Share

CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil
CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil
Penulis: Natasha

Bab 1

Penulis: Natasha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-01 17:30:31
Di sebuah kamar hotel yang berantakan.

Saat Thasia terbangun seluruh badannya terasa nyeri.

Dia mengucek matanya. Saat dia hendak bangun, dia melihat seseorang sedang berbaring di sebelahnya.

Seorang pria dengan wajah yang tampan dan menawan.

Pria itu masih belum bangun, juga tidak terlihat akan bangun.

Thasia segera terduduk. Selimut di tubuhnya merosot ke bawah, memperlihatkan pundaknya yang putih penuh dengan tanda semalam.

Dia pun segera turun dari ranjang. Di atas ranjang terlihat jelas noda darah yang mencolok.

Setelah melihat jam, ternyata sudah hampir jam masuk kerja, dia pun segera mengambil baju kerjanya yang berantakan dan memakainya.

Stoking yang dia pakai semalam sudah dirobek oleh pria itu.

Dia pun meremasnya menjadi sebuah bola, melemparnya ke dalam tong sampah, lalu memakai sepatu hak tingginya.

Saat itu ada orang yang mengetuk pintu.

Thasia sudah berpakaian rapi, kembali ke penampilannya sebagai seorang sekretaris. Dia segera mengambil tasnya dan berjalan keluar.

Orang yang mengetuk pintu itu adalah seorang wanita cantik.

Dia yang memanggil wanita ini.

Tipe wanita yang disukai Jeremy.

Thasia berkata, "Kamu hanya perlu berbaring di ranjang menunggu Pak Jeremy bangun, sisanya kamu nggak perlu mengatakan apa pun."

Thasia menoleh menatap pria di atas ranjang yang masih tertidur pulas rasa sakit di tubuhnya seketika melanda, tapi dia tetap berjalan keluar kamar.

Thasia tidak ingin Jeremy tahu bahwa mereka baru saja menghabiskan malam bersama.

Karena dalam perjanjian pernikahan mereka, setelah tiga tahun mereka akan bercerai.

Dalam masa waktu itu, mereka tidak boleh melakukan hal yang melanggar kontrak.

Dia sudah menjadi sekretaris Jeremy selama tujuh tahun, menjadi istrinya selama tiga tahun.

Setelah lulus, dia selalu berada di sisi pria itu.

Waktu itu, Jeremy sudah mengingatkannya bahwa hubungan mereka hanya sebatas atasan dan bawahan saja.

Tidak boleh lebih dari itu.

Thasia berdiri di jendela lorong, dia masih memikirkan kejadian kemarin, pria itu memeluknya di ranjang sambil menyebutkan nama "Lisa".

Seketika hatinya terasa sakit.

Lisa adalah cinta pertama pria itu.

Pria itu menganggap dirinya sebagai Lisa kemarin.

Thasia cukup mengenal Jeremy, pria itu tidak ingin ada sesuatu di antara mereka.

Selama ini, hanya Thasia yang berusaha dalam pernikahan ini, sudah waktunya untuk mengakhirinya.

Kejadian kemarin malam anggap saja sebagai kenang-kenangan terakhir di antara mereka.

Thasia mengeluarkan ponselnya, melihat sebuah judul berita baru: Musisi pendatang baru, Lisa Stanfil telah kembali mencari tunangannya!

Thasia memegang ponselnya dengan lebih erat, rasa sakit di hatinya semakin terasa, hidungnya pun memerah.

Akhirnya dia tahu kenapa Jeremy semalam bisa mabuk, kenapa pria itu bisa menangis di pelukannya.

Angin menerpa tubuh Thasia, dia tersenyum dengan pahit, menyimpan ponselnya sekalian mengeluarkan rokok dari tasnya.

Kedua jarinya menjepit batang rokok yang menyala, asap rokok membuat wajah cantik Thasia terlihat buram.

Saat ini, Rina berlari ke arahnya, dengan napas tersengal-sengal berkata, "Kak Thasia, jas Pak Jeremy sudah sampai, aku akan membawanya ke dalam."

Pikiran Thasia pun terpotong, dia segera menoleh.

Dia meliriknya sebentar. "Tunggu."

Rina segera berhenti. "Ada apa Kak Thasia?"

"Dia nggak suka warna biru, ganti warna hitam. Di dasinya masih ada kerutan, suruh setrika lagi, ingat jangan ada kerutan. Lalu jangan pakai plastik, dia nggak suka suara plastik, antar saja sekali dengan gantungannya." Thasia sudah seperti pelayan pribadinya Jeremy, dia mengingat semua kebiasaan pria itu, selama bertahun-tahun ini dia tidak pernah salah.

Rina pun tercengang. Dia sudah bekerja di sini selama tiga bulan, melihat wajah Pak Jeremy yang begitu datar saja dia sudah takut.

Hari ini dia hampir saja terkena masalah besar.

Rina pun segera pergi menggantinya. "Terima kasih Kak Thasia."

Tiba-tiba sebuah suara dari dalam kamar terdengar. "Pergi sana!"

Kemudian terdengar suara wanita berteriak.

Setelah beberapa saat, pintu terbuka.

Rina menunduk dengan mata memerah.

Dia diomeli.

Selain itu, kali ini Pak Jeremy benar-benar mengamuk.

Rina menatap Thasia dengan tatapan memohon pertolongan. "Kak Thasia, Pak Jeremy menyuruhmu masuk."

Thasia melihat ke arah pintu yang terbuka, dia juga takut dirinya tidak bisa mengatasi pria itu. "Pergilah."

Dia mematikan rokoknya di asbak, lalu langsung masuk ke kamar.

Dari pintu dia sudah bisa melihat pemandangan di dalam, barang-barang di sekitar Jeremy semuanya berantakan.

Lampu yang pecah, pecahan sebuah kaca, serta ponsel yang bergetar.

Wanita di dalam tidak berani bergerak, dengan tubuh yang masih telanjang bulat dia tidak tahu harus melangkah ke mana, tatapan matanya terlihat ketakutan.

Jeremy masih duduk di atas ranjang dengan wajah masamnya, tubuhnya sungguh indah, otot-ototnya memiliki potongan yang jelas, dadanya lebar, serta terdapat garis yang samar-samar terlihat memanjang ke arah dalam selimut.

Memang terlihat menggoda, hanya saja sepasang matanya yang gelap itu menunjukkan kobaran api yang menakutkan.

Thasia melangkah ke depan, dia mengangkat lampu yang terjatuh, lalu mengambil segelas air dan meletakkannya di meja sisi ranjang. "Pak Jeremy, jam setengah sepuluh Anda ada rapat, sudah waktunya Anda bangun."

Mata Jeremy melirik wanita yang dipanggil Thasia.

Seakan-akan dia masih tidak percaya.

Thasia pun baru tersadar, dia berkata pada wanita itu, "Sana keluar."

Wanita itu kelihatannya merasa lega, dia pun segera keluar tanpa menoleh ke belakang.

Seketika suasana menjadi hening.

Jeremy melirik wajah Thasia.

Thasia dengan lugas menyerahkan segelas air pada Jeremy, kemudian meletakkan baju bersih di sisi ranjang. "Pak Jeremy, ini baju Anda."

Jeremy terdiam, sorot matanya terlihat tidak senang, dia pun berkata, "Ke mana kamu semalam?"

Thasia tertegun. Mungkinkah pria ini menyalahkan dirinya karena tidak menjaganya, sehingga membiarkan wanita lain memanfaatkan keadaan itu, lalu Jeremy merasa bersalah pada Lisa?

Thasia pun meliriknya. "Anda semalam mabuk sehingga melakukan hal seperti itu. Kita semua sama-sama sudah dewasa, seharusnya hal seperti itu nggak perlu dipikirkan."

Nadanya yang datar ini seakan-akan menyuruh Jeremy tenang, dia tidak akan membiarkan para wanita itu mengganggunya.

Jeremy menatapnya, urat di kepalanya sedikit menonjol. "Aku tanya sekali lagi, ke mana kamu semalam?"

Thasia merasa sedikit gugup. "Akhir-akhir ini banyak kerjaan, jadi aku ketiduran di kantor."

Setelah itu dia mendengar Jeremy mendengus.

Wajah Jeremy terlihat dingin, bibirnya tertutup rapat. Pria itu melangkah turun sambil menarik handuk untuk menutupi tubuhnya.

Ketika Thasia melihat punggung pria itu yang menjauhinya, matanya mulai berkaca-kaca.

Pria itu selalu menutup diri darinya, seakan-akan merasa jijik kalau terlihat olehnya.

Semalam saat pria itu berpikir dirinya adalah Lisa, jadi dia tidak seperti itu.

Saat Thasia sadar dari lamunannya, Jeremy sudah selesai mandi dan berjalan ke depan cermin.

Thasia berjalan mendekat, lalu seperti biasa mengancingkan bajunya.

Tinggi pria itu mencapai 188 cm, meski tinggi Thasia 168 cm, saat memakaikan dasinya masih terasa sedikit sulit.

Pria itu sepertinya masih merasa bersalah pada Lisa dan marah karena tubuhnya telah dinodai, jadi dia tidak mau menunduk sedikit.

Thasia hanya bisa berjinjit untuk memakaikannya dasi.

Saat dia sedang fokus memakaikan dasi, napas Jeremy yang masih bercampur dengan aroma alkohol berembus di telinganya. Kemudian pria itu berkata dengan suara serak, "Thasia, wanita semalam itu kamu, bukan?"

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ammarr Afifa Irwani
lanjutkann
goodnovel comment avatar
Bety Marques
bagus sekali novelbya
goodnovel comment avatar
Lina Sri Sri Rahayu
cerita y menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 2

    Mendengar ini Thasia hampir terjatuh karena terkejut.Tubuhnya pun bersandar pada pria itu.Saat Jeremy merasa Thasia hampir terjatuh, tangannya langsung melingkar di pinggangnya.Kehangatan tubuh pria itu seketika mengingatkannya pada pergulatan mereka semalam.Thasia segera menenangkan dirinya. Dia mendongak, menatap sepasang mata gelap pria itu.Tatapan pria itu begitu serius, ada kebingungan dan keraguan, seakan-akan bisa membaca isi pikiran Thasia.Jantung Thasia berdetak kencang.Dia segera menghindari tatapan pria itu dengan menundukkan kepalanya.Barusan saat Jeremy berpikir pasangannya semalam adalah wanita panggilannya tadi, pria itu sudah mengamuk, kalau Thasia mengakuinya, bukannya dirinya akan berakhir dengan mengerikan.Dia tidak terima.Namun, kalau Jeremy tahu bahwa wanita semalam adalah dirinya, apakah pernikahan mereka masih bisa dipertahankan?Thasia tidak berani menatap matanya. "Kenapa bertanya seperti itu?"Hanya Thasia yang tahu bahwa dirinya sangat penasaran pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 3

    Saat menoleh, dia melihat Lisa sedang memakai celemek, di tangannya terdapat sendok sup.Saat wanita itu melihat Thasia, senyumannya seketika membeku, tapi detik berikutnya dia berkata dengan ramah, "Tamu Bibi, ya? Kebetulan aku membuat supnya cukup banyak, ayo masuk."Sikapnya sangat lugas seakan-akan dia adalah tuan rumah ini.Sedangkan Thasia adalah tamu yang datang berkunjung.Kalau dipikir-pikir, benar juga, gadis itu sebentar lagi akan menjadi tuan rumah di sini.Thasia mengerutkan keningnya, dia merasa sedikit tidak senang.Pernikahannya dan Jeremy disiarkan di seluruh kota, Lisa bahkan sempat mengirimkan kartu ucapan selamat, tidak mungkin gadis ini tidak tahu dirinya adalah istri Jeremy.Saat Lisa melihat Thasia tidak bergerak, dia segera menarik tangannya. "Jangan sungkan, cepatlah masuk."Saat Lisa mendekat Thasia bisa mencium aroma bunga melati. Dia ingat tahun lalu saat dia berulang tahun, Jeremy pernah memberikannya parfum dengan aroma yang sama persis dengan aroma ini.S

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 4

    "Suasana hati Kak Thasia hari ini sedang nggak baik, dia nggak mau mengantarkan dokumennya, jadi aku yang mengantarkannya." Lalu Lisa sengaja menunjukkan bekas luka di tangannya. "Jeremy, kamu jangan menyalahkan Kak Thasia, aku rasa dia nggak bermaksud begitu, dokumennya nggak terlambat, 'kan?Baru kali ini Thasia berani memberikan dokumen kantor kepada orang lain.Jeremy merasa sangat kesal, tapi karena ada Lisa di sini dia pun menahannya, dia hanya melonggarkan ikatan dasinya, lalu berkata, "Nggak apa-apa."Dia pun mengalihkan topik pembicaraan. "Karena sudah datang, maka duduklah sebentar."Mendengar ini seketika Lisa merasa senang. Setidaknya pria itu tidak membencinya dan masih menerimanya."Bukannya kamu ada rapat? Apakah aku mengganggumu?"Jeremy pun menelepon seseorang. "Undur rapatnya selama setengah jam."Lisa pun tersenyum. Tadi dia sempat khawatir Jeremy akan marah karena waktu itu dia pergi tanpa pamitan, ternyata dirinya yang berlebihan.Waktu yang sudah dia lewatkan masi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 5

    Langkah Thasia seketika berhenti, lalu dia berkata dengan nada hormat, bukan nada seorang istri, "Pak Jeremy ada urusan apa lagi?"Jeremy menoleh, dengan bingung menatap ekspresi asing di wajah Thasia. Dia berkata dengan nada memerintah, "Duduk."Thasia seketika merasa bingung apa yang ingin pria itu lakukan.Jeremy berjalan mendekat.Saat Thasia melihatnya mendekat, dia bisa merasakan sesuatu yang berbeda, seakan-akan udara di sekitarnya menipis.Merasa gugup juga bingung.Thasia tidak bergerak. Jeremy segera menarik tangannya.Saat tangan hangat pria itu menyentuhnya, Thasia merasa seakan-akan terkena sesuatu yang panas, dia ingin menarik tangannya kembali, tapi genggaman Jeremy cukup kuat, sehingga Thasia tidak bisa menarik tangannya. Jeremy langsung menariknya ke samping, berkata sambil mengerutkan kening, "Kamu nggak sadar tanganmu terluka?"Perhatiannya membuat Thasia terkejut. "Aku ... nggak apa-apa.""Sudah kapalan." Jeremy bertanya, "Kenapa nggak bilang?"Thasia menunduk, meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 6

    Seketika Thasia merasa pusing, dia hampir pingsan, tapi saat itu dia mendengar seseorang berkata dengan panik, "Kalian ini bagaimana sih, kenapa bisa terjadi kesalahan seperti ini! Kak Thasia, Kak Thasia ...."Seiring suara itu mengecil, Thasia pun benar-benar jatuh pingsan.Begitu bangun Thasia sudah berada di rumah sakit, dia melihat langit-langit yang putih, dia masih belum terlalu sadar, kepalanya terasa sakit."Kak Thasia, kamu sudah siuman!" Rina segera berdiri dari bangku dengan mata memerah, lalu dengan panik bertanya, "Apakah ada yang sakit? Aku akan memanggil dokter."Thasia segera menoleh, walau badannya masih lemas dia tanpa sadar ingin terduduk. "Aku nggak apa-apa, kerjaannya bagaimana? Apakah ada orang lain yang terluka?"Rina berkata, "Jangan pikirkan kerjaan dulu, kamu tertimpa kaca hingga pingsan. Kamu membuatku takut saja, aku pikir kamu nggak akan siuman lagi."Sambil berbicara dia pun menangis lagi.Rina adalah asistennya Thasia, hubungan mereka cukup baik.Rina yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 7

    Setelah beristirahat sebentar di rumah sakit, akhirnya Thasia diizinkan pulang dengan keadaan lesu."Thasia!"Saat Sabrina Gunawan menjemput Thasia, melihat wajahnya yang pucat dan kepalanya yang diperban, dia pun segera mendekat. "Astaga, apa yang terjadi padamu?"Thasia tidak menjawab."Jam segini seharusnya kamu sedang bekerja, kamu terluka saat kerja?" tanya Sabrina. "Mana Jeremy?""Nggak tahu."Sabrina melihat ada yang tidak beres pada Thasia, seharusnya tidak hanya tubuh wanita ini yang terluka, dia pun mendengus. "Kamu bekerja untuknya, sekarang kepalamu sampai luka begini. Jeremy sebagai suamimu malah nggak tahu di mana, apa bedanya kamu bersuami dengan nggak?""Nanti juga pria itu bukan suamiku lagi.""Apa? Dia ingin bercerai?" Ekspresi Sabrina pun berubah."Aku yang ingin bercerai."Ekspresi Sabrina berubah lagi. "Cerai saja. Nggak bisa mendapatkan orangnya, uangnya harus tetap dapat, kalau ada uang untuk apa takut nggak ada pria yang mau lagi? Nanti cari saja beberapa pria,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 8

    Thasia tahu Jeremy sangat serius dalam bekerja, pria itu tidak suka kalau ada kesalahan.Namun, hal ini bukan salahnya, pria itu yang seharian di rumah sakit menemani Lisa kemarin."Kamu bilang sedang sibuk, lalu menutup telepon."Jeremy terdiam sejenak, lalu berkata, "Lalu bagaimana solusinya?"Saat itu Thasia sudah di rumah sakit, jadi dia berkata, "Masih belum sempat diurus, aku ....""Bu Thasia." Jeremy berkata dengan dingin, "Seingatku kamu nggak pernah lalai dalam bekerja."Mendengar pria itu memanggilnya "Bu Thasia", hal itu mengingatkannya bahwa dirinya hanyalah seorang sekretaris, bukanlah istrinya.Thasia menggigit bibirnya, lalu berkata dengan sulit, "Aku rasa urusannya nggak terlalu parah, jadi masih bisa diundur.""Ada masalah bukannya segera diurus malah cari alasan untuk membela diri, apakah begini caraku mengajarimu?" Seketika Jeremy berteriak, "Segera datang ke kantor!"Setelah itu dia langsung menutup panggilannya.Thasia merasa sedih, tapi dia tidak ada waktu untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 9

    Tepat saat itu Thasia sudah sampai di kantor, suasana di area kantor presdir sangat tegang."Kak Thasia."Begitu dia datang semua orang memanggilnya dengan sopan."Kak Thasia, lukamu sudah sembuh?"Thasia tidak ingin mereka terlalu khawatir. "Hanya luka kecil, kemarin setelah istirahat keadaanku sudah membaik.""Tapi seharusnya kamu masih istirahat, minta izin saja dengan Pak Jeremy, kamu masih terluka tapi sudah masuk kerja. Kak Thasia, kamu rajin sekali." Mereka merasa salut pada Thasia, dia lebih sering kerja daripada menikmati kehidupannya, mereka rasa tidak ada sekretaris serajin Thasia lagi.Pernikahan Jeremy dan Thasia masih dirahasiakan, semua orang tidak tahu hubungan mereka yang sebenarnya, jadi dia juga tidak berani terlalu berkomentar. "Aku ke kantor Pak Jeremy dulu, kalian kerjakan saja kerjaan kalian, nggak perlu memikirkanku."Baru sampai di pintu, dia mendengar Jeremy berteriak, "Pecat semua orang yang menyebabkan kelalaian itu di lapangan."Thasia tertegun, dia pikir m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01

Bab terbaru

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 590

    "Oke."Tatapan Kent mengikuti sosok Thasia yang berlalu.Thasia mengendarai sepedanya keluar, dia menuju ke pusat kota.Jaraknya tidak terlalu jauh.Jeremy telah memberinya sebuah vila dengan harga yang sangat mahal.Saat ini jalanan cukup ramai, dia sedang menunggu di lampu merah.Setelah lampu berwarna hijau, dia mendorong sepedanya, tiba-tiba ada orang berkata, "Biar aku bantu."Thasia menoleh ke belakang, dia melihat seorang pria muda sedang mendorong belakang sepedanya.Sepertinya pria itu menyadari Thasia sedang hamil, jadi kesulitan mengendarai sepeda.Hari ini Thasia berpakaian dengan santai. Rambutnya dikepang, memakai sebuah topi dan gaun yang lebar, perutnya sedikit menonjol.Selain ibu hamil yang akan berpakaian seperti ini, yang lainnya tidak mungkin.Thasia merasa dirinya tidak selemah itu, tapi dia juga tidak ingin menolak kebaikannya, jadi dia berkata, "Terima kasih."Dia segera sampai ke seberang, orang itu berjalan ke arah yang berlawanan dengannya.Thasia lanjut meng

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 589

    Sabrina kira dirinya sedang bermimpi, dia merasa kesal, padahal sebelumnya dia melihat mereka saling mencintai, kenapa sekarang malah bercerai. "Apa yang terjadi? Jeremy itu, dasar pria berengsek, dia cepat sekali berubahnya. Nggak bisa, pokoknya aku harus memberinya pelajaran!"Thasia sudah menerima kenyataan ini. "Nggak perlu, ada baiknya kami bercerai, sekarang aku sudah punya rumah dan uang, aku sudah menjadi janda kaya, meski aku nggak bekerja seumur hidup, aku nggak akan mati kelaparan, kamu seharusnya mengucapkan selama padaku.""Keenakan wanita murahan itu!" Sabrina memosisikan dirinya seperti Thasia, mana mungkin dia terima."Biarkan saja." Thasia berkata, "Kamu nggak perlu mengurusi masalah ini, semua sudah berlalu.""Aku mengerti, hanya saja aku khawatir kamu akan merasa sedih, aku ingin bertanya apakah perlu aku temani, tapi kamu nggak menjawab panggilanku, aku juga nggak tahu kamu ada di mana. Membuatku khawatir saja." Sabrina benar-benar khawatir padanya, tapi juga tahu s

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 588

    Matanya menatap ke arah Kent lagi, pria itu menatapnya dengan tatapan seperti biasa.Bagi Kent hal itu sudah biasa.Thasia akhirnya mengerti, pria ini tumbuh besar di lingkungan yang kejam dan selalu bersembunyi.Seperti katanya, Kent memang hidup di dunia yang gelap, tanpa adanya cahaya.Meski begitu Thasia tetap merasa terkejut, dia tidak mengerti padahal sama-sama manusia, kenapa mereka bisa hidup dengan cara yang sangat berbeda."Kenapa kamu memberikan darahmu padaku?" Thasia ingin menolak. "Aku nanti juga akan siuman kalau pingsan, kamu nggak perlu melukai dirimu, nggak baik bagi tubuhmu, aku nggak mau kamu bertindak seperti ini."Kent tersenyum santai, mungkin hal ini hal paling santai yang pernah dia lakukan. "Nggak masalah, hanya mengeluarkan sedikit darah saja, nggak akan mengancam nyawa.""Nggak boleh bilang begitu, lain kali nggak boleh lagi!" Thasia menentangnya dengan tegas. "Saat kamu bersamaku maka kamu juga harus dihargai, bukan barang untuk dikorbankan, kamu juga nggak

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 587

    Kent ingin menghindari, jelas dia tidak ingin Thasia menyentuhnya.Saat ini Thasia merasa lebih curiga, dia bertanya, "Kenapa kamu berdarah?"Padahal Kent sudah terluka cukup lama, meski luka di tubuhnya masih belum sembuh total, tidak seharusnya masih meneteskan darah.Kecuali lukanya bertambah lagi.Kent menarik lengan bajunya, tapi beberapa tetes darah itu tidak bisa ditutupi dengan mudah.Pria itu tersenyum, lalu mencari alasan. "Tadi saat memasak nggak sengaja terluka, bukan masalah besar."Alasan itu tidak bisa mengelabui Thasia."Kamu sudah terbiasa melakukan pembedahan, mana mungkin bisa terluka saat memasak. Kamu nggak akan bisa membohongiku!" Thasia mengerutkan keningnya, dia sama sekali tidak percaya pada penjelasannya ini. "Luka ini sepertinya bukan muncul saat kamu memasak tadi, kenapa kamu bisa terluka?"Kent terdiam.Pria itu tidak mau bilang, Thasia tetap punya mata untuk melihat, dia menarik tangan Kent, ternyata di pergelangan tangannya ada luka yang diperban dengan k

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 586

    "Ini pertama kalinya aku masak."Thasia mengangkat alisnya. "Nggak masalah, aku ingin mencicipi masakanmu, mungkin saja kamu berbakat."Setengah jam kemudian Kent baru berjalan keluar dari dapur.Tidak ada aroma gosong, berarti Kent tidak membuat dapurnya terbakar.Namun, ketika Kent meletakkan masakannya di atas meja, Thasia merasa sangat terkejut.Thasia menatap Kent dengan tatapan ketakutan.Kent pikir Thasia tidak tahu masakan apa ini, jadi dia menjelaskan dengan tenang, "Ini hati ayam, ini ampela ayam ... kedua hal itu termasuk organ dalamnya, ini badan ayam, ini bagian pahanya, ada banyak daging tapi nggak eneg ...."Setelah mendengar penjelasan Kent, dia seakan-akan mendengarkan penjelasan bagian tubuh.Bisa dibayangkan saat Kent memasak, dia membedah ayam itu, begitu melihatnya selera makan Thasia pun menghilang.Sebaliknya malah membuatnya ingin muntah.Melihat Thasia masih belum mulai makan, Kent bertanya, "Kenapa? Kelihatannya nggak enak? Padahal aku sudah berusaha membuatny

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 585

    Tatapan Kent menjadi rumit, kalau Thasia tahu apa yang telah dirinya lakukan, wanita ini pasti tidak akan berkata seperti itu.Kent saja tidak berani menyentuh tangan Thasia, apalagi melakukan hal jahat padanya.Kent tidak menolak lagi, dia membiarkan Thasia menyentuh tangannya.Mereka berdua terdiam cukup lama, warna darah di gelang mutiara yang dipakai Thasia menjadi lebih pekat, hal ini terlihat oleh wanita itu, dia pun bertanya, "Apakah mutiara di gelang ini bisa berubah warna?"Tatapan Kent menjadi lebih gelap. "Benarkah?"Thasia memosisikan gelang itu di bawah sinar matahari, memang benar warna merahnya jadi lebih pekat. "Aku kira karena ini gelang lama, jadi warnanya bisa lebih gelap, tapi sekarang warna merahnya jadi lebih pekat. Gelang ini biasanya kamu yang pakai, 'kan? Kamu nggak sadar?"Kent tanpa sadar mengelus pergelangan tangannya, tertawa sambil berkata, "Mungkin ini barang palsu, aku nggak tahu, aku nggak pernah tes."Thasia menatap Kent. "Kalau palsu mungkinkah kamu m

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 584

    Bisa dibilang hidupnya cukup beruntung.Lahir di keluarga yang harmonis, banyak orang yang baik padanya.Hanya dalam percintaan saja dia tidak beruntung.Mungkin hidupnya terlalu datar, agar hidupnya lebih berkreasi, dia harus mengalami perasaan kecewa ini.Perkataannya membuat Kent tertawa.Dia duduk di samping Thasia, menjaganya, matanya yang berwarna coklat terlihat sangat lembut."Kamu nggak pernah berkorban untukmu, tapi kamu memberiku kehidupan." Kent tidak menyembunyikan hal ini, ada hal yang harus dihadapi. "Tunggu ingatanmu pulih kamu juga akan tahu."Kent telah beberapa kali menolongnya, Thasia percaya pria ini tidak akan mencelakainya.Meski Kent bukan orang biasa.Sekarang orang yang menemaninya adalah Kent.Thasia tanpa sadar bertanya, "Kamu punya teman?""Nggak punya."Thasia bertanya lagi, "Kamu nggak ada teman?"Kent malah berkata, "Aku nggak perlu teman.""Orang tuamu di mana?""Aku nggak tahu siapa orang tuaku.""Kalau begitu kamu pasti kesepian, nggak ada keluarga da

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 583

    Bagi Lisa, dia hanya punya pilihan ini.--Thasia tidak tahu bagaimana dirinya melewati malam ini, waktu terasa sangat lama.Dia terus terjaga di sofa sepanjang malam.Setelah dia merasa lebih sadar, matahari sudah mulai terbit.Rasanya lelah.Sangat lelah.Thasia menyeret tubuhnya yang lelah ke kamar mandi, dia mencuci muka, saat melihat wajahnya di kaca dia merasa terkejut.Dia kira dirinya melihat hantu.Matanya memerah, wajahnya sangat pucat, tidak ada rona darah sama sekali, dia terlihat seperti wanita sakit parah.Thasia mengelus wajahnya, dia tidak percaya dirinya menjadi seperti ini.Setelah hatinya dilukai apakah dirinya semenyedihkan ini?Tanpa Jeremy, apakah dirinya tidak bisa hidup lagi?Jawabannya tidak.Bukannya dia sempat berpikir putus hubungan dengan pria itu dan ingin bercerai?Bedanya kali ini pria itu yang meminta pisah.Thasia masih bisa hidup, dia bahkan bisa hidup dengan jauh lebih baik.Thasia sudah memutuskan, sudah cukup dia merasa sedih semalaman, hari-hari s

  • CEO Jeremy Ditinggalkan oleh Istrinya yang Hamil   Bab 582

    Lisa sudah membayangkan.Pernikahannya dan Jeremy akan semeriah apa.Dia akan menjadi pengantin paling bahagia di dunia ini.Pada saat ini, Lisa mendengar suara langkah kaki, dia kira pembantu di rumahnya, jadi dia berkata, "Kamu nggak perlu melayaniku, kamu istirahat saja."Namun, suara langkahnya tidak berhenti.Lisa mengerutkan keningnya, dia merasa sedikit kesal, jadi dia melepas maskernya sambil berkata, "Sudah aku bilang ...."Begitu dia menoleh dan melihat dengan lebih jelas siapa yang datang, dia merasa terkejut, dia membuang maskernya dan berkata dengan hormat, "Ayah ....""Lisa." Pria itu menatap Lisa, lalu berkata sambil tersenyum, "Lama nggak bertemu, ternyata kamu sudah besar."Lisa segera berdiri, dia memeluk pria itu. "Ayah, akhirnya kamu dibebaskan, aku sangat rindu padamu!"Pria yang berusia sekitar 50 tahun itu lebih tinggi sedikit dari Lisa, meski sudah tua tubuhnya cukup tegap, dia mengelus kepala Lisa dengan lembut. "Maaf membuatmu sendirian."Lisa berkata, "Nggak

DMCA.com Protection Status