Share

Bab 5

Author: Farren Rosta
"Bu Elvina, bos kami sudah bayar biaya pengobatan nenekmu," ucap sopir itu sambil menyerahkan beberapa lembar kwitansi kepada Elvina.

Elvina mengambil lembaran kwitansi tersebut dan melihat jenis obat-obatan yang tertera di atasnya. Akhirnya dia bisa merasa lega sekarang. Kemudian, dia bertanya dengan penasaran, "Dexton yang ngutus kamu untuk jemput aku ya?"

Elvina tahu bahwa Dexton bisa melihatnya dari kamera pengawas yang dipasang di depan gedung.

Sopir itu menggelengkan kepalanya. "Pak Dexton sudah merebut segalanya darimu dan menganggapmu anjing. Apa lagi yang kamu harapkan?"

Setelah itu, dia membuka pintu mobil di kursi penumpang. "Bu Elvina, silakan."

Elvina menengadahkan kepalanya untuk melihat pria yang duduk di kursi belakang itu. Pria itu melipat kakinya sambil memegang rokok yang masih menyala. Auranya terkesan seperti orang yang sangat sulit didekati.

"Aku nggak kenal bos kalian ...."

"Bos kami akan beritahukan apa pun yang ingin kamu ketahui." Sopir itu melanjutkan, "Oh ya, bos kami juga nggak suka nunggu orang."

Elvina langsung memahami maksud ucapannya. Dia tidak tahu identitas pria yang berada di dalam mobil itu, tetapi dia ingin tahu apa yang telah terjadi sebenarnya. Sambil menggertakkan giginya, Elvina bangkit dari tanah. Luka di kakinya masih terus meneteskan darah segar.

Sopir itu langsung membantu Elvina untuk membalut lukanya dan memberikannya sebuah handuk. Elvina menyampirkan handuk tersebut, lalu naik ke mobil dan duduk di samping pria itu.

Sejenak kemudian, mobil mulai melaju.

Dari cahaya di dalam mobil, Elvina bisa melihat siluet pria itu dari samping. Wajahnya tampak sempurna dan tangannya masih memegang rokok .... Wajahnya juga terlihat sangat tidak asing.

Elvina mengulum bibirnya, lalu bertanya, "Kamu mau bilang apa?"

Pria itu tidak menjawab. Dia hanya berpaling memandang Elvina dengan tatapan dingin, lalu akhirnya pandangannya berhenti di leher Elvina.

"Kembalikan kalungku," ucap pria itu dengan nada datar.

Elvina refleks memegang kalung yang ada di lehernya. Saat mendengar kata "kembalikan", dia langsung paham bahwa kalung ini adalah milik pria itu yang terjatuh. Seketika, Elvina marah besar hingga tubuhnya gemetaran.

"Ter ... ternyata yang semalam itu kamu!" Elvina pernah melihat samping wajah pria itu dari foto.

"Kamu juga yang kirim pesan itu, 'kan?" tanya Elvina. Dia mengangkat tangan hendak menampar pria itu sambil memaki, "Bajingan!"

"Aku nggak kirim pesan padamu, tapi kamar itu memang aku yang pesan." Pria itu mendongak menatap Elvina sekilas. "Mau tahu kenapa kamu bisa masuk ke kamarku semalam?"

Tangan Elvina terhenti di udara. Dia teringat, semalam dia memang didorong seseorang saat hendak mengetuk pintu.

"Jangan bercanda!" Elvina menuding dengan kesal, "Kamu yang pesan kamar itu. Kalau bukan kamu yang kirim pesannya, lalu siapa lagi? Kita nggak ada dendam sama sekali, kenapa kamu mau celakain aku?"

Raiden mendengus, "Dasar bodoh!"

Elvina terdiam.

Tanpa menunggu reaksi dari Elvina, pria itu telah menarik kalung dari lehernya. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah saputangan untuk menyeka kalung itu sambil memerintahkan sopir, "Ke hotel, bawa Bu Elvina untuk lihat kebenarannya."

"Baik, Pak."

Tak lama kemudian, mobil mereka berhenti di parkiran bawah tanah Hotel Orchid.

Hotel ini tidak memberikan kenangan indah bagi Elvina. Ketika mengingat kejadian pagi itu, tubuhnya bergetar beberapa kali karena trauma. Dengan perban yang melilit kakinya dan pakaian yang basah kuyup, dia tampak benar-benar menyedihkan.

Elvina mengikuti Raiden masuk ke sebuah kamar. Sambil menggenggam erat handuk yang menutupi tubuhnya, dia bertanya dengan alis berkerut, "Mana kebenarannya?"

Raiden melirik sopirnya sekilas. Tanpa berkata apa-apa, sopir itu segera mengambil remot dan menyalakan televisi layar datar yang terpasang di dinding. Tak lama kemudian, sebuah ruangan muncul di layar, seolah-olah itu adalah rekaman pengawasan langsung.

Elvina melihat dua sosok yang sangat dikenalnya masuk ke ruangan tersebut. Mereka adalah Dexton, mantan suami yang baru saja menceraikannya, dan sahabatnya, Yessi!

"Dexton, selamat keinginanmu sudah terkabul." Yessi memeluk pria itu dari belakang. Tangannya yang ramping terus menggerayangi tubuh Dexton. "Tapi, kamu benar-benar kejam banget ya sampai nggak mau berikan sepeser pun sama Elvina. Katanya, obat neneknya itu mahal sekali!"

"Orang tua berusia setengah abad itu lebih baik mati saja." Suara Dexton terdengar sangat ketus. Dia berbalik, lalu mencium Yessi dengan mesra. "Semua berkat kamu juga. Kamu yang temukan kelemahan para investor itu, makanya aku bisa berhasil merebut saham Grup Libertix dari mereka dan menguasai perusahaan."

"Kamu ini pacarku. Kalau nggak bantu kamu, aku mau bantu siapa lagi?" Yessi memukul pria itu dengan manja.

"Aku sudah urus semuanya di kantor polisi. Kalaupun Elvina masih hidup, dia nggak akan bisa selidiki apa pun. Tapi Dexton, kamu kejam sekali ya? Kamu berani bunuh ayah dan ibu angkatmu sendiri?"

Mendengar kata-kata Yessi, pikiran Elvina langsung menjadi kosong. Tubuhnya bergetar dan terhuyung, lalu jatuh ke dada pria di belakangnya. Ternyata, kematian orang tuanya bukan kecelakaan. Mereka dibunuh oleh Dexton!
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Naa Sa
dasar ga tau diri si dexton
goodnovel comment avatar
Rara
ada misteri dendam apa sich smp tega bgt itu si Dexton..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 6

    Kenapa? Sejak kecil, orang tuanya telah menganggap Dexton sebagai anak kandung. Selain Grup Libertix, orang tua Elvina telah memberikan seluruh hartanya kepada Dexton. Namun, kenapa Dexton masih sekejam itu?Dexton mencengkeram dagu Yessi dengan erat, lalu bertanya dengan nada dingin, "Kenapa Pak Hendra tiba-tiba ganti kamar? Siapa pria yang keluar dari kamar 2588 pagi itu?""Belum ada informasi," jawab Yessi sambil menahan sakit dan mencoba merayu Dexton dengan mencium pipinya."Tapi, nggak masalah siapa pun orang itu. Gimanapun, kamu sudah cerai sama Elvina. Dia nggak punya apa-apa lagi selain neneknya yang sekarat dan dirinya pun sudah 'kotor.' Apa kamu belum puas?"Dexton teringat pada Elvina yang basah kuyup dan menderita di tengah hujan. Perasaannya jadi semakin gelisah. "Puas!" jawabnya dengan dingin. Kemudian, dia menarik Yessi dan melemparkannya ke tempat tidur, lalu menindihnya dengan kasar.Kehancuran Keluarga Kusuma adalah sesuatu yang menurutnya pantas terjadi. Dia hanya m

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 7

    Beberapa saat kemudian, Yessi keluar dari rumah. "Sayang, pagi-pagi begini kamu sudah main di sini. Nggak sarapan dulu?""Mama!" Anak laki-laki itu langsung meninggalkan kuda kayunya dan berlari ke pelukan Yessi. "Semalam Papa bilang mau bacain cerita untukku, tapi begitu selesai makan malam dia langsung pergi.""Nanti Mama suruh Papa telepon pakai video setelah sampai di kantor untuk minta maaf ya?""Oke!"Dengan langkah yang kaku, Elvina mendekati Yessi dengan wajah pucat. "Ka ... kalian ...."Anak laki-laki itu terlihat setidaknya sudah berusia 3 tahun!Yessi menggendong anak itu dan berbalik. Saat melihat Elvina, wajahnya tampak panik. "Elvina, ke ... kenapa kamu bisa di sini?"Yessi langsung menggendong anak itu dan berlari dengan tergesa-gesa masuk ke rumah. Elvina langsung mengejarnya, lalu menarik rambut Yessi dan menamparnya."Yessi, kenapa kamu begitu sama aku? Kamu datang dari desa. Aku yang membiayai sekolahmu, membiarkanmu masuk ke Grup Libertix, membelikanmu rumah. Tapi k

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 8

    Di saat mobil itu hampir saja menabrak Elvina, muncul seseorang dari samping yang menariknya. Mobil itu hanya berjarak beberapa inci dari mereka sebelum melaju cepat dan menghilang."Bu Elvina, nggak pantas bunuh diri cuma karena seorang pria," kata orang yang menyelamatkannya. Ternyata orang itu adalah sopir Raiden, Owen. "Kalau kamu meninggal, siapa yang merawat nenekmu?"Elvina yang sebelumnya merasa kehilangan arah, kini mulai tersadar. Benar juga, jika dia mati sekarang, bagaimana dengan neneknya?Tak lama kemudian, sebuah mobil mendekati mereka. Owen membuka pintu belakang dan mengisyaratkan agar Elvina masuk. "Bos kami mau menemuimu. Apa pun yang kamu butuhkan, dia bisa memberikannya."Elvina tersenyum getir. "Kalau dia bisa memberikan apa yang kubutuhkan, apa yang bisa kuberikan padanya?"Elvina tahu bahwa pria itu tidak akan membantu tanpa pamrih, apalagi setelah malam itu. Dengan reputasi yang hancur dan tidak punya apa pun lagi, Elvina merasa tidak ada yang bisa diberikannya

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 9

    Setelah para pekerja selesai membongkar barang-barang dan pergi, vila yang dulu megah itu kini tampak sangat rusak dan kacau. Bahkan pintu kayu rosewood yang indah itu pun telah dicopot.Seorang pelayan tua, Maya, berjalan dengan terpincang-pincang sambil menyeret sebuah koper memasuki rumah. Di dalam koper itu terdapat beberapa pakaian dan perhiasan mahal. "Nona, waktu mereka datang tadi, aku sudah beresin semua barang yang kamu suka."Melihat kondisi kaki Maya yang terluka, mata Elvina berkaca-kaca. "Bi Maya ...."Maya adalah pelayan yang dibawa oleh ibunya dan telah menemani Elvina sejak kecil. Karena khawatir para pengacau itu akan kembali, Maya meminta Elvina untuk mengantarnya ke rumah lamanya.Rumah itu sangat sederhana. Hanya ada dua kamar tidur dan satu ruang tamu, tetapi satu kamar disiapkan khusus untuk Elvina."Rumah ini dibeli waktu aku pertama kali kerja sama ibumu. Dia yang bantu aku bayar uang muka. Sayangnya, Nyonya ...."Mendengar hal itu, Elvina hanya bisa tersenyum

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 10

    Ketika Elvina akhirnya tersadar, dia merasakan kepala, leher, dan lengannya dibalut perban. Setiap gerakan yang dilakukannya membuatnya kesakitan. Saat ini dirinya berada di dalam sel tahanan.Seorang polisi yang mengantarkan makanan memberitahunya, "Kamu dituduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap Presdir Grup Libertix, Dexton. Tunggu saja di sini sampai pengadilan memanggilmu!"Elvina merasa sangat kesal pada dirinya sendiri karena tidak lebih teliti dalam mengejar mobil Dexton dan membiarkannya lolos! Elvina tentu saja tidak mau tinggal di sini menunggu mati. Dia memanggil polisi itu, "Aku mau telepon pengacara."Namun, polisi itu hanya tertawa dingin dan mengabaikannya.Malamnya, polisi yang sebelumnya tidak terlihat tiba-tiba muncul kembali. Kali ini, dia membawa dua wanita yang dikawal ke dalam ruang tahanan. Setelah mereka masuk, borgol mereka dilepas dan mereka segera melirik Elvina dengan tatapan jahat. Elvina yang mulai merasa tidak nyaman, bergerak mundur dan tetap waspa

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 11

    "Telepon ...." Elvina menyebutkan serangkaian nomor telepon sambil terus menekan kukunya ke leher wanita itu. Kaki wanita itu langsung lemas dan melemparkan tatapan meminta bantuan kepada Yessi."El ... Elvina, kamu jangan macam-macam ...." Yessi terkejut karena tidak menyangka Elvina akan mengambil tindakan seperti itu. "Keluargamu sudah hancur, siapa lagi yang bisa kamu telepon untuk minta tolong?"Yessi telah berteman dengan Elvina selama bertahun-tahun. Dia tahu jelas siapa teman-teman di sekitar Elvina. Beberapa yang latar belakang keluarganya bagus juga telah disogok oleh Yessi. Jadi, tidak mungkin ada yang bisa membantu Elvina lagi."Kubilang ... cepat telepon!" Elvina menggertakkan giginya sambil melontarkan ancaman tersebut. Kukunya telah menancap leher wanita itu hingga berdarah. Wanita itu ketakutan hingga kakinya melemas.Wajah Yessi berubah pucat karena khawatir wanita itu akan menyebut namanya. Dengan gigi terkatup, dia mengambil ponsel dan menekan nomor yang disebutkan E

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 12

    Raiden merasa tidak nyaman melihat kondisi Elvina. Dia mengambil bubur yang dibawanya dan menyesapnya sedikit, lalu menunduk dan mencium wanita itu dengan paksa. Dia membuka bibir Elvina untuk memasukkan bubur ke dalam mulutnya.Mungkin karena kelaparan, Elvina menelan bubur itu dalam tidurnya dengan refleks. Dengan cara ini, Raiden menyuapkan bubur sedikit demi sedikit hingga semangkuk bubur itu habis. Perlahan-lahan, kerutan di dahinya pun mereda.Saat Raiden hendak menarik tangannya yang menyangga leher Elvina, Elvina malah memegang tangan Raiden dengan lebih erat dan menekannya di pipinya."Ibu ...." Elvina meracau, seolah-olah telah menemukan orang yang bisa diandalkannya. Air mata yang hangat mengalir membasahi telapak tangan Raiden. "Aku rindu sama Ibu .... Bawa aku pergi ...."Raiden menatapnya sekilas, lalu berkata dengan nada datar, "Elvina, satu-satunya yang bisa menyelamatkanmu adalah dirimu sendiri." Tanpa ragu, Raiden menarik tangannya dan meninggalkan ruangan.Dalam mimp

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 13

    Setelah terbangun keesokan paginya, Elvina turun ke lantai bawah dengan gugup. Namun, dia menyadari bahwa Raiden sudah tidak ada. Sebaliknya, yang menantinya hanya sang sopir, Owen."Pagi, Bu Elvina," sapa Owen, "Sebelum berangkat tadi, bos kami memerintahkanku untuk membawamu berbelanja pakaian.""Oke," jawab Elvina sambil mengangguk. Namun, hatinya masih merasa ragu. Jika pria itu tidak tertarik dengan tubuhnya, lalu kenapa masih memperlakukannya dengan baik?Selesai sarapan, Owen mengantarkan Elvina ke pusat perbelanjaan terbesar di daerah perkotaan. Dia menyuruh Elvina untuk berkeliling terlebih dahulu, sementara dia mencari tempat untuk parkir. Kematian neneknya membuat Elvina tidak bisa fokus berbelanja."Nona, semua ini model baru, bisa dites dulu." Suara pramuniaga yang mendadak itu membuat Elvina tersadar kembali dari lamunannya. Dia baru sadar bahwa dia telah memasuki sebuah toko pakaian bermerk dan sedang berdiri di samping etalase.Elvina baru ingat bahwa dia datang untuk m

Latest chapter

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 345

    Raiden melihat bekas ciuman di bahu Elvina, lalu tersenyum. "Kalau begitu, aku gendong kamu ke kamar mandi ya?""Aku bisa pergi sendiri nanti," kata Elvina sambil mendengus setelah melihat dia tidak bertingkah macam-macam lagi. Kemudian, dia mengeluarkan amplop dari nakas dan menyerahkannya kepada Raiden.Raiden melihat amplop itu dan merasakan firasat buruk dalam hatinya. Dia memandang Elvina. Elvina lantas menggaruk dagu Raiden sambil tersenyum tipis. "Nggak mau lihat?""Nggak mau," jawab Raiden dengan suara parau, sementara jakunnya bergerak naik turun."Buka saja. Bagaimanapun, kita ini suami istri. Kamu harus lihat isi dokumen itu." Elvina menatap Raiden. "Atau biar aku yang membukanya?"Sambil berbicara, Elvina mulai membuka benang yang mengikat amplop itu. Raiden mengambil amplop itu dan berkata dengan suara berat, "Biar aku saja yang buka."Bagi Raiden, dokumen ini seperti bom waktu, tetapi dia hanya bisa menghadapinya. Dia lantas membuka benang itu dengan perlahan.Raiden mema

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 344

    "Kak Raiden, kamu ngapain?" Elvina mendekat. Setelah itu, dia baru menyadari bahwa meja dapur di sebelah Raiden berantakan dan penuh dengan tepung. Di sisi lain, ada kotak berisi pangsit dengan bentuk yang cukup aneh."Buat pangsit," jawab Raiden. Menyadari tatapan Elvina tertuju pada meja dapur yang berantakan, dia terlihat agak canggung. "Awalnya aku beli kulit pangsit, tapi rasanya agak tebal dan kurang enak. Jadi, aku cari tutorial untuk buat kulit pangsit sendiri."Ketika Raiden memiringkan tubuhnya, Elvina baru menyadari lengan dan pakaiannya penuh noda tepung, membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga.Elvina melirik ke panci kecil. Pangsit yang terlihat gemuk tampak mendidih dan menyebarkan aroma harum yang samar. Dia tertegun sesaat sebelum berujar, "Aku pikir kamu bakal pesan pangsit udang dari restoran. Ternyata kamu mau buat sendiri."Raiden mengangguk. "Buat isiannya mudah, tutorialnya ada takaran yang jelas. Tapi, buat kulitnya yang agak repot. Aku juga masak daging."

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 343

    Ini adalah satu-satunya solusi yang diberikan Elvina. Dicky tahu jika dia tidak menyetujuinya, perusahaannya tidak akan bertahan lama. Dicky mencoba bernegosiasi dengan Elvina, "Gimana kalau 10%?"Elvina hanya tersenyum, lalu berjalan melewati Dicky dan membuka pintu kaca. Kemudian, dia memanggil Sisca dan menginstruksi, "Antar Pak Dicky dan Bu Karen keluar.""Baik." Sisca memberi isyarat tangan mempersilakan. "Silakan, Pak Dicky, Bu Karen. Aku akan mengantar kalian keluar."Saat melihat sikap tegas Elvina, Dicky hanya bisa diam-diam menggertakkan giginya. Dia merasa Elvina ini sama keras dan tegas seperti Raiden."Dua puluh persen." Demi menyelamatkan perusahaannya, Dicky terpaksa mengalah. Kemudian, dia menelepon sekretarisnya, memintanya memberi tahu pemegang saham lain dan segera menyiapkan kontrak untuk diantar kemari.Sementara itu, Elvina melambaikan tangannya kepada Sisca. Kemudian, dia menelepon Raiden."Ada apa?""Telepon para direktur dan minta mereka untuk jangan memutuskan

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 342

    Mendengar ucapannya, tangan Karen yang bertumpu di lantai mulai bergetar hebat.Pagi ini, video Elvina dan Raiden keluar dari rumah sakit dan dikelilingi oleh para wartawan sudah beredar. Karen juga melihatnya. Dari video itu, dia bisa merasakan betapa Raiden sangat memanjakan Elvina.Belum lagi, ketegasan Raiden yang terkenal di industri. Dia adalah orang yang selalu menepati ucapannya. Jika harus memohon kepada Raiden, tidak akan ada ruang untuk negosiasi sama sekali!Di saat suasana tegang, pintu kaca ruang pertemuan terbuka. Sisca membawa masuk seorang pria paruh baya berpakaian rapi dengan setelan jas."Bu Elvina, Pak Dicky sudah tiba," kata Sisca.Dicky masuk ke ruang pertemuan. Melihat bahwa hanya ada Elvina dan Karen yang berlutut di lantai, dia tampak agak lega.Dia melangkah cepat dan langsung menampar wajah Karen dengan keras. "Lihat apa yang kamu lakukan! Sekretaris Bu Elvina cuma memintamu merekam video permintaan maaf saja masalah ini sudah selesai. Tapi kamu malah ngomon

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 341

    Elvina mengusap alisnya dan berkata dengan tak berdaya, "Cuma masalah kecil, nggak usah sampai mutusin jalan rezeki seseorang." Dia tidak menyangka Raiden akan bertindak sekeras itu."Karen membuat video permintaan maaf, tapi malah balik menjelekkanmu dan memprovokasi netizen untuk mencacimu. Itu bukan masalah kecil lagi," Sisca mendengus dingin. "Dia pantas menerimanya!""Oh ya, Karen datang ke Grup Polaris. Apa kamu mau menemuinya?""Mau," jawab Elvina sambil meletakkan dokumen yang sudah ditandatangani ke samping. Matanya berkilat sejenak. "Bawa dia ke ruang rapat, aku akan ke sana nanti."Sisca mengangguk, lalu pergi.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Elvina akhirnya menuju ruang pertemuan.Di sana, Karen sedang mondar-mandir dengan gelisah. Ketika melihat Elvina masuk, dia segera berjalan mendekat dengan senyum dipaksakan. "Bu Elvina, aku bersalah.""Aku nggak seharusnya mengatakan hal-hal itu waktu Pak Owen memintaku merekam video permintaan maaf. Mohon maafkan aku."Saat ini,

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 340

    "Bukan," sahut Raiden tanpa berkedip. Suaranya terdengar rendah. "Beberapa hari lalu saat aku ke Kota Baria untuk mencarimu, mungkin ada yang melihatku. Kemudian, kemarin aku juga pergi ke acara lelang amal. Aku pakai kacamata hitam, tapi para bos itu masih mengenaliku dan datang menyapaku."Elvina merasa ucapan Raiden masuk akal. Banyak eksekutif perusahaan yang hadir di acara lelang amal semalam dan mereka memang mengenal Raiden. Ketika mereka pergi, masih ada reporter di luar hotel.Pihak rumah sakit mengatakan bahwa Raiden mungkin tidak akan siuman lagi. Orang-orang yang sekarang melihatnya hidup pasti tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu orang lain.Elvina mengantar Raiden kembali ke Riverview, mengendarai mobil hingga ke basemen apartemen.Ketika Raiden keluar dari mobil, dia berbalik untuk bertanya, "Gimana kalau makan pangsit udang malam nanti?”Elvina mengangguk, lalu berkemudi ke perusahaan. Setibanya di perusahaan, begitu Elvina duduk, Sisca masuk dengan membawakan sec

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 339

    Raiden yang sedang duduk di ruang tamu, sibuk dengan pekerjaannya. Tiba-tiba, Owen menelepon. "Pak, ada berita. Apa kamu sudah melihatnya?""Kamu kira aku punya banyak waktu luang?" Raiden mengernyit dengan kesal. "Kamu tangani saja sendiri.""Masalah ini sulit untuk kutangani sendiri. Ini berkaitan dengan Bu Elvina ...."Setelah Owen mengatakan itu, Raiden segera membuka internet dan melihat foto Elvina yang diambil saat menghadiri acara lelang amal semalam.Foto-foto yang diambil oleh kamera sangat jelas tanpa filter dan diambil dari jarak sangat dekat. Meskipun demikian, wajah Elvina terlihat sangat sempurna tidak peduli dari sudut mana pun.Setelah menggulir beberapa foto, Raiden baru menyadari bahwa gaun yang dikenakan Elvina semalam memiliki desain belakang yang terbuka, memperlihatkan punggung putihnya.Raiden merasakan urat nadi di pelipisnya berdenyut. Dia diam-diam menyimpan foto-foto itu, lalu mengirim pesan kepada Owen untuk mengurus semua foto Elvina saat berjalan di karpe

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 338

    Supaya kaki Elvina terasa nyaman, Raiden membeli sandal berbahan kain. Sol sandalnya cukup tebal, tetapi saat berjalan di lantai, rasanya sangat lembut.Elvina tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Namun, ketika Raiden mengambil kotak untuk menyimpan sepatu hak tingginya dan menjulurkan tangan, dia mendekat dan membiarkan Raiden menggandengnya. Keduanya keluar bersama.Sisca mengambil kunci mobil dan juga menggandeng lengan Keanu. "Kak, kita juga pergi! Dasar mereka ini!"Keanu terkekeh-kekeh, merasa sangat senang. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan gadis yang imut seperti Sisca. Sejak masuk ke restoran seafood, senyuman di wajahnya tidak pernah hilang.Sisca mengantarkan Elvina dan Raiden terlebih dahulu ke Riverview, lalu mengantar Keanu.Elvina yang sibuk sepanjang hari, ditambah lagi menghabiskan waktu di acara lelang malam itu, merasa sangat lelah setelah makan malam dan pulang.Dia teringat kejadian di kamar mandi beberapa hari yang lalu sehingga menolak Raiden dan masuk ke kam

  • Cinta Baruku untuk Membalas Mantan   Bab 337

    Sisca kesal mendengarnya. Dia hampir saja mengambil cangkir teh di dekatnya dan melemparkannya ke wajah Raiden."Apa salahnya kalau aku nggak punya pacar? Itu karena aku berhati-hati!" Sisca mendengus. "Aku nggak mau seperti Elvina yang punya suami posesif seperti Pak Raiden dan suka berpura-pura jadi korban. Sungguh menakutkan!""Betul." Keanu yang duduk di sampingnya sangat setuju. Dia tersenyum lebar. "Yang kamu katakan sama seperti yang ada di pikiranku."Keanu meletakkan daging kepiting yang sudah dikupas di piring Sisca, lalu mengelap tangan dengan handuk hangat. "Elvina Sayang, kalau suatu hari kamu cerai sama Kak Raiden, kasih tahu aku ya. Aku akan nikahi kamu. Aku jauh lebih perhatian dibanding Kak Raiden."Raiden menatapnya dengan dingin, lalu menyipitkan matanya yang terlihat berbahaya, "Kamu ingin mati ya?""Itu mulut dia, terserah dia mau bicara apa," bela Sisca. "Pak Raiden, kamu ini bukan cuma posesif, tapi juga sering ngancam orang."Keanu meletakkan tangannya di bahu S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status