Mendengar komentar yang dipenuhi dengan kebencian dari orang-orang di sekitarnya, Elvina hanya mengatupkan bibirnya, lalu berjalan ke meja untuk mengambil segelas sampanye. Dia tahu bahwa semua yang terjadi di hotel ini adalah bagian dari rencana Dexton, termasuk seberapa cepatnya berita tentang dirinya tersebar di internet yang sudah pasti merupakan ulah Dexton di belakang.Sekarang, mungkin seluruh ibu kota sudah mendengar "cerita hebat" tentang dirinya.Elvina tahu bahwa tidak ada gunanya membela diri. Sebanyak apa pun dia mencoba untuk menjelaskan, tetap saja tidak akan ada yang percaya padanya. Lebih baik dia bersikap seolah-olah tidak mendengar apa pun.Elvina menyesap sampanye dan mengamati sekeliling ruangan. Gala malam ini sangat megah dan hampir semua orang penting di dunia bisnis ibu kota telah hadir. Elvina merasa agak lega. Jika pria itu membutuhkannya untuk acara ini, itu berarti Elvina masih memiliki nilai bagi pria itu. Artinya, dia punya kesempatan untuk bernegosiasi.
Saat Elvina berhasil menstabilkan tubuhnya, dia melirik ke samping dan melihat pria yang menyelamatkannya. Pria itu mengenakan setelan hitam. Dia berdiri dengan satu tangan yang diletakkan di sakunya dan memancarkan aura yang dingin.Kehadiran pria itu bagaikan penenang bagi Elvina dan membuatnya merasa sedikit lebih aman. Dia membuka bibirnya hendak mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba menyadari bahwa ada keributan di sekitar mereka. Orang-orang mulai berkumpul dan berbisik-bisik."Astaga, itu Raiden!""Sejak kapan dia pulang? Ternyata dia hadir di gala ini!"Apa?! Elvina kembali melihat ke arah pria yang dingin di sampingnya ini dengan tatapan kaget. Meski Keluarga Kusuma adalah keluarga konglomerat, tetap saja mereka tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Tjandra yang sudah memiliki sejarah ratusan tahun.Bisnis Keluarga Kusuma bahkan tidak bisa mencapai level Keluarga Tjandra, apalagi mengenal mereka secara pribadi.Elvina hanya pernah mendengar tentang Keluarga Tjandra dari gosip
Yessi sedang asyik mengobrol dengan beberapa sosialita lainnya membicarakan keterpurukan Elvina. Saat melihat Elvina kembali ke ruang pertemuan itu, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman sinis. Menyedihkan sekali wanita ini. Sudah dipermalukan sampai sebegitunya saja masih berani kembali lagi!Sebelum Yessi mulai berbicara, Karen telah menarik Elvina dan berkata, "Kamu sudah nampar Bu Yessi belasan kali, kamu pikir bisa lolos begitu saja? Cepat minta maaf!""Dia itu pelakor, memang pantas ditampar. Kenapa aku harus minta maaf?" ucap Elvina dengan tanpa segan-segan sambil menepis tangan Karen. Dibandingkan dengan penampilannya yang menyedihkan tadi, kini Elvina terlihat lebih percaya diri.Yessi tidak mengerti mengapa Elvina bisa jadi percaya diri setelah pergi ke toilet. Dia berkata dengan nada sedih, "Elvina, kita ini teman lama. Kamu sendiri melakukan hal sekotor itu, apa kamu masih mau memfitnahku?"Tadi Raiden juga sudah mengatakan bahwa Elvina hanya sekadar pendampingnya saja."
Setelah melontarkan ancaman itu, Elvina langsung meninggalkan ruang pertemuan. Dexton hanya bisa menatap punggungnya yang ramping dan senyumannya yang tenang tadi akhirnya mulai sirna.Sepuluh menit sebelumnya, wanita ini berlari ke toilet dengan menyedihkan. Namun ketika dia kembali, Elvina telah berubah kembali menjadi dirinya yang dulu ... putri besar Keluarga Kusuma yang penuh percaya diri dan berani.Mungkin karena ucapan Elvina yang tampak percaya diri, beberapa tamu mulai meragukan keaslian video yang baru saja diputar. Beberapa dari mereka bahkan mendekati Dexton untuk bertanya-tanya sehingga membuat Dexton merasa canggung.Setelah berhasil menghindari para tamu, Dexton segera pergi ke sudut dan menelepon. "Hapus semua video yang diunggah ke internet ...."Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan dengan nada yang lebih suram, "Utus seseorang untuk mengawasi Elvina selama 24 jam dalam beberapa hari ke depan!" Dia ingin tahu siapa yang sebenarnya membantu Elvina.Setelah berhasi
Grup Libertix mungkin tidak terlalu terkenal, tetapi tetap termasuk dalam daftar 100 besar perusahaan terbuka di negara ini. Perusahaan lain bahkan tidak sanggup mengakuisisinya. Namun sekarang, Raiden malah dengan santainya mengatakan dia bisa merebut kembali Grup Libertix untuk Elvina dalam waktu enam bulan.Elvina sangat membutuhkan dukungan dan Raiden jelas merupakan pilihan terbaik. Dia ingin segera menyetujui tawaran itu. Namun setelah mempertimbangkannya dengan tenang, dia teringat dengan rumor yang beredar tentang Raiden.Kabar yang beredar mengatakan bahwa Raiden sudah dua kali gagal menikah karena calon pengantinnya meninggal secara misterius sehari sebelum pernikahan. Meskipun rumor ini tidak dibicarakan dengan terang-terangan, banyak orang yang mengatakan bahwa Raiden membawa nasib buruk bagi istri-istrinya.Setelah terdiam cukup lama, Elvina akhirnya bertanya, "Kenapa aku?"Meski Raiden sudah dua kali gagal menikah, Keluarga Tjandra adalah keluarga konglomerat besar. Wanit
Elvina tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Dia hanya bergumam, lalu kembali tunduk untuk melanjutkan sarapannya.Owen memang sigap dalam menjalankan pekerjaannya. Hanya dalam waktu sekitar 20 menit setelah menerima perintah, seorang pengacara berpenampilan rapi pun tiba di vila. Raiden mendorong kontrak ke arah Elvina, lalu berkata, "Coba lihat apa masih ada yang mau diubah?"Elvina menerima kontrak tersebut dan membacanya dengan cermat. Semua persyaratan yang diajukannya sudah tertulis dengan jelas. Setelah itu, dia mengambil pena dan berhenti sejenak sebelum menandatangani namanya di bagian akhir kontrak.Setelah pengacara itu pergi, Raiden melirik jam tangannya. "Sudah bawa kartu keluargamu?""Semua barang-barang pentingku disimpan di rumah pembantu lamaku." Elvina mengambil jaket dari rak, lalu berkata, "Kartu keluargaku juga di sana. Kita singgah ke sana dulu untuk mengambilnya."Raiden hanya mengangguk, lalu mereka berdua keluar bersama-sama.Setibanya di parkiran, ponsel R
"Pak Keanu." Owen memapah Maya untuk duduk di ranjang pasien. "Bibi ini keseleo, tolong periksa dia.""Hei, hei, aku ini bedah saraf, bukan ortopedi. Kenapa kamu jadi mirip bosmu ...," keluh Keanu setelah menutup telepon itu. "Kerabat siapa lagi bibi ini?""Pembantu Keluarga Kusuma." Owen menunjuk Elvina yang berdiri di sampingnya. Kemudian, dia bergegas maju untuk berbisik pada Keanu.Detik berikutnya, Keanu mendongak menatap Elvina dengan kaget. Elvina merasa tidak nyaman dengan tatapan Keanu. Sambil mengusap lengannya, Elvina berkata dengan segan, "Dokter, tolong bantu periksa bibiku ini.""Oke. Karena wanita cantik sudah minta tolong, mana mungkin aku nggak bantu?" Keanu terkekeh-kekeh, lalu menarik kembali pandangannya. Setelah itu, dia mengenakan sarung tangan dokter untuk memeriksa Maya.Hanya dengan menekannya beberapa kali dengan perlahan, terdengar suara derakan tulang dari punggung Maya. Tak lama kemudian, Maya sudah bisa berdiri tegak kembali.Maya berdiri dan berjalan bebe
Anak kecil itu tampak pucat, sepertinya sedang tidak enak badan. Saat perawat menusukkan jarum ke jarinya untuk mengambil darah, dia langsung menangis. Yessi merasa sangat sakit hati melihat anaknya menangis dan terus-menerus menghiburnya.Melihat Yessi begitu peduli pada anaknya, jelas sekali betapa besarnya dia mencintai Dexton ....Begitu Yessi melepas maskernya, Elvina langsung menahan emosinya, lalu mengambil ponsel dan merekamnya diam-diam. Yessi terlalu fokus pada anaknya sehingga tidak menyadari kehadiran Elvina. Setelah menerima hasil lab, dia pergi bersama anaknya.Tak lama kemudian, Keanu kembali dengan laporan hasil pemeriksaan Elvina. Keanu mencetak laporan hasil pemeriksaannya. Setelah melihatnya sekilas, dia menyerahkan laporan itu kepada Elvina. "Selain jumlah trombosit yang agak rendah, semua data lainnya normal.""Terima kasih," jawab Elvina sopan.Saat menerima hasil tes, tanpa sengaja dia melihat tumpukan salinan laporan hasil tes di jendela lab. Di bagian paling at
"Jangan terus berdiri di sana. Nanti kakimu pegal," ujar Raiden untuk memperingatkan.Suara Raiden terdengar dingin, tetapi Daphney justru merasakan perhatian dari ucapannya. Seketika, rasa cemburu dalam hatinya pun sirna."Ya." Daphney tersenyum tipis, lalu menyuruh pelayan menyiapkan teh favorit Raiden.Sampai sekarang, Elvina masih belum bisa melupakan kepergian neneknya. Itu sebabnya, dia menjadi begitu manja terhadap Pamela. Pamela punya senyuman yang lembut dan dipenuhi kasih sayang.Elvina mengupas jeruk untuk Pamela sambil mengobrol dengan Pamela. Dia sudah lama tidak merasa sebahagia ini.Daphney juga duduk di ruang tamu. Dia tahu Pamela sedang asyik mengobrol dengan Elvina. Dia pun tidak ikut dalam pembicaraan dan hanya memotong apel untuk Raiden.Pamela melirik Daphney dan berkata, "Daphney, biar pelayan saja yang melakukannya. Jangan sampai pisaunya kena tanganmu.""Nggak apa-apa. Raiden dan Elvina sama-sama tamu." Daphney tersenyum tipis, lalu bertanya kepada Elvina, "Elvi
Ketika Elvina mendongak dan bertanya kepadanya, Raiden melihat dengan jelas alisnya yang terangkat dan senyuman di bibirnya. Tatapannya terlihat agak licik. Raiden tahu Elvina sengaja.Raiden hanya tahu Elvina kuliah di luar negeri selama beberapa tahun. Dia tidak tahu bahwa Elvina dan Daphney saling mengenal. Namun, dilihat dari ekspresi Elvina, sepertinya dia sudah tahu identitas Daphney sebelum kemari.Raiden menatap Daphney. Wanita ini tampak pucat dan menggigit bibirnya. Alisnya juga berkerut."Sayang?" Ketika melihat Raden tidak berbicara, Elvina tersenyum dan bertanya, "Kenapa diam saja?""Terserah kamu mau panggil gimana. Keluarga Tjandra nggak punya aturan seketat itu," timpal Raiden dengan nada datar. Kemudian, dia melepaskan tangan Elvina dan menepuk pinggang belakangnya. "Pergi sapa Nenek dulu."Elvina tersenyum mengejek. Di mengikuti arah pandang Raiden dan melihat seorang wanita tua yang tampak bersemangat sedang menghampiri mereka.Pamela mengenakan terusan berwarna gela
"Bunga anggrek ini pernah ikut lomba lho! Harganya puluhan juta!" Elvina menunjuk bibirnya dan tersenyum tipis. "Kalau bunga ini nggak cukup, masih ada mulutku. Pak Raiden, aku menikah denganmu untuk membuat nenekmu senang. Aku pasti akan menjalankan tugasku dengan baik."Raiden mengernyit mendengar panggilan formal Elvina. Namun, dia tidak mengatakan apa pun.Pukul 6.40 malam, mobil tiba di rumah Keluarga Tjandra. Rumah ini terletak di selatan kota. Dulunya adalah kediaman seorang pejabat.Nyonya Tua Keluarga Tjandra merasa bosan tinggal di Negara Hondria dan ingin pulang ke Kota Berza. Jadi, suaminya menggunakan koneksinya untuk membeli rumah ini, lalu mempekerjakan arsitektur terkenal untuk merenovasinya.Sejak saat itu, Nyonya Tua Keluarga Tjandra tinggal di sini. Setiap tahun baru, seluruh keturunan Keluarga Tjandra akan datang kemari untuk berkumpul.Mobil melewati gerbang dan terus maju. Elvina melihat pohon paulownia di kedua sisi jalan yang menghalangi sinar matahari. Suasana
Elvina belajar banyak hal dari mereka. Dia mendapat banyak wawasan siang ini.Setelah pulang kerja, Elvina berpamitan dengan para staf yang memperlakukannya dengan sangat ramah itu. Kemudian, dia menuju ke basemen dengan membawa sebuah kantong besar.Di antara begitu banyak mobil mewah, Maybach hitam dengan plat nomor seri terlihat paling mencolok. Demi pulang makan, Raiden menyuruh Owen membatalkan semua jadwalnya. Sebelum jam pulang kerja, dia pun sudah menunggu di dalam mobil. Dia menggunakan waktu yang ada untuk membaca beberapa email.Ketika mendengar suara pintu mobil dibuka, Raiden menoleh dan melihat Elvina masuk dengan membawa kantong belanjaan. Raiden menyuruh Owen menjalankan mobilnya, lalu melirik Elvina. "Bukannya kamu bilang mau berdandan seperti nona kaya yang elegan? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?""Kak Owen, kita ke Toko Bunga Yuzu dulu." Setelah menginstruksi Owen, Elvina menaikkan partisi mobil dan mengeluarkan dua macam pakaian dari kantongnya. Dia menggoyangkann
"Aku sudah berhari-hari nggak ke kantor. Pasti kerjaanku menumpuk." Elvina mendorong kursinya dan bangkit. "Kak Raiden, nanti kutunggu kamu di basemen."Ketika melihat Elvina bersikeras ingin pergi bekerja, Raiden pun tidak menghentikannya. "Aku sudah suruh Owen selidiki tentang Jocelyn. Orang luar cuma tahu Dexton berniat jahat padamu di hotel."Elvina tersenyum. "Ya, aku pun takut orang-orang melibatkan kematian Jocelyn denganku. Nanti aku jadi nggak bisa kerja di Grup Polaris. Terima sudah membantuku membereskannya."Elvina menghampiri Raiden, lalu memberinya kecupan di pipi sebagai bentuk terima kasih. Raiden hanya bisa terperangah di tempat.Berita tentang pemimpin Grup Libertix yang mencoba meniduri mantan istrinya secara paksa, menghebohkan seluruh internet. Ketika Elvina tiba di Grup Polaris, semua orang sibuk menginterogasinya untuk mencari tahu kebenaran.Setelah Elvina memasuki departemen penerjemahan, rekan kerjanya pun langsung mengerumuninya. Mereka memaki Dexton sambil m
Raiden mencium aroma parfum yang samar dari tubuh Elvina. Dia mengernyit sambil membalas, "Terserah kamu saja.""Jangan begitu dong. Dia nenekmu. Aku harus memberi kesan pertama yang baik saat bertemu keluargamu." Sambil berbicara, Elvina mendekat dan menaruh satu tangannya di bahu Raiden. "Sepertinya aku lebih baik bersikap lembut saja. Orang tua suka menantu seperti ini.""Kamu sudah membuat keputusan. Ngapain tanya aku lagi?""Aku takut kamu keberatan." Usai berbicara, Elvina berbisik, "Tapi, kalau kamu suka yang nakal, aku bisa bawa baju ganti dan pakai khusus untukmu."Raiden meraih tangan Elvina yang lasak, lalu memicingkan mata menatap wajahnya. Kemudian, dia membungkuk sedikit untuk mendekat. "Ini karakter aslimu? Kamu memang suka menggoda pria ya? Atau mungkin obat itu merusak otakmu? Apa aku perlu menyuruh Keanu kemari?"Elvina langsung melingkari leher Raiden dan mengedipkan mata. "Memangnya salah kalau aku menggodamu? Kamu 'kan suamiku.""Oh ya." Elvina mengabaikan tatapan
Pukul 7.30 malam, Raiden dan Owen kembali ke Vila Swallow. Begitu masuk, Raiden langsung mendengar suara bising. Setelah memandang ke arah sumber suara, dia melihat Elvina dan Peter sedang bermain game di sofa.Dari sudut pandang Raiden, dia kebetulan bisa melihat Elvina yang duduk di sisi kanan sofa dengan kaki ditekuk. Sepertinya Elvina sangat suka warna hijau. Hari ini, dia mengenakan rok hijau yang menutupi paha mulusnya.Pergelangan kaki Elvina terlihat sangat rapuh. Jari kakinya sebentar ditekuk, sebentar direntangkan. Dia terlihat sangat lasak. Ketika melihat kaki putih itu, entah mengapa Raiden tak kuasa menelan ludahnya dua kali.Raiden menyerahkan jasnya kepada pelayan. Setelah masuk, dia duduk di sofa di depan Elvina dan bertanya, "Elvina, bisa duduk yang benar?"Seingat Raiden, Elvina selalu duduk dengan elegan, baik itu di ruang tamu ataupun di meja makan. Elvina adalah wanita yang punya sopan santun."Ini rumah, bukan perusahaan. Terserah aku mau duduk gimana dong. Lagian
Peter bisa merasakan keringat di dahinya. Dia menyeka keringat dan mengalihkan pandangan. "Maafkan aku, Elvina. Kamu jadi harus mengingat kenangan buruk itu gara-gara aku."Peter tahu segala hal yang dilakukan Dexton demi membuat Elvina meninggalkan rumah tanpa mengambil sepeser pun."Semua sudah berlalu." Elvina menunduk, lalu mendongak menatap Peter lagi. "Aku mengatakan semua ini supaya kamu nggak pikir macam-macam. Kalau kamu bersikeras mau pergi, aku nggak menganggapmu teman lagi."Peter pun menyeringai. "Kamu sudah bicara begini. Mana mungkin aku berani pergi lagi?"Elvina merasa lega. Dia ikut tersenyum. Penghalang di antara keduanya telah menghilang.Peter mengambil pir dari piring di meja, lalu duduk di pinggir ranjang dan berkata, "Dua hari ini, aku terus mencoba memulihkan obrolan di ponsel Jocelyn. Tapi, ada virus di ponselnya. Setiap kali aku mencoba memulihkan datanya, komputerku akan diserang virus.""Aku nggak ngerti apa yang kamu bilang. Yang jelas, orang di balik Joce
Netizen itu juga mengunggah sebuah foto pernikahan yang terlihat kabur. Entah di gereja mana acara pernikahan itu diadakan. Wajah si pria tidak terlihat, tetapi Daphney yang memakai gaun pengantin terlihat cukup jelas.Elvina menatap foto itu untuk beberapa saat. Tatapannya berangsur suram. Tangannya membeku untuk sesaat. Kemudian, dia mengambil tangkapan layar. Ketika hendak menyegarkan halaman, unggahan itu sudah hilang.Segera, Maya selesai memasak. Saat makan di ruang makan, Elvina melihat Owen membuat bekal untuk Peter. Dia bertanya, "Peter kenapa?""Katanya nggak enak badan. Mau makan di kamar," sahut Owen.Selama tiga hari ini, Elvina hanya diinfus sehingga dia merasa sangat lapar. Biasanya masakan Maya selalu tersisa, tetapi kali ini disapu hingga bersih oleh Elvina.Karena kekenyangan, Elvina duduk di sofa dulu. Sekitar pukul 2 siang, Owen mengambil jasnya dari gantungan baju dan berpesan, "Bu, Pak Raiden suruh aku ke kantor. Ada urusan. Kalau nggak enak badan, kamu telepon Pa