Share

Bab 13

Setelah terbangun keesokan paginya, Elvina turun ke lantai bawah dengan gugup. Namun, dia menyadari bahwa Raiden sudah tidak ada. Sebaliknya, yang menantinya hanya sang sopir, Owen.

"Pagi, Bu Elvina," sapa Owen, "Sebelum berangkat tadi, bos kami memerintahkanku untuk membawamu berbelanja pakaian."

"Oke," jawab Elvina sambil mengangguk. Namun, hatinya masih merasa ragu. Jika pria itu tidak tertarik dengan tubuhnya, lalu kenapa masih memperlakukannya dengan baik?

Selesai sarapan, Owen mengantarkan Elvina ke pusat perbelanjaan terbesar di daerah perkotaan. Dia menyuruh Elvina untuk berkeliling terlebih dahulu, sementara dia mencari tempat untuk parkir. Kematian neneknya membuat Elvina tidak bisa fokus berbelanja.

"Nona, semua ini model baru, bisa dites dulu." Suara pramuniaga yang mendadak itu membuat Elvina tersadar kembali dari lamunannya. Dia baru sadar bahwa dia telah memasuki sebuah toko pakaian bermerk dan sedang berdiri di samping etalase.

Elvina baru ingat bahwa dia datang untuk membeli pakaian. Saat dia mengumpulkan semangatnya dan hendak mengambil gaun sutra putih dari rak, sebuah tangan lain tiba-tiba datang dan mengambil gaun itu lebih dulu.

Wanita yang mengambil gaun itu sama sekali tidak merasa bersalah karena telah merebut barang yang diinginkan orang lain. Malah, dia menyerahkan gaun itu kepada seseorang di sampingnya dengan senang hati.

"Kak Yessi, lihat pakaian ini cocok sekali sama kamu!"

Elvina langsung menoleh melihat beberapa wanita yang sedang berdiri di samping untuk memilih pakaian. Di tengah-tengah mereka, terlihat Yessi yang mengenakan gaun model terbaru dan menenteng tas mahal. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang elegan.

"Hm, yang ini bagus juga ...."

Yessi sedang memuji pakaian yang dipilih teman-temannya ketika tiba-tiba dia merasakan tatapan tajam yang tertuju padanya. Saat menoleh, dia melihat Elvina yang berdiri tidak jauh darinya dengan wajah pucat.

Sejak Elvina dibebaskan dari kantor polisi, Yessi diam-diam menyelidiki pria yang membantunya. Alhasil, Yessi menemukan bahwa pria itu hanyalah seorang sopir. Namun, tampaknya sopir itu lumayan kaya juga bisa membiarkan berbelanja di toko barang mewah.

Mengingat keadaan Elvina yang tampaknya semakin terpuruk, Yessi merasa sangat puas. Dengan senyuman di wajahnya, dia berjalan mendekat. "Elvina, kebetulan sekali bisa ketemu di sini."

Elvina memelototi Yessi dengan beringas. Kukunya tertancap di telapak tangannya dengan erat. Ingin sekali rasanya Elvina membunuh Yessi sekarang juga!

Namun, kini Elvina telah kehilangan segalanya. Selain itu, pria itu juga menolaknya semalam, sehingga Elvina tidak punya kemampuan untuk bersaing dengan Yessi saat ini. Mengingat hal ini, Elvina langsung berbalik dengan wajah muram.

Namun, Yessi yang melihat kondisi Elvina yang terpuruk sekarang, tidak berencana untuk melepaskannya begitu saja. Dia langsung mengadang di hadapan Elvina.

"Elvina, aku tahu kamu pasti sedih sekali karena kematian nenekmu. Di dalam kartu ini ada satu miliar. Aku berikan uang ini padamu sebagai mantan teman sekelas," ucapnya sambil merogoh sebuah kartu dan menyodorkannya pada Elvina.

"Kamu pakai saja sendiri!" Elvina mengibaskan tangannya dengan keras.

"Elvina." Teman-teman Yessi menimpali, "Kak Yessi kasih kamu uang karena takut kamu kelaparan. Kamu malah marah sama dia?"

"Semua orang sudah tahu tentang masalahmu tidur sama pria lain di hotel. Kamu kira masih ada perusahaan yang berani pekerjakan kamu?"

"Haeh, dia nggak perlu kerja di kantor. Punya wajah secantik itu, pasti bisa dapat banyak uang dengan jual diri."

"Hahaha ... kamu ini jahat sekali."

Yessi membiarkan kedua temannya itu mengejek Elvina sambil tersenyum. Dulu, dia juga pernah berada di sisi Elvina dan menjadi pelengkap baginya. Melihat Elvina yang dipuja-puja semua orang, Yessi sangat iri terhadap latar belakang keluarga dan semua yang dimiliki Elvina ....

Sekarang, posisi mereka telah berubah!

Yessi kembali menyodorkan kartu itu kepada Elvina sambil berkata dengan lembut, "Elvina, nggak usah gengsi, ambil saja. Orang tua dan nenekmu juga pasti nggak mau lihat kamu jadi begitu menyedihkan di alam baka sana ...."

Elvina terus menahan diri sedari tadi. Namun, melihat Yessi menghina keluarganya dengan seangkuh itu, dia tidak bisa lagi menahan amarahnya. Elvina mencengkeram kerah baju Yessi dan menamparnya terus-menerus.

Tamparan demi tamparan itu dilayangkannya dengan sekuat tenaga. Seketika, pipi Yessi kesakitan hingga membengkak. Dia ingin mendorong Elvina, tetapi Elvina malah menangkap tangannya dan menamparnya dengan semakin kuat.

"Elvina, apa-apaan kamu?!" Kedua temannya hendak membantu Yessi. Namun, Elvina melemparkan tatapan dingin pada mereka dan membuat mereka ketakutan hingga terpaku di tempat.

Wanita ini benar-benar mengerikan!

"Bahkan setelah kehilangan semuanya sekalipun, aku masih bermarga Kusuma!" Sambil berbicara, Elvina kembali menampar Yessi. "Selama aku masih hidup, masih ada kesempatan untuk membangkitkan Keluarga Kusuma. Sementara kamu ... mau pakai pakaian semahal apa pun, nggak bisa menutupi bau kampungan dari tubuhmu!"

Keributan sebesar ini tentu saja menarik perhatian banyak orang. Di hadapan semua orang, Yessi ditampar hingga kedua pipinya membengkak. Seberapa kerasnya pun Yessi berusaha, dia tetap tidak bisa mendorong Elvina untuk menjauh.

Setelah menampar selama kurang lebih tiga menit, Elvina baru menghentikan tindakannya. Kemudian, dia menatap Yessi dengan dingin. "Yessi, sekarang yang seharusnya takut itu kamu. Cepat atau lambat, aku akan menuntut balasan untuk nyawa nenekku!"

Kebencian di mata Elvina begitu tajam hingga membuat Yessi merinding. Seketika, tatapannya menunjukkan ketakutan yang mendalam.

Tidak mungkin! Keluarga Kusuma sudah hancur, bagaimana Elvina mau bangkit lagi?

Memikirkan hal ini, Yessi tidak merasa takut lagi. Dia mengangkat tangan untuk berbalik menampar Elvina, tetapi tiba-tiba dihentikan oleh sebuah tangan yang mencengkeram pergelangan tangannya. Kemudian, tangan Yessi dihempas sekuat tenaga.

"Arrgh!" Yessi terjatuh di lantai dan berteriak kesakitan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status