Share

CHAT NAKAL ISTRIKU
CHAT NAKAL ISTRIKU
Author: Rafasya

Chat nakal

Author: Rafasya
last update Last Updated: 2024-07-29 21:08:22

[Aku sangat puas kemarin, Ayah sangat perkasa. Tunggu Mas Aidan pergi dulu, nanti kita bertemu lagi. I love you!]

Mataku memanas membaca pesan yang dikirim Namira—istriku tersebut.

Dadaku terasa sesak, apalagi membaca nama yang tertera di layar 'Ayah Mertua' itu artinya Namira berselingkuh dengan Ayahku sendiri.

Aku anak tunggal, dan ayahku memang seorang duda, sejak 10 tahun yang lalu. Aku tidak menyangka istri yang baru ku nikahi satu tahun itu berselingkuh dengan ayahku sendiri?

Tanganku terkepal. Hatiku berdenyut, sakit. Wanita yang kucintai tega menghianatiku,

Jika Namira berselingkuh dengan laki-laki lain aku tidak mengapa, aku pasti hanya akan menghajarnya lalu menceraikan Namira, tapi kenapa harus dengan Ayahku?!

KRIET!

Pintu kamar mandi terbuka, Namira keluar dari sana dengan rambut tergerai yang basah. Kami baru saja selelsai bercint*, ia menatapku kemudian tersenyum.

"Kenapa Mas? Ada apa?" tanyanya.

Aku menghela napas kemudian memandang ke arah lain.

Namira berjalan mendekatiku, kemudian memelukku dari belakang,

"Kenapa, kau mau lagi?"

Aku langsung menggeleng.

"Tidak,"

Aku menggenggam erat ponselnya, ingin aku tanyakan tetang pesan itu, namun aku yakin Namira pasti akan mengelak.

Jadi, ku putuskan untuk mengumpulkan banyak bukti terlebih dahulu.

Percuma aku tanyakan kebenarannya sekarang, peselingkuh pasti punya banyak alasan untuk mengelak.

***

Di kantor, aku sama sekali tidak fokus, pikiranku melambung pada pesan mesra Namira untuk ayah.

Argghhh! Aku mengacak rambut frustrasi, ini benar-benar tidak masuk akal.

CEKLEK!

Seseorang masuk ke dalam ruanganku, ia adalah Hana—sekertaris sekaligus sepupuku.

"Aidan Kau kenapa?"

Aku menggeleng.

"Sepertinya Kau banyak masalah," Hana mendekat, kemudian mengelus pundakku.

"Aku tidak apa-apa, Na, kepalaku hanya sedikit pusing,"

"Apa kamu ada masalah dirumah?"

Aku bergeming.

"Bertengkar dengan Namira, hem?"

Hana menatapku lekat.

"Apa Namira selingkuh?" tebaknya, dan itu sangat tepat.

"Apa maksudmu," tanyaku gugup.

"Tidak ada, aku hanya menebak,"

"Ti--tidak, tuduhanmu salah! Aku dan Namira baik-baik saja." Aku tersenyum, lalu bergumam dalam hati, ‘aku tidak ingin orang tahu tentang ini sebelum aku mencari tahu terlebih dahulu.’

"Oh iya, Han, Aku ingin pulang cepat hari ini, kau bisa menghandle semuanya 'kan?" pintaku, ragu. Entah kenapa aku ingin pulang cepat.

"Em, baiklah," Hana mengangguk.

Aku bergegas merapikan barangku untuk pulang ke rumah, pikiranku mulai tak tenang membayangkan kemungkinan yang terjadi disana.

Setelah menempuh jarak selama 30 menit, Akhirnya aku tiba di rumah.

Baru membuka pintu utama, aku di suguhi suara yang aneh.

"Awh, ahh ... pelan-pelan, Ayah!" suara desahan seorang wanita.

Tubuhku rasanya langsung menggigil, suara itu mirip dengan suara ... Namira.

Pikiranmu berkecamuk, membayangkan ap yang tengah mereka lakukan. Tanganku terkepal, napasku mulai memburu.

“Ouhh ...!”

Lagi, suara itu terdengar lagi.

Hatiku mulai memanas, aku mulai mencari sumber suara dengan emosi yang sudah meluap.

"Ahh ayah, hahaha,"

Langkahku terhenti, mempertajam Indra pendengaran. Suaranya berasal dari arah dapur.

Apa mereka melakukannya disana?

Cih, tidak tau malu!

Aku bergegas berjalan menuju dapur.

"Hei, sedang apa kalian?!" ucapku dengan suara lantang.

Kulihat ayah dan Namira terkejut melihat kedatanganku yang tiba-tiba.

Aku memindai penampilan mereka yang sudah kacau.

Hatiku rasanya panas sekali, aku memejamkan mata sebentar, lalu mengembuskan napas kasar.

Kulihat wajah dan baju mereka basah, entah itu karena air atau ... peluh keringat?

Pikiranku sangat kacau saat ini.

"M--mas, K-kamu ...," Namira terlihat gugup

"Aidan, kamu sudah pulang?" sambung ayah.

"Kenapa? Hem, kalian tidak suka aku pulang cepat? Iya?!" sarkasku.

"Apa aku mengganggu aktifitas kalian?" sambungku lagi.

"Apa maksudmu, Aidan?" tukas ayah.

"B-Bukan begitu, Mas. Aku justru merasa senang," sambung Namira.

"Wow, benarkah?"

"Iya, Mas, kebetulan aku masak banyak hari ini, jadi masakanku tidak terbuang-buang seperti biasanya." ucap Namira, ia tersenyum ke arahku.

"Sejak kapan ayah kemari?"

Aku menelisik wajah mereka.

"Ayah baru saja sampai,"

"Hem, benarkah?" Aku tersenyum mengejek.

"Lalu sedang apa kalian di dapur? Dan kenapa kalian berkeringat?"

"Ka-kami ..." ucap Mereka berbarengan.

Wow menakjubkan! hatiku rasanya ... sakit sekali.

"Sudahlah, kau tidak senang memangnya jika ayah datang kemari?" ujar ayah, mengalihkan pembicaraanku.

"Senang," ucapku datar.

"Rencana ayah ingin menginap disini selama satu minggu,"

Mataku membola, Apa-apaan ini? Apa yang sedang mereka rencanakan di belakangku?

Itu artinya mereka punya banyak waktu untuk bersama, Cih! Tak akan aku biarkan!

"Kenapa?" tanyaku.

"Ayah kesepian disana, disini kan ramai, ada kamu ada Namira." terangnya.

"Sudahlah Mas, kasian Ayah! Biarkan Ayah tinggal disini untuk sementara waktu. Toh, kamar tamu kosong," sahut Namira.

Baiklah, akan aku ikuti cara main mereka. Sepandai apapun kalian menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga.

Awas kalian!

"Hem, baiklah," Aku mengangguk.

Kulihat wajah Namira berbinar.

***

Malam ini Namira begitu s3ksi sekali, ia mengenakan gaun malam yang sedikit rendah bagian dada.

Sebelum mengetahui perselingkuhannya dengan ayah aku merasa pria yang paling beruntung memiliki istri secantik Namira, tapi sekarang? Kecantikan istriku tidak ada apa-apanya.

Aku mendesah pelan, mengingat perselingkuhannya dengan ayahku sendiri.

"Mira ... diluar ada ayah, kenapa kamu memakai baju seperti itu,"

"Aku gerah, Mas. Lagipula ayah diluar bukan di sini,"

Aku memijat pelipis, tak kuasa mengetahui kenyataan yang pahit ini.

"Mira ... kemarilah," pintaku.

Mira tersenyum, kemudian mendekat ke arahku.

"Apa Mas?" tanya nya.

"Apa kamu masih mencintaiku?" gumamku.

Aku menanti jawabannya, Namira malah tertawa.

"Pertanyaan konyol, sudahlah lebih baik kita tidur saja."

Namira menarik selimut, kemudian membelakangiku.

Aku mengusap wajah gusar.

***

Aku terbangun saat mendapati ranjang di sebelahku kosong, aku melihat ke arah jam dinding, ternyata baru pukul 12 malam,

Aku mengernyitkan kening, mendapati Namira tidak ada di sebelahku.

"Dimana dia?" gumamku.

Aku turun dari ranjang dan bergegas keluar kamar, mencari Namira tanpa suara.

Mendadak perasaanku tak enak, aku mencari di semua ruangan tapi tidak menemukannya.

Lalu di mana istriku itu berada?

Jika Namira tidak ada di semua tempat, hanya ada satu kemungkinan.

Kamar tamu!

Related chapters

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Keramas

    "Hahahaha Ayah!"Aku berjalan mengendap-endap ke kamar tamu, lalu mengintip di celah pintu.Aku terkejut mataku rasanya memanas melihat pemandangan di depan mata. Ternyata benar dugaanku Namira ada di kamar tamu, mereka sedang berpelukan mesra sekali.Aku masih terdiam di ambang pintu, menyaksikan istriku yang amat kucintai tega mengkhianati hati ini. Tak pernah kusangka cinta kami akhirnya akan begini. Dulu, kupikir Namira wanita baik-baik yang bisa menjaga kehormatan suami. Apalagi dia sangat lugu. Lugu dalam setiap hal, kini semuanya berubah. Namiraku jadi wanita nakal yang suka menggoda.Entah siapa diantara mereka yang merayu lebih dulu. Aku tak snaggup membayangkannya. Itu adalah hal yang sangat menjijikan untukku.Ingin ku potret mereka yang sedang berpelukan. Namun sayang, ponselku tertinggal di kamar. Aku langsung bergegas pergi dari sana tak ingin melihat pemandangan yang lebih menyakitkan.Aku menunggu Namira di kamar, dengan perasaan hati yang hancur. Setelah sekian lama m

    Last Updated : 2024-08-14
  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Hamil

    Semalam, aku tak bisa tidur dengan nyenyak. Ada banyak hal yang mengganggu pikiranku. Aku takut Namira mengendap-endap keluar dari kamar menuju kamar Ayah seperti malam kemarin.Aku memijat pelipis, kemudian melirik ke arah Namira yang terlihat pucat hari ini.Apa dia juga tak bisa tidur semalam, karena terus memikirkan Ayahku?“Mas, aku tak bisa membuat sarapan pagi ini. Badanku rasanya pegal-pegal dan mual.”“Hmm, ya.” jawabku dengan datar. Aku segera turun dari ranjang, menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Butuh waktu lima belas menit untuk aku menyelesaikannya. Setelah itu keluar dengan handuk yang melilit di pinggang.Aku memperhatikan setiap sudut mencari keberadaan Namira, tetapi wanita itu sudah tidak ada di sana. Bukankah dia bilang sedang tak enak badan? Lalu kemana pagi-pagi begini?Aku segera memakai pakaian kerjaku. Kemudian turun ke bawah untuk mencari keberadaan istriku itu.“Hahahaha!”Di tangga, aku mendengar suara tawa renyah dari ruang tamu. Aku segera ber

    Last Updated : 2024-08-19
  • CHAT NAKAL ISTRIKU   POV Namira

    Hari itu keran di dapur rusak, Aku tidak tahu harus menghubungi siapa, sedangkan Mas Aidan tak suka jika aku mengganggunya saat sedang bekerja. Pernah waktu itu aku memintanya untuk pulang sebentar karena listrik korslet. Dan, dia malah menyuruh orang untuk datang memanggilkan petugas PLN. Tanpa tau betapa ketakutannya diriku.Jadi, di saat seperti ini. Hanya ada satu orang yang selalu kumintai bantuan yaitu ... Ayah.Ayah mertua yang sudah seperti Ayahku sendiri, dia begitu menyayangiku melebihi Mas Aidan--putranya.Mas Aidan tidak suka jika aku merepotkannya apalagi dalam urusan perdapuran. Urusan dapur adalah urusan wanita. Apa dia tidak pernah melihat chef di tv kebanyakan laki-laki? Dasar--suamiku itu.Akhirnya, aku memberanikan diri untuk menghubungi Ayah, aku mengambil ponsel di atas nakas. Sudah beberapa hari tidak membukanya. Sibuk dengan urusan di rumah. Aku terkejut saat melihat balasan chat yang tidak pantas.Aku merasa tidak pernah mengirimkan chat semacam itu apalagi unt

    Last Updated : 2024-08-19
  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Sebuah foto

    POV AidanAku merasa puas saat melihat Namira terluka, Aku memang mabuk, tapi tidak terlalu parah.Namira membuka sepatuku, aku mengangkat sudut bibir sebentar lagi Namira akan membuka jas yang aku kenakan.Dan benar saja, Namira melakukannya, kulihat tangannya terhenti kala melihat ruam merah di leherku, yang aku buat sendiri dengan cara mengeroknya.Namira meninggalkanku, aku bangun, kemudian tersenyum saat dirinya telah hilang dibalik pintu.Bagaimana? Sakit bukan? Itu yang aku rasakan, apalagi kau selingkuh dengan orang yang aku kenal. Tidak habis pikir dengan dirimu Namira, kamu berselingkuh dengan Ayah Mertuamu sendiri.Aku menerima usul Hana untuk membalas Namira, Hatiku terlalu sakit untuk menerima penghianatannya.Aku bangun hendak minum, tenggorokanku rasanya haus sekali. Aku membuka pintu perlahan berharap tidak kepergok oleh Namira.Aku berbalik mengumpat di balik tembok saat melihat Ayah dan Namira berada di ruang tamu.Mereka sedang membicarakan apa? Aku menajamkan indra

    Last Updated : 2024-08-19
  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Berdesir

    Siapa yang mengirimnya? Apakah Hana? Apa tujuannya.Aku akan menanyakannya nanti, kulihat Namira menangis, aku hendak memeluknya dan menjelaskan kesalahpahaman ini, namun lagi-lagi aku teringat perselingkuhannya dengan Ayah, aku urungkan niatku dan berlalu pergi dari kamar. Aku mencoba untuk menghubungi Hana, saat panggilan tersambung aku langsung menodong Hana dengan pertanyaan. "Hana apa maksudmu, mengirimkan foto kita yang sedang berpegangan tangan pada Namira?" "Oh maaf Aidan, aku hanya ingin membantumu, aku tidak tau jika kau akan semarah ini," "Membantu apa?""Membalas Namira, bukankah kau ingin Namira merasakan apa yang kau rasakan,"Ada benarnya juga apa kata Hana, tapi kenapa di lubuk hatiku yang terdalam aku tidak suka melihat Namira terluka. Tapi Namira sendiri tega menyakitiku."Oh seperti itu,"Panggilan ku tutup saat Hana telah menjelaskan maksudnya. Aku kembali ke kamar, kulihat Namira sudah berhenti menangis, baguslah.Hari-hari berlalu aku lebih sering menghabiska

    Last Updated : 2024-08-30
  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Cemburu

    POV NamiraBaru saja sebentar tangan mas Aidan ku letakkan di atas perut, ia malah langsung menariknya, aku terkejut."Ada apa, Mas?" tanyaku.Dia lekas menggeleng. "Tidak, aku baru ingat jika masuk pagi,"Ada apa ini, mengapa gelagatnya sangat aneh akhir-akhir ini? Apakah Mas Aidan ada masalah di kantor. Kenapa ia tak pernah bercerita? Sepertinya, aku harus segera menyelidikinya.Setelah mengantar Mas Aidan di pintu, aku mengulum senyum, berharap mendapatkan ciuman di kening seperti biasanya, Namun, setelah menunggu lama, lagi-lagi aku tidak mendapatkan itu.Mas Aidanku telah berubah. Dia tak seperti dulu, yang akan berputar arah pulang ke rumah lagi saat terlupa memberiku kecupan.Aku masuk ke dalam rumah saat mobil Mas Aidan sudah tak terlihat lagi, kuhempaskan tubuh ini di sofa, rasanya semenjak hamil tubuhku terasa sangat lelah. Bukan hanya tubuh, tapi juga hatiku._[Sore hari]Tok tok tok!Terdengar suara ketukan di pintu saat aku dengan membaca buku ibu hamil di ruang tengah.

    Last Updated : 2024-08-30
  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Mengatakan keinginan

    POV AidanTanganku terkepal saat nomor tidak di kenal mengirimkan foto Namira dan Ayah sedang berpelukan, aku menjadi emosi, dan melempar barang-barang di atas meja kerja, kemudian Hana datang."Aidan kau kenapa, tenang kan dirimu,""Kau lihat Hana, liat! Mereka sudah berani terang-terangan saat aku tidak ada di rumah,"Aku ingin berusaha untuk tidak peduli, Namun nyatanya hati ini masih saja merasakan sakit."Mungkin itu tidak sengaja, Dan.""Tidak sengaja Bagaimana, sedangkan kemarin Namira bilang Ayah sudah pulang. Lalu untuk apa mereka janjian kembali? Aku tidak mengerti!"Aku benar-benar emosi, aku mengacak rambut kasar."Kau jangan mau kalah Aidan, jangan mau kalah dari Namira,""Aku akan membantumu, tenang saja," Hana mengusap kepalaku yang sedang menelungkup di atas meja.Dia sangat ... perhatian."Ayo kita pulang, kamu tunjukan pada Namira, bahwa kamu bukanlah manusia lemah,"Aku mendongak, menatap Hana lekat, ia tersenyum kemudian mengangguk meyakinkanku.Aku akan mengikuti

    Last Updated : 2024-08-31
  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Darah

    "Adalah apa Mas? Ayo katakan?""Adalah ..." Aku menjeda kalimatku. "Bukan anakmu? Benar begitu, kenapa kau tega tidak mengakui darah dagingmu sendiri mas? HAH?" Namira menangis.Aku terduduk, kemudian menatapnya tajam."Wajar aku berpikiran seperti itu, jika kau tidak memulainya dengan selingkuh!"Emosiku meluap-luap. Kemudian mencengram kuat pergelangan tangannya."Akhh sakit," "Siapa yang selingkuh Mas, aku tidak pernah selingkuh," jawabnya. "Kau tidak usah mengelak lagi Namira," kataku ketus. "Mengelak Bagaimana, aku tidak pernah selingkuh!" Namira bersikeras mengelak. "Kau berselingkuh dengan Ayah, ayahku ayah mertuamu!" Hardikku, semakin ku kuatkan cengkramanku pada tangannya. Namira terbelalak mendengarnya.Kemudian ia menggeleng kuat."Aku tidak pernah selingkuh Mas, kau salah paham," lirih nya. "Aku tidak salah paham, aku melihat sendiri chat mesra yang kau kirimkan kepada ayah, di malam itu di mana kita selesai bercinta," jelasku padanya. "Apa kau tidak pernah berpiki

    Last Updated : 2024-08-31

Latest chapter

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   _END_

    Beberapa bulan kemudian, saat hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, Safira mengalami kontraksi yang membawa mereka berdua ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Azka setia berada di sisinya, menggenggam erat tangan Safira sambil berusaha menenangkan perasaannya sendiri. Meskipun ia tahu bahwa setiap detik berlalu membawa mereka semakin dekat pada momen yang luar biasa, hatinya berdebar hebat. Sepanjang proses persalinan, Azka terus mendampingi Safira, memberi dukungan yang selama ini bahkan tak pernah ia bayangkan bisa ia berikan. Ini adalah sesuatu yang baru baginya, namun ia tahu bahwa ia ingin ada di sisi wanita yang dicintainya, di setiap detik yang berarti.Saat akhirnya bayi mereka lahir, dan tangisan kecil memenuhi ruangan, waktu seakan berhenti bagi Azka. Perasaan haru yang tak pernah ia bayangkan tiba-tiba membanjiri hatinya. Ia menatap bayi kecil yang sedang berada dalam dekapan Safira, begitu rapuh dan mungil, tetapi terasa begitu kuat menarik dirinya. Air matanya p

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Menghabiskan malam bersama

    Masa pemulihan Azka dan Safira selesai. Hari itu, keduanya meninggalkan rumah sakit dengan perasaan yang bercampur, antara lega dan sedikit gentar. Mereka tahu, kali ini mereka akan benar-benar memulai perjalanan sebagai suami istri dengan hati yang lebih terbuka. Di perjalanan menuju rumah, Azka menggenggam tangan Safira erat, seolah-olah ingin meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan melepaskan wanita itu lagi.Setibanya di rumah, mereka saling menatap, lalu Safira tersenyum dan berkata dengan hangat, “Selamat datang di kehidupan kita yang baru, Azka.” Ucapan sederhana itu membuat hati Azka terasa hangat. Dia mengangguk dan membalas senyumnya, kemudian mereka pun masuk ke rumah mereka yang terasa berbeda, lebih hangat, lebih penuh harapan.Hari-hari berlalu, dan mereka mulai menjalani pernikahan dengan sepenuh hati. Azka berusaha menunjukkan kasih sayangnya dalam berbagai hal kecil—seperti membuatkan teh hangat untuk Safira saat pagi, mempersiapkan makan malam bersama, atau sekadar me

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Rumah sakit

    Setelah kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa mereka, Azka dan Safira sama-sama dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi luka-luka. Selama beberapa hari mereka harus menjalani masa pemulihan. Setiap hari Azka selalu bangun lebih awal untuk melihat keadaan Safira, memastikan ia baik-baik saja. Rasa sakit dari tubuhnya sendiri terasa tak ada artinya dibandingkan kekhawatiran yang ia rasakan terhadap Safira.Kecelakaan itu telah menjadi titik balik bagi Azka. Dia merenung panjang, memikirkan semua sikapnya selama ini terhadap Safira, semua penolakan dan kebekuan yang ia biarkan tumbuh di antara mereka. Dalam keheningan kamarnya, Azka mulai menyadari betapa dalam dirinya sebenarnya ada perasaan lebih dari sekadar tanggung jawab atau ikatan pernikahan.Suatu pagi, setelah dokter memastikan kondisinya cukup stabil, Azka memutuskan untuk mengunjungi kamar Safira. Dia membuka pintu perlahan, dan mendapati Safira yang masih berbaring lemah di ranjang. Azka duduk di kursi sampingnya, matanya men

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Kecelakaan

    Sesampainya di rumah orang tua Safira, Azka dan Safira turun dari mobil. Azka, yang selama ini memiliki sikap keras dan cenderung angkuh, kini tampak penuh kehormatan saat menyalami Hana dan Fadil. Dia membungkukkan badan, menatap keduanya dengan senyuman sopan. Hana dan Fadil saling berpandangan, tak menyangka bahwa Azka yang dulu mereka kenal sebagai sosok pemberontak kini terlihat penuh hormat di depan mereka.“Selamat sore, Bu Hana, Pak Fadil,” sapa Azka dengan nada hangat, tak ragu untuk memanggil Fadil dengan sebutan “Ayah” layaknya Safira.Keduanya tampak terharu dan sedikit tercengang. Hana tersenyum sambil menyilakan mereka masuk ke dalam rumah. Safira segera memeluk ibunya dengan hangat, seakan melepas rindu yang lama terpendam. Sementara itu, Azka mengobrol santai dengan Fadil, bertanya tentang keseharian dan kondisi kesehatan ayah mertuanya itu. Keakraban Azka dengan Fadil membuat Hana dan Safira tersenyum melihatnya, seakan dinding yang dulu menghalangi hubungan mereka pe

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Kantor

    Pagi hari .... Azka duduk di meja makan dengan segelas kopi di tangan, mengenakan setelan jas rapi dan dasi yang tampak sedikit miring. Wajahnya tampak tenang, namun sorot matanya menyiratkan ketegasan—hari ini adalah hari pertamanya secara resmi menggantikan ayahnya, Aidan, untuk sementara mengelola perusahaan keluarga. Perasaan gugup dan antusias bercampur menjadi satu di dadanya.Safira memperhatikan dari ujung meja, merasa ada yang berbeda dari sosok Azka pagi ini. Ada keseriusan yang tidak biasa dalam tatapannya. Ia berjalan mendekat, menatapnya lembut, lalu berkata, "Kamu ambil cuti kuliah selama satu minggu, Azka?"Azka mengangguk sambil tersenyum tipis. "Iya, Safira. Mulai hari ini, aku akan menggantikan Papa. Dia mempercayakan perusahaan kepadaku selama dia di New York, dan aku… aku tidak mau mengecewakannya."Safira menyunggingkan senyum kecil, merasakan kebanggaan sekaligus haru. Ia paham, keputusan ini bukan hal yang mudah bagi Azka. Ia ingin mendukungnya sepenuhnya, mesk

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Kampus bersama

    Pagi hari ....Sinar matahari perlahan menembus tirai kamar, menciptakan pancaran lembut yang menyelimuti tubuh Safira yang masih terbungkus selimut. Azka, yang sudah lebih dulu bangun, duduk di tepi ranjang dan menatap wajah Safira yang terlelap. Ada kedamaian yang menyelimuti hati Azka saat melihat wanita yang kini menjadi istrinya terlelap di sisinya, begitu tenang, seolah semua ketegangan di antara mereka seakan larut dalam kehangatan malam tadi.Perlahan, Azka mencondongkan tubuhnya dan mengecup pucuk kepala Safira dengan lembut, membiarkan bibirnya menyentuh rambut Safira beberapa kali, seperti sebuah ungkapan kasih yang masih terasa asing baginya. Sentuhannya membuat tidur Safira terusik, dan akhirnya matanya membuka perlahan. Ketika kesadarannya mulai terkumpul, Safira terlonjak, panik, merasa bahwa dirinya mungkin sudah kesiangan. “Jam berapa sekarang?” tanyanya cepat dengan mata yang masih setengah terbuka.Azka tersenyum kecil melihat kepanikan di wajah Safira. “Jam tujuh p

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Kehangatan

    Tanpa sadar, Azka mendekat, dia langsung memeluk Safira tanpa aba-aba, membuat wanita itu terkejut.Mereka berdua terdiam dalam pelukan yang hangat namun penuh beban. Azka memejamkan mata, menghirup aroma lembut rambut Safira yang entah kenapa terasa begitu menenangkan. Rasanya sudah lama ia tak merasakan kehangatan seperti ini, sesuatu yang ia butuhkan namun tak pernah ia akui.Safira, yang awalnya terkejut, perlahan-lahan meresapi pelukan Azka. Ada kehangatan yang mengalir, seolah pelukan itu membawa ketulusan yang selama ini hilang dari hubungan mereka. Ia tak tahu mengapa, tapi untuk pertama kalinya, ia merasa ada harapan di antara mereka, meskipun samar dan tak pasti.“Beri aku kesempatan,” bisik Azka di telinga Safira, suaranya parau namun penuh harap. Safira tak menjawab dengan kata-kata, ia hanya mengangguk perlahan. Meskipun hatinya masih terluka, ia sadar bahwa dalam dekapan Azka, ada sesuatu yang tulus, yang ia tak ingin sia-siakan begitu saja.Safira menarik napas dalam, m

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Suara lelaki

    Saat perjalanan pulang menuju apartemen, Azka masih merasakan hangatnya percakapan dengan sang ayah, Aidan. Di sepanjang perjalanan, ia tersenyum sendiri, merasakan perasaan yang berbeda—seperti ada semangat baru yang membara di dalam dadanya. Kepercayaan yang diberikan oleh Papanya tadi begitu berarti baginya. Ia berjanji pada diri sendiri untuk memikul tanggung jawab itu dengan baik, menunjukkan pada keluarganya bahwa ia bisa diandalkan.Langkahnya cepat saat ia memasuki gedung apartemen, mengabaikan orang-orang yang ia lewati di koridor. Namun, saat hampir tiba di depan pintu, langkahnya terhenti ketika mendengar suara Safira. Samar-samar, ia menangkap suaranya yang lembut dan terdengar sedikit manja, berbicara dengan seseorang di telepon.“Ah, kamu bisa saja.”“Aku tak secantik itu. Hahaha, ah Anton. sudahlah jangan menggombal terus.”Azka mendekatkan telinganya pada pintu, tanpa sadar menahan napas. Meskipun ia tak bisa mendengar setiap kata dengan jelas, nada suara Safira sudah

  • CHAT NAKAL ISTRIKU   Mencoba berbagi rasa

    Azka duduk diam di ujung sofa, menatap kosong ke arah jendela besar yang memamerkan pemandangan malam kota yang berkilauan. Apartemen itu begitu sunyi, hanya suara detik jarum jam yang terdengar perlahan, seolah menghitung detik-detik keheningan di antara mereka. Safira duduk di seberang ruangan, sibuk dengan bukunya, atau setidaknya berusaha tampak sibuk. Sesekali ia membalik halaman, namun Azka tahu bahwa pikiran wanita itu melayang ke tempat yang jauh. Azka tidak mengerti mengapa ia merasa begitu kikuk di dekat Safira. Ia merasa tersesat dalam keheningan, dalam jarak yang seolah mustahil dijembatani. Safira selalu terlihat begitu tenang, tenang hingga membuatnya merasa seperti dirinya adalah satu-satunya yang terpenjara dalam rasa kebingungan.Dia pikir, mungkin, ini hanya masalah waktu. Mereka baru mengenal satu sama lain, dan Safira memiliki hak untuk butuh waktu. Namun, ada sesuatu dalam sikap Safira yang terasa lebih dari sekadar keengganan membuka diri. Ada kebekuan yang begi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status