Share

Bab 7

Beberapa saat kemudian, Yessi keluar dari rumah. "Sayang, pagi-pagi begini kamu sudah main di sini. Nggak sarapan dulu?"

"Mama!" Anak laki-laki itu langsung meninggalkan kuda kayunya dan berlari ke pelukan Yessi. "Semalam Papa bilang mau bacain cerita untukku, tapi begitu selesai makan malam dia langsung pergi."

"Nanti Mama suruh Papa telepon pakai video setelah sampai di kantor untuk minta maaf ya?"

"Oke!"

Dengan langkah yang kaku, Elvina mendekati Yessi dengan wajah pucat. "Ka ... kalian ...."

Anak laki-laki itu terlihat setidaknya sudah berusia 3 tahun!

Yessi menggendong anak itu dan berbalik. Saat melihat Elvina, wajahnya tampak panik. "Elvina, ke ... kenapa kamu bisa di sini?"

Yessi langsung menggendong anak itu dan berlari dengan tergesa-gesa masuk ke rumah. Elvina langsung mengejarnya, lalu menarik rambut Yessi dan menamparnya.

"Yessi, kenapa kamu begitu sama aku? Kamu datang dari desa. Aku yang membiayai sekolahmu, membiarkanmu masuk ke Grup Libertix, membelikanmu rumah. Tapi kamu malah membuatku kehilangan segalanya ...."

Elvina mengira bahwa Yessi baru bersama Dexton tidak lama. Tak disangka, bahkan anak mereka saja sudah sebesar ini. Elvina baru menyadari bahwa dirinya benar-benar bodoh. Dia sudah dikhianati oleh dua orang yang paling disayanginya selama ini.

Kedua orang ini menusuk hatinya dengan kejam dan bahkan membuatnya bersimbah darah! Dengan mata memerah, Elvina menarik Yessi dan menamparnya habis-habisan. Bahkan pelayan juga tidak sanggup memisahkan mereka.

Tiba-tiba, sebuah tangan yang kuat menarik rambut Elvina dan melemparnya ke samping. Elvina terjatuh di lantai dengan kesakitan. Saat mendongak, Elvina melihat Dexton yang berdiri di hadapannya dengan ekspresi dingin.

"Elvina, ngapain kamu menggila di sini?"

"Kenapa?" Elvina bangkit dari lantai sambil memelototi pria yang telah dicintainya selama belasan tahun ini. "Kedua orang tuamu meninggal, ayahku yang membawamu ke Keluarga Kusuma dan merawatmu! Ayahku memberikan semua hartanya padamu, kenapa kamu malah bunuh mereka!"

Ekspresi Dexton sontak menjadi muram. Dia menginstruksikan Yessi untuk melakukan semua ini tanpa diketahui siapa pun. Bagaimana Elvina bisa mengetahuinya?

Elvina berjalan ke hadapan Dexton dan menengadah menatapnya. "Dexton, kenapa kamu sengaja mencelakaiku dan mengantarkanku ke ranjang pria lain?"

"Karena aku mau hancurkan Keluarga Kusuma dan kamu!" balas Dexton dengan ketus.

"Grup Libertix ini bukan milik ayahmu. Tiga puluhan tahun yang lalu, ayahmu dan ayahku kerja sama untuk mendirikan perusahaan ini. Pemilik saham terbesar adalah ayahku, sedangkan ayahmu nggak punya saham nyata di perusahaan."

"Dia selalu merasa iri akan hal itu. Baru saja perusahaan dinaikkan ke bursa saham, keluargaku langsung dibantai habis. Aku bisa selamat karena waktu itu lagi nginap di rumah teman ...."

"Omong kosong!" Elvina menggelengkan kepalanya karena tidak percaya dengan ucapan Dexton. "Ayah menganggapmu sebagai anak kandung dan memberikan semuanya padamu, bahkan menikahkan kita ...."

"Itu karena dia merasa bersalah! Dia juga bukan berbaik hati merawatku." Dexton mencondongkan tubuhnya memelototi Elvina dengan tatapan beringas. "Dia ingin jadi waliku, supaya bisa mendapat saham Grup Libertix milik ayahku!"

Awalnya, Dexton juga tidak mengetahui semua ini. Namun suatu hari, seorang pria yang wajahnya telah hancur mendatanginya. Pria itu mengatakan bahwa dirinya berhasil selamat dari kebakaran di rumah Dexton dan mengungkapkan kebenaran ini padanya.

Pantas saja ayah Elvina bisa memperlakukannya sebaik itu. Ternyata semua itu karena dia merasa bersalah! Melihat wajah Elvina yang pucat dan tegas, Dexton tiba-tiba merasa gusar. Dia menarik rambut Elvina dan melemparnya keluar.

"Elvina, ini terakhir kalinya." Dexton memperingatkan, "Kalau ketemu lagi lain kali, aku nggak akan sungkan!"

Saat pintu gerbang tertutup di belakangnya, Elvina merasakan keputusasaan yang mendalam. Dia tidak pernah menyangka bahwa pria yang telah dicintainya selama belasan tahun ... pria yang dianggapnya sebagai malaikat, ternyata adalah seorang iblis yang datang untuk membalas dendam.

Dexton menghancurkan keluarganya dan kini menghancurkan dirinya ....

Elvina berjalan tanpa arah di jalanan dengan pikiran yang kosong. Saat dia melangkah untuk menyeberang, tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya untuk menabraknya!

Sinar lampu yang menyilaukan itu membuat Elvina menutup mata sejenak. Namun, tiba-tiba hatinya menjadi tenang sehingga dia berdiri diam di tempatnya. Lagi pula, dia sudah kehilangan segalanya. Mungkin mati sekarang juga bukan hal buruk.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status