Beranda / Rumah Tangga / COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi / CHAPTER 7 DILABRAK PACAR POSESIF

Share

CHAPTER 7 DILABRAK PACAR POSESIF

Penulis: Kata Pena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 20:54:31

Sekarang ini, Rendi sedang makan siang bersama Alyaa. Rendi mengajaknya ke restoran di dekat kantornya. Kebetulan waktu sudah menunjukkan jam istirahat bagi Rendi.

"Ayo dimakan ayamnya. Nanti dingin kalau cuma didiamkan begitu. Nggak usah sungkan, " kata Rendi menyadari Alyaa terus memandanginya.

"Eh, iya, Mas." Alyaa menurunkan pandangannya. Ia pun melahap sedikit demi sedikit makanan di depannya.

"By the way, saya suka sama kamu," ucap Rendi tiba-tiba.

"Uhuk! Uhuk!" Alyaa kaget mendengar pernyataan Rendi sehingga ia tersedak. Rendi membantunya memberikan air minum.

"Kaget, ya? Hehe. Saya ngomong jujur. Kamu orangnya asyik diajak mengobrol. Kamu juga ramah," tutur Rendi menatap manik mata Alyaa yang mendadak berbinar. Entahlah, apakah Rendi sadar sikapnya hampir mengutik sisi sensitif Alyaa.

"Tenang Alyaa, dia cuma bilang suka, nggak lebih." Alyaa membatin. Ia mungkin tak akan sanggup jika mendengar hal lebih dahsyat dari kata suka. Mungkin jantungnya akan copot karena tak kuasa menahan rasa canggung bercampur salah tingkah.

"Beda banget dari perempuan itu yang doyan marah-marah." Rendi menyibakkan rambut lurusnya ke samping. Alyaa seketika penasaran. Siapa perempuan yang dimaksud Rendi.

"Saya lagi malas membahas perempuan itu. Gara-gara saya bertemu dia di jalan, saya jadi terlambat ke kantor. Akhirnya, saya harus terima SP dari kepala divisi," kata Rendi. Raut Rendi terlihat tidak seperti orang yang kesal. Ia justru tampak menyimpul senyum.

"Siapa orang itu? Apa jangan-jangan itu Syila? Dia juga bilang kalau dia pernah bertemu orang yang membuatnya hampir batal bimbingan," pikir Alyaa dalam hati. Mengapa tiba-tiba hatinya khawatir? Mengapa hatinya ingin agar pemikirannya tidak benar? Apa dia cemburu jika perempuan itu benar-benar Syila?

"Ya sudahlah, kita lanjut lagi makannya. Jam istirahat saya hampir habis." Rendi terkekeh. Alyaa mengiyakan. Tak lupa ia berterima kasih lantaran Rendi berkenan menghadiahkan makan siang untuknya.

Kebahagiaan sedang menyelimuti Rendi. Sejak pagi ia sering tersenyum. Entah bagaimana Rendi bisa mengartikan kebahagiaannya ini. Namun, dalam sekejap kebahagiaannya berubah jadi malapetaka ketika secara tiba-tiba kekasihnya datang melabraknya.

"Rendi!" teriak Shinta menghampiri meja Rendi. Alyaa menoleh ke asal suara yang tepat di belakangnya.

"Shinta? Kamu di sini?" Rendi terkejut mengetahui Shinta datang.

"Iya! Aku nggak sangka kamu bisa setega dan sejahat ini sama aku! Baru kemarin banget aku kasih peringatan dan sekarang kamu sudah lupa kata-kata aku?" Shinta bersuara kencang. Rendi beruntung, restoran sudah mulai ditinggalkan pengunjung.

"Shin, kita bahas di luar saja, ya?" pinta Rendi sembari berdiri. Ia berusaha menenangkan kekasihnya. Alyaa yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menonton.

"Buat apa? Buat merayu aku biar aku nggak jadi marah? Terus kamu bisa mengulangi kesalahan kamu?" Bola mata Shinta melebar. Pipinya merah padam akibat emosi yang memuncak.

"Asal kamu tahu ya, aku capek-capek datang ke kantor kamu, membawakan makan siang tapi kamu nggak ada di sana." Kemarahan Shinta menarik perhatian pelayan restoran.

"Ya kan aku kerja," jawab Rendi dengan nada khawatir.

"Kerja? Berduaan seperti ini kamu bilang kerja? Wow, alasan yang tidak masuk akal!" Shinta memalingkan wajahnya ke arah Alyaa. Tatapan sinisnya begitu tajam.

"Kamu siapa, hah?! Berani sekali mengajak pacar orang jalan berdua? Di mana etika kamu? Laki-laki tampan di luar sana masih banyak, ya! Jangan jadi perusak hubungan orang!” Shinta menunjuk Alyaa. Dia bahkan hampir menarik lengan Alyaa, tetapi Rendi berhasil mencegah aksi brutal kekasihnya.

"Ren, kamu benar-benar tega. Kamu mengkhianati aku!”

Alyaa tercengang mendengar kata-kata Shinta. Ia pun mengerti apa yang terjadi. Ia pun bangkit dari duduknya. Ia tertuduh melakukan sesuatu yang bahkan tak ia ketahui kesalahannya.

"Maaf, saya sudah ganggu kalian. Saya akan pergi." Alyaa menunduk kaku. Ia canggung memandang Rendi.

"Kamu jelas ganggu hubungan saya sama Rendi!" bentak Shinta.

"Alyaa, tolong kamu jangan bawa serius omongan dia! Kamu nggak salah. Aku mohon." Rendi berusaha menahan Alyaa.

"Permisi." Alyaa berjalan cepat meninggalkan tempat tersebut. Panggilan Rendi tak dihiraukannya.

"Maksud kamu itu apa, sih?" Rendi meluapkan emosinya.

"Kamu yang ada apa?" balas Shinta, “Aku sudah peringatkan kamu untuk jangan bertingkah macam-macam!”Mata mereka saling menatap.

Rendi seketika naik pitam. Ia kesal dengan ulah Shinta yang bertindak sewenang-wenang menuduh orang. Ia memaki Shinta persis kekasihnya menghina guru les adiknya.

"Kamu itu nggak tahu apa-apa tentang dia!" Rendi menunjuk arah perginya Alyaa yang sekarang sudah tak tampak lagi batang hidungnya.

"Halooo! Aku tidak tahu apa-apa? Aku tahu, Ren! Dia selingkuhan kamu! Dia pelakor!" sergah Shinta.

"Shinta!" Rendi mengangkat tangan kanannya hendak menampar Shinta. Wajahnya merah padam. Pandangan matanya teramat tajam. Namun, Shinta justru mengejek Rendi karena ia tak kuasa menampar wajah pacarnya.

Rendi terduduk lemah di kursinya. Kemudian dengan pandangan menunduk ia berkata, "Perempuan itu guru les privat adik aku. Kami baru saja akan bahas jadwal mengajar dia. Tapi gara-gara kamu semuanya kacau."

"Ya ampun, Rendi." Suara Shinta melemah. Ia akhirnya paham. Ia pun meraih lengan Rendi meminta maaf atas kecerobohannya. Rendi tidak mempedulikannya. Ia hanya ingin kekasihnya bisa berpikir positif terhadap setiap tindakannya. Ia ingin Shinta jangan over posesif kepadanya. Ia merasa terkekang oleh sifat posesif Shinta.

"Sayang, tolong maafkan aku, ya. Aku janji nggak akan mengulangi kesalahan ini." Shinta memelas. Raut kasihan yang membuat Rendi takluk menerima cintanya sebelum akhirnya ia tahu sifat asli kekasihnya. Ia menyesal.

"Udah berapa kali aku memaafkan kamu untuk kesalahan yang sama?" Rendi melontarkan pertanyaan membosankan dari mulutnya.

"Iya-iya, kali ini aku serius. Aku minta maaf, ya?" Shinta mengedip-kedipkan matanya. Rendi terkesan tak peduli.

"Biasanya kalau ditanya diam, itu artinya iya. Berarti kamu mau memaafkan aku. Terima kasih ya, sayang." Shinta tersenyum kembali mengusap-usap punggung telapak tangan Rendi.

"Berarti kamu mau menemani aku belanja sebentar ya? Make up aku sudah habis," kata Shinta mengharap jawaban iya. Sayangnya Rendi menolak. Ia harus kembali ke kantor karena jam istirahatnya sudah habis.

"Tuhkan! Buat perempuan tadi kamu punya waktu, giliran buat aku yang pacar kamu malah nggak bisa." Shinta kembali kesal.

"Aku harus kerja, Shinta." Rendi meminta pengertian dari Shinta. Tampak kefrustrasian mendekam di wajahnya.

"Sebentar saja, Rendi. Cuma setengah jam. Please! Kamu nggak mau aku marah lagi, kan?" ancam Shinta.

"Gila kamu ya!" decak kesal Rendi. Shinta tak peduli. Tanpa berkata lagi ia langsung menarik tangan Rendi dari tempat itu menuju tujuannya. Rendi hanya bisa pasrah.

***

Alyaa menghentikan langkahnya di halaman parkir restoran tadi. Ia tolehkan wajahnya ke belakang. Tak lama kemudian air mata luruh tanpa sebab ke pipinya mulus.

"Apa ini?" Alyaa mengusap tetesan air matanya. Ia tidak tahu untuk alasan apa ia menangis.

Tapi yang jelas, hati Alyaa terasa tergores. Ada luka yang menyayat perasaannya. Ia seakan tertampar mengetahui kenyataan yang entah kenapa sulit untuk ia percayai. Ia akhirnya benar-benar canggung terhadap Rendi. Entahlah apa dia bisa kuat menatap wajah majikannya lagi.

"Nggak Alyaa! Kamu baru mengenal dia. Nggak seharusnya kamu sedih karena tahu kebenaran ini. Kamu bukan siapa-siapanya. Kamu cuma guru les adiknya." Alyaa mengelus dadanya agar hatinya tegar dan tidak terbawa perasaan.

"Jadi, perempuan yang dimaksud Mas Rendi itu bukan Syila, tapi pacarnya." Alyaa menyimpulkan sebuah pendapat dari apa yang tadi ia dengar dari Rendi tentang perempuan doyan marah.

"Mba-Mba, minggir! Mau buat lewat," kata seseorang dalam mobil yang berada beberapa meter di belakang Alyaa.

Alyaa secara tidak langsung menutupi jalan kendaraan roda empat karena ia berdiri berlurusan dengan gerbang keluar. Ia pun segera pergi dari sana dan bersiap pulang.

***

Bab terkait

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 8 SP ADALAH MAUT

    Rendi benar-benar pasrah saat surat peringatan kedua dibanting kasar ke atas meja oleh kepala divisi pemasaran. Ia mendapat teguran pedas tanpa ampun. Ia sadar ia salah. Ia datang amat terlambat ke kantor. Batas maksimal ia harus tiba di kantor usai jam makan siang yakni pukul 13.15. Akan tetapi, akibat ulah kekasihnya ia harus menahan malu karena masuk pukul 13.45. "Kamu benar-benar niat bekerja di sini atau tidak, sih?! Ini bukan pekaranganmu yang bisa kamu garap semaunya, datang seenaknya, pulang juga semaunya! Kamu anak baru tapi sudah berani buat citra PT JATI PERSADA turun," omel kepala divisi. Gestur berkacak pinggangnya menunjukkan bahwa dia sangat jengkel."Maaf, Pak." Rendi tertunduk tak berdaya. “Jangan mentang-mentang perusahaan ini pernah jadi milik keluarga kamu, kamu bisa sewenang-wenang di sini! Masih untung kami bersedia memberi kompensasi bulanan untuk hidup kamu!” Kepala divisi itu melayangkan tatapan buas ke arah Rendi."Ini kesempatan terakhir saya memberikan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 9 BESTIE SINTING

    Rendi pulang lebih cepat hari ini. Tepat pukul 15.30 ia langsung keluar kantor. Ia menghindari beberapa kerumunan karyawan yang masih asyik bergurau atau sekedar membahas pekerjaan. Ia tahu citranya di kantor sedang tidak baik. Ia terpaksa kabur dari kerumunan demi menghindari malu. Ia juga menancap gas mobilnya dengan kencang. Setiba di rumah, Rendi melempar tas kerjanya ke sofa ruang tengah. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di sana dan memejamkan mata. Dalam sekejap ia terlelap. Lelah bekerja dan lelah bertengkar dengan Shinta membuat badannya amat pegal. Pegal badan sekaligus lelah hati. Lima belas menit kemudian, dentingan notifikasi pesan di ponsel Rendi membangunkannya dari mimpi sore. Ia membuka notifikasi tersebut yang rupanya dari David. "Aku otw rumah." Isi pesan tersebut. "Jangan kelamaan." Rendi mengetik balasan pesan untuk David. Ia lalu pergi ke luar rumah. Ia duduk di bangku teras sembari menunggu kedatangan David. Sembari menunggu, ia mencari kontak Alyaa di ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 10 MENAKLUKKAN PACAR POSESIF

    Tepat Kamis, 10 Februari 2022, Marsya dan Alyaa tengah bergembira ria. Mereka sedang murah uang untuk mentraktir Syila atas lulusnya skripsi mereka dan bisa lanjut sidang. Syila bersyukur, setelah perjuangan panjang akhirnya ia dan sahabat-sahabatnya tinggal butuh satu langkah lagi menyelesaikan jenjang kuliahnya. "Huaaaahhhhh! Aku bahagia banget, sumpah. Dosen killer itu untuk pertama kalinya puji hasil skripsi aku." Marsya berteriak histeris akibat rasa senangya. "Bahagia sih bahagia, tapi jaga suara juga dong," sindir Syila kemudian memasukkan potongan bakso ke mulutnya. "Aaah, reseh kamu." Marsya memanyunkan bibirnya. Syila terkekeh. "Kamu dapat jadwal sidang hari apa, Al?" tanya Syila beralih memandang Alyaa yang duduk di sebelahnya. "Hari Kamis, Syil. Aku bersyukur banget bisa dapat ACC hari ini. Capek banget tiap hari harus bertemu revisi, revisi, dan revisi," jawab Alyaa ramah. "Waaah, Berarti jadwal kita sama, Al. Kamu juga hari Kamis kan, Syil?" tanya Marsya. Syila han

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 11 HAI, KITA BERTEMU LAGI!

    Rendi masuk mobil dengan wajah yang semringah. Hatinya amat lega bisa mengungkapkan semua yang ia rasakan kepada Shinta. Ia berharap semoga Shinta bisa mencerna baik-baik kalimatnya. Bahkan jika perlu, Shinta benar-benar sadar kesalahannya dan mau diajak mengakhiri hubungan. "Huffft! Untuk sementara gue bisa bebas dari Shinta." Rendi mengembuskan napas lega. Sejujurnya, terbersit rasa bersalah dalam benaknya terhadap Shinta. Ia mengakui dalam hati apa yang dilakukannya boleh dibilang keterlaluan. Sejak awal berpacaran, Rendi tak berkenan menerima perasaan Shinta. Namun, berbekal rasa simpati dan kekhawatiran memaksanya menerima Shinta sebagai kekasihnya. Ia berpikir barangkali ia bisa perlahan menumbuhkan cinta untuk perempuan yang gemar menggerai rambut blondenya yang panjang. Akan tetapi, ada banyak sifat Shinta yang tak disenanginya sehingga tak mampu memantik cinta di hati Rendi.Rendi mengusap wajah lelahnya lalu menyalakan mesin mobilnya. Ia bergegas pergi dari tempat itu, taku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 12 TERIMA KASIH

    Syila menderapkan langkah cepat di tepi jalan menuju rumahnya. Tak sampai satu menit, kakinya sudah berjejeran dengan bumper mobil Avanza yang terparkir di halaman rumahnya. Ia amat mengenali pemilik mobil berwarna hitam itu. Stiker beruang coklat masih menempel erat di pinggir atas kiri kaca depan mobil itu.Tok! Tok! Tok!"Assalamualaikum." Syila masuk ke rumah. "Wa'alaikumsalam." Dua orang yang ada ruang tamu menjawab serempak. Mereka adalah ayah Syila dan seorang tamu.Persis seperti dugaan Syila. Arfan datang ke rumahnya. Ia tengah duduk santai di kursi ruang tamu bersama ayahnya. Syila pun segera duduk di kursi yang berseberangan."Kak Arfan kok ada di sini?" tanya Syila sambil meletakkan tas kuliahnya. "Hush! Nggak sopan," tegur ayah. Syila menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sambil nyengir. "Kak Arfan sudah lama di sini?" Syila mengganti pertanyaannya. "Nah, itu lebih baik," puji ayah. Syila tersenyum kaku. Arfan ikut terkekeh pelan. Arfan menjawab jika ia sudah set

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 13 KENANGAN DIBALIK SYAL MERAH

    Usai melepas kepergian Arfan, gadis yang rambutnya tergerai anggun itu masuk ke rumah. Syila langsung menuju kamar. Ia merenung di dalam kamarnya. Matanya tertuju pada figura berisi foto masa kecilnya bersama Arfan. Tepatnya saat mereka masih menjabat pengurus OSIS di SMP. Ia kemudian membuka laci yang ada di bawah lemari pakaiannya. Ia mengambil sebuah barang dari sana. Ada sebuah syal di dalam sana. Syal yang pernah dijahit oleh tangan Arfan sendiri dan diberikan kepada Syila tepat saat kelulusan SMA Syila. Dulu Syila pernah bermimpi bisa datang ke negara bermusim salju. Namun, sekarang mimpi itu masih sebatas angan. Tekadnya masih terjaga, tetapi ia menggenggam prioritas lain. "Kak Arfan. Kakak selalu baik ke aku. Meskipun aku tahu kebaikan Kakak cuma untuk persahabatan. Tapi aku nggak bisa mengelak lagi. Aku menganggap perhatian Kakak ke aku lebih dari sekedar sahabat," kata Syila menatap sayu syal di tangannya. **Flashback on**Pada suatu Sabtu di tahun 2018, gerombolan siswa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 14 PERASAAN YANG TAK TERUNGKAP

    Sore itu, Rendi bersandar di tembok teras rumahnya, menyesap udara senja yang terasa lembut. Ia menunggu kedatangan Alyaa, pengajar les adiknya. Pandangannya terarah ke langit, pikirannya terbang kembali pada peristiwa siang tadi. Peristiwa yang mengobrak-abrik separuh prinsip awalnya yang tak berniat menyukai gadis itu.Sebuah senyum tipis terlukis di wajah maskulin Rendi, namun segera diiringi helaan napas panjang. Meski masih kesal dengan insiden di kantor yang mencoreng namanya, ia tak mengerti mengapa pertemuannya dengan gadis bernama Syila justru menghadirkan perasaan senang."Syila... Nama yang cantik, persis seperti pemiliknya," gumam Rendi pelan. Bayangan Syila kembali hadir, mengingatkannya pada pertemuan pertama mereka yang penuh adu mulut. Gadis keras kepala itu, entah bagaimana, berhasil menarik perhatian Rendi. "Coba saja aku belum punya Shinta, pasti aku bisa lebih bebas membiarkan kepalaku memikirkan Syila. Kasihan juga Shinta karena harus jadi korban rasa nggak enakk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 15 PERCIK API CEMBURU

    Keesokan harinya, Syila meminta bertemu dengan kedua sahabat perempuannya. Ia harus mencurahkan kebimbangannya atas keinginan ibu. Ia ingin meminta pendapat kedua sahabatnya yang barangkali bisa memberi solusi. Mereka bertemu di kafe langganan mereka. Kebetulan mereka sedang tak punya jadwal ke kampus. "Aku lagi bingung. Ibu minta sesuatu ke aku yang mana aku belum siap buat memenuhi keinginan itu." Syila memperlihatkan raut bimbangnya. Dagunya menempel pada meja kafe."Memang apa yang diminta sama ibumu?" tanya Alyaa berpangku sebelah tangan. Syila menarik napas sebentar dan mengangkat wajahnya. Kemudian ia mulai bercerita kejadian sore kemarin saat ibunya menunjukan dua helai kerudung. Ibunya ingin setelah lulus, ia bisa mantap menggunakan kerudung. Ibu menuturkan kepadanya bahwa menutup seluruh aurat adalah kewajiban seorang muslimah. Sementara selama ini Syila tidak pernah menggunakan kerudung di kesehariannya kecuali ketika datang ke pengajian atau ketika hari raya tiba. "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 30 HARI WISUDA

    Beberapa hari telah berlalu. Hari yang dinanti tiba. Sabtu, 5 Maret 2022, adalah hari wisuda kelulusan Syila dan sahabat-sahabatnya. Ia sudah tidak sabar naik ke panggung, menuntaskan pendidikan strata satunya, dan mulai merangkai mimpi besarnya sebagai seorang PNS guru.Pagi itu, mentari mengintip malu-malu dari celah jendela kamar Syila. Sinar keemasan menyapu perlahan meja belajar yang penuh dengan buku catatan dan tumpukan kertas ujian yang kini hanya menjadi kenangan. Syila menguap kecil, lalu beranjak membuka lemari pakaian dengan semangat. Toga yang telah lama tersimpan rapi di dalamnya menunggu untuk dipakai. Namun, saat membuka lemari, sebuah kain biru wardah terjatuh ke lantai.Syila memungut kain itu perlahan, memandanginya dengan tatapan yang berubah sendu. Kain tersebut adalah hadiah dari ibunya saat ulang tahunnya yang ke-20. Sebuah simbol harapan dari sang ibu agar Syila mulai mengenakan kerudung, sesuatu yang telah lama menjadi keinginan ibunya.“Ya Allah, aku udah ban

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    BAB 29 MERAJUK LAGI

    Rendi dan Shinta duduk di sebuah meja sudut restoran dekat supermarket. Suasana di antara mereka penuh keheningan yang aneh. Rendi tampak canggung, jemarinya terus memainkan gelas air mineral di depannya. Di sisi lain, Shinta menatap ke arah jendela dengan wajah sendu, seolah sedang menata pikirannya sebelum berkata.“Kenapa, Ren?” Shinta akhirnya memecah keheningan. Suaranya pelan, tapi sarat emosi. “Kenapa kamu nggak pernah kasih kabar? Teleponku nggak kamu angkat, pesan-pesanku nggak satu pun dibalas.”Sembari menarik napas berat Shinta lanjut mengeluh, “Aku rasa dua minggu adalah waktu yang cukup untuk kamu menenangkan diri. Aku rindu.” Shinta memandang kekasihnya dengan manik mata yang nanar.Rendi terdiam, berusaha merangkai jawaban yang tak terlalu menyakitkan. “Maaf ya, Shin. Aku memang udah tenang, tapi pekerjaan di kantor lagi padat banget.”Shinta mengangguk kecil, meski jelas raut wajahnya menyiratkan kecewa. “Aku mengerti. Tapi, aku cuma ingin tahu kamu baik-baik aja. Aku

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 28 DUGAAN

    "Terima kasih, Kak." Syila menerima kembalian dari total bayaran belanjaannya di lantai tiga. Satu kantong besar berisi dua boneka beruang mini dan perlengkapan untuk membuat buket. Di sampingnya, masih berdiri lelaki yang sejak tadi setia menemaninya belanja. Rendi belum bosan membersamai gadis yang dijulukinya perempuan pemarah. Dengan percaya diri, dia menawarkan untuk membawakan belanjaan Syila."Enggak usah!" Syila menyingkirkan tangan Rendi tanpa ragu, tatapannya tajam, seolah mengukuhkan penolakan. Rendi pun berdecak kesal. Dia mengikuti langkah Syila menuruni eskalator ke lantai dua."Alyaa pasti terharu kalau tahu sahabatnya sangat perhatian," celetuk Rendi lantas merogoh ponsel di saku kemejanya, berpura-pura hendak memotret. Syila menatap tajam wajah Rendi sembari mengepalkan tangan ke sisi tubuh dan mengancam, "Awas kalau sampai macam-macam!" Namun, ancamannya tak menjadi persoalan bagi Rendi. Lelaki itu justru tertawa cekikikan karena mendapati wajah masam gadis di sebel

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 27 BONEKA NOSTALGIA

    Waktu bergulir cepat hingga kalender telah menunjuk akhir Februari 2022. Waktu kian mendekati jadwal wisuda UNICILA. Para mahasiswa yang telah menyelesaikan administrasi dan yudisium bersiap menghadapi momen istimewa itu. Syila termasuk di antara mereka, kini sibuk mempersiapkan kebutuhan wisudanya.Siang ini, Syila berada di supermarket ternama di Cilacap. Dua tas belanjaan tergantung di tangannya. Sebelum naik ke lantai tiga, ia menitipkan barang bawaannya pada petugas. Setiba di sana, rak-rak besar penuh boneka berjejer memikat perhatiannya. Matanya langsung tertuju pada boneka-boneka beruang kecil lengkap dengan topi wisuda. Senyum sumringah terpancar di wajahnya."Mereka pasti senang kalau aku kasih kejutan ini," gumamnya sambil memandangi deretan teddy bear.Hari-hari sebelumnya, Syila telah berdamai dengan rasa cemburunya pada Marsya. Ia memutuskan untuk melupakan prasangka tak beralasannya. Persahabatannya jauh lebih penting daripada ego pribadi. Ia bahkan berencana memberi ha

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 26 PANGGILAN RASA

    Cling! Cling!Nama “Mas Rendi” terpampang nyata di layar ponsel Syila saat dering telepon memanggil. Keringat dingin mulai menyelimuti Syila. Jika ia angkat panggilan tersebut ia akan gugup. Tapi jika ia biarkan, bisa-bisa ia akan diteror oleh orang itu. “Sekian pertemuan dengannya sudah cukup membuatku tahu kalau dia memang manusia menyebalkan,” pikir Syila, seraya menimbang pilihan.Dengan segala keberanian yang tersisa dan mengusir pikiran negatif, Syila akhirnya menerima panggilan itu."Anda siapa? Anda kurang kerjaan ya teror saya? Saya nggak suka Anda teror seperti ini. Kalau kita ada masalah mainnya pakai cara yang gentle, dong," sergah Rendi di ujung sana dengan nada tajam dan menohok. Bentakan itu sontak mengusir sisa ketenangan di hati Syila. Tangannya bergetar, tapi ia mencoba menjawab."Eh, enggak enggak!" ucap Syila secara spontan. Ia sangat gugup.Rendi pun terkejut mendengar suara perempuan di speaker ponselnya. Ia seperti mengenal suara perempuan itu. Tapi siapa, piki

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 25 DEMAM KATA DI UJUNG SUARA

    Syila seketika terkesiap saat mendadak suara yang dikenalinya memanggilnya. Ia bangkit dari kursinya dan menghadap ke asal suara. Wajahnya mendadak pucat, guratan kegugupan terlihat jelas di raut wajahnya. Di sana, tak jauh darinya, Arfan berdiri dengan ekspresi serius. Kehadirannya begitu tiba-tiba, membuat pikiran Syila penuh tanda tanya.Apakah dia telah memantaunya sejak tadi? Apakah Arfan sudah menantinya di belakang sedari lama? Apakah Arfan mendengar obrolannya tadi? Deretan pertanyaan penuh kegugupan mencecar batin dan pikiran Syila."Kamu dari tadi di sini? Kakak dari tadi nunggu kamu, loh,” ujar Arfan dengan nada yang sedikit menegur, alisnya mengerut menandakan kekecewaan.Syila tersentak, bola matanya menggelandang tak tentu arah. Ia mencoba mencari alasan yang masuk akal dan tak menambah kekecewaan Arfan. "M-maaf, Kak. Dari tadi—aku tunggu toilet sepi—lama banget antrenya." Syila tergagap. Ia tidak mungkin mengatakan ia menghabiskan waktu bersama Rendi, seorang lelaki ya

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 24 HARI PENUH RASA

    Arfan tengah berbincang akrab dengan Marsya, seorang perempuan yang baru dikenalnya kemarin. Marsya muncul beberapa saat setelah Syila pamit ke toilet. Ia mampir ke restoran setelah berbelanja kebutuhan wisudanya, tanpa disangka, ternyata restoran itu juga menjadi tempat yang sama di mana Arfan berada.Marsya langsung berseri-seri begitu melihat Arfan. Dengan santai, ia menghampiri dan menyapa tanpa ragu. Arfan pun menyambut kehadiran Marsya dengan senyuman hangat, merasa nyaman dengan obrolan ringan yang mulai mengalir di antara mereka. Marsya kemudian duduk di kursi yang sebelumnya ditempati oleh Syila, seolah semuanya sudah menjadi kebetulan yang menyenangkan.“Kamu bawa apa saja, Sya?” tanya Arfan seraya melongok dua kantong yang dibawa Marsya.“Oh, ini!” Marsya tersenyum anggun sambil meletakkan belanjaannya di atas meja. Satu per satu isi kantongnya ia keluarkan secara bergiliran. Terpancar antusias yang tinggi ketika menunjukkan berbagai barang seperti skincare, kosmetik, headp

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 23 TAWA DAN LUKA

    Udara sore ini cukup bersahabat. Tak panas, juga tak mendung. Cocok untuk menyeduh segelas americano panas juga menyesap cappuccino dingin. Perpaduan aroma yang menenangkan dan menyegarkan di atas meja persegi di sebuah restoran. Langit jingga turut melengkapi kehangatan suasana dalam obrolan dua orang di pojok restoran tersebut. Mereka adalah Syila dan Arfan.Syila batal menemani Alyaa mengajar les bukan disebabkan ada acara keluarga, melainkan ia menemui Arfan di sebuah restoran cepat saji. Sengaja ia mengajak Arfan bertemu di jam sore agar memiliki alasan untuk menolak ajakan Alyaa. Lagipula siang tadi ia baru tiba di rumah dan harus menadahi sambutan selamat dari keluarganya. Ia tentu butuh istirahat untuk menghemat energi dan baterai sosialnya. Ditambah lagi, Arfan baru bisa menemuinya ketika jam kerja selesai."Selamat ya, Syila. Adik Kak Arfan yang manis ini akhirnya hampir lulus juga.” Arfan tersenyum lebar, matanya berbinar penuh kebanggaan saat mengucapkan kalimat itu.“Teri

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 22 RENDI MENYUKAI ALYAA

    Ting Tong! Ting Tong! Rendi berjalan ke pintu dengan langkah tak bersemangat. Ia menarik kenop pintu. Begitu pintu dibukanya, Rendi terpaku. Rendi berdiri mematung di depan pintu yang terbuka lebar, matanya terpaku pada sosok tamu yang berdiri di sana. Perempuan itu tersenyum lembut, mengenakan blouse putih bermotif bunga kecil dan celana panjang hitam yang rapi. Rambutnya disanggul sederhana, dengan beberapa helai tergerai di sisi wajah. Di tangannya tergenggam tas kecil yang tampak penuh buku.“Alyaa…” Rendi akhirnya bersuara, seolah terbangun dari lamunannya. Bagai angin segar yang menerpa, Rendi menyungging senyum lebar ke arah Alyaa.“Iya, Mas. Ini saya, Alyaa. Mas Rendi nggak lupa kalau hari ini Lisa ada jadwal les, kan?” Alyaa membalas senyum tuannya dengan kehangatan wajah yang menjejakkan ketulusan.Sore ini jadwal Alyaa mengajar. Ia datang lebih awal dari biasanya. Ia datang sendiri, tidak ditemani lagi oleh Syila. "Iya, saya ingat, kok,” jawab Rendi cepat. “S-saya cuma—

DMCA.com Protection Status