Share

Bab 74. Perubahan Jadwal

Daniel benar-benar capek. Masuk ke pesawat, dia langsung pamit untuk tidur. “Lumayan, Ma. Dapet tidur satu jam,” ucapnya setelah merayu meminta bertukar tempat duduk.

Sekarang, aku dan Mas Burhan yang duduk berjajar. Sisa jengah usai bangun tidur tadi pagi, masih tersisa. Tempat duduk di business class yang lebih lebar, terasa sempit bagiku. Meletakkan tangan di sandaran tangan saja, enggan. Kawatir bersentuhan yang memantik hati semakin tak karuan. Aroma tubuhnya terasa masih lekat di penciuman ini. Aku memilih memalingkan wajah ke arah jendela, menikmati jajaran pesawat menunggu giliran beraktifitas.

“Malas kembali pulang? Seharusnya kita jalan-jalan juga di Jogja.”

Aku menoleh. Tidak sopan rasanya mengabaikan seseorang yang menanggung perjalanan berwisata ini. Apalagi dia orang yang memberi sumbangan besar pada pekerjaanku. Kantor bisa berdenyut cepat, karena adanya mega proyek itu.

“Ini sudah cukup untuk refresh otak.”

Dia yang awalnya menghadap ke depan, menghadapkan wajah ke ara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status