Share

58. Sepayung Berdua

Mendung menyelimuti sore itu ketika Rian selesai meeting bersama arsitek yang ia bawa ke kantor Pak Ronald untuk membahas konsep dari proyek gedung rumah sakit yang akan ditangani oleh timnya.

Sejak keluar dari kantor tersebut, beberapa kali ia melihat jam tangannya hingga membuat rekan kerjanya mengernyit heran.

"Lo kenapa, Yan? Gue perhatiin dari tadi ngecek jam tangan mulu."

"Mendungnya gelap banget. Kayaknya bentar lagi mau hujan," ucap Rian terdengar gusar, berkacak pinggang sambil melihat langit. Tanpa menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya.

"Hmm, malah gue dikacangin," gerutu Rudi—sang arsitek —yang lagi berdiri di depan kantor Pak Ronald.

"Sorry, Rud. Gue lagi nggak konsen." Rian menoleh ke arah Rudi. "Menurut lo bentar lagi bakal hujan nggak?"

"Kalo liat dari langitnya kemungkinan besar akan hujan. Kenapa? Lo takut kehujanan waktu pulang? Lo kan bawa mobil, Yan."

"Enggaklah, ngapain takut hujan," tukas Rian cepat. "Takut tuh sama Sang Pencipta."

"Lha, terus kenapa?"

Rian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status