Share

69. Memuncaki Perkelahian

Pupil mata si monster seketika mengecil, yang bermula mengerikan kini berubah seolah kucing biasa.

Si monster terlihat celingukan, mengangkat kedua tangan dan berdalih menatap telapaknya yang kotor dengan darah.

Cindaku sedikit jinak sekarang, terdiam menatapi Askara dan Sanggapati yang tergeletak tak sadarkan diri di depannya. Kedua pemuda itu terluka cukup parah, dengan berbagai luka menyebar di sekujur tubuh mereka.

Seharusnya saat inilah waktunya cindaku memangsa dua laki-laki itu untuk makan malam. Namun anehnya, si monster seakan menyia-nyiakan kesempatan itu.

Karena pertarungan demi pertarungan yang terjadi begitu panjang, tak terasa rembulan sudah tenggelam di salah satu ufuk. Digantikan dengan kilat kuning mentari yang perlahan muncul, merambat dari ufuk timur.

Sinar kuning itu berjalan di pijakan bumi, perlahan menyinari cindaku yang diam tak berkutik. Dengan cahaya itu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status