Share

Bab 3

Dexton menarik Elvina masuk ke lobi pengadilan agama, lalu menekannya ke kursi dan berkata dengan nada ketus, "Cerai!"

"Jangan!" Elvina tersadar setelah mendengar ucapan Dexton, lalu memegang erat lengannya dan memohon dengan putus asa, "Sayang, aku nggak mau cerai. Kumohon ... kita sudah sama-sama sejak kecil. Kamu tahu sendiri betapa cintanya aku padamu, 'kan? Selain itu, cuma kamu yang tersisa di sisiku."

"Aku nggak mau wanita yang sudah kotor!"

Pikiran Elvina langsung membeku. Tubuhnya terasa lemas dan terjatuh di kursi. Tangannya yang tadi menggenggam lengan baju Dexton pun terkulai lemas. Dia merasa hancur. Apakah Dexton menganggapnya kotor?

Pada saat ini, seorang wanita berambut gelombang dan berpenampilan matang masuk dengan terburu-buru. "Pak Dexton, aku sudah bawakan dokumen yang Anda minta."

Melihat wanita itu, Elvina merasakan sedikit harapan, "Yessi, tolong bantu aku bujuk Dexton untuk jangan ceraikan aku. Setiap kali kami bertengkar dulu, kamu yang selalu berhasil membujuknya."

Yessi, Dexton, dan Elvina adalah teman baik sejak kuliah. Setiap kali Elvina dan Dexton bertengkar, Yessi selalu menjadi penengah dan tak lama kemudian, Dexton akan kembali berbaikan dengan Elvina. Elvina berpikir bahwa kali ini juga akan sama.

Mendengar hal itu, wajah Yessi tampak kesulitan. "Elvina, sebaik apa pun hubungan kita, perbuatanmu di hotel itu ... aku benar-benar nggak bisa bantu kamu."

Saat keduanya sedang berbincang, Dexton telah membuka dokumen itu dan berteriak, "Cepat tanda tangan!"

Elvina melihat sekilas dokumen itu dan langsung teringat dengan kontrak yang pernah dibuat Dexton sebelum pernikahan mereka. Dalam kontrak itu disebutkan bahwa jika Dexton berselingkuh selama pernikahan, dia harus meninggalkan semua hartanya tanpa mengambil apa pun.

"Nggak mau!" Elvina berusaha menolak sekuat tenaga. "Sayang, kamu bisa suruh aku lakukan apa saja asalkan jangan ceraikan aku ...."

Namun, permohonannya tidak melunakkan hati Dexton. Dia bahkan memaksa Elvina untuk menggenggam pena dan menandatangani dokumen tersebut. Setelah itu, dia mengulangi perintahnya kepada petugas, "Kami mau cerai, segera urus semua prosedurnya."

Dalam waktu kurang dari dua menit, sebuah surat cerai dilemparkan ke pangkuan Elvina.

"Dexton!" Melihat sosok punggung pria itu yang dingin, Elvina menangis tersedu-sedu. Dia berusaha mengejar Dexton dari belakang, tetapi dia malah melihat Yessi naik ke mobil bersamanya. Apakah matanya salah lihat, atau Yessi memang baru saja mencium Dexton?

Di saat Elvina masih berdiri terpaku melihat mobil itu pergi, ponsel di tangannya tiba-tiba berdering. Panggilan itu dari rumah sakit.

"Bu Elvina, kondisi nenekmu sedang kritis. Segera datang ke rumah sakit sekarang!"

"Apa?!" Elvina menghapus air matanya dan segera memanggil taksi untuk bergegas ke rumah sakit.

Sejak kedua orang tua Elvina meninggal dalam kecelakaan tahun lalu, neneknya yang mengidap tuberkulosis terus tinggal di rumah sakit. Selama ini, Dexton yang selalu mendampinginya dan memberi kekuatan untuk Elvina. Namun, sekarang ....

Ketika Elvina tiba di kamar rumah sakit neneknya, dia mendapati kondisi neneknya jauh lebih buruk dibandingkan beberapa hari sebelumnya, seolah-olah hanya tersisa napas terakhir.

Saat Elvina baru mendekat dan hendak mengatakan sesuatu, neneknya langsung duduk di ranjang dan menamparnya. "Sudah kubilang, Dexton itu cuma anak angkat Keluarga Kusuma, jangan sampai jatuh cinta padanya! Tapi kamu malah nggak mau dengarin Nenek! Sekarang semua jerih payah ayahmu jatuh ke tangannya!"

Bekas luka di wajah Elvina yang baru saja mulai sembuh kembali robek akibat tamparan neneknya. Darah segar kembali mengalir, membuatnya terlihat sangat menyedihkan.

"Nenek, Grup Libertix ada masih ada di tanganku."

Meskipun Elvina telah bercerai tanpa membawa harta apa pun, kepemilikannya atas saham Grup Libertix seharusnya tidak terpengaruh oleh perceraian. Dia masih merupakan pemegang saham terbesar perusahaan.

Neneknya yang marah melemparkan sebuah koran ke arahnya. "Lihat sendiri!"

Elvina mengambil koran itu dan membukanya. Di halaman utama yang diterbitkan pagi tadi, tertulis bahwa Dexton kini memiliki 63% saham Grup Libertix dan berhasil mengendalikan perusahaan sepenuhnya!

Elvina terkejut membaca berita tersebut. "Kenapa dia bisa punya saham sebanyak itu ...."

Perlahan-lahan, Elvina mulai mengingat bahwa sebulan setelah mereka menikah, Dexton sering meminta sebagian saham dengan alasan untuk merombak perusahaan. Berhubung mereka adalah suami istri dan asetnya dianggap sebagai properti bersama, Elvina memberikan saham-saham itu kepada Dexton tanpa merasa curiga sedikit pun.

Namun, ternyata Dexton memanfaatkan kepercayaannya untuk merebut kendali atas Grup Libertix!

"Kenapa aku punya cucu sebodoh ini sampai dipermainkan pria!" maki neneknya. Tiba-tiba, wajah neneknya menjadi semakin pucat dan terjatuh di ranjang sambil memegang dadanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status