Beranda / Lainnya / Bukan Sebatas Gadis Pengganti / Pertemuan dengan Pria Aneh

Share

Bukan Sebatas Gadis Pengganti
Bukan Sebatas Gadis Pengganti
Penulis: Lavien Wu

Pertemuan dengan Pria Aneh

Penulis: Lavien Wu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-23 16:41:44

"Ana, kalau kerja yang becus! Jangan cuma leha-leha aja! Kamu pikir kamu siapa di rumah ini?!"

Ana menghela napas mendengar ucapan dari wanita paruh baya itu. "Kerjaan aku udah beres semua, Tante. Piring sama perabotan yang lain udah dicuci, baju kalian semua juga udah dicuci, rumah udah dibersihin. Bukannya kalian yang dari tadi cuma leha-leha?"

PLAK!

"Dasar jalang gak tahu diri! Masih untung kamu masih diterima di rumah ini. Anak haram itu gak usah kebanyakan bacot!” sergah Rita, ibu tiri Ana. Setelah puas mencacinya, wanita itu pergi dan memanggil ketiga anaknya.

Ana merasakan bekas tamparan yang sakit sekaligus panas. Dari dulu ibu tirinya itu memang punya dendam yang membara pada Ana karena ia adalah anak selingkuhan ayahnya. Ana tahu, Rita merasa sakit hati dengan bukti perselingkuhan suaminya yang hidup di rumah yang sama dengan dirinya. 

Dan Ana tidak bisa melakukan apapun untuk itu. Ibu tirinya akan selalu memperlakukannya dengan kasar, seolah dirinya bukan manusia. 

"Heh pelacur, mana uang buat aku?" Alma, anak sulung keluarga itu, datang menghampirinya dengan wajah galak.

“Nggak ada,” kata Ana. “Kamu minta ke Bapak aja. Kemarin upahku udah aku belikan untuk kebutuhan sehari-hari.” 

"Dasar belagu! Udah dibilangin tiap dapat duit dari hasil kerjaan kamu itu ya harus dikasih ke aku! Sialan!" Alma mengumpat sambil menendang tulang kering Ana dengan keras. 

Tendangan itu langsung membuat Ana terjatuh. Alma mendengus melihat saudara tirinya meringis kesakitan. "Dasar manja! Ditendang gitu aja langsung roboh!" 

Masih pagi, tapi Ana sudah mendapatkan dua macam kekerasan fisik yang mengenai pipi dan kakinya. Ana mungkin harus menanti lagi siksaan fisik dari dua saudara tirinya yang lain.

"Ya ampun, Ana. Kamu baik-baik saja?" Nara, saudara tiri yang lain menatapnya iba. Namun, tatapan itu berubah secepat kilat saat dengan sengaja Nara menuangkan air minumnya ke tubuh Ana. "Astaga, tangan aku kepeleset. Maaf ya." 

Setelah melakukan itu, Ana ditinggalkan sendiri dengan kondisi kuyup.

Sungguh, rasanya Ana sudah muak dengan keadaan ini. Ana buru-buru berdiri agar Vina tidak menambah penderitaannya. 

Vina adalah manusia terkejam di rumah ini. Ana tidak ingin mencari gara-gara dengan dirinya. Namun naas, Ana terlambat. Suara Vina muncul dari arah belakangnya, membuat Ana menelan ludah gugup.

"Loh, Ana? Kok masih di rumah? Bukannya harusnya kamu udah berangkat kerja?” Vina memang berucap dengan lembut, tapi senyum palsu di wajahnya itu benar-benar mengerikan. Seolah ia akan menerkam ketika Ana lengah. 

"Vina, ngapain kamu masih ngobrol sama anak haram itu?!" Sebelum Vina memberikan siksaan pada Ana, ibunya lebih dulu menegur agar ia segera berangkat.

Vina mendengus, tapi tak membantah. Ia berlalu setelah melemparkan tatapan penuh peringatan pada Ana yang tertunduk.

"Heh, anak haram! Ngapain masih di sana? Sana kerja! Mau jadi apa kamu kalau malas seperti itu!” cecar Rita pada Ana yang hanya berdiri sambil melamun.

Ana hanya menoleh sekilas sebelum keluar untuk berangkat kerja. Tentu saja tindakan tersebut dianggap tidak sopan oleh Rita sehingga dia memaki-maki Ana yang sudah keluar dari rumah. 

"Dasar jalang gak tahu diri! Begini nih akibatnya kalau anak yang lahir dari perbuatan haram!"

*

"Edna, kok kamu di sini? Masih marah soal kemarin?" 

Sore itu, Ana berjalan pulang sehabis bekerja. Tapi tiba-tiba saja, seseorang menarik tangannya. Saat menoleh dan menjumpai seorang pria asing, Ana langsung menghempaskan pegangan pria itu. 

Apalagi Ana dipanggil dengan nama orang lain. Siapa juga Edna itu?

"Maaf sepertinya Mas salah orang. Saya bukan Edna." Ana pun segera bergegas kembali berjalan. 

Upah pekerjaan sebagai buruh cuci dan buruh gosok kali ini jelas akan diminta oleh Rita. Untung saja tadi Ana sudah menyisihkan sedikit uangnya untuk ditabung.

"Edna, kamu masih marah? Apa-apaan juga baju kamu ini? Ngapain kamu pakai baju lusuh begini? Kalau mama kamu tahu pasti beliau bisa syok!"

Ana yang dikejar oleh pria itu tentu saja merasa kesal. Ia masih harus melakukan banyak pekerjaan di rumah. Tiba-tiba saja orang ini memanggilnya dengan nama yang aneh dan juga menghina dirinya. 

"Mas, Anda salah orang. Saya bukan Edna dan soal baju saya yang lusuh ini, ya memang ini pakaian saya sehari-hari," kata Ana berusaha tidak tersulut emosi.

Ana tahu bahwa orang di depannya ini adalah orang kaya, terlihat dari penampilan dan barang-barang branded yang melekat di tubuhnya. Dia terlihat sangat kontras dengan pemukiman di sekitarnya.

“Edna, jangan bercanda,” kata pria itu lagi. Ia mendekat dan menelisik wajah Ana dengan kerutan pada dahi. “Wajah kamu kenapa? Kok jadi kusam begini?” 

Ana menghela napas panjang, mulai lelah menghadapi lelaki aneh di hadapannya. Tepat saat ingin bersuara, dering ponsel tiba-tiba terdengar. 

“Sebentar aku angkat telepon dulu.” 

Pria itu sedikit menjauh dari Ana. Dari caranya memegang ponsel, Ana tahu pria itu sedang melakukan panggilan video. Ekspresinya yang tadinya datar tiba-tiba berubah kaget. Matanya membelalak sambil sesekali menatap ke arah Ana. 

Ana tidak mendengar percakapan mereka, tapi yang jelas, pria asing itu tampak begitu syok.

Tak lama kemudian, pria itu kembali lagi setelah selesai bertelepon. "Mbak, maafkan saya yang kurang ajar sama mbak dan mengganggu aktivitas mbaknya,” katanya sungkan. Ia lalu menyerahkan sebuah kartu nama pada Ana. “Mbak bisa datang ke sini untuk minta ganti rugi atas kesalahan saya.” 

Ana menerima kartu itu dengan ragu, dahinya mengerut kebingungan. Mengapa pria itu tiba-tiba ingin ganti rugi?

"Tenang saja mbak, untuk biaya transportasi ke sana dan pulang akan saya tanggung. Saya harap mbak mau menerima permintaan maaf saya."

Ana terdiam sambil berpikir. Pria ini ingin ganti rugi dengan apa? Apakah dia akan memberi sejumlah uang? 

‘Aku lagi butuh uang,’ batin Ana sambil menimbang-nimbang.

"Kalau saya ke sana besok apa bisa? Saya butuh uang ganti ruginya," kata Ana, berusaha menekan harga diri. Bagaimanapun, ia pasti akan terbantu jika pria itu benar-benar memberinya uang. 

‘Setidaknya, aku tidak akan disiksa untuk sementara waktu kalau membawa uang lebih,’ pikir Ana.

Pria itu mengangguk. “Besok mbak hubungi saja nomor di kartu itu kalau memang mau ke tempat saya. Oh, nama mbak siapa? Saya Jagad.” 

“Saya Ana,” sahutnya. 

Jagad kembali mengangguk. Setelah basa-basi sejenak,  ia pamit pergi. 

Ana juga kembali melanjutkan jalan dengan pikiran melanglang buana. Ia merasa ini pertemuan yang aneh. Apalagi, pria itu benar-benar mengira dirinya adalah orang lain. 

Sebenarnya, siapa Edna itu? Dan mengapa Jagad tampak begitu terkejut melihatnya?

Bab terkait

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Terbangun di Tempat Asing

    Keesokan harinya, Ana bekerja seperti biasa sebagai buruh cuci. Ia berencana untuk menemui Jagad setelah ini."Ana, mau pulang sekarang?" Suryani, salah satu ibu-ibu yang tinggal di kawasan tempat Ana tinggal, muncul dari arah belakangnya. Hari ini, Ana bekerja di rumah wanita itu."Iya, bu. Ada apa ya?" tanya Ana. Ia baru saja selesai menyetrika baju. "Ini tolong kasih ke ibu kamu. Kebetulan ibu kemarin baru saja dapat rejeki." Suryani menyerahkan satu box besar kue kepada Ana. Ana pun menerima pemberian itu sambil tersenyum. "Terima kasih ya, bu. Kalau begitu saya izin pamit ya." "Eh, tunggu dulu,” kata Suryani menahan Ana. “Ini, kamu makan dulu kuenya di sini. Kalau di rumah pasti gak akan kebagian. Bentar, ibu panggilkan Leona dulu ya buat nemenin makan." Wanita itu kembali masuk ke dalam rumah sambil memanggil anaknya. Ana menatap potongan kue yang disajikan di piring itu dengan seksama. Ana tidak kaget kalau para tetangganya sudah tahu dengan perlakuan buruk keluarganya kepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Sebuah Pilihan

    Tak lama kemudian ada dokter dan beberapa perawat yang masuk ke dalam ruangan tempat Ana berada."Edna, apa kamu merasakan sesuatu yang salah?"Ana terlihat kebingungan saat melihat dokter tersebut dan dia dengan segera menjawab. "Maaf tapi saya bukan Edna. Saya mau pulang saja," katanya dengan suara pelan. Ana tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi yang jelas, dia tidak ingin berada di sini lama-lama.Wajah semua orang yang ada di ruangan itu terlihat syok. Claudia, wanita paruh baya yang berpenampilan anggun itu bahkan oleng dan hampir terjatuh andai saja tidak ditahan oleh Patrik. Patrik melihat ke arah dokter dan memberikan isyarat untuk memeriksa adiknya dengan lebih detail."Nama kamu adalah Edna. Griselda Edna Hariman. Kamu tidak ingat?” tanya dokter. Ana menggeleng, hendak menjelaskan bahwa dirinya bukan gadis yang dimaksud. “Saya—” “Nyonya dan tuan, tolong keluar sebentar. Saya mau memeriksa Edna dengan lebih mendalam." Dokter yang tahu bahwa ada yang tidak beres de

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Identitas Baru

    "Ini bukan Ana!" Rita melihat jenazah yang diidentifikasi sebagai Ana mulai memberikan reaksi yang keras terhadap jenazah itu."Maksud mama apa sih? Jelas-jelas ini Ana." Vina mulai merasa janggal dengan tingkah mamanya. Apakah ternyata diam-diam selama ini mamanya itu menyayangi Ana hingga tidak rela akan kepergiannya?"Pak, bisa tunggu di luar saja? Saya dengan istri saya sangat syok dengan kepergian anak kami." Afandi kemudian meminta petugas kamar jenazah itu untuk keluar dan petugas kamar jenazah itu pun setuju."Kamu menyesal sekarang? Kamu memperlakukan anak itu dengan buruk, lalu ketika dia sudah meninggal kamu menganggap dia masih hidup. Penyesalan itu tidak ada gunanya, Rita!" kata Afandi, ayah Ana, lalu memandang wajah jenazah itu. Afandi merasakan penyesalan yang amat mendalam karena selama ini tidak memperlakukan Ana dengan baik. Afandi merasa bersalah pada anak dan istrinya sehingga membiarkan saja perlakuan mereka pada Ana. Padahal nyatanya, Afandi benar-benar menyaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Ketahuan?

    "Mau sampai kapan kamu meratapi kematian Ana? Anak ini meninggal karena kesalahannya sendiri!” kata Rita sambil melipat tangan di dada. “Kecelakaan karena membawa motor ugal-ugalan? Motor siapa yang dia pakai hingga jadi seperti itu?" Saat ini Afandi, Rita, dan ketiga anak mereka masih berada di pemakaman karena Afandi masih merasakan kesedihan yang amat mendalam karena meninggalnya Ana."Diam kamu, Rita! Apakah anak yang sudah meninggal pun masih kamu salahkan seperti ini? Setidaknya kalau tidak bisa menyayangi dia layaknya seorang ibu, maka sayangi dia layaknya manusia yang tidak kamu kenal. Apakah sulit untuk melakukan itu?" Afandi tidak ingin bahkan di hari kematian Ana pun dia masih mendapatkan cercaan dan caci maki. Apakah sulit untuk lebih sedikit mempunyai empati?Wajah Rita langsung menyeringai untuk meremehkan. "Aku bahkan lebih bisa menyayangi manusia asing yang tidak aku kenal dibanding menyayangi anak selingkuhanmu itu,” katanya dengan nada sinis. “Seharusnya kamu sada

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Akting Totalitas

    Orang di depannya ini adalah Vanesa, musuhnya saat SMA dulu. Sebenarnya Ana malas untuk bermusuhan dengan siapapun tapi orang ini malah memulai semua hal itu. Patrik dan Claudia yang mendengar ucapan perempuan itu langsung merasa aneh. "Maaf, mbak ini siapa ya? Kenapa manggil anak saya dengan nama orang lain begitu?" Claudia sudah cukup pusing dengan berbagai situasi yang ada saat ini. Dirinya tidak ingin bertambah pusing dengan hal yang tidak berguna. Claudia yakin bahwa perempuan ini adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengusik keluarga Hariman. Wajah Vanesa terlihat kebingungan dan wajah Ana makin terlihat pias. Ana tidak ingin dirinya ketahuan secepat ini. Hanya saja melihat situasi yang ada sudah tentu Ana akan ketahuan sekarang bukan? "Jadi anda ibunya Ana? Seingat saya ibu Ana wajahnya bukan seperti ini. Seingat saya—" Ucapan Vanesa tidak selesai karena Ana langsung memotongnya. "Kamu mbak-mbak selingkuhannya Jagad ya? Kamu mau menjatuhkan martabat saya di depa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Kepalsuan

    "Astaga. Kenapa papamu teriak-teriak begitu. Edna, kamu disini dulu ya, nak. Mama mau lihat apa yang terjadi. Mama takut kalau ada hal yang gak diinginkan semisal kamu ikut keluar. Mama yakin suasana sekarang ini kacau sekali." Claudia baru saja ingin turun tapi lengannya dipegang oleh Edna. Claudia pun menatap bingung ke arah Edna. "Kenapa sayang?""Aku...aku takut sendirian disini. Aku takut kayak waktu malam kecelakaan itu. Disana gak ada mama jadi aku takut. Disana gak ada papa, gak ada mas Patrik." Ana tidak tahu apakah aktingnya sudah bisa diterima oleh Claudia atau belum. Yang jelas kan Ana ingin keluar tapi dia masih kebingungan dengan bagaimana cara membujuk yang baik. Wajah Claudia langsung sendu dan matanya berkaca-kaca. "Edna percaya sama mama?" Claudia bertanya dengan lembut. Ana tidak tahu mengapa Claudia bertanya seperti itu tapi bukankah Ana sudah tahu harus menjawab apa. "Aku percaya, ma." Ana menjawab dengan mantap. "Kalau gitu kita keluar bareng-bareng. Karena Ed

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Kesalahan Besar

    "Bagaimana bisa Edna seperti itu? Anak itu adalah anak yang bermoral dan bermartabat!" Claudia benar-benar tak habis pikir dengan ucapan Edna tadi. Dokter sudah didatangkan ke rumah itu untuk memeriksa Edna dan hasilnya benar-benar membuat mereka tercengang. Edna benar-benar hamil. "Aku hanya bingung mengapa dokter di rumah sakit itu tidak bilang jika Edna hamil. Bukankah kehamilan adalah kondisi yang serius? Tapi mengapa mereka diam saja?" Patrik juga benar-benar kalang kabut menghadapi situasi. Dirinya benar-benar kesulitan untuk berpikir jernih. "Pilihannya sekarang hanya ada dua. Menggugurkan kandungan anak itu atau menikahkan dia dengan Jagad." Harjokusumo benar-benar kecewa hingga dia tidak ingin mengucap nama Edna lagi. Claudia dan Patrik yang mendengar pilihan seperti itu langsung menatap tidak terima pada Harjokusumo. "Apa-apaan kamu itu mas! Pilihan apa yang kamu berikan pada Edna. Edna itu adalah anak kita. Kebahagiaan dia adalah prioritas utama. Apakah disaat seperti in

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Boneka Jagad

    Apa? Rupanya Ujung-ujungngnya Edna tetap dinikahkan dengan Jagad begini kan. Lalu untuk apa tadi bersusah payah mengurung Ana dan membuat Ana merasa tertekan di dalam kamar sana. Ana mulai melancarkan aktingnya. Ana benar-benar terlihat berpikir agar tidak terlalu kentara jika kehamilannya ini adalah cara agar keinginannya untuk menikah dengan Jagad bisa cepat terlaksana. "Aku mau menikah dengan Jagad." Ana menjawab dengan mantap hingga membuat Claudia dan Patrik menatapnya dengan kecewa. Ana tidak tahu mengapa kedua orang itu benar-benar anti terhadap Jagad. Padahal waktu dilihat-lihat tidak ada yang aneh dengan Jagad. Jagad adalah laki-laki yang berasal dari keluar yang setara dengan keluarga ini. "Kamu yakin dengan pilihan kamu? Menikah itu tidak sesederhana berpacaran Edna. Kamu hamil di luar nikah demi bisa menikah dengan Jagad saja adalah bukti bahwa kamu belum mengerti apa arti pernikahan itu. Papa menyarankan kamu untuk menggugurkan kandungan itu saja lalu tinggalkan Jaga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26

Bab terbaru

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Saling Terhubung

    Darah Ana seakan berhenti terpacu. Bertemu dengan Jagad? Apa yang memangnya dilakukan oleh Edric sampai harus bertemu dengan Jagad? Tidak, apa sebenarnya isi pembicaraan mereka? Pasti isinya membicarakan soal Ana kan? Apa memang benar begitu? "Oh, Jagad? Aku pikir kalian gak terlalu kenal sampai bisa ketemu kayak gitu. Ternyata aku salah ngira ya." Ana tertawa tipis karena tahu bahwa jawaban sebenarnya dari pertanyaannya baru akan dijawab oleh Edric. Ana hanya merasa terlalu gugup saja hingga mengatakan hal yang tidak penting. "Aku memang gak terlalu kenal dengan Jagad sih. Tapi mau bagaimanapun juga Jagad itu adalah bagian dari relasi yang aku punya. Jagad itu bisa dibilang cukup independen dari keluarga Lazuardi sebenarnya. Namun akhir-akhir ini tampaknya dia memutuskan untuk bergabung lagi dengan keluarga Lazuardi. Ya aku gak tahu sih apa alasannya karena gak ada urusannya dengan aku juga ya. Nah, Ana kamu cukup tahu disini atau mau tahu lebih banyak?" Edric menoleh sebentar ke a

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Informasi Baru

    "Ma, buat apa Jagad diundang? Acara ini bisa-bisa hancur kalau ada Jagad." Ana panik sekali. Ana yakin ini adalah taktik keluarga Hariman agar Jagad bisa membongkar kebohongan dirinya saat pernikahan nanti. Tidak bisakah mereka tidak berbuat sekejam ini pada Ana? Ini terlalu kejam bukan? Atau memang karma seperti ini pantas untuk Ana dapatkan? "Memang kenapa kalau mengundang Jagad? Jagad juga belum tentu akan datang kok. Keluarga Lazuardi itu tidak pernah mau menghadiri acara seperti ini kecuali mereka memang sedang bosan saja. Kamu gak usah khawatir seperti itu. Urus saja pernak pernik pernikahan kamu dengan Edric." Claudia menjawab dengan santai seolah tidak peduli dengan rasa cemas yang dialami oleh Ana. "Tapi, ma. Jagad itu sudah berkali-kali berbuat jahat kepada aku. Jagad itu adalah orang yang ingin menghancurkan kebahagiaan aku. Kenapa mama malah tega membawa orang yang seperti itu ke dalam pernikahan ini sih? Aku sudah mau menurut dengan menikahi Edric lho." Sebenarnya Ana i

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Rencana Pelaksanaan Pernikahan

    Ana benar-benar seperti orang gila saat ini. Ana sibuk menebak-nebak apa yang dilakukan oleh Edric tadi tapi dia tidak menemukan jawaban apapun. Bagaimana bisa menemukan jawaban kalau Ana saja tidak menanyakan apapun pada Edric. Ana tentu ingin bertanya tapi dia menganggap hal itu adalah hal yang terlalu menganggu orang lain dengan rasa penasarannya. "Edna, kenapa kamu menginap di rumah Patrik?" Saat Ana sedang merebahkan dirinya tiba-tiba saja Claudia masuk ke dalam kamar ini. Lho kapan Claudia datang? Ya tapi wajar Ana tidak tahu kalau Claudia datang karena rumah ini saja kan ukurannya besar sekali. "Aku menginap disini ya karena ingin saja, ma." Duh jangan bilang Claudia juga ingin mengusir Ana dari rumah Patrik. Sekarang ini kan apapun yang dilakukan oleh Ana pasti akan terlihat salah di mata Claudia. Kalau sudah seperti ini sih Ana juga bingung harus melakukan apa supaya tidak terlihat sekalian oleh Claudia. "Kamu itu punya rumah, Edna. Jangan ganggu kakakmu di rumah ini. Kaka

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Emosi Yang Tidak Terasa

    "Aku pikir kamu gak akan mau datang kesini. Aku gak mengira kamu benar-benar membawa Edna ke pemakaman itu." Wajah Jagad terlihat berusaha keras untuk memprovokasi Edric. Tapi yang terlihat adalah wajah Edric yang tetap tenang hingga membuat Jagad merasa kalut diam-diam. Manusia di depannya ini benar-benar sulit ditebak dan pasti dia adalah orang yang berbahaya. Bagaimana Jagad bisa menyusun rencana selanjutnya kalau begini? "Aku mau datang kalau memang aku ingin. Kebetulan aku memamg ingin berziarah ke makam dan bagus juga kalau mengajak Edna. Ya supaya Edna tahu soal bagaimana sih kehidupanku sebelumnya gitu. Kebetulan kamu bilang ada keperluan dengan Edna ya sudah aku bawa sekalian. Yang gak aku sangka ternyata disana kamu cuma bicara omong kosong ya. Aku gak tahu kalau ternyata mulut kamu itu bisa bicara sembarangan bahkan di pemakaman. Aku pikir hal yang kamu ingin bicarakan dengan Edna adalah hal yang sangat penting karena memang kamu gak akan dapat kesempatan lagi untuk bicara

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Kisah Kelam

    "Mas, tadi aku ketemu Jagad." Ana tidak tahu apakah Patrik bisa membantu dirinya atau tidak tapi yang jelas Ana ingin menceritakan hal ini kepada Jagad. Paling tidak Patrik mau mendengarkan ceritanya bukanPatrik yang sedang memasak telur langsung menoleh ke arah Ana dengan secepat kilat. "Apa? Ketemu dimana emangnya kamu?" Wajah Patrik terlihat kalut. Entah mengapa Ana sedikit bersyukur melihat wajah Patrik yang kalut karena itu artinya dia mengkhawatirkan Ana bukan. "Ketemu di pemakaman umum gitu. Edric ngajak aku ziarah ke makam temannya. Ya Edric gak jelasin dengan detail siapa temannya itu dan kenapa dia bisa meninggal sih. Nah disitu aku lihat Jagad karena dia yang menyapa aku duluan. Aku gak tahu apa yang Jagad lakuin di tempat pemakaman biasa begitu. Maksudnya tempat pemakaman itu terlalu sederhana untuk keluarga Lazuardi." Ana ingin menggali informasi dari Patrik karena siapa tahu Patrik mengerti apa yang Jagad lakukan disana. Semenjak bercerai dari Jagad tentu saja segala i

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Panik

    Edric terlihat kebingungan sementara Jagad dan Ana masih sibuk bertatapan."Ngapain kamu disini?" Ana bertanya dengan nada yang dia usahakan terdengar biasa saja namun sepertinya tidak bisa karena Ana sendiri merasakan bahwa suaranya terdengar agak judes. "Loh ini kan pemakaman umum. Siapapun bisa datang kesini kan tentunya. Selamat ya atas calon pernikahan kamu. Ini calon suami kamu kan?" Vincentius Edric Sastrawidjaja." Jagad menjabat tangan Edric dengan erat dan dibalas Edric dengan sama eratnya. "Edna, kamu mau ngobrol dulu sama Jagad? Kalau iya, aku akan pergi. Tapi kalau kamu gak mau ngobrol sepertinya yang lebih baik pergi ya Jagad kan." Edric memandang Edna dengan tatapan yang khawatir. Dengan rumor-rumor yang pernah Edric dengar ternyata memang terbukti kalau pernikahan Edna dengan Jagad tidaklah bahagia. Kalau begitu bukankah sudah menjadi tugas Edric agar Edna tetap baik-baik saja. Jagad menyeringai ketika mendengar ucapan Edric. "Wah, ternyata calon suami kamu ini orang

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Kemunculan Jagad

    Tadi mungkin Ana memang tidak bisa berpikir dengan jernih namun sekarang dia sudah tahu apa kesalahan yang dimaksud oleh Patrik. Patrik ternyata juga sudah tahu bahwa dirinya adalah Edna yang palsu. Keluarga Hariman memilih tidak memberitahu Ana agar Ana merasa kebingungan dan menderita dengan perubahan yang tiba-tiba. Baiklah, Ana terima semua perlakuan itu karena memang dirinya bersalah. Andai saja Ana tidak bersikap bijak maka sudah tentu dirinya akan ditendang keluar dari rumah ini. Yang paling parah adalah bisa jadi dirinya akan benar-benar dipenjara. Tidak, Ana tidak ingin itu terjadi. Itu sebabnya untuk mencegah kemarahan dan kebencian yang keluarga Hariman pendam bisa meledak mulai sekarang Ana tinggal di apartemen lain. Keluarga Hariman masih mau membiayai dirinya namun beda cerita setelah menikah nanti. Dengan mengganti nama belakang Edna menjadi Sastrawidjaja secara resmi maka keluarga Hariman benar-benar tidak mau bertanggung jawab terhadap Ana dari segi apapun termasuk ma

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Kesalahan Besar

    Ana sudah sampai di kamarnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ana tidak mengira bahwa hal semacam ini terjadi juga pada dirinya. Padahal Clathria bilang dia tidak masalah jika Ana menipu semua orang kecuali ibu kandungnya Edna. Apakah masalahnya memang ada disitu? Ana telah menipu ibu kandungnya Edna karena sampai sekarang dia belum mengetahui kenyataan apapun. Pantas saja sekarang perlakuan keluarga Hariman benar-benar berbeda. Dari percakapan mereka nanti Ana jadi tahu kalau mereka akan merahasiakan identitas Ana untuk menjaga nama baik keluarga ini. Namun walaupun begitu bukankah sebaiknya Ana tetap berpura-pura tidak tahu kenyataan yang ada? Ana tidak ingin dirinya benar-benar ditendang dari keluarga ini. Ana tidak masalah diperlakukan tidak baik oleh keluarga Hariman namun dirinya tetap tercatat sebagai anggota keluarga ini. Kalau begitu Ana harus segera menikah dengan Edric bukan? Pernikahan dengan Edric adalah hal yang harus Ana lakukan saat ini. Setidaknya Ana harus bersyuk

  • Bukan Sebatas Gadis Pengganti    Batas Pemakluman

    Ana kesulitan untuk memahami ucapan Edric. Pacarnya berubah? Apa perubahan itu terlalu drastis hingga tidak bisa diterima oleh Edric? Ana ingin menanyakan hal tersebut namun takut kalau dianggap terlalu ikut campur. Oleh karena itu lebih baik sekarang Ana diam saja. Tapi suasananya akan sangat canggung kalau tiba-tiba saja Ana diam. Jadi apa yang harus Ana katakan? "Perubahan itu memang terkadang sulit untuk diterima. Mau itu perubahan ke arah yang baik atau buruk tapi kalau perubahannya terlalu drastis ya tetap akan kewalahan bukan. Kamu sendiri mau ikut dengan konsep pernikahan yang diminta sama orang tua atau punya konsep sendiri?" Ana tahu menanyakan hal ini mungkin saja terlalu dini. Tapi Ana tidak bisa berlama-lama untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti. "Aku sih sebenarnya malas banget ya kalau disuruh mikir konsep pernikahan. Tapi kalau kamu mau ikut terlibat aku juga mau kok. Kita udah sepakat untuk gak musuhan dan terlibat untuk memikirkan konsep pernikahan menurutku gak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status