Beranda / Young Adult / COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi / CHAPTER 1 PERTEMUAN TAK DIHARAPKAN

Share

COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi
COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi
Penulis: Kata Pena

CHAPTER 1 PERTEMUAN TAK DIHARAPKAN

Penulis: Kata Pena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-20 06:58:30

Tinggi matahari telah mencapai tujuh hasta atau sekitar pukul tujuh pagi. Jalanan di sudut Kabupaten Cilacap mulai ramai oleh kendaraan-kendaraan pribadi juga angkutan umum. Sebagian mengangkut para pekerja dan sebagian lainnya berisi para siswa serta mahasiswa dari berbagai sekolah. Tak ketinggalan para pedagang kaki lima juga memadati trotoar khusus berjualan.

Di waktu yang bersamaan, seorang lelaki menggunakan kemeja kotak-kotak melajukan kencang sedan Mercedez Benz miliknya. Raut wajahnya mengisyaratkan kepanikan oleh karena terburu-buru. Akibat berkendara terlalu kencang, tanpa sengaja mobilnya menyipratkan genangan air bekas hujan ke salah seorang pejalan kaki.

"Aaargh!" geram si lelaki menyadari kesalahannya yang tidak disengaja. Ia segera menghentikan laju mobil, menepi, dan keluar dari mobil. Ia menghampiri pejalan kaki tersebut yang sedang memperhatikan bagian bawah pakaiannya yang kotor.

"Maaf-maaf, saya tidak sengaja," kata si lelaki. Pejalan kaki yang seorang gadis itu mendongakkan kepala.

"Oh, jadi Mas yang sudah buat baju saya kotor? Lain kali kalau berkendara mobil hati-hati ya! Ini bukan jalan milik nenek moyang, Mas." Gadis itu mengomeli habis si lelaki.

"Iya-iya saya salah, saya minta maaf." Si lelaki berkata cepat.

"Enak saja! Dikira maaf saja sudah cukup? Lihat, baju saya kotor!" Gadis itu menatap marah lelaki di hadapannya. Bibir tipisnya tampak manyun.

"Terus?" tanya lelaki itu kian gusar. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Mas harus antar saya pulang buat ganti baju! Setelah itu antar saya ke kampus UNICILA!" jawab gadis.

Lelaki itu mengusap keningnya sambil berkata, "Aduh, saya tidak bisa menuruti Anda. Saya harus kerja. Ini saja saya sudah telat." Ia merasa keberatan dengan permintaan si gadis.

"Hei Mas, yang mau ada urusan bukan cuma Mas. Saya juga harus segera ke kampus. Saya ada jadwal bimbingan pagi ini," tegas si gadis meminta diantar pulang.

“Saya juga harus kerja, Mba! Saya sudah telat ini.” Lelaki itu menunjuk jam tangannya.

“Bodoh amat!” Tangan si gadis bersandar tegak-kokoh di pinggang. Ia terus menuntut tanggung jawab si pengendara.

"Hmm, begini saja, ini saya ada uang seratus ratus ribu untuk Mba pulang sama ke kampus nanti. Lumayan bisa buat ongkos. Oke?" Lelaki itu mengeluarkan selembar uang bergambar pahlawan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dari dompetnya.

"Maaf, saya buru-buru. Permisi!" Lelaki itu tanpa meminta izin langsung menyelipkan uang tersebut ke tangan si gadis kemudian berlalu.

"Woy! Mas pikir saya perempuan apa yang bisa disogok seperti ini? Saya tidak butuh uang ini! Saya butuhnya ke kampus secepatnya. Tanggung jawabnya jangan setengah-setengah, Mas! Antar saya dulu, Mas! Woy, Mas!" Si gadis mengikuti langkah lelaki tersebut. Namun, lelaki itu tak peduli dan langsung masuk ke mobil lalu melajukan kembali mobilnya.

"Mas! Arrrgh!" Gadis itu menggeram kesal.

Dengan keterpaksaan dan kekesalan membumbung, gadis itu pulang ke rumah cukup tergesa-gesa. Ia memesan jasa ojek online. Setiba ia di rumah, ibunya khawatir melihat keadaan putrinya yang kotor.

"Astaghfirullah Syila, kamu kenapa? Baju kamu kotor sekali?" tanya Ibu.

"Maaf Bu, tadi ada insiden. Tapi Syila belum bisa cerita. Syila akan cerita nanti. Syila buru-buru harus ke kampus. Syila ganti baju dulu, ya. Oh ya, Kak Hanif sudah berangkat kerja belum?" wajah Syila amat panik.

"Belum. Dia ada di kamar masih bersiap,” jawab Ibu.

"Alhamdulillah. Tolong minta ke Kakak supaya tunggu Syila sebentar, ya. Syila mau minta bonceng," pinta Syila sembari meletakkan tasnya di meja ruang tamu.

"Tapi Kakak kamu kan juga mau berangkat kerja. Lagipula tujuan kalian beda arah," tutur Ibu.

"Bu, Syila mohon. Bujuk Kak Hanif supaya tunggu Syila." Syila menyuratkan raut memelas.

"Ya udah, nanti Ibu akan bicara." Ibu Syila yang bernama Sukma akhirnya menurut. Syila lega dan berterima kasih. Ibu Sukma menyuruh putri bungsunya segera bersiap.

***

Senin, 7 Februari 2022, surat peringatan pertama tergeletak di meja kerja lelaki pengendara Mercedez Benz. Ia mendapat teguran dari kepala divisi pemasaran atas keterlambatannya di hari pertama ia bekerja. Sungguh nasib yang sial.

Pagi yang cerah si lelaki harus dinodai oleh kritikan-kritikan pedas dari kepala divisinya. Ia dipaksa menelan pil-pil masam lagi pahit atas kinerjanya yang telah dicap buruk. Kepala divisinya itu menganggap lelaki itu tak bisa disiplin. Kinerjanya di masa orientasi kerja hanyalah sebagai daya tarik agar ia bisa diterima. Begitulah kiranya pandangan sang kepala divisi.

"Huffft!" Lelaki itu menyandarkan punggungnya di punggung kursi kerjanya. Ia memejamkan matanya sesaat membuang aura negatif di hari pertamanya bekerja.

"Oy!" Tiba-tiba rekan kerja di sebelahnya menepuk bahu si lelaki.

"Ah, kamu! Ganggu orang saja, Dav." Si lelaki bangkit dari sandarannya.

"Ada apa, Rendi? Hari pertama kerja bukannya senang malah cemberut," tanya rekan kerja Rendi yang bernama David.

"Bagaimana aku bisa senang kalau barus hari pertama kerja saja sudah dikasih SP?" Rendi mendengus kesal.

David yang sedang meneguk air mineral spontan memuncratkan air di mulutnya keluar. Rendi mengumpat atas kekonyolan rekannya.

"Ohok ohok, serius kamu dapat SP?" tanya David amat penasaran. Rendi kemudian menceritakan kejadian pagi tadi bersama gadis yang ia persalahkan atas keterlambatannya.

"Ya sudahlah Ren, lupakan saja. Kamu kan sudah ku beritahu kalau kepala divisi kita paling tidak suka karyawan yang tidak disiplin." David memberi perhatian kepada rekan akrabnya yang dikenalnya sedari bangku SMA.

“Omong-omong, gadis yang buat kamu terlambat itu cantik tidak?” David penasaran.

“Ada urusan apa kamu tanya seperti itu?” Rendi memandang curiga pada rekannya.

“Siapa tahu dia bisa jadi pengganti kekasihmu yang protektif dan obsesif itu,” ujar David.

“Maksud kamu, aku akan jatuh cinta sama gadis gitu?” terka Rendi seraya mendelikkan sepasang bola matanya. Amat serius.

“Tidak ada yang mustahil, Bro!” David membentangkan telapak tangannya.

“Sialan kamu! Tidak-tidak!” Rendi menjulurkan lidahnya seperti orang yang sedang kepahitan.

“Ckckckck!” David tergelak. “Aku doakan semoga kamu bertemu dia lagi. Sore ini, besok, lusa, atau hari-hari berikutnya.”

“Sumpah! Jangan gila ya, kamu!” geram Rendi. Ia mengalihkan pandangannya pada monitor di depannya.

“Tapi kan Ren…”

“Apa lagi?!” Rendi benar-benar geram karena David terus mengganggu ketenangannya.

“Aku bingung, kantor ini kan juga bagian dari perusahaan kamu, masa telat sehari saja sudah dapat semburan sedemikian rupa dari dia?” David terheran seraya mengerutkan dahinya. Dia kembali membahas keterlambatan dan peringatan yang dialami rekannya.

“Kata siapa aku bagian dari perusahaan ini? Perusahaan ini bukan milikku, tepatnya setelah dua 'bajingan' itu meninggalkan aku. Jadi, tidak ada alasan buat perusahaan ini untuk tidak marah ke aku.” Rendi kembali menyenderkan punggungnya ke kursi.

“Tapi uang bulanan itu?” tanya David lagi.

“Uang bulanan dari perusahaan itu bukan berarti perusahaan ini mengakui aku sebagai pemiliknya,” tukas Rendi. David memanggut-manggut mengerti seolah mengerti.

"Ah, Tetap saja ini salah kamu, sih. Sudah tahu hari pertama kerja berangkatnya telat," lanjut David. Sungguh David teramat menguji kesabaran Rendi. Sudah lega Rendi merasa dipedulikan olehnya, justru dia kembali menjadi kesal.

"Aku bangun kesiangan, sialan!" bentak Rendi. Alhasil beberapa karyawan memperhatikan dirinya. Seolah mereka beranggapan 'anak baru saja sudah keterlaluan.' Sontak Rendi menepuk keningnya. Bodoh, pikirnya!

"Biasa aja, woy!" balas David mendorong pelan punggung Rendi.

Ya, rekan Rendi ini dikenal sosok yang bisa diandalkan dalam menenangkan sahabat sekaligus setan astral untuk memupuskan harapan sahabatnya. Namun, persahabatan mereka lebih utama. Umpatan-umpatan demikian sudah menjadi makanan sehari-hari dalam persahabatan mereka. Lagipula, bukankah hal-hal itulah yang membuat jalinan pertemanan antar laki-laki menjadi erat?

***

Rupanya nasib telat juga dirasakan Syila. Meski sudah diantar kakaknya untuk menghemat waktu perjalanan, ia tidak bisa menghindar dari takdir terlambat. Ia harus siap menahan malu masuk kelas yang sudah ada dosen pembimbing di dalamnya.

Pagi ini Syila dan beberapa mahasiswa lainnya dijadwalkan bimbingan skripsi oleh dosen pembimbing mereka. Mereka dipertemukan dalam satu kelas guna memudahkan semua pihak.

Beruntung keterlambatan Syila tak dipermasalahkan oleh dosen pembimbingnya. Beliau memaklumi alasannya terlambat.

Setelah bimbingan rampung, Syila bersama kedua sahabatnya mengisi perut dengan memesan semangkok bakso dan segelas es teh di kantin kampus.

"Syil, tadi telat karena apa?" tanya Alyaa sembari memasukkan mie ke mulutnya.

"Iya, kamu telat kenapa?" timpal Marsya kemudian menyeruput es teh manis.

"Hufft, aku tadi kecelakaan." Syila menjawab malas.

"Ohok...ohok." Alyaa dan Marsya kompak batuk akibat mendengar jawaban Syila.

"Kecelakaan di mana? Parah lukanya?"

"Terus kenapa kamu memaksa berangkat? Izin dulu kan bisa!"

Pertanyaan-pertanyaan mencecar diri Syila.

"Kalian berlebihan deh.” Syila mengerlingkan sepasang bola matanya.

“Aku bukan kecelakaan yang parah kok. Tadi ada pengendara mobil ugal-ugalan yang menyipratkan genangan air ke baju aku." Syila menjelaskan secara pelan karena masih dipenuhi asap kekesalan.

"Baju aku kotor. Jadi, mau tidak mau aku harus pulang dulu."

Kedua sahabatnya mengembuskan napas lega. Mereka bersyukur Syila tidak mengalami kecelakaan parah seperti kekhawatiran mereka. Alyaa kemudian bertanya mengenai tanggung jawab pengendara mobil tersebut.

"Dia itu laki-laki tidak tahu diri. Dia menolak mengantarku pulang, dia malah cuma memberi seratus ribu buat ongkos aku pulang." Kekesalan Syila makin membuncah mengingat kejadian pagi tadi.

"Ya ampun, kenapa kamu tidak bilang dari tadi kalau kamu baru saja dapat rezeki? Kan kita bisa minta kamu traktir makan. Aku menyesal tadi bayar duluan," kecewa Marsya. Syila tidak segan melempar gumpalan tisu kotor ke wajah Marsya. Marsya mengutuki perbuatan Syila. Sementara itu, Alyaa tertawa kelakar.

"Omong-omong, laki-laki itu tampan tidak?" Alyaa bertanya manis seraya menggoda Syila.

"Dibilang tampan, lumayan sih. Kulitnya putih, matanya agak coklat, proporsi badannya ideal. Dia juga sepertinya orang kaya, tapi gara-gara kejadian tadi separuh ketampanannya hilang." Syila menerawang wajah lelaki tadi.

"Separuh? Berarti masih ada separuh lagi nih?" Marsya menatap manis wajah Syila sembari menaik-turunkan sebelah alisnya. Syila mengurut pelipis kirinya lantaran merasa salah berbicara.

"Nih, aku ramal kamu akan bertemu lelaki itu lagi dalam kurun dekat," ledek Marsya.

"Amit-amit aku ketemu lagi sama laki-laki itu. Benci ih!" Syila memperlihatkan raut geli dan jijik. Ia mengetuk-ketuk keningnya.

"Awas loh, benci itu tanda awal cinta." Marsya tertawa puas berhasil mengusili Syila.

“Makan tuh cinta!” Syila makin kesal. Ia mengambil mangkok kosongnya, berniat mengembalikan pada ibu kantin. Sementara itu, kedua sahabatnya masih tertawa riang usai berhasil membuat Syila salah tingkah. Mereka yakin Syila pasti akan bertemu lagi dengan lelaki yang ia benci itu.

Tak berselang lama, keduanya menyusul Syila di pintu masuk kantin. Mereka akan langsung pulang. Alyaa harus segera ke perpustakaan daerah untuk mencari referensi tambahan untuk skripsinya. Sedangkan, Marsya diminta menemani orang tuanya berpergian.

“Kalian pulang saja dulu. Aku mau mampir ke rumah Kak Arfan.” Syila tengah memasukkan dompetnya ke totebag.

“Hmm, Arfan lagi Arfan lagi. Dia spesial sekali buat kamu, ya?” Alyaa menggelengkan kepalanya, heran.

“Heem nih, Lagi-lagi Arfan yang kamu sebut. Siapa sih dia? Sekali-kali kenalkan dia ke kami lah!” ketus Marsya. Syila pun menutup mulutnya seraya terkekeh renyah. Selama ini laki-laki yang ia sebut namanya memang kerap diceritakannya pada Marsya dan Alyaa. Dia adalah laki-laki yang cukup spesial bagi Syila.

“Maaf, jangan dulu deh! Kalau kalian naksir akan jadi gawat darurat,” gelak Syila.

“Dih, pelit!” kesal Marsya.

“Hahaha, iya-iya. Kapan-kapan aku pasti kenalkan dia ke kalian. Lagipula Kak Arfan itu hanya sahabat aku.” Syila meraih masing-masing lengan sahabatnya.

“Sahabat apa sahabat?” ledek Alyaa.

“Iyalah sahabat, tidak mungkin lebih dari sahabat. Karena separuh hati Syila sudah disinggahi sama laki-laki yang ditemuinya tadi pagi,” timpal Marsya. Alhasil gelak tawa kembali membuncah dari Marsya dan Alyaa. Sementara itu, Syila bertambah kesal karena sahabatnya membahas insiden itu lagi.

“Sebal deh, pulang dulu! Dadah!” Syila meninggalkan Marsya dan Alyaa dengan pipi yang memerah. Ia tak salah tingkah lantaran terbawa perasaan. Ia justru menyesal telah menceritakan insiden pagi tadi kepada mereka.

Seharusnya ia paham, bahwa kedua sahabatnya pasti akan mengerjainya dengan rayuan-rayuan jahil saat menceritakannya. Ia lupa bahwa sahabatnya punya keahlian me-roasting, julid, dan jahil level dewa. Kini ia harus menelan pil masam akibat kecerobohannya sendiri.

“Awas, nanti di jalan bertemu dia lagi!” seru Marsya dari kejauhan.

“Titip salam, ya!” sahut Alyaa.

“Diam!”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Azzurra
Baek banget ada pengendara mobil turun karna menciprati pakaian pejalan kaki.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 2 MERABA TAKDIR SEMESTA

    Pukul 12.00 WIB. Rendi memanfaatkan waktu istirahat kantor untuk makan siang di restoran "Serba Ada" di dekat kantornya. Ia menikmati jam makan siang bersama Shinta, pacarnya. Bukan ketemuan, melainkan kebetulan mereka berpapasan di restoran yang sama. "Sayang, kamu mau makan apa? Biar aku pesankan," tawar Shinta sementara tangannya mengutak-atik buku menu. "Kamu mau traktir?" Rendi mengerutkan kening akibat salah tangkap maksud Shinta. "Iiih!" Shinta berdecak kesal, "Ya kamu lah yang bayar. Masa perempuan yang bayar."Mendengar jawaban pacarnya, Rendi menghela napas kecewa. Pikirnya, ia akan mendapat penyegar dompet keringnya siang ini. Sialnya, ekspektasi Rendi terlampau jauh.Shinta kembali menawarkan pacarnya ingin makan apa. Rendi menjawabnya terserah. "Oke. Aku pesen makanan favorit kamu saja ya." Shinta beranjak sejenak menuju kasir pemesanan. Rendi menelungkupkan kepala menunggu pesanan datang. Otaknya masih panas oleh surat peringatan pagi tadi dan hatinya masih jengkel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 3 NASIB BAIK

    Keesokkan harinya, matahari bersinar secerah hari sebelumnya. Di ruang kerjanya, Rendi duduk terpaku menatap layar komputer. Bukan untuk mengerjakan tugas kantor, melainkan untuk melamun. Ia bingung harus mencari guru les privat ke mana. Ia tidak begitu akrab dengan dunia pendidikan. Ia tidak tahu cara menentukan guru les yang baik untuk adiknya. Menyadari temannya sedang melamun, David menepuk pundak Rendi sehingga membuyarkan lamunan Rendi. "Ada apa lagi, Ren? Shinta buat masalah lagi? Atau kamu bertemu gadis yang kemarin?" tanya David dengan senyum menyeringai."Jangan asal ngomong. Aku sedang bingung," jawab Rendi sambil menyandarkan punggung ke kursi."Bingung kenapa?" tanya David lagi."Lisa, adikku, minta dicarikan guru les privat. Aku sadar, selama ini aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri sampai jarang punya waktu untuk belajar bersama dia," kata Rendi dengan nada penuh penyesalan."Lantas, apa yang membuatmu bingung? Kamu tinggal pasang lowongan guru les privat saja, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 4 APAKAH INI AWAL RASA BARU?

    Hari ini Rendi pulang agak terlambat dari hari kemarin. Pukul 16.30 ia baru tiba di rumah. Kepala divisinya memberi hukuman atas keterlambatannya hari lalu dengan diminta membersihkan gudang kantor. Wajah kusutnya menandakan betapa penatnya ia melewati hari ini.Ia masuk halaman rumah dengan irama langkah tak bersemangat. Saking lelahnya, ia tak sempat mengucap salam saat membuka pintu rumah. "Eh, Nak Rendi baru pulang. Bi Sumi sudah khawatir menunggu dari tadi," sambut Bi Sumi di depan pintu saat melihat Rendi pulang."Terima kasih ya, Bi, sudah khawatirkan aku," jawab Rendi dengan rasa terharu atas perhatian dari sosok yang ia anggap sebagai pengganti orang tuanya."Oh ya, di dalam ada perempuan cantik. Dia sedang bersama Nak Lisa," ujar Bi Sumi sambil menggantungkan tas kerja Rendi di tangannya."Oh, itu pasti guru les Lisa. Kalau begitu, aku masuk dulu ya, Bi," kata Rendi sambil meninggalkan Bi Sumi.Rendi menuju ruang tengah, tempat Lisa belajar bersama guru les baru. Rendi meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 5 PERTEMUAN KEDUA

    Syila masuk ke ruang dosen dan menemui pembimbing skripsinya. Ada hal penting yang hendak disampaikan pembimbingnya terkait skripsinya. Kini mereka saling berhadapan. Syila membuka lembar per lembar skripsi miliknya. "Saya harap saat minggu depan kamu sidang skripsi, presentasikan apa yang sudah kamu susun dengan baik. Usahakan saat presentasi hindari pengucapan yang terbata-bata. Santai saja, tapi tetap fokus. Saya tidak mau skripsi keren seperti ini dipresentasikan dengan situasi yang berantakan. Jelaskan secara runtut!" dosen pembimbing skripsi Syila memberi petuah. “Oh ya, satu lagi, buat materi presentasi yang ringkas, ya.”"Baik, Bu. Saya akan lakukan yang terbaik." Syila menarik kedua ujung bibirya membentuk senyuman hangat. Syila beruntung bisa memperoleh pembimbing seperti dosen di hadapannya. Beliau sangat banyak membantu Syila. Beliau memang terkenal tegas dalam membimbing mahasiswa yang sedang dikejar skripsi. Namun, selama tahap revisi, beliau tidak pernah melontarkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 6 PERCIKAN RASA

    Saat ini Syila sedang duduk di bangku kantin bersama kedua sahabatnya. Ia mengaduk-aduk es teh di hadapannya dengan malas. Wajahnya muram. Ia bahkan tak antusias mendengar kelakar Marsya dan Alyaa. Pikirannya masih terdistrak oleh insiden baru tadi. Ia menyesal dan tak menyangka takdir akan mempertemukan mereka lagi."Hei, wajahmu ditekuk terus, ada apa? Lagi kurang bahagia ya?" celetuk Marsya mengganggu ketenangan Syila."Mau bahagia bagaimana, hari ini laki-laki menyebalkan itu muncul lagi?" Kepala Syila mendongak ke sembarang arah. "Laki-laki? Maksudmu yang kemarin sudah buat kamu terlambat ikut bimbingan?" tanya Marsya. Syila mengangguk tak bersemangat. "Whuahaha, benar kan apa yang aku bilang?! Kamu pasti bertemu dia lagi." Marsya tertawa mengejek. "Jangan-jangan ini awal kalian berjodoh," sambung Alyaa meledek."Ih, kalian itu tidak asyik banget sih! Bukannya menghibur malah tambah buat kesal." Syila makin memperlihatkan raut masamnya. Syila mencurahkan betapa jengkelnya ia d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 7 DILABRAK PACAR POSESIF

    Sekarang ini, Rendi sedang makan siang bersama Alyaa. Rendi mengajaknya ke restoran di dekat kantornya. Kebetulan waktu sudah menunjukkan jam istirahat bagi Rendi."Ayo dimakan ayamnya. Nanti dingin kalau cuma didiamkan begitu. Nggak usah sungkan, " kata Rendi menyadari Alyaa terus memandanginya."Eh, iya, Mas." Alyaa menurunkan pandangannya. Ia pun melahap sedikit demi sedikit makanan di depannya. "By the way, saya suka sama kamu," ucap Rendi tiba-tiba. "Uhuk! Uhuk!" Alyaa kaget mendengar pernyataan Rendi sehingga ia tersedak. Rendi membantunya memberikan air minum. "Kaget, ya? Hehe. Saya ngomong jujur. Kamu orangnya asyik diajak mengobrol. Kamu juga ramah," tutur Rendi menatap manik mata Alyaa yang mendadak berbinar. Entahlah, apakah Rendi sadar sikapnya hampir mengutik sisi sensitif Alyaa."Tenang Alyaa, dia cuma bilang suka, nggak lebih." Alyaa membatin. Ia mungkin tak akan sanggup jika mendengar hal lebih dahsyat dari kata suka. Mungkin jantungnya akan copot karena tak kuasa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 8 SP ADALAH MAUT

    Rendi benar-benar pasrah saat surat peringatan kedua dibanting kasar ke atas meja oleh kepala divisi pemasaran. Ia mendapat teguran pedas tanpa ampun. Ia sadar ia salah. Ia datang amat terlambat ke kantor. Batas maksimal ia harus tiba di kantor usai jam makan siang yakni pukul 13.15. Akan tetapi, akibat ulah kekasihnya ia harus menahan malu karena masuk pukul 13.45. "Kamu benar-benar niat bekerja di sini atau tidak, sih?! Ini bukan pekaranganmu yang bisa kamu garap semaunya, datang seenaknya, pulang juga semaunya! Kamu anak baru tapi sudah berani buat citra PT JATI PERSADA turun," omel kepala divisi. Gestur berkacak pinggangnya menunjukkan bahwa dia sangat jengkel."Maaf, Pak." Rendi tertunduk tak berdaya. “Jangan mentang-mentang perusahaan ini pernah jadi milik keluarga kamu, kamu bisa sewenang-wenang di sini! Masih untung kami bersedia memberi kompensasi bulanan untuk hidup kamu!” Kepala divisi itu melayangkan tatapan buas ke arah Rendi."Ini kesempatan terakhir saya memberikan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 9 BESTIE SINTING

    Rendi pulang lebih cepat hari ini. Tepat pukul 15.30 ia langsung keluar kantor. Ia menghindari beberapa kerumunan karyawan yang masih asyik bergurau atau sekedar membahas pekerjaan. Ia tahu citranya di kantor sedang tidak baik. Ia terpaksa kabur dari kerumunan demi menghindari malu. Ia juga menancap gas mobilnya dengan kencang. Setiba di rumah, Rendi melempar tas kerjanya ke sofa ruang tengah. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di sana dan memejamkan mata. Dalam sekejap ia terlelap. Lelah bekerja dan lelah bertengkar dengan Shinta membuat badannya amat pegal. Pegal badan sekaligus lelah hati. Lima belas menit kemudian, dentingan notifikasi pesan di ponsel Rendi membangunkannya dari mimpi sore. Ia membuka notifikasi tersebut yang rupanya dari David. "Aku otw rumah." Isi pesan tersebut. "Jangan kelamaan." Rendi mengetik balasan pesan untuk David. Ia lalu pergi ke luar rumah. Ia duduk di bangku teras sembari menunggu kedatangan David. Sembari menunggu, ia mencari kontak Alyaa di ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 70 ANTARA MAAF & KECEWA

    Sore yang sempat diselipi hawa ketegangan—perlahan mereda oleh obrolan-obrolan receh antara Rendi dan Syila. Keduanya masih duduk bersisian di trotoar persis sebelah rumah Rendi. Mereka bersamaan menghirup udara sore yang menenangkan di tengah lalu lalang kendaraan yang memadati jalan. “Jadi? Masih mau diam atau udah bersedia cerita?” anya Syila pelan, suaranya setenang mungkin, meski matanya tak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya.Rendi menggeleng, ia tak ingin membahas apa pun yang berkaitan dengan foto di jaket tadi. Syila pun mengangguk, mencoba memakluminya.“Udah semakin sore, kamu mau saya antar pulang?” tawar Rendi mengalihkan pembicaraan.Syila menerawang langit—sedang berpikir. Namun, belum selesai menimbang, sebuah mobil hitam membunyikan klakson dan berhenti tepat di hadapannya. Wajahnya seketika tegang lagi. Terpancar raut kegugupan dan ketidaknyamanan di wajahnya.Tak salah lagi, Syila tak keliru mengenali mobil itu. Pengemudi mobil itu menurunkan kaca jendela mobil

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 69 FOTO DI JAKET

    Hari ini Syila membantu Lisa mengerjakan PR-PR bahasa Inggrisnya yang lumayan banyak. Ada dua puluh lima soal esai yang harus dikerjakan Lisa. Tapi itu tak jadi masalah baginya selama ada Syila yang menuntunnya mengartikan kata demi kata yang tidak ia mengerti. Syila juga amat santai memberikan tuntunan materi bahasa Inggris kepada gadis kecil yang sudah seperti adiknya sendiri. Sesekali tugas terhenti karena Lisa harus mencari kosakata yang tidak ia ketahui lewat kamus. Selain itu, mereka juga mengisi pembelajaran dengan bercakap-cakap agar suasana tidak jenuh. Tiba-tiba ponsel Syila bergetar di sampingnya. Ia melirik sejenak—nama Arfan tertera di layar. Ia terpaku sesaat, jempolnya nyaris bergerak untuk menerima telepon tersebut. Namun, niatnya diurungkan. Ia hanya mengecilkan volume dering dan membiarkan ponselnya tergeletak begitu saja.“Maaf, Kak, aku masih perlu sedikit waktu,” batin Syila sebelum melanjutkan pembelajaran. Disela pembelajaran, Syila mengeluarkan buku hasil me

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 68 GELAK TAWA SORE

    Menjelang sore hari, Syila duduk di kursi ruang tamu rumahnya. Tangannya berkutat dengan ponselnya. Ia sedang mencari berita terbaru terkait tes CPNS yang pendaftarannya dibuka dua minggu lagi. Ia masih menyimpan harapan bisa berangkat ke Solo. Setelah bekerja di rumah Rendi selama satu minggu, ia merasa uang tabungannya sudah bisa mencukupi kebutuhannya di Solo kelak. Terlebih Rendi membayar jasanya setiap pertemuan yang hanya berlangsung dua jam dengan harga seratus ribu rupiah. Angka yang cukup besar. Ia pun sempat menolak digaji setinggi itu. Namun, Rendi paham dengan kebutuhan dirinya sehingga dia memberikannya upah sebesar itu. Dikalikan dengan lima hari, uang itu sudah cukup bagi ia bertahan hidup dua hari di Solo. "Pendaftaran dua minggu lagi dibuka. Kira-kira formasi apa aja yang bakal tersedia ya?" pikir Syila mengamati layar ponselnya. "Semoga aja ada formasi yang nggak jauh dari Cilacap," harap Syila. Saat tengah asyik bermain ponsel, Bu Sukma datang menghampiri Syila.

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 67 MENERKA RASA

    Malam penuh bintang kembali menyapa. Angin malam menyejukkan badan yang penat. Tubuh yang terasa lemah kini lebih bergairah tersebab menatap keramaian langit. Sekarang, Syila baru saja memasuki kamarnya. Ia menata kasurnya sebelum ia tiduri. Sesekali, ia mengembuskan napas panjang, membiarkan pikirannya berkelana bersama gemintang yang berserakan di langit.Saat berbenah kamar, matanya tak sengaja melihat jaket hijau milik Rendi yang tergantung di balik pintu. Jaket itu sudah lumayan lama ada di sana sejak terakhir ia mencucinya. Setelah beberapa waktu, jaket itu berhasil menarik perhatian dan ingatannya. Ia pun meraih jaket itu, mengelus permukaannya sejenak, lalu bergumam lirih, "Besok aku harus kembalikan jaket Mas Rendi. Sekalian sama sapu tangan yang dulu juga."Tangan Syila refleks merogoh saku kanan dan kiri jaket itu. Ia menemukan sebuah foto ukuran 6x8 cm yang sudah lusuh karena terlipat. Dengan alis mengernyit, ia membuka lipatannya dan menatap foto tersebut. Ada seorang an

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 66 SAMPAI JUMPA, ALYAA

    Perjalanan menuju terminal sore ini cukup bersahabat. Suasana jalanan belum terlalu ramai oleh orang-orang pulang bekerja. Rendi pun menikmati momen bersama Alyaa dengan lebih santai. Keduanya terlibat obrolan yang menyenangkan dan berusaha menghindari topik yang mengundang kesedihan.Rendi baru saja menceritakan kronologi kakinya yang pincang. Ia menyelamatkan Syila dari kecelakaan yang hampir merenggut keselamatan gadis itu. Karena aksinya itu, kakinya terserempet sehingga pincang.Alyaa tertegun mendengar cerita tersebut. Raut cemas jelas terpampang di wajahnya. Namun, ada perasaan lain yang mendadak timbul di benaknya. Hawa hangat tiba-tiba menjalar ke setiap anggota badannya kala mendengar nama Syila. Cerita Rendi menegaskan bahwa lelaki di sampingnya bertemu Syila Sabtu lalu. Alyaa masih sangat ingat, Syila mendadak pergi dari kedai. Sahabatnya bilang bahwa dirinya diminta pulang. Akan tetapi, hari ini ia mendengar fakta bahwa sahabatnya justru menemui Rendi di kantornya.“Jadi

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 65 PERPISAHAN TERMANIS

    Beberapa hari berlalu dengan suasana yang lebih baru. Hari ini cuaca cerah, langit membentang biru dengan awan tipis mengambang tenang. Namun, di balik keindahannya, ada nuansa sendu yang menggantung di hati Syila dan Marsya. Hari ini adalah hari keberangkatan Alyaa ke Jakarta, meninggalkan kota kecil tempat mereka bertiga tumbuh bersama.Di selasar rumah Alyaa, Syila dan Marsya duduk berdampingan, bersandar pada tiang kayu sambil menikmati semilir angin sore. Suasana sederhana, jauh dari hingar-bingar pesta perpisahan, namun penuh dengan kehangatan. Mereka berbagi cerita—tentang masa-masa kuliah dan hal-hal random yang pernah mereka lakukan, serta rencana masa depan yang tak mereka tahu apakah bisa dijalani bersama lagi.Sesekali tawa kecil mengiringi percakapan mereka, meskipun di sela-sela itu, ada kesadaran bahwa perpisahan semakin dekat. Syila menyodorkan sebuah bingkisan kecil ke arah Alyaa, matanya berbinar meski bibirnya sedikit gemetar menahan emosi."Kamu baik-baik di sana y

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 64 SHINTA MENYERAH

    Usai mengantar Syila ke rumahnya, David segera kembali ke kantor. Tak lupa ia mampir ke kedai makan untuk membeli dua porsi ayam geprek—lengkap dengan es teh. Setibanya di halaman kantor, ia melangkah cepat ke ruang kerjanya. Di sana tersisa seorang karyawan yang tak lain ialah Rendi—sahabatnya yang sedang bermain ponsel. “Sepi banget kantor,” ujar David seraya melangkah ke kursi kerjanya. “Iya, masih pada di luar. Baru setengah satu juga,” jawab Rendi. Matanya menggelandang mengikuti gerakan sahabatnya.“Nih!” David meletakkan satu paket makan siangnya di meja Rendi. Sahabatnya itu pun mengulas senyum puas.“Thank you, Dav. Bagaimana? Syila udah sampai rumah?” tanya Rendi sambil menggeletakkan ponselnya di meja.David menggeleng. “Dia minta turun di pertigaan dekat rumahnya. Aku mau antar dia langsung ke rumah, eh, dianya menolak.” Ia menggedikan bahunya lalu duduk manis di kursinya.Rendi menghela napas lalu bergumam, “Kebiasaan.”“Padahal ya, kalau aku bisa tahu rumahnya, aku kan

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 63 DI ANTARA DUA LELAKI

    Satu jam berlalu, tepat pukul 12.00 WIB. Kini Syila sedang duduk bersisian dengan David di mobil Mercedez merah milik Rendi. Ia menyandarkan kepala ke jendela, membiarkan kaca dingin menyentuh pelipisnya. Sejujurnya, ia berharap bisa pulang sendiri menggunakan angkutan umum atau ojek online. Akan tetapi, ia tak bergairah menanggapi keras kepalanya Rendi. Lagipula baginya, lelaki itu ada benarnya juga. Ia hampir celaka oleh ulah mantan kekasih Rendi. Artinya, tidak menutup kemungkinan Shinta masih mengintainya dari kejauhan. Apalagi dengan kondisi Rendi yang justru menjadi korban paling parah. Tentu saja Shinta berpotensi kian geram dan semakin nekad.“Mas Rendi itu sebenarnya baik, cuma kadang menyebalkan aja,” batin Syila, matanya menerawang kejadian di unit kesehatan kantor tadi. Sekali lagi, Rendi berhasil menyentuh hatinya dengan caranya sendiri.Selama perjalanan, keheningan menghinggapi suasana di mobil. Hanya suara deru mesin dan decitan halus ban yang bersinggungan dengan asp

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 62 OBROLAN PANAS CRUSH

    Sementara itu, di ruangan lain David mendapat kabar dari rekan satu divisinya bahwa Rendi mengalami kecelakaan. “Hah? Rendi kecelakaan?” David spontan berdiri, alisnya bertaut. Anggukan rekannya menyuarkan ketegangan di wajahnya.“Sekarang dia di mana?” tanya David.“Dia di ruang unit kesehatan kantor,” jawab rekannya.David mendesah pelan, gurat kecemasan terpancar jelas di mukanya. Ia pun berlomba dengan waktu menyelesaikan pekerjaannya. Setelah siap, ia bergegas menemui Rendi di unit kesehatan kantor. Setiba di sana, ia menepuk dahi. Ia merasa telah menyambangi sahabatnya di waktu yang salah. “Astaga, salah kamar!” celetuk David seraya menepuk dahi. Ia hampir menarik kakinya dari batas daun pintu. Akan tetapi, Rendi yang terlanjur menoleh ke arah pintu langsung memanggilnya.“Woi! Balik nggak?!” seru Rendi, menatapnya tajam. Sambil meringis, David pun masuk ke ruangan—menyebelahi Rendi. Rendi menyipitkan sebelah matanya dan menampilkan gurat sinis ke arah David. “Nggak ada ist

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status