Share

31. Pertolongan

Sinar mentari perlahan tampak dari ufuk timur, ketika kepala Armila secara tak sengaja terantuk di batang pohon. Entah sudah berapa lama Armila tertidur di bawah pohon besar, selama menunggu munculnya sang mentari.

Tubuhnya menggigil hebat karena rasa dingin yang menusuk tulang. Dia perlahan beranjak dari tempat itu dan menatap ke sekeliling, yang ternyata sebuah perkebunan yang cukup luas.

“Ya Tuhan, aku harus ke arah mana ini untuk bisa keluar dari tempat ini.” Armila berkata sambil menatap arloji di pergelangan tangan kirinya yang menunjukkan pukul setengah enam pagi kurang lima menit.

“Aku harus secepatnya meninggalkan tempat ini sebelum dua orang itu menyadari, kalau aku sudah nggak ada lagi di rumah itu.”

Armila lalu berjalan ke arah sebelah kanan dia berdiri saat ini. Dia mengikuti nalurinya yang mengatakan harus berjalan ke arah kanan. Tak dia hiraukan rasa pening di kepalanya dan tubuhnya yang terasa panas karena demam. Langkahnya semakin dia percepat ketika suasana mulai tam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status