Beranda / Rumah Tangga / COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi / CHAPTER 4 APAKAH INI AWAL RASA BARU?

Share

CHAPTER 4 APAKAH INI AWAL RASA BARU?

Penulis: Kata Pena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 14:08:38

Hari ini Rendi pulang agak terlambat dari hari kemarin. Pukul 16.30 ia baru tiba di rumah. Kepala divisinya memberi hukuman atas keterlambatannya hari lalu dengan diminta membersihkan gudang kantor. Wajah kusutnya menandakan betapa penatnya ia melewati hari ini.

Ia masuk halaman rumah dengan irama langkah tak bersemangat. Saking lelahnya, ia tak sempat mengucap salam saat membuka pintu rumah.

"Eh, Nak Rendi baru pulang. Bi Sumi sudah khawatir menunggu dari tadi," sambut Bi Sumi di depan pintu saat melihat Rendi pulang.

"Terima kasih ya, Bi, sudah khawatirkan aku," jawab Rendi dengan rasa terharu atas perhatian dari sosok yang ia anggap sebagai pengganti orang tuanya.

"Oh ya, di dalam ada perempuan cantik. Dia sedang bersama Nak Lisa," ujar Bi Sumi sambil menggantungkan tas kerja Rendi di tangannya.

"Oh, itu pasti guru les Lisa. Kalau begitu, aku masuk dulu ya, Bi," kata Rendi sambil meninggalkan Bi Sumi.

Rendi menuju ruang tengah, tempat Lisa belajar bersama guru les baru. Rendi melihat sosok itu. Seorang perempuan cantik dengan rambut hitam panjang terurai. Ia menggenakan blus krem dipadu rok plisket ungu. Ia tampak santai mengajari adiknya belajar.

"Kak Rendi!" panggil Lisa yang melihat kakaknya sudah pulang. Perempuan itu sontak mendongak ke arah Rendi dan berdiri menyambutnya. Rendi segera menghampiri dan duduk menyebelahi Lisa.

"Kak, terima kasih ya sudah carikan Lisa guru les. Aku sayang Kakak." Lisa tersenyum bahagia menatap manik mata Rendi.

"Kan Kak Rendis udah janji akan turuti semua kemauan kamu." Rendi mengacak-acak poni rambut Lisa.

“Duduk lagi saja.” Rendi menoleh ke perempuan di samping kiri Lisa. Perempuan itu mengangguk.

"Kamu yang namanya Alyaa?" tanya Rendi dan diangguki lagi oleh perempuan itu.

"Terima kasih sudah mau ambil tawaran dari teman saya," ucap Rendi.

"Sama-sama, Mas. Saya juga senang bisa dapat pekerjaan paruh waktu dari Mas Rendi. Hitung-hitung cari pengalaman kerja." Alyaa membalas tanpa rasa sungkan. Ia bisa beradaptasi dengan cepat.

"Ya sudah, saya izin ke kamar dulu mau bersih-bersih. Kalian lanjutkan belajarnya." Rendi beranjak dari duduknya dan melangkah ke kamarnya. Lisa dan Alyaa pun melanjutkan kegiatan belajar mengajar mereka.

***

Adzan maghrib berkumandang. Tepat saat Alyaa menyelesaikan tugasnya sebagai guru les Lisa. Ia meminta Lisa memanggilkan kakaknya sebab ia harus segera pulang.

"Kak Alyaa sholat dulu di sini ya!" cegah Lisa. Alyaa menggelengkan kepala. Ia sedang kedatangan tamu bulanan sekarang ini.

Rendi kemudian datang membawa nampan berisi semangkok bubur kacang hijau. Ia meletakkan di meja tepat berhadapan dengan posisi Alyaa. Rendi meminta Alyaa untuk di rumah beberapa saat lagi sampai waktu maghrib terlewat. Alyaa awalnya menolak, tetapi Rendi memaksa mengingat tidak etis berpergian di waktu sendekala.

"Kamu santai saja di sini. Saya mau sholat dulu bareng Lisa dan Bi Sumi. Sementara itu kamu makan dulu bubur buatan Bibi saya," kata Rendi kemudian meninggalkan Alyaa. Untuk sesaat Alyaa termenung. Ia merasa suka dengan sikap Rendi yang ramah dan bisa dibilang sholeh. Sadar pikirannya melayang entah ke mana, Alyaa menghentikan lamunannya dan mencoba menghabiskan suguhan dari Rendi sebelum pemilik rumah kembali menemuinya.

Tepat Alyaa melahap habis bubur, Rendi kembali sambil memegang amplop. Rendi duduk menyebelahi Alyaa membuat jantung Alyaa berdegup lebih kencang.

"Ini uang jasa kamu untuk hari ini," ujar Rendi sambil menyerahkan amplop berisi uang kepada Alyaa.

"Loh? Langsung hari ini?" tanya Alyaa heran.

"Iya. Saya akan membayar jasamu setiap kali pertemuan, supaya lebih praktis. Siapa tahu saya kelupaan, hehe," Rendi tersenyum, memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Terima kasih," ucap Alyaa sambil menerima amplop tersebut.

"Kamu sudah kenal lama dengan David?" tanya Rendi, membuka obrolan baru.

"Betul, Mas. Kami dulu satu SMA. Dia kakak kelas saya," jawab Alyaa dengan lugas.

"Hah? Satu SMA? Saya juga satu SMA sama David. Kenapa dia tidak pernah mengenalkan kamu ke saya?" Rendi tampak terkejut. Alyaa hanya menggelengkan kepala, karena ia sendiri tidak tahu alasan tersebut.

"Oh ya, sebagai kakaknya Lisa, saya harus tahu lebih banyak tentang guru lesnya. Boleh saya tanya beberapa hal tentang kamu?" tanya Rendi. Alyaa setuju. Rendi kemudian bertanya mengenai keluarga Alyaa. Seperti alamat rumahnya, tempat kuliahnya, dan kehidupan sehari-harinya. Alyaa pun menjawabnya dengan baik tanpa rasa sungkan. Ia senang bisa cepat akrab dengan majikannya.

"Maaf kalau saya lancang, boleh saya tanya sesuatu?" kini giliran Alyaa yang bertanya. Rendi mengangguk.

"Rumah Mas Rendi terlihat sepi. Ayah sama ibu Mas Rendi di mana?" Pertanyaan Alyaa spontan membungkam mulut Rendi. Pertanyaannya seolah memutar masa lalu suram itu.

"Apa saya harus jawab pertanyaan kamu?" Mata Rendi menatap Alyaa dengan penuh harap.

"Kalau Mas Rendi tidak mau jawab, juga tidak apa-apa kok," ucap Alyaa sambil tersenyum tipis, membalas tatapan bermakna dari Rendi.

"Saya berasal dari keluarga broken home," Rendi berkata dengan tegar meskipun terasa berat mengucapkannya.

"Ya ampun, Mas. Maaf, saya tidak tahu. Maaf kalau saya jadi membuat Mas Rendi sedih," kata Alyaa dengan nada menyesal.

"Tidak apa-apa. Lagi pula, seberapa pun keras saya mencoba menutupinya, saya tetap tidak bisa lari dari kenyataan. Setidaknya, saya merasa lebih baik daripada anak-anak broken home lainnya," jawab Rendi dengan senyum tipis kembali muncul di wajahnya.

"Hidup saya tidak seburuk itu, kok," tambahnya sambil tertawa kecil.

"Maksud Mas Rendi apa?" tanya Alyaa, kebingungan dengan arah perkataan Rendi.

"Saya masih punya sosok perempuan yang selalu bisa buat saya tegar. Dia yang menemani saya semenjak mamah dan papah memilih pergi dengan keegoisannya. Dia belum pernah lelah kerja demi sekolah saya. Kamu liat ibu yang ada di rumah ini kan?" Rendi mendekatkan wajahnya dengan wajah Alyaa. Hal tersebut sukses membuat Alyaa susah bernapas. Alyaa mengangguk dan kemudian Rendi menarik wajahnya dari hadapan Alyaa.

"Namanya Bi Sumi. Dia pembantu di rumah ini sejak 20 tahun yang lalu. Tapi sekarang dia sangat berharga buat saya. Dia adalah ibu saya. Dia pelita harapan saya untuk hidup." Rendi memandang kamar Bi Sumi yang berada di sebelah kamar Lisa.

"Maaf ya, saya jadi melankolis begini," lanjut Rendi.

"Iya, Mas. Saya juga minta maaf sudah mengungkit masa lalu Mas Rendi. Saya tidak akan membahas itu lagi," jawab Alyaa dengan rasa iba.

"Oh ya, kira-kira kamu bisa mengajar adik saya setiap hari, tidak?" tanya Rendi dengan harapan.

"Untuk saat ini tidak bisa, Mas. Saya masih ada tugas akhir kuliah. Paling saya bisa datang ke sini setiap dua sampai tiga minggu sekali. Bagaimana?" tawar Alyaa.

"Boleh lah," jawab Rendi setuju.

Alyaa berpamitan untuk pulang dan menemui Lisa terlebih dahulu.

"Lisa senang diajar Kak Alyaa," kata Lisa sambil mencium punggung telapak tangan Alyaa.

Alyaa pulang diantar oleh Rendi, yang memang memaksa. Baginya, tidak baik bagi perempuan berpergian sendiri malam-malam. Perjalanan menggunakan mobil menuju rumah Alyaa memakan waktu sekitar lima belas menit. Setiba di depan halaman rumah Alyaa, Alyaa menawarkan Rendi untuk mampir, namun Rendi menolak karena harus segera pulang.

"Sekali lagi terima kasih, Mas Rendi." Alyaa melambaikan tangan ke arah Rendi yang mulai menjauh dari halaman rumahnya.

"Dia laki-laki yang baik," celetuk Alyaa melukiskan senyum cantik di bibirnya.

***

Bab terkait

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 5 PERTEMUAN KEDUA

    Syila masuk ke ruang dosen dan menemui pembimbing skripsinya. Ada hal penting yang hendak disampaikan pembimbingnya terkait skripsinya. Kini mereka saling berhadapan. Syila membuka lembar per lembar skripsi miliknya. "Saya harap saat minggu depan kamu sidang skripsi, presentasikan apa yang sudah kamu susun dengan baik. Usahakan saat presentasi hindari pengucapan yang terbata-bata. Santai saja, tapi tetap fokus. Saya tidak mau skripsi keren seperti ini dipresentasikan dengan situasi yang berantakan. Jelaskan secara runtut!" dosen pembimbing skripsi Syila memberi petuah. “Oh ya, satu lagi, buat materi presentasi yang ringkas, ya.”"Baik, Bu. Saya akan lakukan yang terbaik." Syila menarik kedua ujung bibirya membentuk senyuman hangat. Syila beruntung bisa memperoleh pembimbing seperti dosen di hadapannya. Beliau sangat banyak membantu Syila. Beliau memang terkenal tegas dalam membimbing mahasiswa yang sedang dikejar skripsi. Namun, selama tahap revisi, beliau tidak pernah melontarkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 6 PERCIKAN RASA

    Saat ini Syila sedang duduk di bangku kantin bersama kedua sahabatnya. Ia mengaduk-aduk es teh di hadapannya dengan malas. Wajahnya muram. Ia bahkan tak antusias mendengar kelakar Marsya dan Alyaa. Pikirannya masih terdistrak oleh insiden baru tadi. Ia menyesal dan tak menyangka takdir akan mempertemukan mereka lagi."Hei, wajahmu ditekuk terus, ada apa? Lagi kurang bahagia ya?" celetuk Marsya mengganggu ketenangan Syila."Mau bahagia bagaimana, hari ini laki-laki menyebalkan itu muncul lagi?" Kepala Syila mendongak ke sembarang arah. "Laki-laki? Maksudmu yang kemarin sudah buat kamu terlambat ikut bimbingan?" tanya Marsya. Syila mengangguk tak bersemangat. "Whuahaha, benar kan apa yang aku bilang?! Kamu pasti bertemu dia lagi." Marsya tertawa mengejek. "Jangan-jangan ini awal kalian berjodoh," sambung Alyaa meledek."Ih, kalian itu tidak asyik banget sih! Bukannya menghibur malah tambah buat kesal." Syila makin memperlihatkan raut masamnya. Syila mencurahkan betapa jengkelnya ia d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 7 DILABRAK PACAR POSESIF

    Sekarang ini, Rendi sedang makan siang bersama Alyaa. Rendi mengajaknya ke restoran di dekat kantornya. Kebetulan waktu sudah menunjukkan jam istirahat bagi Rendi."Ayo dimakan ayamnya. Nanti dingin kalau cuma didiamkan begitu. Nggak usah sungkan, " kata Rendi menyadari Alyaa terus memandanginya."Eh, iya, Mas." Alyaa menurunkan pandangannya. Ia pun melahap sedikit demi sedikit makanan di depannya. "By the way, saya suka sama kamu," ucap Rendi tiba-tiba. "Uhuk! Uhuk!" Alyaa kaget mendengar pernyataan Rendi sehingga ia tersedak. Rendi membantunya memberikan air minum. "Kaget, ya? Hehe. Saya ngomong jujur. Kamu orangnya asyik diajak mengobrol. Kamu juga ramah," tutur Rendi menatap manik mata Alyaa yang mendadak berbinar. Entahlah, apakah Rendi sadar sikapnya hampir mengutik sisi sensitif Alyaa."Tenang Alyaa, dia cuma bilang suka, nggak lebih." Alyaa membatin. Ia mungkin tak akan sanggup jika mendengar hal lebih dahsyat dari kata suka. Mungkin jantungnya akan copot karena tak kuasa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 8 SP ADALAH MAUT

    Rendi benar-benar pasrah saat surat peringatan kedua dibanting kasar ke atas meja oleh kepala divisi pemasaran. Ia mendapat teguran pedas tanpa ampun. Ia sadar ia salah. Ia datang amat terlambat ke kantor. Batas maksimal ia harus tiba di kantor usai jam makan siang yakni pukul 13.15. Akan tetapi, akibat ulah kekasihnya ia harus menahan malu karena masuk pukul 13.45. "Kamu benar-benar niat bekerja di sini atau tidak, sih?! Ini bukan pekaranganmu yang bisa kamu garap semaunya, datang seenaknya, pulang juga semaunya! Kamu anak baru tapi sudah berani buat citra PT JATI PERSADA turun," omel kepala divisi. Gestur berkacak pinggangnya menunjukkan bahwa dia sangat jengkel."Maaf, Pak." Rendi tertunduk tak berdaya. “Jangan mentang-mentang perusahaan ini pernah jadi milik keluarga kamu, kamu bisa sewenang-wenang di sini! Masih untung kami bersedia memberi kompensasi bulanan untuk hidup kamu!” Kepala divisi itu melayangkan tatapan buas ke arah Rendi."Ini kesempatan terakhir saya memberikan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 9 BESTIE SINTING

    Rendi pulang lebih cepat hari ini. Tepat pukul 15.30 ia langsung keluar kantor. Ia menghindari beberapa kerumunan karyawan yang masih asyik bergurau atau sekedar membahas pekerjaan. Ia tahu citranya di kantor sedang tidak baik. Ia terpaksa kabur dari kerumunan demi menghindari malu. Ia juga menancap gas mobilnya dengan kencang. Setiba di rumah, Rendi melempar tas kerjanya ke sofa ruang tengah. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di sana dan memejamkan mata. Dalam sekejap ia terlelap. Lelah bekerja dan lelah bertengkar dengan Shinta membuat badannya amat pegal. Pegal badan sekaligus lelah hati. Lima belas menit kemudian, dentingan notifikasi pesan di ponsel Rendi membangunkannya dari mimpi sore. Ia membuka notifikasi tersebut yang rupanya dari David. "Aku otw rumah." Isi pesan tersebut. "Jangan kelamaan." Rendi mengetik balasan pesan untuk David. Ia lalu pergi ke luar rumah. Ia duduk di bangku teras sembari menunggu kedatangan David. Sembari menunggu, ia mencari kontak Alyaa di ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 10 MENAKLUKKAN PACAR POSESIF

    Tepat Kamis, 10 Februari 2022, Marsya dan Alyaa tengah bergembira ria. Mereka sedang murah uang untuk mentraktir Syila atas lulusnya skripsi mereka dan bisa lanjut sidang. Syila bersyukur, setelah perjuangan panjang akhirnya ia dan sahabat-sahabatnya tinggal butuh satu langkah lagi menyelesaikan jenjang kuliahnya. "Huaaaahhhhh! Aku bahagia banget, sumpah. Dosen killer itu untuk pertama kalinya puji hasil skripsi aku." Marsya berteriak histeris akibat rasa senangya. "Bahagia sih bahagia, tapi jaga suara juga dong," sindir Syila kemudian memasukkan potongan bakso ke mulutnya. "Aaah, reseh kamu." Marsya memanyunkan bibirnya. Syila terkekeh. "Kamu dapat jadwal sidang hari apa, Al?" tanya Syila beralih memandang Alyaa yang duduk di sebelahnya. "Hari Kamis, Syil. Aku bersyukur banget bisa dapat ACC hari ini. Capek banget tiap hari harus bertemu revisi, revisi, dan revisi," jawab Alyaa ramah. "Waaah, Berarti jadwal kita sama, Al. Kamu juga hari Kamis kan, Syil?" tanya Marsya. Syila han

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 11 HAI, KITA BERTEMU LAGI!

    Rendi masuk mobil dengan wajah yang semringah. Hatinya amat lega bisa mengungkapkan semua yang ia rasakan kepada Shinta. Ia berharap semoga Shinta bisa mencerna baik-baik kalimatnya. Bahkan jika perlu, Shinta benar-benar sadar kesalahannya dan mau diajak mengakhiri hubungan. "Huffft! Untuk sementara gue bisa bebas dari Shinta." Rendi mengembuskan napas lega. Sejujurnya, terbersit rasa bersalah dalam benaknya terhadap Shinta. Ia mengakui dalam hati apa yang dilakukannya boleh dibilang keterlaluan. Sejak awal berpacaran, Rendi tak berkenan menerima perasaan Shinta. Namun, berbekal rasa simpati dan kekhawatiran memaksanya menerima Shinta sebagai kekasihnya. Ia berpikir barangkali ia bisa perlahan menumbuhkan cinta untuk perempuan yang gemar menggerai rambut blondenya yang panjang. Akan tetapi, ada banyak sifat Shinta yang tak disenanginya sehingga tak mampu memantik cinta di hati Rendi.Rendi mengusap wajah lelahnya lalu menyalakan mesin mobilnya. Ia bergegas pergi dari tempat itu, taku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 12 TERIMA KASIH

    Syila menderapkan langkah cepat di tepi jalan menuju rumahnya. Tak sampai satu menit, kakinya sudah berjejeran dengan bumper mobil Avanza yang terparkir di halaman rumahnya. Ia amat mengenali pemilik mobil berwarna hitam itu. Stiker beruang coklat masih menempel erat di pinggir atas kiri kaca depan mobil itu.Tok! Tok! Tok!"Assalamualaikum." Syila masuk ke rumah. "Wa'alaikumsalam." Dua orang yang ada ruang tamu menjawab serempak. Mereka adalah ayah Syila dan seorang tamu.Persis seperti dugaan Syila. Arfan datang ke rumahnya. Ia tengah duduk santai di kursi ruang tamu bersama ayahnya. Syila pun segera duduk di kursi yang berseberangan."Kak Arfan kok ada di sini?" tanya Syila sambil meletakkan tas kuliahnya. "Hush! Nggak sopan," tegur ayah. Syila menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sambil nyengir. "Kak Arfan sudah lama di sini?" Syila mengganti pertanyaannya. "Nah, itu lebih baik," puji ayah. Syila tersenyum kaku. Arfan ikut terkekeh pelan. Arfan menjawab jika ia sudah set

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 30 HARI WISUDA

    Beberapa hari telah berlalu. Hari yang dinanti tiba. Sabtu, 5 Maret 2022, adalah hari wisuda kelulusan Syila dan sahabat-sahabatnya. Ia sudah tidak sabar naik ke panggung, menuntaskan pendidikan strata satunya, dan mulai merangkai mimpi besarnya sebagai seorang PNS guru.Pagi itu, mentari mengintip malu-malu dari celah jendela kamar Syila. Sinar keemasan menyapu perlahan meja belajar yang penuh dengan buku catatan dan tumpukan kertas ujian yang kini hanya menjadi kenangan. Syila menguap kecil, lalu beranjak membuka lemari pakaian dengan semangat. Toga yang telah lama tersimpan rapi di dalamnya menunggu untuk dipakai. Namun, saat membuka lemari, sebuah kain biru wardah terjatuh ke lantai.Syila memungut kain itu perlahan, memandanginya dengan tatapan yang berubah sendu. Kain tersebut adalah hadiah dari ibunya saat ulang tahunnya yang ke-20. Sebuah simbol harapan dari sang ibu agar Syila mulai mengenakan kerudung, sesuatu yang telah lama menjadi keinginan ibunya.“Ya Allah, aku udah ban

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    BAB 29 MERAJUK LAGI

    Rendi dan Shinta duduk di sebuah meja sudut restoran dekat supermarket. Suasana di antara mereka penuh keheningan yang aneh. Rendi tampak canggung, jemarinya terus memainkan gelas air mineral di depannya. Di sisi lain, Shinta menatap ke arah jendela dengan wajah sendu, seolah sedang menata pikirannya sebelum berkata.“Kenapa, Ren?” Shinta akhirnya memecah keheningan. Suaranya pelan, tapi sarat emosi. “Kenapa kamu nggak pernah kasih kabar? Teleponku nggak kamu angkat, pesan-pesanku nggak satu pun dibalas.”Sembari menarik napas berat Shinta lanjut mengeluh, “Aku rasa dua minggu adalah waktu yang cukup untuk kamu menenangkan diri. Aku rindu.” Shinta memandang kekasihnya dengan manik mata yang nanar.Rendi terdiam, berusaha merangkai jawaban yang tak terlalu menyakitkan. “Maaf ya, Shin. Aku memang udah tenang, tapi pekerjaan di kantor lagi padat banget.”Shinta mengangguk kecil, meski jelas raut wajahnya menyiratkan kecewa. “Aku mengerti. Tapi, aku cuma ingin tahu kamu baik-baik aja. Aku

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 28 DUGAAN

    "Terima kasih, Kak." Syila menerima kembalian dari total bayaran belanjaannya di lantai tiga. Satu kantong besar berisi dua boneka beruang mini dan perlengkapan untuk membuat buket. Di sampingnya, masih berdiri lelaki yang sejak tadi setia menemaninya belanja. Rendi belum bosan membersamai gadis yang dijulukinya perempuan pemarah. Dengan percaya diri, dia menawarkan untuk membawakan belanjaan Syila."Enggak usah!" Syila menyingkirkan tangan Rendi tanpa ragu, tatapannya tajam, seolah mengukuhkan penolakan. Rendi pun berdecak kesal. Dia mengikuti langkah Syila menuruni eskalator ke lantai dua."Alyaa pasti terharu kalau tahu sahabatnya sangat perhatian," celetuk Rendi lantas merogoh ponsel di saku kemejanya, berpura-pura hendak memotret. Syila menatap tajam wajah Rendi sembari mengepalkan tangan ke sisi tubuh dan mengancam, "Awas kalau sampai macam-macam!" Namun, ancamannya tak menjadi persoalan bagi Rendi. Lelaki itu justru tertawa cekikikan karena mendapati wajah masam gadis di sebel

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 27 BONEKA NOSTALGIA

    Waktu bergulir cepat hingga kalender telah menunjuk akhir Februari 2022. Waktu kian mendekati jadwal wisuda UNICILA. Para mahasiswa yang telah menyelesaikan administrasi dan yudisium bersiap menghadapi momen istimewa itu. Syila termasuk di antara mereka, kini sibuk mempersiapkan kebutuhan wisudanya.Siang ini, Syila berada di supermarket ternama di Cilacap. Dua tas belanjaan tergantung di tangannya. Sebelum naik ke lantai tiga, ia menitipkan barang bawaannya pada petugas. Setiba di sana, rak-rak besar penuh boneka berjejer memikat perhatiannya. Matanya langsung tertuju pada boneka-boneka beruang kecil lengkap dengan topi wisuda. Senyum sumringah terpancar di wajahnya."Mereka pasti senang kalau aku kasih kejutan ini," gumamnya sambil memandangi deretan teddy bear.Hari-hari sebelumnya, Syila telah berdamai dengan rasa cemburunya pada Marsya. Ia memutuskan untuk melupakan prasangka tak beralasannya. Persahabatannya jauh lebih penting daripada ego pribadi. Ia bahkan berencana memberi ha

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 26 PANGGILAN RASA

    Cling! Cling!Nama “Mas Rendi” terpampang nyata di layar ponsel Syila saat dering telepon memanggil. Keringat dingin mulai menyelimuti Syila. Jika ia angkat panggilan tersebut ia akan gugup. Tapi jika ia biarkan, bisa-bisa ia akan diteror oleh orang itu. “Sekian pertemuan dengannya sudah cukup membuatku tahu kalau dia memang manusia menyebalkan,” pikir Syila, seraya menimbang pilihan.Dengan segala keberanian yang tersisa dan mengusir pikiran negatif, Syila akhirnya menerima panggilan itu."Anda siapa? Anda kurang kerjaan ya teror saya? Saya nggak suka Anda teror seperti ini. Kalau kita ada masalah mainnya pakai cara yang gentle, dong," sergah Rendi di ujung sana dengan nada tajam dan menohok. Bentakan itu sontak mengusir sisa ketenangan di hati Syila. Tangannya bergetar, tapi ia mencoba menjawab."Eh, enggak enggak!" ucap Syila secara spontan. Ia sangat gugup.Rendi pun terkejut mendengar suara perempuan di speaker ponselnya. Ia seperti mengenal suara perempuan itu. Tapi siapa, piki

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 25 DEMAM KATA DI UJUNG SUARA

    Syila seketika terkesiap saat mendadak suara yang dikenalinya memanggilnya. Ia bangkit dari kursinya dan menghadap ke asal suara. Wajahnya mendadak pucat, guratan kegugupan terlihat jelas di raut wajahnya. Di sana, tak jauh darinya, Arfan berdiri dengan ekspresi serius. Kehadirannya begitu tiba-tiba, membuat pikiran Syila penuh tanda tanya.Apakah dia telah memantaunya sejak tadi? Apakah Arfan sudah menantinya di belakang sedari lama? Apakah Arfan mendengar obrolannya tadi? Deretan pertanyaan penuh kegugupan mencecar batin dan pikiran Syila."Kamu dari tadi di sini? Kakak dari tadi nunggu kamu, loh,” ujar Arfan dengan nada yang sedikit menegur, alisnya mengerut menandakan kekecewaan.Syila tersentak, bola matanya menggelandang tak tentu arah. Ia mencoba mencari alasan yang masuk akal dan tak menambah kekecewaan Arfan. "M-maaf, Kak. Dari tadi—aku tunggu toilet sepi—lama banget antrenya." Syila tergagap. Ia tidak mungkin mengatakan ia menghabiskan waktu bersama Rendi, seorang lelaki ya

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 24 HARI PENUH RASA

    Arfan tengah berbincang akrab dengan Marsya, seorang perempuan yang baru dikenalnya kemarin. Marsya muncul beberapa saat setelah Syila pamit ke toilet. Ia mampir ke restoran setelah berbelanja kebutuhan wisudanya, tanpa disangka, ternyata restoran itu juga menjadi tempat yang sama di mana Arfan berada.Marsya langsung berseri-seri begitu melihat Arfan. Dengan santai, ia menghampiri dan menyapa tanpa ragu. Arfan pun menyambut kehadiran Marsya dengan senyuman hangat, merasa nyaman dengan obrolan ringan yang mulai mengalir di antara mereka. Marsya kemudian duduk di kursi yang sebelumnya ditempati oleh Syila, seolah semuanya sudah menjadi kebetulan yang menyenangkan.“Kamu bawa apa saja, Sya?” tanya Arfan seraya melongok dua kantong yang dibawa Marsya.“Oh, ini!” Marsya tersenyum anggun sambil meletakkan belanjaannya di atas meja. Satu per satu isi kantongnya ia keluarkan secara bergiliran. Terpancar antusias yang tinggi ketika menunjukkan berbagai barang seperti skincare, kosmetik, headp

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 23 TAWA DAN LUKA

    Udara sore ini cukup bersahabat. Tak panas, juga tak mendung. Cocok untuk menyeduh segelas americano panas juga menyesap cappuccino dingin. Perpaduan aroma yang menenangkan dan menyegarkan di atas meja persegi di sebuah restoran. Langit jingga turut melengkapi kehangatan suasana dalam obrolan dua orang di pojok restoran tersebut. Mereka adalah Syila dan Arfan.Syila batal menemani Alyaa mengajar les bukan disebabkan ada acara keluarga, melainkan ia menemui Arfan di sebuah restoran cepat saji. Sengaja ia mengajak Arfan bertemu di jam sore agar memiliki alasan untuk menolak ajakan Alyaa. Lagipula siang tadi ia baru tiba di rumah dan harus menadahi sambutan selamat dari keluarganya. Ia tentu butuh istirahat untuk menghemat energi dan baterai sosialnya. Ditambah lagi, Arfan baru bisa menemuinya ketika jam kerja selesai."Selamat ya, Syila. Adik Kak Arfan yang manis ini akhirnya hampir lulus juga.” Arfan tersenyum lebar, matanya berbinar penuh kebanggaan saat mengucapkan kalimat itu.“Teri

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 22 RENDI MENYUKAI ALYAA

    Ting Tong! Ting Tong! Rendi berjalan ke pintu dengan langkah tak bersemangat. Ia menarik kenop pintu. Begitu pintu dibukanya, Rendi terpaku. Rendi berdiri mematung di depan pintu yang terbuka lebar, matanya terpaku pada sosok tamu yang berdiri di sana. Perempuan itu tersenyum lembut, mengenakan blouse putih bermotif bunga kecil dan celana panjang hitam yang rapi. Rambutnya disanggul sederhana, dengan beberapa helai tergerai di sisi wajah. Di tangannya tergenggam tas kecil yang tampak penuh buku.“Alyaa…” Rendi akhirnya bersuara, seolah terbangun dari lamunannya. Bagai angin segar yang menerpa, Rendi menyungging senyum lebar ke arah Alyaa.“Iya, Mas. Ini saya, Alyaa. Mas Rendi nggak lupa kalau hari ini Lisa ada jadwal les, kan?” Alyaa membalas senyum tuannya dengan kehangatan wajah yang menjejakkan ketulusan.Sore ini jadwal Alyaa mengajar. Ia datang lebih awal dari biasanya. Ia datang sendiri, tidak ditemani lagi oleh Syila. "Iya, saya ingat, kok,” jawab Rendi cepat. “S-saya cuma—

DMCA.com Protection Status