Share

CHAPTER 3 NASIB BAIK

Penulis: Kata Pena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-26 13:47:19

Keesokkan harinya, matahari bersinar secerah hari sebelumnya. Di ruang kerjanya, Rendi duduk terpaku menatap layar komputer. Bukan untuk mengerjakan tugas kantor, melainkan untuk melamun. Ia bingung harus mencari guru les privat ke mana. Ia tidak begitu akrab dengan dunia pendidikan. Ia tidak tahu cara menentukan guru les yang baik untuk adiknya.

Menyadari temannya sedang melamun, David menepuk pundak Rendi sehingga membuyarkan lamunan Rendi.

"Ada apa lagi, Ren? Shinta buat masalah lagi? Atau kamu bertemu gadis yang kemarin?" tanya David dengan senyum menyeringai.

"Jangan asal ngomong. Aku sedang bingung," jawab Rendi sambil menyandarkan punggung ke kursi.

"Bingung kenapa?" tanya David lagi.

"Lisa, adikku, minta dicarikan guru les privat. Aku sadar, selama ini aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri sampai jarang punya waktu untuk belajar bersama dia," kata Rendi dengan nada penuh penyesalan.

"Lantas, apa yang membuatmu bingung? Kamu tinggal pasang lowongan guru les privat saja, kan?" saran David.

"Masalahnya, aku tidak ingin asal membuka lowongan. Aku ingin Lisa mendapatkan guru privat yang benar-benar berkualitas sebagai seorang pendidik," jelas Rendi dengan raut wajah penuh keraguan.

"Kamu memang suka bikin perkara sendiri, Ren!"

"Tapi aku bisa bantu. Aku punya kenalan, mahasiswa semester akhir jurusan pendidikan bahasa. Aku lupa bahasa apa, tapi mungkin dia bisa masuk kriteria yang kamu cari. Bagaimana?" kata David.

Rendi setuju, dan dia menyerahkan tugas kepada David untuk menghubungi calon guru les tersebut."Omong-omong, kamu cuma cari guru buat Lisa?" tanya David dengan niat meledek.

"Ya iyalah. Memang untuk siapa lagi? Aku? Buat apa?!," sewot Rendi.

David mendekatkan kursi kerjanya ke kursi Rendi kemudian berkata, "Siapa tahu, kamu butuh guru les juga buat bikin Shinta tobat, whuahahaha."

"Kamu benar-benar sialan!" Rendi mendorong jauh-jauh kursi yang diduduki David.

***

Ini siang yang mendebarkan bagi Syila. Ini keenam kalinya ia menemui dosen pembimbing skripsinya untuk mengonsultasikan tugas akhirnya. Ia berharap hari ini tidak ada revisi lagi untuk skripsinya.

"Kamu sudah ingin sidang?" tanya sang dosen yang seorang perempuan paruh baya.

"Iya, Bu." Syila mengangguk mantap.

"Kamu sudah bosan berada di kampus ini, ya?" sang dosen kembali bertanya sambil membolak-balik skripsi Syila.

"Saya ingin mengikuti pendaftaran CPNS tahun ini. Karena itu saya ingin segera lulus sebelum ada info pembukaan tes itu, Bu." Syila menjawab singkat, padat, dan jelas.

Dosen tersebut menghela napas. Ia kemudian menutup skripsi di depannya. Dengan bangga dosen tersebut mengulurkan tangan.

"Selamat, skripsimu minggu depan bisa maju sidang."

"Alhamdulillah. Benaran ini, Bu?" Syila tak percaya. Namun, dosen tersebut mengangguk mantap. Dosen tersebut mengatakan kalau penelitian yang ditulis Syila sudah sesuai dengan sistematika skripsi. Metode penelitian yang digunakan juga dijabarkan secara gamblang sehingga pembaca mudah memahami isi penelitiannya.

Sebulan lalu, Syila telah mengikuti seminar proposal skripsi. Judul yang diajukan Syila disetujui. Namun, terdapat koreksi pada bagian bab tiga metode penelitian. Ia diminta penguji memperbaiki bagian tersebut agar lebih sinkron dengan tujuan penelitian yang hendak dicapainya.

"Terima kasih, Bu. Saya akan mempelajari skripsi ini dengan baik supaya secepatnya saya bisa lolos sidang dan bulan depan bisa ikut wisuda." Syila menyamber uluran tangan sang dosen. Ia sangat bahagia hari ini. Hari yang dinanti akan segera tiba.

***

Usai skripsinya bisa maju sidang, Syila merayakan kegembiraannya bersama dua sahabat tercintanya. Syila mentraktir mereka masing-masing satu porsi mie ayam dan segelas es teh.

"Keren kamu, Syila. Setelah enam kali bolak-balik revisi akhirnya bisa maju sidang juga," puji Alyaa.

"Aku saja yang sudah lima kali konsultasi belum direkomendasikan buat sidang," gerutu Alyaa.

"Biasa itu ah! Aku nih tujuh kali konsultasi masih kena coret. Dosennya galak pula," timpal Marya lalu menyeruput es teh.

“Berarti kamu tinggal nunggu jadwal sidang saja nih?” Alyaa mencomot tisu di depannya.

"Tidak sepenuhnya begitu. Aku masih harus mengurus beberapa persyaratan sidang. Namun, alhamdulillah, dosen pembimbing kedua tidak banyak memberikan komentar. Bahkan, beliau langsung menandatangani begitu mengetahui dosen pembimbing pertama sudah memberikan persetujuan," ujar Syila sambil meletakkan lengan kirinya di atas meja, tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.

"Apakah kami bisa menyusulmu?" tanya Marsya dengan nada cemas.

"Jangan pesimis begitu, dong! Kalian harus yakin bahwa besok adalah hari terakhir konsultasi kalian. Aku doakan yang terbaik untuk kalian," ujar Syila memberi semangat kepada sahabat-sahabatnya.

"Terima kasih," jawab Marsya dengan ekspresi terharu yang sedikit dibuat-buat.

"Ih, geli tahu!" Syila melemparkan sejumput tisu ke arah wajah Marsya.

"Ngomong-ngomong, Syil, bagaimana rencanamu setelah lulus kuliah?" tanya Alyaa sambil menyilangkan sendok dan garpu di atas mangkuknya.

"Rencanaku tidak muluk-muluk. Aku ingin mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar. Aku berencana mendaftar CPNS," jawab Syila dengan senyum yang mantap.

"Kalian sendiri bagaimana?" tanya Syila balik.

"Masih abu-abu," jawab Marsya sambil melirik ke arah lain.

"Ya, begitulah," sahut Alyaa yang langsung disusul oleh tawa mereka bertiga.

Tiba-tiba, ponsel Alyaa berdering. Ia pun meminta izin untuk menerima telepon tersebut.

***

Usai jam makan siang habis, David menghampiri Rendi di lantai bawah yang sedang menata barang di gudang. Ia meminta izin sebentar kepada pengawas gudang di sana untuk berbicara dengan Rendi. Karena David dikenal sebagai karyawan lama yang berperilaku baik, maka pengawas gudang mengizinkan.

"Ada apa? Aku sedang sibuk," ujar Rendi sambil mengusap keringat di dahinya. Saat itu, ia dan rekannya berdiri berhadapan di luar gudang.

"Aku tahu kok. Kamu sedang dihukum karena kesalahan kemarin, kan?" balas David dengan nada riang, membuat Rendi memiringkan bibirnya dan berdecak kesal.

"Ada kabar baik."

"Kabar baik apa?" tanya Rendi dengan nada ketus.

"Sabar dulu, aku baru mau bilang," jawab David dengan nada kesal.

"Lama-lama bisa kutepuk kepalamu," sahut Rendi, ikut kesal. Beginilah Rendi saat suasana hatinya kacau, segala hal terasa mengusiknya.

"Aku sudah menemukan guru les yang cocok untuk adikmu. Tapi dia masih mahasiswa, seperti yang aku bilang tadi. Dia hanya bisa mengajar di sore hari," jelas David.

"Perempuan?" tanya Rendi, yang dijawab dengan anggukan oleh David.

"Bisa mulai mengajar hari ini?"

"Tentu saja. Tenang saja, begitu kamu pulang, dia sudah akan ada di rumahmu."

Rendi berterima kasih atas bantuan sahabat koplaknya ini. Meski kadang menyebalkan, tetapi dialah yang sering membantunya menyelesaikan masalah hidupnya. Rendi banyak bergantung padanya.

"Sudah sana lanjut kerja!" perintah David layaknya seorang bos.

"Woy! Aku butuh identitas guru itu." Rendi kembali kesal diperlakukan demikian.

"Ah gampang. Nanti aku kirimkan CV dia. Cepat sana kerja!" David mendorong Rendi untuk kembali masuk ke gudang agar melanjutkan pekerjaannya. Sungguh, jika Rendi bisa, ia ingin mengumpat habis-habisan rekan menyebalkannya itu. Namun sayangnya, ia hanya bisa melakukan hal itu dalam hati.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 4 APAKAH INI AWAL RASA BARU?

    Hari ini Rendi pulang agak terlambat dari hari kemarin. Pukul 16.30 ia baru tiba di rumah. Kepala divisinya memberi hukuman atas keterlambatannya hari lalu dengan diminta membersihkan gudang kantor. Wajah kusutnya menandakan betapa penatnya ia melewati hari ini.Ia masuk halaman rumah dengan irama langkah tak bersemangat. Saking lelahnya, ia tak sempat mengucap salam saat membuka pintu rumah. "Eh, Nak Rendi baru pulang. Bi Sumi sudah khawatir menunggu dari tadi," sambut Bi Sumi di depan pintu saat melihat Rendi pulang."Terima kasih ya, Bi, sudah khawatirkan aku," jawab Rendi dengan rasa terharu atas perhatian dari sosok yang ia anggap sebagai pengganti orang tuanya."Oh ya, di dalam ada perempuan cantik. Dia sedang bersama Nak Lisa," ujar Bi Sumi sambil menggantungkan tas kerja Rendi di tangannya."Oh, itu pasti guru les Lisa. Kalau begitu, aku masuk dulu ya, Bi," kata Rendi sambil meninggalkan Bi Sumi.Rendi menuju ruang tengah, tempat Lisa belajar bersama guru les baru. Rendi meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 5 PERTEMUAN KEDUA

    Syila masuk ke ruang dosen dan menemui pembimbing skripsinya. Ada hal penting yang hendak disampaikan pembimbingnya terkait skripsinya. Kini mereka saling berhadapan. Syila membuka lembar per lembar skripsi miliknya. "Saya harap saat minggu depan kamu sidang skripsi, presentasikan apa yang sudah kamu susun dengan baik. Usahakan saat presentasi hindari pengucapan yang terbata-bata. Santai saja, tapi tetap fokus. Saya tidak mau skripsi keren seperti ini dipresentasikan dengan situasi yang berantakan. Jelaskan secara runtut!" dosen pembimbing skripsi Syila memberi petuah. “Oh ya, satu lagi, buat materi presentasi yang ringkas, ya.”"Baik, Bu. Saya akan lakukan yang terbaik." Syila menarik kedua ujung bibirya membentuk senyuman hangat. Syila beruntung bisa memperoleh pembimbing seperti dosen di hadapannya. Beliau sangat banyak membantu Syila. Beliau memang terkenal tegas dalam membimbing mahasiswa yang sedang dikejar skripsi. Namun, selama tahap revisi, beliau tidak pernah melontarkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 6 PERCIKAN RASA

    Saat ini Syila sedang duduk di bangku kantin bersama kedua sahabatnya. Ia mengaduk-aduk es teh di hadapannya dengan malas. Wajahnya muram. Ia bahkan tak antusias mendengar kelakar Marsya dan Alyaa. Pikirannya masih terdistrak oleh insiden baru tadi. Ia menyesal dan tak menyangka takdir akan mempertemukan mereka lagi."Hei, wajahmu ditekuk terus, ada apa? Lagi kurang bahagia ya?" celetuk Marsya mengganggu ketenangan Syila."Mau bahagia bagaimana, hari ini laki-laki menyebalkan itu muncul lagi?" Kepala Syila mendongak ke sembarang arah. "Laki-laki? Maksudmu yang kemarin sudah buat kamu terlambat ikut bimbingan?" tanya Marsya. Syila mengangguk tak bersemangat. "Whuahaha, benar kan apa yang aku bilang?! Kamu pasti bertemu dia lagi." Marsya tertawa mengejek. "Jangan-jangan ini awal kalian berjodoh," sambung Alyaa meledek."Ih, kalian itu tidak asyik banget sih! Bukannya menghibur malah tambah buat kesal." Syila makin memperlihatkan raut masamnya. Syila mencurahkan betapa jengkelnya ia d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 7 DILABRAK PACAR POSESIF

    Sekarang ini, Rendi sedang makan siang bersama Alyaa. Rendi mengajaknya ke restoran di dekat kantornya. Kebetulan waktu sudah menunjukkan jam istirahat bagi Rendi."Ayo dimakan ayamnya. Nanti dingin kalau cuma didiamkan begitu. Nggak usah sungkan, " kata Rendi menyadari Alyaa terus memandanginya."Eh, iya, Mas." Alyaa menurunkan pandangannya. Ia pun melahap sedikit demi sedikit makanan di depannya. "By the way, saya suka sama kamu," ucap Rendi tiba-tiba. "Uhuk! Uhuk!" Alyaa kaget mendengar pernyataan Rendi sehingga ia tersedak. Rendi membantunya memberikan air minum. "Kaget, ya? Hehe. Saya ngomong jujur. Kamu orangnya asyik diajak mengobrol. Kamu juga ramah," tutur Rendi menatap manik mata Alyaa yang mendadak berbinar. Entahlah, apakah Rendi sadar sikapnya hampir mengutik sisi sensitif Alyaa."Tenang Alyaa, dia cuma bilang suka, nggak lebih." Alyaa membatin. Ia mungkin tak akan sanggup jika mendengar hal lebih dahsyat dari kata suka. Mungkin jantungnya akan copot karena tak kuasa m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 8 SP ADALAH MAUT

    Rendi benar-benar pasrah saat surat peringatan kedua dibanting kasar ke atas meja oleh kepala divisi pemasaran. Ia mendapat teguran pedas tanpa ampun. Ia sadar ia salah. Ia datang amat terlambat ke kantor. Batas maksimal ia harus tiba di kantor usai jam makan siang yakni pukul 13.15. Akan tetapi, akibat ulah kekasihnya ia harus menahan malu karena masuk pukul 13.45. "Kamu benar-benar niat bekerja di sini atau tidak, sih?! Ini bukan pekaranganmu yang bisa kamu garap semaunya, datang seenaknya, pulang juga semaunya! Kamu anak baru tapi sudah berani buat citra PT JATI PERSADA turun," omel kepala divisi. Gestur berkacak pinggangnya menunjukkan bahwa dia sangat jengkel."Maaf, Pak." Rendi tertunduk tak berdaya. “Jangan mentang-mentang perusahaan ini pernah jadi milik keluarga kamu, kamu bisa sewenang-wenang di sini! Masih untung kami bersedia memberi kompensasi bulanan untuk hidup kamu!” Kepala divisi itu melayangkan tatapan buas ke arah Rendi."Ini kesempatan terakhir saya memberikan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 9 BESTIE SINTING

    Rendi pulang lebih cepat hari ini. Tepat pukul 15.30 ia langsung keluar kantor. Ia menghindari beberapa kerumunan karyawan yang masih asyik bergurau atau sekedar membahas pekerjaan. Ia tahu citranya di kantor sedang tidak baik. Ia terpaksa kabur dari kerumunan demi menghindari malu. Ia juga menancap gas mobilnya dengan kencang. Setiba di rumah, Rendi melempar tas kerjanya ke sofa ruang tengah. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di sana dan memejamkan mata. Dalam sekejap ia terlelap. Lelah bekerja dan lelah bertengkar dengan Shinta membuat badannya amat pegal. Pegal badan sekaligus lelah hati. Lima belas menit kemudian, dentingan notifikasi pesan di ponsel Rendi membangunkannya dari mimpi sore. Ia membuka notifikasi tersebut yang rupanya dari David. "Aku otw rumah." Isi pesan tersebut. "Jangan kelamaan." Rendi mengetik balasan pesan untuk David. Ia lalu pergi ke luar rumah. Ia duduk di bangku teras sembari menunggu kedatangan David. Sembari menunggu, ia mencari kontak Alyaa di ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 10 MENAKLUKKAN PACAR POSESIF

    Tepat Kamis, 10 Februari 2022, Marsya dan Alyaa tengah bergembira ria. Mereka sedang murah uang untuk mentraktir Syila atas lulusnya skripsi mereka dan bisa lanjut sidang. Syila bersyukur, setelah perjuangan panjang akhirnya ia dan sahabat-sahabatnya tinggal butuh satu langkah lagi menyelesaikan jenjang kuliahnya. "Huaaaahhhhh! Aku bahagia banget, sumpah. Dosen killer itu untuk pertama kalinya puji hasil skripsi aku." Marsya berteriak histeris akibat rasa senangya. "Bahagia sih bahagia, tapi jaga suara juga dong," sindir Syila kemudian memasukkan potongan bakso ke mulutnya. "Aaah, reseh kamu." Marsya memanyunkan bibirnya. Syila terkekeh. "Kamu dapat jadwal sidang hari apa, Al?" tanya Syila beralih memandang Alyaa yang duduk di sebelahnya. "Hari Kamis, Syil. Aku bersyukur banget bisa dapat ACC hari ini. Capek banget tiap hari harus bertemu revisi, revisi, dan revisi," jawab Alyaa ramah. "Waaah, Berarti jadwal kita sama, Al. Kamu juga hari Kamis kan, Syil?" tanya Marsya. Syila han

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 11 HAI, KITA BERTEMU LAGI!

    Rendi masuk mobil dengan wajah yang semringah. Hatinya amat lega bisa mengungkapkan semua yang ia rasakan kepada Shinta. Ia berharap semoga Shinta bisa mencerna baik-baik kalimatnya. Bahkan jika perlu, Shinta benar-benar sadar kesalahannya dan mau diajak mengakhiri hubungan. "Huffft! Untuk sementara gue bisa bebas dari Shinta." Rendi mengembuskan napas lega. Sejujurnya, terbersit rasa bersalah dalam benaknya terhadap Shinta. Ia mengakui dalam hati apa yang dilakukannya boleh dibilang keterlaluan. Sejak awal berpacaran, Rendi tak berkenan menerima perasaan Shinta. Namun, berbekal rasa simpati dan kekhawatiran memaksanya menerima Shinta sebagai kekasihnya. Ia berpikir barangkali ia bisa perlahan menumbuhkan cinta untuk perempuan yang gemar menggerai rambut blondenya yang panjang. Akan tetapi, ada banyak sifat Shinta yang tak disenanginya sehingga tak mampu memantik cinta di hati Rendi.Rendi mengusap wajah lelahnya lalu menyalakan mesin mobilnya. Ia bergegas pergi dari tempat itu, taku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 70 ANTARA MAAF & KECEWA

    Sore yang sempat diselipi hawa ketegangan—perlahan mereda oleh obrolan-obrolan receh antara Rendi dan Syila. Keduanya masih duduk bersisian di trotoar persis sebelah rumah Rendi. Mereka bersamaan menghirup udara sore yang menenangkan di tengah lalu lalang kendaraan yang memadati jalan. “Jadi? Masih mau diam atau udah bersedia cerita?” anya Syila pelan, suaranya setenang mungkin, meski matanya tak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya.Rendi menggeleng, ia tak ingin membahas apa pun yang berkaitan dengan foto di jaket tadi. Syila pun mengangguk, mencoba memakluminya.“Udah semakin sore, kamu mau saya antar pulang?” tawar Rendi mengalihkan pembicaraan.Syila menerawang langit—sedang berpikir. Namun, belum selesai menimbang, sebuah mobil hitam membunyikan klakson dan berhenti tepat di hadapannya. Wajahnya seketika tegang lagi. Terpancar raut kegugupan dan ketidaknyamanan di wajahnya.Tak salah lagi, Syila tak keliru mengenali mobil itu. Pengemudi mobil itu menurunkan kaca jendela mobil

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 69 FOTO DI JAKET

    Hari ini Syila membantu Lisa mengerjakan PR-PR bahasa Inggrisnya yang lumayan banyak. Ada dua puluh lima soal esai yang harus dikerjakan Lisa. Tapi itu tak jadi masalah baginya selama ada Syila yang menuntunnya mengartikan kata demi kata yang tidak ia mengerti. Syila juga amat santai memberikan tuntunan materi bahasa Inggris kepada gadis kecil yang sudah seperti adiknya sendiri. Sesekali tugas terhenti karena Lisa harus mencari kosakata yang tidak ia ketahui lewat kamus. Selain itu, mereka juga mengisi pembelajaran dengan bercakap-cakap agar suasana tidak jenuh. Tiba-tiba ponsel Syila bergetar di sampingnya. Ia melirik sejenak—nama Arfan tertera di layar. Ia terpaku sesaat, jempolnya nyaris bergerak untuk menerima telepon tersebut. Namun, niatnya diurungkan. Ia hanya mengecilkan volume dering dan membiarkan ponselnya tergeletak begitu saja.“Maaf, Kak, aku masih perlu sedikit waktu,” batin Syila sebelum melanjutkan pembelajaran. Disela pembelajaran, Syila mengeluarkan buku hasil me

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 68 GELAK TAWA SORE

    Menjelang sore hari, Syila duduk di kursi ruang tamu rumahnya. Tangannya berkutat dengan ponselnya. Ia sedang mencari berita terbaru terkait tes CPNS yang pendaftarannya dibuka dua minggu lagi. Ia masih menyimpan harapan bisa berangkat ke Solo. Setelah bekerja di rumah Rendi selama satu minggu, ia merasa uang tabungannya sudah bisa mencukupi kebutuhannya di Solo kelak. Terlebih Rendi membayar jasanya setiap pertemuan yang hanya berlangsung dua jam dengan harga seratus ribu rupiah. Angka yang cukup besar. Ia pun sempat menolak digaji setinggi itu. Namun, Rendi paham dengan kebutuhan dirinya sehingga dia memberikannya upah sebesar itu. Dikalikan dengan lima hari, uang itu sudah cukup bagi ia bertahan hidup dua hari di Solo. "Pendaftaran dua minggu lagi dibuka. Kira-kira formasi apa aja yang bakal tersedia ya?" pikir Syila mengamati layar ponselnya. "Semoga aja ada formasi yang nggak jauh dari Cilacap," harap Syila. Saat tengah asyik bermain ponsel, Bu Sukma datang menghampiri Syila.

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 67 MENERKA RASA

    Malam penuh bintang kembali menyapa. Angin malam menyejukkan badan yang penat. Tubuh yang terasa lemah kini lebih bergairah tersebab menatap keramaian langit. Sekarang, Syila baru saja memasuki kamarnya. Ia menata kasurnya sebelum ia tiduri. Sesekali, ia mengembuskan napas panjang, membiarkan pikirannya berkelana bersama gemintang yang berserakan di langit.Saat berbenah kamar, matanya tak sengaja melihat jaket hijau milik Rendi yang tergantung di balik pintu. Jaket itu sudah lumayan lama ada di sana sejak terakhir ia mencucinya. Setelah beberapa waktu, jaket itu berhasil menarik perhatian dan ingatannya. Ia pun meraih jaket itu, mengelus permukaannya sejenak, lalu bergumam lirih, "Besok aku harus kembalikan jaket Mas Rendi. Sekalian sama sapu tangan yang dulu juga."Tangan Syila refleks merogoh saku kanan dan kiri jaket itu. Ia menemukan sebuah foto ukuran 6x8 cm yang sudah lusuh karena terlipat. Dengan alis mengernyit, ia membuka lipatannya dan menatap foto tersebut. Ada seorang an

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 66 SAMPAI JUMPA, ALYAA

    Perjalanan menuju terminal sore ini cukup bersahabat. Suasana jalanan belum terlalu ramai oleh orang-orang pulang bekerja. Rendi pun menikmati momen bersama Alyaa dengan lebih santai. Keduanya terlibat obrolan yang menyenangkan dan berusaha menghindari topik yang mengundang kesedihan.Rendi baru saja menceritakan kronologi kakinya yang pincang. Ia menyelamatkan Syila dari kecelakaan yang hampir merenggut keselamatan gadis itu. Karena aksinya itu, kakinya terserempet sehingga pincang.Alyaa tertegun mendengar cerita tersebut. Raut cemas jelas terpampang di wajahnya. Namun, ada perasaan lain yang mendadak timbul di benaknya. Hawa hangat tiba-tiba menjalar ke setiap anggota badannya kala mendengar nama Syila. Cerita Rendi menegaskan bahwa lelaki di sampingnya bertemu Syila Sabtu lalu. Alyaa masih sangat ingat, Syila mendadak pergi dari kedai. Sahabatnya bilang bahwa dirinya diminta pulang. Akan tetapi, hari ini ia mendengar fakta bahwa sahabatnya justru menemui Rendi di kantornya.“Jadi

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 65 PERPISAHAN TERMANIS

    Beberapa hari berlalu dengan suasana yang lebih baru. Hari ini cuaca cerah, langit membentang biru dengan awan tipis mengambang tenang. Namun, di balik keindahannya, ada nuansa sendu yang menggantung di hati Syila dan Marsya. Hari ini adalah hari keberangkatan Alyaa ke Jakarta, meninggalkan kota kecil tempat mereka bertiga tumbuh bersama.Di selasar rumah Alyaa, Syila dan Marsya duduk berdampingan, bersandar pada tiang kayu sambil menikmati semilir angin sore. Suasana sederhana, jauh dari hingar-bingar pesta perpisahan, namun penuh dengan kehangatan. Mereka berbagi cerita—tentang masa-masa kuliah dan hal-hal random yang pernah mereka lakukan, serta rencana masa depan yang tak mereka tahu apakah bisa dijalani bersama lagi.Sesekali tawa kecil mengiringi percakapan mereka, meskipun di sela-sela itu, ada kesadaran bahwa perpisahan semakin dekat. Syila menyodorkan sebuah bingkisan kecil ke arah Alyaa, matanya berbinar meski bibirnya sedikit gemetar menahan emosi."Kamu baik-baik di sana y

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 64 SHINTA MENYERAH

    Usai mengantar Syila ke rumahnya, David segera kembali ke kantor. Tak lupa ia mampir ke kedai makan untuk membeli dua porsi ayam geprek—lengkap dengan es teh. Setibanya di halaman kantor, ia melangkah cepat ke ruang kerjanya. Di sana tersisa seorang karyawan yang tak lain ialah Rendi—sahabatnya yang sedang bermain ponsel. “Sepi banget kantor,” ujar David seraya melangkah ke kursi kerjanya. “Iya, masih pada di luar. Baru setengah satu juga,” jawab Rendi. Matanya menggelandang mengikuti gerakan sahabatnya.“Nih!” David meletakkan satu paket makan siangnya di meja Rendi. Sahabatnya itu pun mengulas senyum puas.“Thank you, Dav. Bagaimana? Syila udah sampai rumah?” tanya Rendi sambil menggeletakkan ponselnya di meja.David menggeleng. “Dia minta turun di pertigaan dekat rumahnya. Aku mau antar dia langsung ke rumah, eh, dianya menolak.” Ia menggedikan bahunya lalu duduk manis di kursinya.Rendi menghela napas lalu bergumam, “Kebiasaan.”“Padahal ya, kalau aku bisa tahu rumahnya, aku kan

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 63 DI ANTARA DUA LELAKI

    Satu jam berlalu, tepat pukul 12.00 WIB. Kini Syila sedang duduk bersisian dengan David di mobil Mercedez merah milik Rendi. Ia menyandarkan kepala ke jendela, membiarkan kaca dingin menyentuh pelipisnya. Sejujurnya, ia berharap bisa pulang sendiri menggunakan angkutan umum atau ojek online. Akan tetapi, ia tak bergairah menanggapi keras kepalanya Rendi. Lagipula baginya, lelaki itu ada benarnya juga. Ia hampir celaka oleh ulah mantan kekasih Rendi. Artinya, tidak menutup kemungkinan Shinta masih mengintainya dari kejauhan. Apalagi dengan kondisi Rendi yang justru menjadi korban paling parah. Tentu saja Shinta berpotensi kian geram dan semakin nekad.“Mas Rendi itu sebenarnya baik, cuma kadang menyebalkan aja,” batin Syila, matanya menerawang kejadian di unit kesehatan kantor tadi. Sekali lagi, Rendi berhasil menyentuh hatinya dengan caranya sendiri.Selama perjalanan, keheningan menghinggapi suasana di mobil. Hanya suara deru mesin dan decitan halus ban yang bersinggungan dengan asp

  • COMPLICATED LOVE; Gadis Sejengkal Mimpi    CHAPTER 62 OBROLAN PANAS CRUSH

    Sementara itu, di ruangan lain David mendapat kabar dari rekan satu divisinya bahwa Rendi mengalami kecelakaan. “Hah? Rendi kecelakaan?” David spontan berdiri, alisnya bertaut. Anggukan rekannya menyuarkan ketegangan di wajahnya.“Sekarang dia di mana?” tanya David.“Dia di ruang unit kesehatan kantor,” jawab rekannya.David mendesah pelan, gurat kecemasan terpancar jelas di mukanya. Ia pun berlomba dengan waktu menyelesaikan pekerjaannya. Setelah siap, ia bergegas menemui Rendi di unit kesehatan kantor. Setiba di sana, ia menepuk dahi. Ia merasa telah menyambangi sahabatnya di waktu yang salah. “Astaga, salah kamar!” celetuk David seraya menepuk dahi. Ia hampir menarik kakinya dari batas daun pintu. Akan tetapi, Rendi yang terlanjur menoleh ke arah pintu langsung memanggilnya.“Woi! Balik nggak?!” seru Rendi, menatapnya tajam. Sambil meringis, David pun masuk ke ruangan—menyebelahi Rendi. Rendi menyipitkan sebelah matanya dan menampilkan gurat sinis ke arah David. “Nggak ada ist

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status