Share

CHAPTER 9 BESTIE SINTING

Penulis: Kata Pena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 19:35:17

Rendi pulang lebih cepat hari ini. Tepat pukul 15.30 ia langsung keluar kantor. Ia menghindari beberapa kerumunan karyawan yang masih asyik bergurau atau sekedar membahas pekerjaan. Ia tahu citranya di kantor sedang tidak baik. Ia terpaksa kabur dari kerumunan demi menghindari malu. Ia juga menancap gas mobilnya dengan kencang.

Setiba di rumah, Rendi melempar tas kerjanya ke sofa ruang tengah. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di sana dan memejamkan mata. Dalam sekejap ia terlelap. Lelah bekerja dan lelah bertengkar dengan Shinta membuat badannya amat pegal. Pegal badan sekaligus lelah hati.

Lima belas menit kemudian, dentingan notifikasi pesan di ponsel Rendi membangunkannya dari mimpi sore. Ia membuka notifikasi tersebut yang rupanya dari David.

"Aku otw rumah." Isi pesan tersebut.

"Jangan kelamaan." Rendi mengetik balasan pesan untuk David.

Ia lalu pergi ke luar rumah. Ia duduk di bangku teras sembari menunggu kedatangan David. Sembari menunggu, ia mencari kontak Alyaa di ponselnya lalu menekan simbol panggilan.

Tut! Tut! Tut!

Terdengar nada tersambung di ujung. Rendi tinggal menunggu apakah Alyaa masih mau menerima teleponnya. Panggilan tersebut ternyata zonk, alias Alyaa tidak menjawab. Rendi mencoba meneleponnya lagi. Syukurlah, Alyaa akhirnya mau menjawab teleponnya.

"Wa'alaikumsalam, syukurlah kamu mau jawab telepon saya," jawab Rendi setelah mendengar salam pembuka kata dari Alyaa.

"Ada apa telepon saya, Mas? Saya nggak ada jadwal mengajar hari ini kan?" Alyaa bertanya dengan ramah. Sikap itulah yang membuat Rendi nyaman berdekatan dengannya.

"Enggak. Saya..." Rendi merasa gugup. "Saya...minta maaf...buat tadi siang."

"Ya sudahlah Mas, nggak apa-apa. Saya juga nggak ambil pusing kejadian itu." Di ujung sana Alyaa mengecilkan volume suaranya. Ia seperti malas membahas hal tersebut.

"Harusnya Mas Rendi bilang dari awal kalau sudah punya kekasih. Jadi, saya bisa jaga jarak," sambung Alyaa.

Rendi berdiri. Ia berjalan dan menyender ke tembok.

"Saya nggak pernah cinta sama dia. Dia terlalu posesif. Saya nggak pernah nyaman di dekat dia," balas Rendi.

"Maaf Mas, i-itu bukan urusan saya. Akan lebih baik Mas Rendi berhenti memberi perhatian lebih ke saya. Saya cuma guru les adik Mas Rendi, nggak lebih." Tanpa sadar Alyaa mengungkapkan apa yang ia rasakan saat ini.

"Maksud kamu?" tanya Rendi. Alyaa tidak menjawab. Ia justru memutus panggilan teleponnya.

"Halo! Halo! Alyaa!" panggil Rendi. Tapi jelas tidak ada lagi sahutan.

Beberapa detik kemudian Alyaa mengirimkan notif pesan yang berisi, "Mas Rendi nggak perlu canggung kalau besok saya ke sana. Mas Rendi juga nggak perlu lagi antar saya pulang setiap selesai mengajar."

Rendi geram. Ia kembali emosi. Tembok di sebelahnya ia tinju menggunakan kepalan tangannya.

"Arrrgh!" berkali-kali Rendi menyakiti tangannya ke tembok.

"Rendi?" panggil seseorang. Rendi menoleh.

"David." Rendi menatap lemah laki-laki yang berdiri satu meter darinya.

"Apa yang bikin kamu nggak baik-baik saja?" David bertanya cemas.

Rendi tidak langsung menjawab. Ia kembali duduk di bangku teras. David segera menyebelahinya.

"Hidupku kacau, Dav. Kacau!"

"Sudah dari lahir, kan?" tanya David. Sempat-sempatnya dalam situasi menyedihkan ini ia bisa melontarkan lelucon demikian.

"Bukanlah! Dari dalam kandungan sudah kacau." Rendi memiringkan bibirnya.

"Aku itu sudah capek terus-terusan dikekang dia," kata Rendi sambil memandangi taman halaman rumahnya yang penuh bunga.

"Siapa? Shinta?" David menduga.

"Siapa lagi kalau bukan dia? Karir aku hampir hancur gara-gara dia." Mimik wajah Rendi terlihat sangat meminta belas kasihan.

"Hah? Bagaimana ceritanya? Apa yang dia perbuat sampai karir kamu hancur?" Sifat penasaran David kambuh. Ia mulai antusias mengintrogasi rekan SMA-nya itu.

"Woy! Paham kata hampir nggak sih?!" Rendi mendorong kasar tubuh David.

"Whahaha, Ini nih yang aku suka. Kamu sudah bertenaga lagi. Itu artinya kamu sudah bahagia lagi." David tertawa lega.

"Semprul!" ketus Rendi.

"Jadi, bagaimana? Cerita dong ada apa tadi siang sampai-sampai kamu sudah seperti orang yang didatangi malaikat maut saja!" David memepet Rendi. Rendi yang geli kembali mendorongnya. Kali ini ia sampai tersungkur ke lantai.

"Kurang ajar ya, Ren! Ganteng-ganteng seperti ini disuruh cium lantai!" omel David.

"Ganteng dari mana? Ganteng-ganteng serigala?" Rendi cekikikan.

David pun duduk dengan menjaga jarak. Ia tak mau jatuh ke tanah yang sama untuk kedua kalinya. Masih memasang wajah cemberut, David bertanya lagi tentang apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya. Rendi pun mengambil sikap serius. Ia menceritakan awal pertemuannya dengan Alyaa di kampus UNICILA.

"What you say? Kamu bertemu Alyaa?" Mata David terbelalak. Ia semakin penasaran.

"Sok Inggris banget, sih! Makanya dengarkan dulu sampai tuntas baru komentar." Rendi kesal ceritanya dipotong tiba-tiba.

David hanya nyinyir sambil membuang muka. Rendi kemudian melanjutkan kronologi tragedi siang tadi. Ia bercerita ketika ia dan Alyaa sedang makan bersama, mendadak Shinta datang sambil marah-marah. Shinta menuduhnya berselingkuh. Shinta juga membuat Alyaa tersinggung oleh kata-katanya. Masih belum puas, Shinta memaksa ia menemani belanja make up.

"Gara-gara itu aku kena SP kedua dan aku diskors dua hari," pungkas Rendi.

"Sumpah? Kamu dapet skors? Astaga!" David ragu.

"Aku mana mungkin bercanda masalah seperti ini." Rendi memberi kepastian.

"Yaaah....aku turut prihatin ya, Bro." David menepuk bahu Rendi untuk memberi semangat.

"Terus apa rencana kamu selanjutnya?" tanya David.

"Besok aku harus menemui Shinta. Banyak hal yang harus aku jelaskan ke dia. Kalau perlu aku pengin putus dari dia," jawab Rendi mantap.

"Aku sih setuju-setuju saja sama keputusan kamu. Perempuan itu memang sudah terlalu sering membuat kamu ditimpa kesialan. Pembawa sial dia. Aku juga nggak senang sama dia. Bawaannya emosi mulu si Shinta." David kembali menepuk-tepuk bahu Rendi.

"Thank you ya Dav, sudah mau mendengarkan aku," Rendi menyimpul senyum.

"Sama-sama. Sering-sering saja kamu curhat ke aku. Biar aku ada bahan gosip," balas David disambung gelak tawa.

"Dasar sinting!" ketus Rendi.

"Kalau aku sinting, kamu lebih sinting dong, soalnya mau berteman sama orang sinting," tawa David semakin pecah.

Rendi cukup mendengus kesal. Ocehan David takkan ada habisnya kalau terus diladeni.

David kemudian berpamit pulang karena hari sudah mulai gelap. Ia berharap rekannya jangan terlalu sering murung agar ia tak kaku di depannya. Rendi hanya mengangguk.

"Oh ya, kamu ke sini naik apa?" tanya Rendi yang baru sadar tidak ada kendaraan asing di halaman rumahnya.

"Bawa motor. Tuh, motornya di depan gerbang. Soalnya, dari tadi kamu dipanggil nggak jawab-jawab. Ya sudah aku tinggal saja motorku di situ terus aku menyelonong masuk," tutur David, “Untung pintu gerbangnya nggak digembok.”

"Ooh. Ya sudah sana pulang. Nanti mamahmu cari kamu. Kamu kan anak mamah." Rendi menarik tangan David agar ia beranjak dari duduknya. David balas menjitak pelan. Dengan akting wajah masam, David meninggalkan kediaman Rendi. Sementara si tuan rumah menggeleng-gelengkan kepala.

Tak lama setelah itu, Rendi merogoh ponsel di saku celananya.

“Besok kita ketemuan!” tulis Rendi di kotak pesan untuk seseorang.

***

Bab terkait

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 10 MENAKLUKKAN PACAR POSESIF

    Tepat Kamis, 10 Februari 2022, Marsya dan Alyaa tengah bergembira ria. Mereka sedang murah uang untuk mentraktir Syila atas lulusnya skripsi mereka dan bisa lanjut sidang. Syila bersyukur, setelah perjuangan panjang akhirnya ia dan sahabat-sahabatnya tinggal butuh satu langkah lagi menyelesaikan jenjang kuliahnya. "Huaaaahhhhh! Aku bahagia banget, sumpah. Dosen killer itu untuk pertama kalinya puji hasil skripsi aku." Marsya berteriak histeris akibat rasa senangya. "Bahagia sih bahagia, tapi jaga suara juga dong," sindir Syila kemudian memasukkan potongan bakso ke mulutnya. "Aaah, reseh kamu." Marsya memanyunkan bibirnya. Syila terkekeh. "Kamu dapat jadwal sidang hari apa, Al?" tanya Syila beralih memandang Alyaa yang duduk di sebelahnya. "Hari Kamis, Syil. Aku bersyukur banget bisa dapat ACC hari ini. Capek banget tiap hari harus bertemu revisi, revisi, dan revisi," jawab Alyaa ramah. "Waaah, Berarti jadwal kita sama, Al. Kamu juga hari Kamis kan, Syil?" tanya Marsya. Syila han

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 11 HAI, KITA BERTEMU LAGI!

    Rendi masuk mobil dengan wajah yang semringah. Hatinya amat lega bisa mengungkapkan semua yang ia rasakan kepada Shinta. Ia berharap semoga Shinta bisa mencerna baik-baik kalimatnya. Bahkan jika perlu, Shinta benar-benar sadar kesalahannya dan mau diajak mengakhiri hubungan. "Huffft! Untuk sementara gue bisa bebas dari Shinta." Rendi mengembuskan napas lega. Sejujurnya, terbersit rasa bersalah dalam benaknya terhadap Shinta. Ia mengakui dalam hati apa yang dilakukannya boleh dibilang keterlaluan. Sejak awal berpacaran, Rendi tak berkenan menerima perasaan Shinta. Namun, berbekal rasa simpati dan kekhawatiran memaksanya menerima Shinta sebagai kekasihnya. Ia berpikir barangkali ia bisa perlahan menumbuhkan cinta untuk perempuan yang gemar menggerai rambut blondenya yang panjang. Akan tetapi, ada banyak sifat Shinta yang tak disenanginya sehingga tak mampu memantik cinta di hati Rendi.Rendi mengusap wajah lelahnya lalu menyalakan mesin mobilnya. Ia bergegas pergi dari tempat itu, taku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 12 TERIMA KASIH

    Syila menderapkan langkah cepat di tepi jalan menuju rumahnya. Tak sampai satu menit, kakinya sudah berjejeran dengan bumper mobil Avanza yang terparkir di halaman rumahnya. Ia amat mengenali pemilik mobil berwarna hitam itu. Stiker beruang coklat masih menempel erat di pinggir atas kiri kaca depan mobil itu.Tok! Tok! Tok!"Assalamualaikum." Syila masuk ke rumah. "Wa'alaikumsalam." Dua orang yang ada ruang tamu menjawab serempak. Mereka adalah ayah Syila dan seorang tamu.Persis seperti dugaan Syila. Arfan datang ke rumahnya. Ia tengah duduk santai di kursi ruang tamu bersama ayahnya. Syila pun segera duduk di kursi yang berseberangan."Kak Arfan kok ada di sini?" tanya Syila sambil meletakkan tas kuliahnya. "Hush! Nggak sopan," tegur ayah. Syila menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sambil nyengir. "Kak Arfan sudah lama di sini?" Syila mengganti pertanyaannya. "Nah, itu lebih baik," puji ayah. Syila tersenyum kaku. Arfan ikut terkekeh pelan. Arfan menjawab jika ia sudah set

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 13 KENANGAN DIBALIK SYAL MERAH

    Usai melepas kepergian Arfan, gadis yang rambutnya tergerai anggun itu masuk ke rumah. Syila langsung menuju kamar. Ia merenung di dalam kamarnya. Matanya tertuju pada figura berisi foto masa kecilnya bersama Arfan. Tepatnya saat mereka masih menjabat pengurus OSIS di SMP. Ia kemudian membuka laci yang ada di bawah lemari pakaiannya. Ia mengambil sebuah barang dari sana. Ada sebuah syal di dalam sana. Syal yang pernah dijahit oleh tangan Arfan sendiri dan diberikan kepada Syila tepat saat kelulusan SMA Syila. Dulu Syila pernah bermimpi bisa datang ke negara bermusim salju. Namun, sekarang mimpi itu masih sebatas angan. Tekadnya masih terjaga, tetapi ia menggenggam prioritas lain. "Kak Arfan. Kakak selalu baik ke aku. Meskipun aku tahu kebaikan Kakak cuma untuk persahabatan. Tapi aku nggak bisa mengelak lagi. Aku menganggap perhatian Kakak ke aku lebih dari sekedar sahabat," kata Syila menatap sayu syal di tangannya. **Flashback on**Pada suatu Sabtu di tahun 2018, gerombolan siswa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 14 PERASAAN YANG TAK TERUNGKAP

    Sore itu, Rendi bersandar di tembok teras rumahnya, menyesap udara senja yang terasa lembut. Ia menunggu kedatangan Alyaa, pengajar les adiknya. Pandangannya terarah ke langit, pikirannya terbang kembali pada peristiwa siang tadi. Peristiwa yang mengobrak-abrik separuh prinsip awalnya yang tak berniat menyukai gadis itu.Sebuah senyum tipis terlukis di wajah maskulin Rendi, namun segera diiringi helaan napas panjang. Meski masih kesal dengan insiden di kantor yang mencoreng namanya, ia tak mengerti mengapa pertemuannya dengan gadis bernama Syila justru menghadirkan perasaan senang."Syila... Nama yang cantik, persis seperti pemiliknya," gumam Rendi pelan. Bayangan Syila kembali hadir, mengingatkannya pada pertemuan pertama mereka yang penuh adu mulut. Gadis keras kepala itu, entah bagaimana, berhasil menarik perhatian Rendi. "Coba saja aku belum punya Shinta, pasti aku bisa lebih bebas membiarkan kepalaku memikirkan Syila. Kasihan juga Shinta karena harus jadi korban rasa nggak enakk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 15 PERCIK API CEMBURU

    Keesokan harinya, Syila meminta bertemu dengan kedua sahabat perempuannya. Ia harus mencurahkan kebimbangannya atas keinginan ibu. Ia ingin meminta pendapat kedua sahabatnya yang barangkali bisa memberi solusi. Mereka bertemu di kafe langganan mereka. Kebetulan mereka sedang tak punya jadwal ke kampus. "Aku lagi bingung. Ibu minta sesuatu ke aku yang mana aku belum siap buat memenuhi keinginan itu." Syila memperlihatkan raut bimbangnya. Dagunya menempel pada meja kafe."Memang apa yang diminta sama ibumu?" tanya Alyaa berpangku sebelah tangan. Syila menarik napas sebentar dan mengangkat wajahnya. Kemudian ia mulai bercerita kejadian sore kemarin saat ibunya menunjukan dua helai kerudung. Ibunya ingin setelah lulus, ia bisa mantap menggunakan kerudung. Ibu menuturkan kepadanya bahwa menutup seluruh aurat adalah kewajiban seorang muslimah. Sementara selama ini Syila tidak pernah menggunakan kerudung di kesehariannya kecuali ketika datang ke pengajian atau ketika hari raya tiba. "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 16 HAI, PEREMPUAN PEMARAH

    Sore hari Syila berpamitan kepada ibu, ayah, dan kakaknya—hendak menemani temannya pergi. Ibu menatap Syila sedikit kecewa karena putrinya masih belum menggunakan kerudung. Syila yang memahami arti tatapan ibunya segera keluar dari rumah sambil memberi salam. Syila berjalan sebentar hingga pertigaan di mana di sana sudah ada Alyaa yang menunggunya di dalam sebuah taksi. Syila masuk ke taksi. Ia meminta maaf sudah membuat Alyaa menunggu lama. Alyaa merasa tidak keberatan. Taksi berjalan dengan kecepatan 60km/jam. Sesekali dalam perjalanan, Alyaa dan Syila bercakap-cakap. "Ini nggak masalah kan kalau aku ikut denganmu?" tanya Syila. Alyaa seraya memeriksa sesuatu di tasnya menjawab, "Nggak apa-apa. Kamu santai aja. Aku lagi malas berpergian sendiri saja, kok.” Syila mengangguk.‘Hari ini aku nggak boleh canggung di depan Mas Rendi. Aku harus jadi Alyaa yang dia kenal,’ ucap Alyaa dalam hati. Lima belas menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di rumah tempat Alyaa mengajar les. Usai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 17 MELEPAS RINDU

    Malam hari Rendi menyambangi rumah David. Usai dua hari terkena skors, ia perlu menemui rekan kerja sekaligus sahabatnya. Setidaknya ia butuh melepas rindu sekaligus bertanya perihal tugas kantor yang tertinggal. Dalam hati, ia berharap tidak ada tumpukan tugas di meja kerjanya saat besok ia kembali bekerja. "Sejauh ini kantor lagi aman-aman aja. Semua tugas kamu udah terkover sama aku," kata David mengambil posisi jekang di sofa ruang tamu. "Fiuuuh...syukurlah. Seenggaknya besok aku nggak kaget datang ke kantor." Rendi menyandarkan punggung ke sofa, merasa lega. "Tapi itu artinya potongan gaji kamu buat bonus gaji aku dong, hahaha." David tertawa jahil. "Semprul!" Rendi mendengus, meski senyum kecilnya tak dapat disembunyikan. Pandangan Rendi berkeliling, menyapu setiap sudut rumah sahabatnya. Bola matanya seperti mencari sesuatu. Setelah beberapa saat, ia bertanya, “Orang tua kamu mana? Kok nggak kelihatan?” “Mamah sama papah lagi ke rumah nenek,” jawab David santai.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19

Bab terbaru

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 30 HARI WISUDA

    Beberapa hari telah berlalu. Hari yang dinanti tiba. Sabtu, 5 Maret 2022, adalah hari wisuda kelulusan Syila dan sahabat-sahabatnya. Ia sudah tidak sabar naik ke panggung, menuntaskan pendidikan strata satunya, dan mulai merangkai mimpi besarnya sebagai seorang PNS guru.Pagi itu, mentari mengintip malu-malu dari celah jendela kamar Syila. Sinar keemasan menyapu perlahan meja belajar yang penuh dengan buku catatan dan tumpukan kertas ujian yang kini hanya menjadi kenangan. Syila menguap kecil, lalu beranjak membuka lemari pakaian dengan semangat. Toga yang telah lama tersimpan rapi di dalamnya menunggu untuk dipakai. Namun, saat membuka lemari, sebuah kain biru wardah terjatuh ke lantai.Syila memungut kain itu perlahan, memandanginya dengan tatapan yang berubah sendu. Kain tersebut adalah hadiah dari ibunya saat ulang tahunnya yang ke-20. Sebuah simbol harapan dari sang ibu agar Syila mulai mengenakan kerudung, sesuatu yang telah lama menjadi keinginan ibunya.“Ya Allah, aku udah ban

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    BAB 29 MERAJUK LAGI

    Rendi dan Shinta duduk di sebuah meja sudut restoran dekat supermarket. Suasana di antara mereka penuh keheningan yang aneh. Rendi tampak canggung, jemarinya terus memainkan gelas air mineral di depannya. Di sisi lain, Shinta menatap ke arah jendela dengan wajah sendu, seolah sedang menata pikirannya sebelum berkata.“Kenapa, Ren?” Shinta akhirnya memecah keheningan. Suaranya pelan, tapi sarat emosi. “Kenapa kamu nggak pernah kasih kabar? Teleponku nggak kamu angkat, pesan-pesanku nggak satu pun dibalas.”Sembari menarik napas berat Shinta lanjut mengeluh, “Aku rasa dua minggu adalah waktu yang cukup untuk kamu menenangkan diri. Aku rindu.” Shinta memandang kekasihnya dengan manik mata yang nanar.Rendi terdiam, berusaha merangkai jawaban yang tak terlalu menyakitkan. “Maaf ya, Shin. Aku memang udah tenang, tapi pekerjaan di kantor lagi padat banget.”Shinta mengangguk kecil, meski jelas raut wajahnya menyiratkan kecewa. “Aku mengerti. Tapi, aku cuma ingin tahu kamu baik-baik aja. Aku

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 28 DUGAAN

    "Terima kasih, Kak." Syila menerima kembalian dari total bayaran belanjaannya di lantai tiga. Satu kantong besar berisi dua boneka beruang mini dan perlengkapan untuk membuat buket. Di sampingnya, masih berdiri lelaki yang sejak tadi setia menemaninya belanja. Rendi belum bosan membersamai gadis yang dijulukinya perempuan pemarah. Dengan percaya diri, dia menawarkan untuk membawakan belanjaan Syila."Enggak usah!" Syila menyingkirkan tangan Rendi tanpa ragu, tatapannya tajam, seolah mengukuhkan penolakan. Rendi pun berdecak kesal. Dia mengikuti langkah Syila menuruni eskalator ke lantai dua."Alyaa pasti terharu kalau tahu sahabatnya sangat perhatian," celetuk Rendi lantas merogoh ponsel di saku kemejanya, berpura-pura hendak memotret. Syila menatap tajam wajah Rendi sembari mengepalkan tangan ke sisi tubuh dan mengancam, "Awas kalau sampai macam-macam!" Namun, ancamannya tak menjadi persoalan bagi Rendi. Lelaki itu justru tertawa cekikikan karena mendapati wajah masam gadis di sebel

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 27 BONEKA NOSTALGIA

    Waktu bergulir cepat hingga kalender telah menunjuk akhir Februari 2022. Waktu kian mendekati jadwal wisuda UNICILA. Para mahasiswa yang telah menyelesaikan administrasi dan yudisium bersiap menghadapi momen istimewa itu. Syila termasuk di antara mereka, kini sibuk mempersiapkan kebutuhan wisudanya.Siang ini, Syila berada di supermarket ternama di Cilacap. Dua tas belanjaan tergantung di tangannya. Sebelum naik ke lantai tiga, ia menitipkan barang bawaannya pada petugas. Setiba di sana, rak-rak besar penuh boneka berjejer memikat perhatiannya. Matanya langsung tertuju pada boneka-boneka beruang kecil lengkap dengan topi wisuda. Senyum sumringah terpancar di wajahnya."Mereka pasti senang kalau aku kasih kejutan ini," gumamnya sambil memandangi deretan teddy bear.Hari-hari sebelumnya, Syila telah berdamai dengan rasa cemburunya pada Marsya. Ia memutuskan untuk melupakan prasangka tak beralasannya. Persahabatannya jauh lebih penting daripada ego pribadi. Ia bahkan berencana memberi ha

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 26 PANGGILAN RASA

    Cling! Cling!Nama “Mas Rendi” terpampang nyata di layar ponsel Syila saat dering telepon memanggil. Keringat dingin mulai menyelimuti Syila. Jika ia angkat panggilan tersebut ia akan gugup. Tapi jika ia biarkan, bisa-bisa ia akan diteror oleh orang itu. “Sekian pertemuan dengannya sudah cukup membuatku tahu kalau dia memang manusia menyebalkan,” pikir Syila, seraya menimbang pilihan.Dengan segala keberanian yang tersisa dan mengusir pikiran negatif, Syila akhirnya menerima panggilan itu."Anda siapa? Anda kurang kerjaan ya teror saya? Saya nggak suka Anda teror seperti ini. Kalau kita ada masalah mainnya pakai cara yang gentle, dong," sergah Rendi di ujung sana dengan nada tajam dan menohok. Bentakan itu sontak mengusir sisa ketenangan di hati Syila. Tangannya bergetar, tapi ia mencoba menjawab."Eh, enggak enggak!" ucap Syila secara spontan. Ia sangat gugup.Rendi pun terkejut mendengar suara perempuan di speaker ponselnya. Ia seperti mengenal suara perempuan itu. Tapi siapa, piki

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 25 DEMAM KATA DI UJUNG SUARA

    Syila seketika terkesiap saat mendadak suara yang dikenalinya memanggilnya. Ia bangkit dari kursinya dan menghadap ke asal suara. Wajahnya mendadak pucat, guratan kegugupan terlihat jelas di raut wajahnya. Di sana, tak jauh darinya, Arfan berdiri dengan ekspresi serius. Kehadirannya begitu tiba-tiba, membuat pikiran Syila penuh tanda tanya.Apakah dia telah memantaunya sejak tadi? Apakah Arfan sudah menantinya di belakang sedari lama? Apakah Arfan mendengar obrolannya tadi? Deretan pertanyaan penuh kegugupan mencecar batin dan pikiran Syila."Kamu dari tadi di sini? Kakak dari tadi nunggu kamu, loh,” ujar Arfan dengan nada yang sedikit menegur, alisnya mengerut menandakan kekecewaan.Syila tersentak, bola matanya menggelandang tak tentu arah. Ia mencoba mencari alasan yang masuk akal dan tak menambah kekecewaan Arfan. "M-maaf, Kak. Dari tadi—aku tunggu toilet sepi—lama banget antrenya." Syila tergagap. Ia tidak mungkin mengatakan ia menghabiskan waktu bersama Rendi, seorang lelaki ya

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 24 HARI PENUH RASA

    Arfan tengah berbincang akrab dengan Marsya, seorang perempuan yang baru dikenalnya kemarin. Marsya muncul beberapa saat setelah Syila pamit ke toilet. Ia mampir ke restoran setelah berbelanja kebutuhan wisudanya, tanpa disangka, ternyata restoran itu juga menjadi tempat yang sama di mana Arfan berada.Marsya langsung berseri-seri begitu melihat Arfan. Dengan santai, ia menghampiri dan menyapa tanpa ragu. Arfan pun menyambut kehadiran Marsya dengan senyuman hangat, merasa nyaman dengan obrolan ringan yang mulai mengalir di antara mereka. Marsya kemudian duduk di kursi yang sebelumnya ditempati oleh Syila, seolah semuanya sudah menjadi kebetulan yang menyenangkan.“Kamu bawa apa saja, Sya?” tanya Arfan seraya melongok dua kantong yang dibawa Marsya.“Oh, ini!” Marsya tersenyum anggun sambil meletakkan belanjaannya di atas meja. Satu per satu isi kantongnya ia keluarkan secara bergiliran. Terpancar antusias yang tinggi ketika menunjukkan berbagai barang seperti skincare, kosmetik, headp

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 23 TAWA DAN LUKA

    Udara sore ini cukup bersahabat. Tak panas, juga tak mendung. Cocok untuk menyeduh segelas americano panas juga menyesap cappuccino dingin. Perpaduan aroma yang menenangkan dan menyegarkan di atas meja persegi di sebuah restoran. Langit jingga turut melengkapi kehangatan suasana dalam obrolan dua orang di pojok restoran tersebut. Mereka adalah Syila dan Arfan.Syila batal menemani Alyaa mengajar les bukan disebabkan ada acara keluarga, melainkan ia menemui Arfan di sebuah restoran cepat saji. Sengaja ia mengajak Arfan bertemu di jam sore agar memiliki alasan untuk menolak ajakan Alyaa. Lagipula siang tadi ia baru tiba di rumah dan harus menadahi sambutan selamat dari keluarganya. Ia tentu butuh istirahat untuk menghemat energi dan baterai sosialnya. Ditambah lagi, Arfan baru bisa menemuinya ketika jam kerja selesai."Selamat ya, Syila. Adik Kak Arfan yang manis ini akhirnya hampir lulus juga.” Arfan tersenyum lebar, matanya berbinar penuh kebanggaan saat mengucapkan kalimat itu.“Teri

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 22 RENDI MENYUKAI ALYAA

    Ting Tong! Ting Tong! Rendi berjalan ke pintu dengan langkah tak bersemangat. Ia menarik kenop pintu. Begitu pintu dibukanya, Rendi terpaku. Rendi berdiri mematung di depan pintu yang terbuka lebar, matanya terpaku pada sosok tamu yang berdiri di sana. Perempuan itu tersenyum lembut, mengenakan blouse putih bermotif bunga kecil dan celana panjang hitam yang rapi. Rambutnya disanggul sederhana, dengan beberapa helai tergerai di sisi wajah. Di tangannya tergenggam tas kecil yang tampak penuh buku.“Alyaa…” Rendi akhirnya bersuara, seolah terbangun dari lamunannya. Bagai angin segar yang menerpa, Rendi menyungging senyum lebar ke arah Alyaa.“Iya, Mas. Ini saya, Alyaa. Mas Rendi nggak lupa kalau hari ini Lisa ada jadwal les, kan?” Alyaa membalas senyum tuannya dengan kehangatan wajah yang menjejakkan ketulusan.Sore ini jadwal Alyaa mengajar. Ia datang lebih awal dari biasanya. Ia datang sendiri, tidak ditemani lagi oleh Syila. "Iya, saya ingat, kok,” jawab Rendi cepat. “S-saya cuma—

DMCA.com Protection Status