Share

153. Kekhawatiran Ben

"Ane-san minta pergi sendiri hari ini, Benji nggak bisa maksa buat nemenin," desis Arino ikut panik.

Ben tak memberi tanggapan. Jika boleh bercerita, pikirannya pasti kacau. Baru saja masuk ancaman lewat telepon mengenai keselamatan Ann yang memang sedang sibuk mengurus kuliahnya seorang diri. Mereka adalah orang-orang Adyaksa entah di bawah komando siapa.

"Dia bilang ke kampus doang, kita ke sana langsung," ujar Ben yang langsung memegang kemudi sendiri, tak meminra Arino yang menyetir mobil seperti biasanya.

"Gue coba hubungin, Ane-san," ucap Arino. Ia lantas sibuk mengutak-atik ponselnya, menunggu nada sambung terdengar dari seberang teleponnya.

"Nggak diangkat?" tanya Ben.

"Enggak."

"Semoga dia nggak kenapa-kenapa," ujar Ben setengah berharap.

"Ane-san udah jauh lebih hebat soal perlindungan diri, Men. Seenggaknya kita bisa lebih percaya sama dia."

"Kalau lawannya nggak lebih dari 5 orang gue tenang, No. Tapi kalau lebih dari itu, tetep aja Ann itu perempuan," ucap Ben mengh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status