Share

60. Sudah Ditentukan

Penulis: malapalas
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 13:24:04

Nita mengajak mereka semua ke lantai atas di sebuah restoran yang menjual aneka makanan. Mereka memesan menu makanan kesukaan masing-masing yang bahkan mejanya kini udah full oleh hidangan yang menggugah selera. Siapa lagi kalau bukan Dara dan Frel yang kali ini lebih dominan menentukan apa aja yang harus dipesan. Tak ketinggalan es krim dan berbagai dessert pun udah tersaji di atas meja.

"Makannya pelan-pelan saja nggak usah terburu-buru, Frel," tegur Dira—papanya Dara—sambil tersenyum geli.

"Abis suka banget sama es krim, Om," ujar Frel cengengesan.

"Yang dimakan harusnya nasinya dulu bukan es krim yang diserbu duluan, Frel," timpal Rian sembari tangannya meraih tisu dan diberikan pada gadis imut tersebut yang ada di sebelahnya. "Lap gih, tuh mulutnya pada belepotan."

"Makasih, Kak." Frel nyengir kuda, lalu mengusap cepat bibirnya.

Sementara Dara sendiri kini sibuk makan sembari diam-diam main kirim pesan ke Ari. Ia senyum-senyum sendiri sedari tadi, tentu tanpa sepengetahuan mama p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   61. Penghinaan

    Siang ini restoran Beni begitu ramai pengunjung, meski hari-hari sebelumnya juga bisa dikatakan ramai juga, tetapi sekarang terlihat lebih banyak dari biasanya. Meja tampak penuh, bahkan dari kemarin meja yang kosong udah di booking semua.Mungkin ada banyak acara yang diadakan di sini, sehingga tak sedikit pengunjung baru yang masuk pun terpaksa keluar karena tidak kebagian tempat.Untung aja Rian dari jauh-jauh hari udah memesan pada Beni, pokoknya sebelum ia mendapatkan hati Inez, khusus mejanya tidak ada yang boleh menempati. Beni bisa apa jika sahabatnya udah berkata begitu, hanya bisa menyetujui dan mendukung apa pun keinginannya.Rian saat ini duduk santai sambil menunggu pesanannya datang. Beberapa kali ia mengerutkan dahi ketika mendengar suara menggelegar dan perkataan berlebihan dari meja sebelahnya. Tampak meja itu terisi tiga orang. Dua wanita yang salah satunya berusia paruh baya, dan yang satunya lagi entah siapa yang jelas jauh lebih muda, sedangkan orang ketiga yaitu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   62. Sang Pelaku

    Rian masih berdiri sambil menatap tajam ketiga orang yang tengah lari terbirit-birit ke luar ruangan. Matanya seolah bisa menghunus siapa aja yang memandangnya. Rahangnya masih mengeras, tonjolan otot di beberapa bagian tubuhnya pun masih terlihat jelas bagaimana sosok itu terlihat menunjukkan amarahnya saat berteriak mengusir mereka pergi dari hadapannya."Ajak Inez ke lantai atas, Yan," kata Beni memberikan saran.Sahabatnya tersentak. Ia baru sadar akan keberadaan cewek rapuh tersebut.Sontak ia mendekati Inez dan berucap lirih, "Nez, ayo, gue antar ke atas. Di sini banyak orang yang liat."Cewek itu masih terdiam, tetapi air matanya tak bisa berhenti mengalir dari kelopak matanya. Rian terenyuh melihatnya.Ia mengangkat tangannya perlahan dan mengusap lembut air mata itu. Sedetik kemudian Inez mengerjap pelan dan menoleh ke arahnya."Kita ke lantai atas. Gue nggak mau lo jadi bahan tontonan di sini," ucap Rian dengan tatapan lembutnya.Inez mengedar pandangan ke sekelilingnya dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   63. Ungkapan Perasaan

    Sekaget apa pun dirinya, yang paling menderita di sini adalah Inez. Perempuan yang sangat ia cintai.Melihat pundak itu masih bergetar hebat, menelungkupkan wajah dari kedua tangannya dengan isakan tangis yang menyayat hati, Rian tak kuasa serasa jantungnya ada yang menghantam kuat.Ia rengkuh perempuan itu ke dalam dada bidangnya. Ia mengecup puncak kepala itu dengan penuh perasaan. Seakan mencoba menyalurkan kehangatan dan ketegaran yang ia miliki walau hanya setipis benang.Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hari-hari kelam yang Inez lalui setelah kejadian yang menimpa dirinya. Wajar ada perubahan besar saat ia bertemu cewek itu pertama kali. Pertanyaannya waktu itu sudah terjawab hari ini. Ia tidak mau lagi mempertanyakan di mana lelaki bejat itu sekarang atau apa yang terjadi selanjutnya sesudah kejadian itu. Ia tidak akan begitu tega mengulik sesuatu yang dapat menyakitinya lebih dalam lagi."Sorry, Nez. Gue nggak tau. Gue bener-bener nggak tau."Ya, Rian nggak tahu dan nggak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   64. Panggilan Pertemuan

    "Halo?" Terdengar suara Devita menjawab telepon saat nama yang sangat ia kenal melakukan panggilan padanya."Halo, Jeng Devita! Masih ingat aku kan? Nomorku pasti kamu simpan, dong."Devita mendengkus sinis, walaupun ia males menanggapi orang di seberang sana, tapi dirinya memang tetap harus berpura-pura senang."Ya, pasti dong, Jeng," ujarnya semangat. "Aku langsung simpan di kontak kok waktu kamu kasih nomor ponsel.""Syukur deh kalau gitu.""Oh, ya, omong-omong ada apa, ya, Jeng? Ada hal penting atau gimana?""Pentinglah. Ini kami pada mau ngajak Jeng Devita ketemuan. Ada waktu, kan? Pokoknya harus ada lho, atau memang Jeng Devita sengaja mau menghindar dari kami semua.""Menghindar apanya, sih, Jeng? Orang nggak punya salah kok menghindar.""Oh, ya? Ya udah buktikan, dong. Kamu sendiri lho yang bilang nggak takut kalau kita semua ketemuan. Malah kalau nggak salah Jeng Devita sendiri yang minta waktu dan tempatnya.""Memangnya kapan dan di mana?""Sekarang waktunya. Siang nanti jam

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-27
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   65. Dipermalukan

    Devita kini memasuki sebuah restoran yang sudah disepakati. Terdapat banyak sekali para pelanggan elit yang mendatangi kawasan mewah dan mahal tersebut.Dulu ia dan teman-teman sesama arisannya memang sering datang ke tempat seperti ini. Mengobrol dan bersenda gurau sambil menghambur-hamburkan uang yang mereka yakin tidak akan habis dalam waktu singkat.Ia berjalan dengan dagu terangkat. Memperlihatkan sisi berkelasnya walaupun sudah lama ia tak menginjakkan kakinya di sini. Tatapannya menyapu ke seluruh ruangan dan berhenti pada meja panjang yang dikelilingi para kenalannya yang salah satu melambaikan tangan ke arahnya.Ia melihat Desi ada di antara mereka yang tengah melambai kepadanya.Senyumnya melebar dan mulai berakting di depan mereka. Devita lekas menghampiri dan menyapa satu per satu sembari cipika-cipiki. Tak henti-hentinya mereka tersenyum dan saling bertegur sapa."Gimana kabarnya, Jeng Devita?" tanya Risa mengawali obrolan. Senyumnya terulas."Baik, Jeng. Kabar kalian sem

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-02
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   66. Keputusan

    Sedari pagi dia masih menunggu, sampai waktu istirahat begini pun ia menunggu dan menunggu. Tetapi tetap aja sosok Kenn masih belum kelihatan batang hidungnya. Cowok itu belum juga masuk sekolah. Ia terus aja ngedumel dalam hati sambil jalan bersama Dara. Rencana mereka emang mau ke kantin di belakang sekolah. Siapa lagi kalau bukan Dara yang selalu mengajaknya ke kantin menemui sang pacar. Sebenarnya dia males, cuma jika dipikir-pikir selain mengirit uang jajan karena ada traktiran, ia kan juga bisa bertemu Kevan. Frel menghela napas dalam. Sejak awal emang dia berniat mendekati kakak kelasnya itu. Cuma gara-gara masalah Kenn, ia seolah berbelok arah dan tujuan utamanya selalu tertunda. Kini ia harus memutuskan kembali ke posisi semula dan masa bodoh sama Kenn. Toh cowok itu juga nggak ada kabar apa pun sampai sekarang, seperti hilang ditelan bumi. Frel mendengarkan celotehan Dara yang tak ada hentinya mendeskripsikan tentang manisnya seorang Ari, sikapnya yang lucu dan menggemaska

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-04
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   67. Persekongkolan Dito dan Alvin

    "Sepadaaaa, gue datang. Dara si cantik jelita nan manis dataaang...," seru Dara sambil membuka pintu utama. "Gue tamu, nih. Haloooo, sepadaaa. Halo, Kak Ari? Ditooo?"Ia celingukan mencari keberadaan orang di dalam, namun sepi yang ia dapati. Dara memberengut dengan bibir manyun dan mengernyit heran."Kok rumah sebesar ini nggak ada orang sama sekali? Aneh banget. Minimal harusnya ada pembantu, dong." Dara berdiri di ambang pintu sambil berbicara sendiri.Kakinya melangkah perlahan semakin dalam. Tapi tiba-tiba....Plug!"Auw!" Tangan Dara terangkat mengambil sesuatu yang mendarat di jidatnya. "Apaan, nih?" Ia membau sesuatu cairan lengket.Hidungnya mengendus-endus.Bau amis dan...."Hueeek!" Dara mual di tempat. "Siapa yang ngerjain gue?! Keluar nggak?! Gue tau lo pasti ada di sini!" pekik Dara tak sabar.Ia lekas membuang pecahan telur yang mengenai jidatnya itu ke lantai.Pandangannya mengedar ke segala penjuru ruangan. Pikirannya bergentayangan, menerka-nerka siapa dalang dari se

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-07
  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   68. Semalaman Tak Pulang

    Netra Inez masih terlihat sembab hingga hari ini. Sedari kemarin ia hanya menangis dan menaruh kebencian kepada mamanya. Meski ia tak sepatutnya membenci mama sendiri, tetapi kali ini beliau udah kelewatan.Semua sisa uang gaji bulan ini yang ia simpan di lemari telah raib, bukan hanya itu bahkan kalung berlian peninggalan papa satu-satunya telah hilang. Ia yakin semuanya ulah sang mama. Nggak ada yang tahu perhiasan itu ia simpan kecuali beliau.Bertahun-tahun ia sengaja menjaga perhiasan dari papanya itu sebagai kenangan. Bahkan ketika ia dalam kondisi perekonomian tersulit pun ia tetap tak tega jika harus menggadaikan peninggalan papanya itu. Ia takut nggak bisa menebus dan kehilangan satu-satunya kenangan sang papa yang tertinggal.Tapi kali ini ia tak habis pikir, sampai hati sang mama mengambil benda berharga itu darinya.Dan entah di mana mamanya sekarang, hingga kini beliau belum pulang dari semalam. Apa ia lupa masih punya anak? Oh, enggak perlu ingat dirinya, paling tidak an

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-15

Bab terbaru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   103. Kenyataan yang Telah Lama Disembunyikan

    Brak!Pintu itu dibuka agak kasar oleh seseorang hingga membuat Inez kaget dan terbangun dari tidurnya. Dan benar saja orang itu penculiknya, cowok brengsek yang juga adalah ayah tirinya Inez.Ari terdiam sejenak. Ia tidak boleh terlalu lama di satu titik jika tidak mau ketahuan, apalagi ada anak sekecil Tio dan Bella. Tempat persembunyian mereka terlalu berisiko dan ia tak mau terjadi sesuatu terhadap mereka semua.Setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan mengajak mereka menjauh dari gudang. Ia meminta Dara menghubungi Rian, juga polisi untuk menyergap si pelaku secepat mungkin.Sementara itu, Inez yang terbangun dari tidurnya menyipitkan mata tatkala sinar matahari pagi masuk melalui pintu yang dibuka dan tepat mengenai netranya."Selamat pagi, Sayang."Mendengar suara menjijikkan yang ia kenal tersebut, seketika Inez tersadar, lalu menoleh ke arah sumber suara. Netranya membelalak panik. Saat Inez hendak bergerak ia merasa tangan dan kakinya tak bisa berfungsi. Sehingga ia haru

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   102. Penculikan

    Hari ini demi sang kakak, Dara terpaksa bolos sekolah. Mau bagaimana lagi, semalam kakaknya pulang larut malam dalam kondisi yang mengenaskan. Baju kantor yang kusut, bau dan kotor. Belum lagi rambut yang acak-acakan dan dengan wajahnya yang begitu menyedihkan.Saat ia menyerbu kamarnya dan memaksa Rian untuk bicara, ternyata hal yang mengejutkan terjadi. Calon kakak iparnya diculik.Oh, tidak! Itu memang hanya pemikiran Dara, akan tetapi begitu sang kakak menceritakan awal mula Inez menghilang, tentu saja semua berpusat pada kemungkinan tersebut. Dan Dara sangat yakin calon kakak iparnya yang cantik itu pasti diculik oleh pria brengsek yang telah memerkosanya dulu.Membayangkan kenangan buruk dari calon kakak iparnya itu lagi, Dara merasakan kesedihan yang mendalam. Menurutnya memori tersebut sangat kejam dan memilukan.Maka dari itu, pagi-pagi meski ia pamitnya pergi sekolah—saat ia tiba di depan gerbang dan setelah menyuruh sopir pribadinya pulang—nyatanya ia tidak masuk melainkan m

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   101. Rahasia Terungkap

    Rian segera memarkirkan mobilnya di depan minimarket begitu melihat mobil yang ditumpangi Desi dan Dina telah berjalan menjauh. Cowok itu sontak berlari mengejar Devita yang berjalan tak seberapa jauh darinya.Rian sengaja menunggu sampai Devita berbelok, di sebuah gang yang cukup sepi ia memanggil Devita yang kini menoleh ke arahnya."Tante, selamat malam," sapa Rian dengan sopan saat sudah tepat di depan Devita, dan memang saat ini waktu menunjukkan pukul 6.00 malam."Nak Rian? Malam juga. Ada apa kok malam-malam ke sini?" jawab Devita, dahinya berkerut bingung."Begini, Tante. Saya cuma mau tanya, apa ... Inez sudah pulang ke rumah?"Ada sekilas kilatan kaget terlintas di mata itu. "Bukannya Inez bersama Nak Rian?" tanya balik Devita. Tiba-tiba pandangannya meredup dan berubah sedih. "Semenjak Inez memutuskan pergi dari rumah, sampai sekarang dia nggak pernah pulang, Nak," lanjutnya, lalu berubah panik. "Katakan sama tante, apa terjadi sesuatu dengan Inez?"Sejenak Rian terlihat rag

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   100. Inez Menghilang

    Sore hari sekitar pukul 16.45 Rian tiba di depan rumah kontrakan yang bergaya minimalis, tentu saja menemui pujaan hatinya. Ia buru-buru memarkir mobil dan turun sambil membawa dua buket bunga yaitu mawar merah dan bunga tulip putih. Inilah alasan mengapa ia telat datang. Sepulang kerja bukannya langsung menemui sang pacar sesuai janjinya, ia malah mendatangi toko bunga terlebih dahulu.Cowok itu tak tahu pacarnya menyukai bunga apa, karena ia takut salah sehingga ia memilih dua macam bunga sekaligus agar nanti sang kekasih bisa memilih sendiri di antara kedua bunga tersebut. Setahu Rian dari pengalaman dia sebagai playboy selama ini—dari banyaknya cewek yang ia kencani—mereka lebih dominan menyukai bunga mawar dan tulip putih. Tapi jika nanti Inez tidak menyukai keduanya, ia akan dengan senang hati mengantar cewek yang dicintainya itu langsung ke toko bunga untuk memilih bunga kesukaannya secara langsung. Jangan lupa ia juga membelikan cokelat berbentuk hati untuk Inez dan berharap g

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   99. Teror Beruntun

    Menilik raut wajah dan gelagat aneh dari kekasihnya, membuat Rian tak kuasa menahan rasa penasarannya."Siapa, Sayang?" tanya Rian.Inez tersentak."Oh, nggak siapa-siapa kok." Gugup menghinggapi. Ia menggenggam ponselnya kuat-kuat. "Cuma iklan nggak penting," lanjutnya sembari berusaha tersenyum senatural mungkin.Inez tak mau memberitahukan kepada Rian, bukan bermaksud apa-apa, ia hanya tak ingin membuatnya khawatir. Ia sudah terlalu banyak membebani dan merepotkan Rian.Meski Inez berusaha keras menampilkan wajah senormal apa pun, tetap saja senyum kaku dan gestur tubuhnya tak bisa membohongi Rian. Lelaki itu hanya tersenyum tipis, mencoba mengerti dan tak mau memaksa kekasihnya untuk jujur padanya. Ia yakin Inez mempunyai alasan sendiri, ketika saatnya tiba ia percaya bahwa kekasihnya akan mengutarakan semuanya."Ya udah gue cabut dulu," ujar Rian, berdiri seraya merapikan kemejanya."Kok cepat banget?" Inez berkata cepat seraya ikut berdiri, menatap kecewa ke arah cowok yang dici

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   98. Pamer Kemesraan

    Andin terperangah mendengar Ari bertanya kepadanya bahwa siapa cewek yang pantas untuk menjadi pacarnya? Dan apakah itu dirinya?Andin terdiam sambil berpikir. Apakah ia harus mengiyakan?Tentu saja siapa cewek yang nggak ingin punya pacar sebaik Ari. Selain baik, cowok itu sangat setia.Sejak ia bertemu Ari di tempat karaoke yang dipesan Alvin dan menyuruhnya serta teman-temannya untuk menjebak Ari waktu itu, ia sudah sangat terkesan dengan kesetiaannya yang notabene tidak tergoda sama sekali atas rayuan mereka. Bahkan bisa dikatakan rencana mereka gagal total.Tapi bagi Andin, jarang ada cowok yang begitu setia akan pasangannya dan tidak tergoda satu pun oleh banyaknya cewek cantik yang mengelilinginya. Apalagi menurutnya, Ari terlihat tampan, kalem dan begitu menghargai cewek.Andin membasahi bibirnya gugup. "Ar, bukan gitu maksud gue—""Lalu apa?"Tatapan Ari masih begitu dingin. Ia sebenarnya tidak mempunyai kecurigaan apa pun terhadapnya, bahwa perubahan sikap Dara ada sangkut p

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   97. Membongkar Kedoknya

    Sejak Dara berani berkata jujur di depan Rian, Inez, dan Ari waktu itu, kini hubungan keduanya makin adem ayem dan sejahtera. Dara tak lagi menuntut Ari untuk menciumnya ataupun melakukan sesuatu yang nyeleneh, di mana Dara selalu ingin menerkam Ari dengan khayalan tingkat tingginya.Ari juga merasa aman tatkala melihat perubahan Dara sekarang. Sejujurnya inilah yang diinginkan Ari dalam sebuah hubungan. Seperti air mengalir, tak harus terburu-buru seolah dikejar sesuatu. Bahkan Ari sangat bersyukur karena kini ia tak pernah mengalami mimpi buruk lagi.Dara yang sekarang adalah cewek yang lumayan terkendali. Ia tak pernah lagi meminta hal-hal yang tak disukai Ari, tidak memaksa melakukan suatu hal yang berlebihan dalam berpacaran. Walaupun dalam mengungkapkan sesuatu masih dengan gaya lebay, tetapi itu tak membuat Ari muak atau menjauhinya. Bisa dibilang ia udah mulai terbiasa dengan tingkah absurd Dara. Selama itu masih dalam batas wajar, Ari rasa semua bisa diterima.Siang ini tampa

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   96. Tidak Tahan Lagi

    "Kamu nggak akan meninggalkanku kan, Sayang? Kamu nggak akan mengkhianatiku, kan?""Kenapa? Apa kamu takut aku akan mengkhianatimu seperti kamu mengkhianati suamimu yang dulu?"Devita terperangah. Hatinya mendadak getir. Ia meneguk ludahnya kasar, lalu mengangguk pelan.Fery mendengkus. Ia mengangkat tangannya, menjepit dagu Devita sambil tersenyum sinis. "Tenang saja. Aku nggak akan meninggalkanmu selama kamu menuruti semua yang aku mau."Setelahnya, ia beranjak keluar dari kamar, meninggalkan Devita yang menatapnya sedih.Melewati dapur, Fery melihat Inez sedang meraih teko di meja makan. Gadis itu menuangkan air ke dalam gelas, lalu meminumnya. Gerakan gadis itu sangat tenang dan terlihat tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba Fery tertegun. Ia merasa leher jenjang itu sangat mulus, indah dan cantik. Setiap tegukan yang Inez minum, Fery merasa tubuhnya bereaksi tak normal.Ini adalah reaksi kesekian kalinya tiap ia menatap Inez. Dari dulu dan sampai sekarang, tidak pernah berubah.

  • Cewek Agresif VS Cowok Polos   95. Provokasi

    "Halo, Tante," sapa Rian ramah. "Halo juga, Nak Rian. Makasih sudah antar Inez pulang. Tante benar-benar khawatir, nggak biasanya Inez keluar pagi-pagi sekali." "Sama-sama. Apa tante nggak tau? Dalam minggu ini Inez mendapatkan shift pagi untuk menggantikan temannya yang lagi cuti kerja. Mungkin juga nanti bisa sampai lembur." "Benarkah? Inez belum mengatakannya pada Tante," kata Devita sambil menatap Inez yang saat ini tampak memalingkan mukanya ke arah lain, menghindari tatapan beliau. Dalam hal ini Rian sengaja berbohong untuk mengantisipasi Inez jika ingin keluar pagi lagi. Itu supaya kekasihnya mempunyai alasan kuat agar terhindar dari kecurigaan sang mama tentang rentetan pertanyaan yang tidak ingin didengar gadis itu. Tentu saja juga untuk mengurangi interaksi antara Inez dan ayah tiri brengseknya. "Melihat kini tante disibukkan oleh seseorang yang telah kembali ke rumah, mungkin Inez belum ada kesempatan untuk menyampaikannya sama tante." "Jadi begitu," balas Devita gugup

DMCA.com Protection Status