Share

Bab 11

Author: Farren Rosta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Telepon ...." Elvina menyebutkan serangkaian nomor telepon sambil terus menekan kukunya ke leher wanita itu. Kaki wanita itu langsung lemas dan melemparkan tatapan meminta bantuan kepada Yessi.

"El ... Elvina, kamu jangan macam-macam ...." Yessi terkejut karena tidak menyangka Elvina akan mengambil tindakan seperti itu. "Keluargamu sudah hancur, siapa lagi yang bisa kamu telepon untuk minta tolong?"

Yessi telah berteman dengan Elvina selama bertahun-tahun. Dia tahu jelas siapa teman-teman di sekitar Elvina. Beberapa yang latar belakang keluarganya bagus juga telah disogok oleh Yessi. Jadi, tidak mungkin ada yang bisa membantu Elvina lagi.

"Kubilang ... cepat telepon!" Elvina menggertakkan giginya sambil melontarkan ancaman tersebut. Kukunya telah menancap leher wanita itu hingga berdarah. Wanita itu ketakutan hingga kakinya melemas.

Wajah Yessi berubah pucat karena khawatir wanita itu akan menyebut namanya. Dengan gigi terkatup, dia mengambil ponsel dan menekan nomor yang disebutkan Elvina.

Tak lama kemudian, telepon pun diangkat. "Halo?"

Mendengar suara yang dikenalnya, mata Elvina menjadi berkaca-kaca. Dengan sisa tenaganya yang terakhir, Elvina menelan darah di mulutnya dan berkata dengan susah payah, "Ini ... Elvina ... datang ke kantor polisi ... Kota Yugos."

Asalkan bisa dibawa ke rumah sakit dan bertemu neneknya sekali lagi, Elvina bahkan rela memberikan nyawanya jika pria itu menginginkannya. Dibandingkan dengan keluarga yang tersisa satu-satunya, harga diri Elvina tidak ada artinya.

Tak lama kemudian, beberapa polisi yang mendengar keributan langsung datang. Namun saat mereka melihat Elvina mencengkeram leher seorang wanita dengan kuat, mereka jadi ragu untuk masuk.

Waktu terus berlalu dan Yessi mulai merasa cemas karena tak ada seorang pun yang datang. Dia mulai curiga bahwa Elvina hanya berbohong. Tepat ketika dia hendak meminta polisi untuk menangkap Elvina, seorang pria yang berusia sekitar 30-an tiba-tiba berjalan cepat menuju ruang tahanan.

Begitu Elvina melihat pria itu, secercah harapan muncul di matanya. Dengan suara lemah, dia memohon, "Tolong jamin aku ... aku harus ke rumah sakit ... kumohon ...."

Pria itu mengangguk serius, lalu segera berbalik dan pergi. Dalam waktu kurang dari satu menit, dia kembali dengan kepala kantor polisi.

Ketika pria itu menggendong Elvina untuk keluar, kepala polisi bertanya dengan sopan, "Pak Owen, apa Anda ingin kami mengantar kalian ke rumah sakit?"

"Nggak usah," jawab pria itu singkat.

Yessi hanya bisa menatap pria itu membawa Elvina keluar dengan terkejut. Dengan kebingungan, dia bertanya pada kepala kepolisian, "Pak, Elvina terlibat percobaan pembunuhan! Kenapa kamu bebaskan dia?"

"Tanpa bukti yang kuat, kami nggak bisa menahannya lebih lama lagi," jawab kepala polisi dengan nada kesal. "Kalau nggak ada urusan lain, sebaiknya kamu pergi sekarang!"

Yessi merasa sangat kesal, tetapi dia terpaksa harus pergi dari tempat itu. Dia tahu bahwa Dexton berhubungan baik dengan wakil kepala kepolisian di ibu kota. Karena itulah, Yessi bisa mengirimkan orang untuk menyiksa Elvina dengan mudah.

Tak disangka, bala bantuan yang dicari Elvina ternyata lebih kuat. Dia benar-benar mengerahkan kepala kepolisian untuk membebaskannya.

Setelah sampai di rumah sakit bersama Owen, Elvina yang masih lemah berlari terhuyung-huyung menuju kamar neneknya. Di pintu, dia bertabrakan dengan perawat yang merawat neneknya.

Perawat itu menatapnya dengan ekspresi penuh rasa iba. "Bu Elvina, saya turut berduka ...."

Di belakang perawat, Elvina melihat seseorang terbaring di tempat tidur dengan tubuh yang tertutup kain putih dari ujung kepala hingga kaki. Dalam sekejap, darah di seluruh tubuh Elvina seakan-akan membeku dan dadanya pun terasa sesak.

"Nenek ... Nenek?" Dia berusaha melangkah dengan kaki yang terasa kaku menuju ranjang tersebut. Tangannya yang terangkat bergetar dengan hebat. "Maafkan aku ... aku terlambat .... Ini aku, Elvina ...."

Dengan suara yang terisak, Elvina memanggil neneknya. Namun, tidak ada jawaban sama sekali.

Ketika Elvina membuka kain putih tersebut, dia melihat wajah neneknya yang telah pucat dan dingin. Lutut Elvina langsung lemas dan terjatuh di samping ranjang. Dia menjerit histeris dan menangis sejadi-jadinya.

"Nenek ...."

Satu-satunya alasan Elvina mampu bertahan selama ini adalah karena neneknya. Namun kini, keluarga satu-satunya yang dia miliki juga telah tiada.

Perasaan benci menyelimuti hatinya. Jika saja dia bisa mengesampingkan harga dirinya saat itu dan mengikuti Owen ke vila, Dexton tidak akan bisa menjebaknya ke penjara dan neneknya mungkin masih hidup.

Elvina memeluk tubuh neneknya sepanjang hari dan menangis hingga air matanya mongering.

Pada hari pemakaman neneknya, langit ibu kota tampak gelap dan turun gerimis lebat. Dengan pikiran yang kosong, Elvina hanya menatap para pekerja yang menutupi kotak abu neneknya dengan tanah. Meski semua orang sudah pergi, Elvina masih berdiri di depan batu nisan neneknya dengan tubuh yang basah kuyup oleh hujan.

Mulai sekarang, dia tidak punya keluarga lagi sama sekali.

Setelah mengurus pemakaman neneknya, Elvina kembali ke Vila Swallow bersama Owen. Dia mengurung diri di kamar selama tiga hari. Makanan yang diletakkan di depan pintu kamar juga tidak disentuhnya sama sekali.

Owen yang merasa cemas melihat situasi ini, lantas menelepon Raiden. Malam itu, Raiden langsung mendatangi Vila Swallow.

Raiden membuka pintu dengan kunci cadangan. Begitu pintu terbuka, dia melihat semua celah di kamar itu telah ditutupi sehingga suasana kamarnya tampak gelap gulita. Hanya sesekali terdengar suara lirih dari seorang wanita, disertai dengan isak tangis dalam tidurnya.

"Ibu, aku takut .... Tolong bawa aku pergi ...."

Raiden menyalakan lampu meja dengan meraba-raba. Cahaya redup dari lampu itu memperlihatkan sosok wanita yang meringkuk di atas tempat tidur. Dalam beberapa hari saja, tubuhnya tampak menyusut drastis hingga hampir tidak ada lagi daging yang tersisa di tubuhnya.

Jari-jari rampingnya mencengkeram erat seprai, urat-urat di punggung tangannya terlihat jelas, dan wajahnya yang pucat tampak putus asa.

Jika Elvina tidak segera makan sesuatu, mungkin besok dia tidak akan bisa bangun lagi!

Related chapters

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 12

    Raiden merasa tidak nyaman melihat kondisi Elvina. Dia mengambil bubur yang dibawanya dan menyesapnya sedikit, lalu menunduk dan mencium wanita itu dengan paksa. Dia membuka bibir Elvina untuk memasukkan bubur ke dalam mulutnya.Mungkin karena kelaparan, Elvina menelan bubur itu dalam tidurnya dengan refleks. Dengan cara ini, Raiden menyuapkan bubur sedikit demi sedikit hingga semangkuk bubur itu habis. Perlahan-lahan, kerutan di dahinya pun mereda.Saat Raiden hendak menarik tangannya yang menyangga leher Elvina, Elvina malah memegang tangan Raiden dengan lebih erat dan menekannya di pipinya."Ibu ...." Elvina meracau, seolah-olah telah menemukan orang yang bisa diandalkannya. Air mata yang hangat mengalir membasahi telapak tangan Raiden. "Aku rindu sama Ibu .... Bawa aku pergi ...."Raiden menatapnya sekilas, lalu berkata dengan nada datar, "Elvina, satu-satunya yang bisa menyelamatkanmu adalah dirimu sendiri." Tanpa ragu, Raiden menarik tangannya dan meninggalkan ruangan.Dalam mimp

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 13

    Setelah terbangun keesokan paginya, Elvina turun ke lantai bawah dengan gugup. Namun, dia menyadari bahwa Raiden sudah tidak ada. Sebaliknya, yang menantinya hanya sang sopir, Owen."Pagi, Bu Elvina," sapa Owen, "Sebelum berangkat tadi, bos kami memerintahkanku untuk membawamu berbelanja pakaian.""Oke," jawab Elvina sambil mengangguk. Namun, hatinya masih merasa ragu. Jika pria itu tidak tertarik dengan tubuhnya, lalu kenapa masih memperlakukannya dengan baik?Selesai sarapan, Owen mengantarkan Elvina ke pusat perbelanjaan terbesar di daerah perkotaan. Dia menyuruh Elvina untuk berkeliling terlebih dahulu, sementara dia mencari tempat untuk parkir. Kematian neneknya membuat Elvina tidak bisa fokus berbelanja."Nona, semua ini model baru, bisa dites dulu." Suara pramuniaga yang mendadak itu membuat Elvina tersadar kembali dari lamunannya. Dia baru sadar bahwa dia telah memasuki sebuah toko pakaian bermerk dan sedang berdiri di samping etalase.Elvina baru ingat bahwa dia datang untuk m

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 14

    "Terlambat sedikit karena cari tempat parkir." Orang yang datang itu adalah Owen. Dia bertanya, "Bu Elvina, apa ada pakaian yang kamu suka dari toko ini? Kalau nggak ada, kita cari ke toko lain."Sambil menahan rasa sakitnya, Yessi berteriak pada Owen, "Jangan ketipu sama dia! Pacarmu ini bukan orang baik-baik! Dia itu kotor!"Owen bahkan tidak meliriknya sama sekali, melainkan berkata pada Elvina, "Bu Elvina, ayo kita pergi."Dalam sekejap, kedua orang itu telah pergi dari toko tersebut. Melihat kepergian mereka, Yessi kesal bukan main. Dia langsung mengeluarkan ponsel untuk melapor polisi.Namun, dia malah diberi tahu bahwa wakil kepala kepolisian sedang dinas. Kamera pengawas di toko ini juga tidak diaktifkan, sehingga dia tidak punya bukti konkret. Pihak kepolisian tentu tidak akan menetapkan tuduhan pada Elvina.Namun, apakah dia akan membiarkan Elvina begitu saja? Semakin dipikirkan, Yessi merasa semakin kesal. Dia meninggalkan teman-temannya itu, lalu pergi ke Grup Libertix.Saa

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 15

    Mendengar komentar yang dipenuhi dengan kebencian dari orang-orang di sekitarnya, Elvina hanya mengatupkan bibirnya, lalu berjalan ke meja untuk mengambil segelas sampanye. Dia tahu bahwa semua yang terjadi di hotel ini adalah bagian dari rencana Dexton, termasuk seberapa cepatnya berita tentang dirinya tersebar di internet yang sudah pasti merupakan ulah Dexton di belakang.Sekarang, mungkin seluruh ibu kota sudah mendengar "cerita hebat" tentang dirinya.Elvina tahu bahwa tidak ada gunanya membela diri. Sebanyak apa pun dia mencoba untuk menjelaskan, tetap saja tidak akan ada yang percaya padanya. Lebih baik dia bersikap seolah-olah tidak mendengar apa pun.Elvina menyesap sampanye dan mengamati sekeliling ruangan. Gala malam ini sangat megah dan hampir semua orang penting di dunia bisnis ibu kota telah hadir. Elvina merasa agak lega. Jika pria itu membutuhkannya untuk acara ini, itu berarti Elvina masih memiliki nilai bagi pria itu. Artinya, dia punya kesempatan untuk bernegosiasi.

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 16

    Saat Elvina berhasil menstabilkan tubuhnya, dia melirik ke samping dan melihat pria yang menyelamatkannya. Pria itu mengenakan setelan hitam. Dia berdiri dengan satu tangan yang diletakkan di sakunya dan memancarkan aura yang dingin.Kehadiran pria itu bagaikan penenang bagi Elvina dan membuatnya merasa sedikit lebih aman. Dia membuka bibirnya hendak mengatakan sesuatu, tetapi tiba-tiba menyadari bahwa ada keributan di sekitar mereka. Orang-orang mulai berkumpul dan berbisik-bisik."Astaga, itu Raiden!""Sejak kapan dia pulang? Ternyata dia hadir di gala ini!"Apa?! Elvina kembali melihat ke arah pria yang dingin di sampingnya ini dengan tatapan kaget. Meski Keluarga Kusuma adalah keluarga konglomerat, tetap saja mereka tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Tjandra yang sudah memiliki sejarah ratusan tahun.Bisnis Keluarga Kusuma bahkan tidak bisa mencapai level Keluarga Tjandra, apalagi mengenal mereka secara pribadi.Elvina hanya pernah mendengar tentang Keluarga Tjandra dari gosip

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 17

    Yessi sedang asyik mengobrol dengan beberapa sosialita lainnya membicarakan keterpurukan Elvina. Saat melihat Elvina kembali ke ruang pertemuan itu, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman sinis. Menyedihkan sekali wanita ini. Sudah dipermalukan sampai sebegitunya saja masih berani kembali lagi!Sebelum Yessi mulai berbicara, Karen telah menarik Elvina dan berkata, "Kamu sudah nampar Bu Yessi belasan kali, kamu pikir bisa lolos begitu saja? Cepat minta maaf!""Dia itu pelakor, memang pantas ditampar. Kenapa aku harus minta maaf?" ucap Elvina dengan tanpa segan-segan sambil menepis tangan Karen. Dibandingkan dengan penampilannya yang menyedihkan tadi, kini Elvina terlihat lebih percaya diri.Yessi tidak mengerti mengapa Elvina bisa jadi percaya diri setelah pergi ke toilet. Dia berkata dengan nada sedih, "Elvina, kita ini teman lama. Kamu sendiri melakukan hal sekotor itu, apa kamu masih mau memfitnahku?"Tadi Raiden juga sudah mengatakan bahwa Elvina hanya sekadar pendampingnya saja."

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 18

    Setelah melontarkan ancaman itu, Elvina langsung meninggalkan ruang pertemuan. Dexton hanya bisa menatap punggungnya yang ramping dan senyumannya yang tenang tadi akhirnya mulai sirna.Sepuluh menit sebelumnya, wanita ini berlari ke toilet dengan menyedihkan. Namun ketika dia kembali, Elvina telah berubah kembali menjadi dirinya yang dulu ... putri besar Keluarga Kusuma yang penuh percaya diri dan berani.Mungkin karena ucapan Elvina yang tampak percaya diri, beberapa tamu mulai meragukan keaslian video yang baru saja diputar. Beberapa dari mereka bahkan mendekati Dexton untuk bertanya-tanya sehingga membuat Dexton merasa canggung.Setelah berhasil menghindari para tamu, Dexton segera pergi ke sudut dan menelepon. "Hapus semua video yang diunggah ke internet ...."Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan dengan nada yang lebih suram, "Utus seseorang untuk mengawasi Elvina selama 24 jam dalam beberapa hari ke depan!" Dia ingin tahu siapa yang sebenarnya membantu Elvina.Setelah berhasi

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 19

    Grup Libertix mungkin tidak terlalu terkenal, tetapi tetap termasuk dalam daftar 100 besar perusahaan terbuka di negara ini. Perusahaan lain bahkan tidak sanggup mengakuisisinya. Namun sekarang, Raiden malah dengan santainya mengatakan dia bisa merebut kembali Grup Libertix untuk Elvina dalam waktu enam bulan.Elvina sangat membutuhkan dukungan dan Raiden jelas merupakan pilihan terbaik. Dia ingin segera menyetujui tawaran itu. Namun setelah mempertimbangkannya dengan tenang, dia teringat dengan rumor yang beredar tentang Raiden.Kabar yang beredar mengatakan bahwa Raiden sudah dua kali gagal menikah karena calon pengantinnya meninggal secara misterius sehari sebelum pernikahan. Meskipun rumor ini tidak dibicarakan dengan terang-terangan, banyak orang yang mengatakan bahwa Raiden membawa nasib buruk bagi istri-istrinya.Setelah terdiam cukup lama, Elvina akhirnya bertanya, "Kenapa aku?"Meski Raiden sudah dua kali gagal menikah, Keluarga Tjandra adalah keluarga konglomerat besar. Wanit

Latest chapter

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 100

    "Jangan terus berdiri di sana. Nanti kakimu pegal," ujar Raiden untuk memperingatkan.Suara Raiden terdengar dingin, tetapi Daphney justru merasakan perhatian dari ucapannya. Seketika, rasa cemburu dalam hatinya pun sirna."Ya." Daphney tersenyum tipis, lalu menyuruh pelayan menyiapkan teh favorit Raiden.Sampai sekarang, Elvina masih belum bisa melupakan kepergian neneknya. Itu sebabnya, dia menjadi begitu manja terhadap Pamela. Pamela punya senyuman yang lembut dan dipenuhi kasih sayang.Elvina mengupas jeruk untuk Pamela sambil mengobrol dengan Pamela. Dia sudah lama tidak merasa sebahagia ini.Daphney juga duduk di ruang tamu. Dia tahu Pamela sedang asyik mengobrol dengan Elvina. Dia pun tidak ikut dalam pembicaraan dan hanya memotong apel untuk Raiden.Pamela melirik Daphney dan berkata, "Daphney, biar pelayan saja yang melakukannya. Jangan sampai pisaunya kena tanganmu.""Nggak apa-apa. Raiden dan Elvina sama-sama tamu." Daphney tersenyum tipis, lalu bertanya kepada Elvina, "Elvi

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 99

    Ketika Elvina mendongak dan bertanya kepadanya, Raiden melihat dengan jelas alisnya yang terangkat dan senyuman di bibirnya. Tatapannya terlihat agak licik. Raiden tahu Elvina sengaja.Raiden hanya tahu Elvina kuliah di luar negeri selama beberapa tahun. Dia tidak tahu bahwa Elvina dan Daphney saling mengenal. Namun, dilihat dari ekspresi Elvina, sepertinya dia sudah tahu identitas Daphney sebelum kemari.Raiden menatap Daphney. Wanita ini tampak pucat dan menggigit bibirnya. Alisnya juga berkerut."Sayang?" Ketika melihat Raden tidak berbicara, Elvina tersenyum dan bertanya, "Kenapa diam saja?""Terserah kamu mau panggil gimana. Keluarga Tjandra nggak punya aturan seketat itu," timpal Raiden dengan nada datar. Kemudian, dia melepaskan tangan Elvina dan menepuk pinggang belakangnya. "Pergi sapa Nenek dulu."Elvina tersenyum mengejek. Di mengikuti arah pandang Raiden dan melihat seorang wanita tua yang tampak bersemangat sedang menghampiri mereka.Pamela mengenakan terusan berwarna gela

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 98

    "Bunga anggrek ini pernah ikut lomba lho! Harganya puluhan juta!" Elvina menunjuk bibirnya dan tersenyum tipis. "Kalau bunga ini nggak cukup, masih ada mulutku. Pak Raiden, aku menikah denganmu untuk membuat nenekmu senang. Aku pasti akan menjalankan tugasku dengan baik."Raiden mengernyit mendengar panggilan formal Elvina. Namun, dia tidak mengatakan apa pun.Pukul 6.40 malam, mobil tiba di rumah Keluarga Tjandra. Rumah ini terletak di selatan kota. Dulunya adalah kediaman seorang pejabat.Nyonya Tua Keluarga Tjandra merasa bosan tinggal di Negara Hondria dan ingin pulang ke Kota Berza. Jadi, suaminya menggunakan koneksinya untuk membeli rumah ini, lalu mempekerjakan arsitektur terkenal untuk merenovasinya.Sejak saat itu, Nyonya Tua Keluarga Tjandra tinggal di sini. Setiap tahun baru, seluruh keturunan Keluarga Tjandra akan datang kemari untuk berkumpul.Mobil melewati gerbang dan terus maju. Elvina melihat pohon paulownia di kedua sisi jalan yang menghalangi sinar matahari. Suasana

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 97

    Elvina belajar banyak hal dari mereka. Dia mendapat banyak wawasan siang ini.Setelah pulang kerja, Elvina berpamitan dengan para staf yang memperlakukannya dengan sangat ramah itu. Kemudian, dia menuju ke basemen dengan membawa sebuah kantong besar.Di antara begitu banyak mobil mewah, Maybach hitam dengan plat nomor seri terlihat paling mencolok. Demi pulang makan, Raiden menyuruh Owen membatalkan semua jadwalnya. Sebelum jam pulang kerja, dia pun sudah menunggu di dalam mobil. Dia menggunakan waktu yang ada untuk membaca beberapa email.Ketika mendengar suara pintu mobil dibuka, Raiden menoleh dan melihat Elvina masuk dengan membawa kantong belanjaan. Raiden menyuruh Owen menjalankan mobilnya, lalu melirik Elvina. "Bukannya kamu bilang mau berdandan seperti nona kaya yang elegan? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?""Kak Owen, kita ke Toko Bunga Yuzu dulu." Setelah menginstruksi Owen, Elvina menaikkan partisi mobil dan mengeluarkan dua macam pakaian dari kantongnya. Dia menggoyangkann

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 96

    "Aku sudah berhari-hari nggak ke kantor. Pasti kerjaanku menumpuk." Elvina mendorong kursinya dan bangkit. "Kak Raiden, nanti kutunggu kamu di basemen."Ketika melihat Elvina bersikeras ingin pergi bekerja, Raiden pun tidak menghentikannya. "Aku sudah suruh Owen selidiki tentang Jocelyn. Orang luar cuma tahu Dexton berniat jahat padamu di hotel."Elvina tersenyum. "Ya, aku pun takut orang-orang melibatkan kematian Jocelyn denganku. Nanti aku jadi nggak bisa kerja di Grup Polaris. Terima sudah membantuku membereskannya."Elvina menghampiri Raiden, lalu memberinya kecupan di pipi sebagai bentuk terima kasih. Raiden hanya bisa terperangah di tempat.Berita tentang pemimpin Grup Libertix yang mencoba meniduri mantan istrinya secara paksa, menghebohkan seluruh internet. Ketika Elvina tiba di Grup Polaris, semua orang sibuk menginterogasinya untuk mencari tahu kebenaran.Setelah Elvina memasuki departemen penerjemahan, rekan kerjanya pun langsung mengerumuninya. Mereka memaki Dexton sambil m

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 95

    Raiden mencium aroma parfum yang samar dari tubuh Elvina. Dia mengernyit sambil membalas, "Terserah kamu saja.""Jangan begitu dong. Dia nenekmu. Aku harus memberi kesan pertama yang baik saat bertemu keluargamu." Sambil berbicara, Elvina mendekat dan menaruh satu tangannya di bahu Raiden. "Sepertinya aku lebih baik bersikap lembut saja. Orang tua suka menantu seperti ini.""Kamu sudah membuat keputusan. Ngapain tanya aku lagi?""Aku takut kamu keberatan." Usai berbicara, Elvina berbisik, "Tapi, kalau kamu suka yang nakal, aku bisa bawa baju ganti dan pakai khusus untukmu."Raiden meraih tangan Elvina yang lasak, lalu memicingkan mata menatap wajahnya. Kemudian, dia membungkuk sedikit untuk mendekat. "Ini karakter aslimu? Kamu memang suka menggoda pria ya? Atau mungkin obat itu merusak otakmu? Apa aku perlu menyuruh Keanu kemari?"Elvina langsung melingkari leher Raiden dan mengedipkan mata. "Memangnya salah kalau aku menggodamu? Kamu 'kan suamiku.""Oh ya." Elvina mengabaikan tatapan

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 94

    Pukul 7.30 malam, Raiden dan Owen kembali ke Vila Swallow. Begitu masuk, Raiden langsung mendengar suara bising. Setelah memandang ke arah sumber suara, dia melihat Elvina dan Peter sedang bermain game di sofa.Dari sudut pandang Raiden, dia kebetulan bisa melihat Elvina yang duduk di sisi kanan sofa dengan kaki ditekuk. Sepertinya Elvina sangat suka warna hijau. Hari ini, dia mengenakan rok hijau yang menutupi paha mulusnya.Pergelangan kaki Elvina terlihat sangat rapuh. Jari kakinya sebentar ditekuk, sebentar direntangkan. Dia terlihat sangat lasak. Ketika melihat kaki putih itu, entah mengapa Raiden tak kuasa menelan ludahnya dua kali.Raiden menyerahkan jasnya kepada pelayan. Setelah masuk, dia duduk di sofa di depan Elvina dan bertanya, "Elvina, bisa duduk yang benar?"Seingat Raiden, Elvina selalu duduk dengan elegan, baik itu di ruang tamu ataupun di meja makan. Elvina adalah wanita yang punya sopan santun."Ini rumah, bukan perusahaan. Terserah aku mau duduk gimana dong. Lagian

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 93

    Peter bisa merasakan keringat di dahinya. Dia menyeka keringat dan mengalihkan pandangan. "Maafkan aku, Elvina. Kamu jadi harus mengingat kenangan buruk itu gara-gara aku."Peter tahu segala hal yang dilakukan Dexton demi membuat Elvina meninggalkan rumah tanpa mengambil sepeser pun."Semua sudah berlalu." Elvina menunduk, lalu mendongak menatap Peter lagi. "Aku mengatakan semua ini supaya kamu nggak pikir macam-macam. Kalau kamu bersikeras mau pergi, aku nggak menganggapmu teman lagi."Peter pun menyeringai. "Kamu sudah bicara begini. Mana mungkin aku berani pergi lagi?"Elvina merasa lega. Dia ikut tersenyum. Penghalang di antara keduanya telah menghilang.Peter mengambil pir dari piring di meja, lalu duduk di pinggir ranjang dan berkata, "Dua hari ini, aku terus mencoba memulihkan obrolan di ponsel Jocelyn. Tapi, ada virus di ponselnya. Setiap kali aku mencoba memulihkan datanya, komputerku akan diserang virus.""Aku nggak ngerti apa yang kamu bilang. Yang jelas, orang di balik Joce

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 92

    Netizen itu juga mengunggah sebuah foto pernikahan yang terlihat kabur. Entah di gereja mana acara pernikahan itu diadakan. Wajah si pria tidak terlihat, tetapi Daphney yang memakai gaun pengantin terlihat cukup jelas.Elvina menatap foto itu untuk beberapa saat. Tatapannya berangsur suram. Tangannya membeku untuk sesaat. Kemudian, dia mengambil tangkapan layar. Ketika hendak menyegarkan halaman, unggahan itu sudah hilang.Segera, Maya selesai memasak. Saat makan di ruang makan, Elvina melihat Owen membuat bekal untuk Peter. Dia bertanya, "Peter kenapa?""Katanya nggak enak badan. Mau makan di kamar," sahut Owen.Selama tiga hari ini, Elvina hanya diinfus sehingga dia merasa sangat lapar. Biasanya masakan Maya selalu tersisa, tetapi kali ini disapu hingga bersih oleh Elvina.Karena kekenyangan, Elvina duduk di sofa dulu. Sekitar pukul 2 siang, Owen mengambil jasnya dari gantungan baju dan berpesan, "Bu, Pak Raiden suruh aku ke kantor. Ada urusan. Kalau nggak enak badan, kamu telepon Pa

DMCA.com Protection Status