untuk negosiasi sama sekali!Di saat suasana tegang, pintu kaca ruang pertemuan terbuka. Sisca membawa masuk seorang pria paruh baya berpakaian rapi dengan setelan jas."Bu Elvina, Pak Dicky sudah tiba," kata Sisca.Dicky masuk ke ruang pertemuan. Melihat bahwa hanya ada Elvina dan Karen yang berlutut di lantai, dia tampak agak lega.Dia melangkah cepat dan langsung menampar wajah Karen dengan keras. "Lihat apa yang kamu lakukan! Sekretaris Bu Elvina cuma memintamu merekam video permintaan maaf saja masalah ini sudah selesai. Tapi kamu malah ngomon

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 341

    Elvina mengusap alisnya dan berkata dengan tak berdaya, "Cuma masalah kecil, nggak usah sampai mutusin jalan rezeki seseorang." Dia tidak menyangka Raiden akan bertindak sekeras itu."Karen membuat video permintaan maaf, tapi malah balik menjelekkanmu dan memprovokasi netizen untuk mencacimu. Itu bukan masalah kecil lagi," Sisca mendengus dingin. "Dia pantas menerimanya!""Oh ya, Karen datang ke Grup Polaris. Apa kamu mau menemuinya?""Mau," jawab Elvina sambil meletakkan dokumen yang sudah ditandatangani ke samping. Matanya berkilat sejenak. "Bawa dia ke ruang rapat, aku akan ke sana nanti."Sisca mengangguk, lalu pergi.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Elvina akhirnya menuju ruang pertemuan.Di sana, Karen sedang mondar-mandir dengan gelisah. Ketika melihat Elvina masuk, dia segera berjalan mendekat dengan senyum dipaksakan. "Bu Elvina, aku bersalah.""Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal itu waktu Pak Owen memintaku merekam video permintaan maaf. Mohon maafkan aku."Saat ini,

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 340

    "Bukan," sahut Raiden tanpa berkedip. Suaranya terdengar rendah. "Beberapa hari lalu saat aku ke Kota Baria untuk mencarimu, mungkin ada yang melihatku. Kemudian, kemarin aku juga pergi ke acara lelang amal. Aku pakai kacamata hitam, tapi para bos itu masih mengenaliku dan datang menyapaku."Elvina merasa ucapan Raiden masuk akal. Banyak eksekutif perusahaan yang hadir di acara lelang amal semalam dan mereka memang mengenal Raiden. Ketika mereka pergi, masih ada reporter di luar hotel.Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Raiden mungkin tidak akan siuman lagi. Orang-orang yang sekarang melihatnya hidup pasti tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu orang lain.Elvina mengantar Raiden kembali ke Riverview, mengendarai mobil hingga ke basemen apartemen.Ketika Raiden keluar dari mobil, dia berbalik untuk bertanya, "Gimana kalau makan pangsit udang malam nanti?”Elvina mengangguk, lalu berkemudi ke perusahaan. Setibanya di perusahaan, begitu Elvina duduk, Sisca masuk dengan membawakan sec

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 339

    Raiden yang sedang duduk di ruang tamu, sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba, Owen menelepon. "Pak, ada berita. Apa kamu sudah melihatnya?""Kamu kira aku punya banyak waktu luang?" Raiden mengernyit dengan kesal. "Kamu tangani saja sendiri.""Masalah ini sulit untuk kutangani sendiri. Ini berkaitan dengan Bu Elvina ...."Setelah Owen mengatakan itu, Raiden segera membuka internet dan melihat foto Elvina yang diambil saat menghadiri acara lelang amal semalam.Foto-foto yang diambil oleh kamera sangat jelas tanpa filter dan diambil dari jarak sangat dekat. Meskipun demikian, wajah Elvina terlihat sangat sempurna tidak peduli dari sudut mana pun.Setelah menggulir beberapa foto, Raiden baru menyadari bahwa gaun yang dikenakan Elvina semalam memiliki desain belakang yang terbuka, memperlihatkan punggung putihnya.Raiden merasakan urat nadi di pelipisnya berdenyut. Dia diam-diam menyimpan foto-foto itu, lalu mengirim pesan kepada Owen untuk mengurus semua foto Elvina saat berjalan di karpe

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 338

    Supaya kaki Elvina terasa nyaman, Raiden membeli sandal berbahan kain. Sol sandalnya cukup tebal, tetapi saat berjalan di lantai, rasanya sangat lembut.Elvina tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Namun, ketika Raiden mengambil kotak untuk menyimpan sepatu hak tingginya dan menjulurkan tangan, dia mendekat dan membiarkan Raiden menggandengnya. Keduanya keluar bersama.Sisca mengambil kunci mobil dan juga menggandeng lengan Keanu. "Kak, kita juga pergi! Dasar mereka ini!"Keanu terkekeh-kekeh, merasa sangat senang. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan gadis yang imut seperti Sisca. Sejak masuk ke restoran seafood, senyuman di wajahnya tidak pernah hilang.Sisca mengantarkan Elvina dan Raiden terlebih dahulu ke Riverview, lalu mengantar Keanu.Elvina yang sibuk sepanjang hari, ditambah lagi menghabiskan waktu di acara lelang malam itu, merasa sangat lelah setelah makan malam dan pulang.Dia teringat kejadian di kamar mandi beberapa hari yang lalu sehingga menolak Raiden dan masuk ke kam

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 337

    Sisca kesal mendengarnya. Dia hampir saja mengambil cangkir teh di dekatnya dan melemparkannya ke wajah Raiden."Apa salahnya kalau aku nggak punya pacar? Itu karena aku berhati-hati!" Sisca mendengus. "Aku nggak mau seperti Elvina yang punya suami posesif seperti Pak Raiden dan suka berpura-pura jadi korban. Sungguh menakutkan!""Betul." Keanu yang duduk di sampingnya sangat setuju. Dia tersenyum lebar. "Yang kamu katakan sama seperti yang ada di pikiranku."Keanu meletakkan daging kepiting yang sudah dikupas di piring Sisca, lalu mengelap tangan dengan handuk hangat. "Elvina Sayang, kalau suatu hari kamu cerai sama Kak Raiden, kasih tahu aku ya. Aku akan nikahi kamu. Aku jauh lebih perhatian dibanding Kak Raiden."Raiden menatapnya dengan dingin, lalu menyipitkan matanya yang terlihat berbahaya, "Kamu ingin mati ya?""Itu mulut dia, terserah dia mau bicara apa," bela Sisca. "Pak Raiden, kamu ini bukan cuma posesif, tapi juga sering ngancam orang."Keanu meletakkan tangannya di bahu S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status