Share

Bab 86. Apa Kalian Tidak Malu?

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-09 21:06:17

Pukul sembilan, Satria dan Isabella baru saja kembali ke kamar setelah mengantar keluarga Naura ke halaman. Laki-laki ini tidak mengatakan apapun, tetapi kali ini Isabella yang berkata, "Saya berterimakasih pada Naura dan keluarganya karena menjenguk kamu. Tapi ... apa kalian tidak malu saling memandang di depan keluarga?" Suaranya terjaga, tetapi ekspresinya sangat serius.

"Apa maksud kamu?" Ekspresi dingin Satria.

"Saya memperhatikan kalian. Saya tahu, kalian tidak menganggap saya ada, tapi jangan lupakan keberadaan mama dan papa kamu, lalu mama dan papanya Naura. Apa yang akan mereka pikirkan jika kalian sengaja melakukan hal tidak pantas?"

Satria memandangi Isabella, tetapi tatapannya sangat dingin. "Tidak ada yang mempermasalahkan ini selain kamu." Pun, suaranya dingin dan datar.

"Karena saya istri kamu."

"Kamu cemburu?" Tatapan Satria tidak berubah.

"Tidak." Ekspresi dan nada suara Isabella tidak berubah.

"Jadi apa masalahnya?" Satria segera memalingkan tubuhnya dan hendak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 87. Saya Akan Membahagiakan Abel

    Hari ini Satria tidak bisa pergi kemanapun karena seolah Mia menjaganya dengan ketat, bahkan Satria merasa jika dia masih berada di dalam ruangan perawatan hanya saja tempatnya lebih luas dan enjoi. "Ck, ternyata kamu pandai mempengaruhi sampa-sampai mama mendengarkan semua ucapan kamu!" Laki-laki ini menyalahkan Isabella. Satria sedang berada di halaman dan ingin segera pergi, tetapi Mia selalu mondar-mandir mencarinya, pun sopir berkata jika kali ini dia tidak bisa mengantar Satria kemanapun atas perintah dari Haris dan Mia. "Mama dan papa terpengaruh omongan kamu. Hebat sekali!" Satria semakin menghardik Isabella. Sementara, saat ini Isabella sedang mendapatkan kunjungan dari Dika. "Hi." Selalu, menggoda Isabella adalah rutinitasnya setiap kali bertemu gadis itu. Dan Dika tidak pernah melupakan tatapan teduh serta senyuman hangatnya. "Iya, selamat pagi ... ada yang bisa saya bantu?" Isabella bersikap propesional kala dirinya duduk di belakang meja khusus perawat."Saya salah ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 88. Ambil Saja Abel

    "Ambil saja." Suara Satria terdengar sangat datar dan dingin yang menandakan jika dia tidak merasa kehilangan jika Dika mengambil Isabella. Hal ini membuat Dika merasa iba pada nasib Isabella, tapi dia juga tidak akan gegabah karena mungkin hanya Satria yang tidak mencintai Isabella, bisa saja perasaan Isabella berkebalikan. Dika berhenti membahas Isabella karena sikap Satria terlalu kejam. "Sudahlah, belum tentu Abel mau pada saya," kekeh kosongnya, "Ngomong-ngomong, mungkin sampai beberapa minggu ke depan kita cuma harus fokus pada kesehatan, lalu melanjutkan hidup yang baru. Kita tidak usah dendam pada geng kelas teri, mereka semua akan dipenjara. Saya rasa komplotan mereka yang berhasil lolos akan cepat ditangkap." Mata Dika memicing tajam, menyimpan amarah yang tidak tersampaikan. Satria mengerti jika Dika tidak ingin memperpanjang pembahasan tentang Isabella. "Ya. Anggap saja geng kita sedang beristirahat." Pertemuan mereka selesai, dan pada sore hari Dika menyodorkan tiket n

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 89. Saya Manusia Biasa

    "Pergi kemana saja sama Dika?" Satria menginterograsi Isabella seolah istrinya ketahuan berselingkuh. "Nonton." Isabella menunjukan tatapan sendunya karena suaminya selalu memberikannya pada lelaki lain. "Nonton. Sampai selarut ini!" Satu alis Satria terangkat seakan sedang mencurigai Isabella. "Kita pergi ke mall. Dika membelikan saya baju, lalu mengajak makan, terakhir kita nonton. Dari awal saya sudah menolak, tapi Dika bilang dia sudah bertemu kamu dan katanya kamu tidak akan marah. Jadi tolong jangan bertanya apapun lagi karena ini kan yang kamu mau. Toh sebelumnya kamu berniat memberikan saya pada Dika, jadi apa bedanya hari ini." Isabella berkata panjang, meluapkan sedikit isi hatinya, tetapi suaranya tetap terjaga. Saat ini Satria tidak mengatakan apapun karena yang dikatakan Isabella benar, dia yang berniat memberikan istrinya pada Dika. Namun, Satria mendengus saat berpikir negatif pada Isabella. "Yang saya tahu kamu bukan gadis murahan. Tapi ... apa sekarang kamu masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 90. Orang Bodoh itu, Saya

    Isabella banyak tersenyum pada Satria, sikapnya juga santun sebagaimana Isabella yang Satria kenal. "Hati-hati, pelan-pelan saja ...," ucap Isabella saat langkah Satria terlalu cepat. "Kapan kamu akan meninggalkan saya?" Ke sekian kalinya, Satria selalu membahas hal sensitif. "Selama Tuhan masih mempersatukan kita, saya tidak akan meninggalkan kamu. Kamu tetap menjadi suami saya." Tatapannya dipenuhi ketulusan. "Manusia bisa mengubah takdir dengan logikanya." "Secara logika, kamu memang pantas ditinggalkan. Tapi saya menggunakan hati nurani saya, saya tidak ingin menyakiti siapapun, seperti kamu yang selalu menyakiti saya karena jika saya meninggalkan kamu, maka akan ada banyak hati yang terluka." "Lupakan tentang keluarga kita." Suara dingin Satria."Tidak bisa. Mereka sangat berharga, jadi saya harus menjaga perasaan mereka." "Bagaimana perasaan kamu?" "Saya terluka. Apalagi kalau melihat kamu dan Naura." "Orang bodoh mana yang bertahan dalam luka?" Satria tersenyum mengejek

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 91. Apa Saya Harus Mengaku pada Abel?

    "Nay," sapa Satria yang menunjukan rasa kaget, tapi juga senang. Sedangkan Isabella selalu mampu mengontrol dirinya. "Eh, Naura ... saya kira kamu kuliah." Bahkan Isabella selalu terkekeh. "Tidak ... saya ada urusan dengan mama jadi bolos, hari ini saja." Seperti biasanya, Naura selalu gugup di depan Isabella. Apalagi sekarang dia harus dihadapkan pada keharmonisan Isabella dan Satria, itu membuat hatinya terluka hingga akhirnya semakin sulit mengontrol diri. Mia segera menggiring Naura untuk berkumpul bersama mereka. "Syukur Naura datang. Tante senang kamu di sini ...." Hangat dan lembutnya, tetapi Naura hanya tersenyum kecil. 'Saya tidak mau berlama-lama di sini!' Naura mengeluh bersama kegelisahan. "Eu ..., maaf Tante. Naya tidak bisa lama, karena mama menunggu di rumah.' Naura segera memikirkan alasan yang sangat bagus. "Ya sudah ... titip salam untuk mamanya Naya." Senyuman hangat dan lambut Mia. "Iya, Tante. Akan Naya sampaikan." Saat ini hatinya mulai merasa lega hingga s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 92. Saya dan Satria Saling Mencintai

    Malam tiba, Isabella mengunjungi pengajian untuk mengisi sebagian waktunya. Apalagi malam ini daerahnya kedatangan Ustad terkenal yang akan mengisi acara pengajian. Jadi, banyak warga berdatangan, termasuk Mia dan Isabella. Di sana, Mia memisahkan diri dengan menantunya, jadi Isabella tetap bersama kalangan pemudi termasuk Naura. Namun, sebelum acara dimulai Naura mengajak Isabella untuk berbicara empat mata di dekat kantor karang taruna. "Sebelumnya saya minta maaf ...." Kali ini suara Naura tidak kaku, tetapi sendu."Ada apa?" Sebenarnya Isabella ingin mengungkapkan kekesalannya pada Naura karena ini adalah waktu yang tepat, tetapi nyatanya, cara bicaranya tetap hangat dan santun. "Tanpa kamu tahu, saya bersalah pada kamu." Tatapannya sangat insten, tetapi hanya dipenuhi kesedihan. Isabella tersenyum lembut. "Saya tidak tahu apa kesalahan kamu. Seingat saya, dari awal kita bertemu kamu tidak punya salah apapun." Gadis ini terlalu malas membahas kesalahan Naura yang sudah bukan r

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 93. Mengaku Saja!

    Isabella hanya menatap sendu sikap Satria, kemudian berkata santun, "Saya harus kembali ke pengajian." Tatapan Satria segera beralih pada Isabella, tentu saja hanya terdapat tatapan geram. "Kamu apakan Naura sampai Naura menangis. Saya tidak menyangka kamu sejahat itu, padahal kalian sama-sama perempuan!" Suaranya tidak membentak, tetapi tentu saja tidak bersahabat. "Saya tidak melakukan apapun ...." Saat ini Isabella yang hampir menangis. Satria tidak ingin seseorang mendengar pembicaraan mereka, jadi dia memilih mengakhiri. "Berpura-pura saja tidak terjadi apapun." Bahkan, sengaja dia mengulurkan tangan kanannya untuk menggandeng tangan Isabella dan mengantarnya ke pengajian walaupun hatinya sangat tidak tenang pada kepergian Naura. Satria tidak mengikuti pengajian karena dia mencoba menghubungi Naura, lagipula niatnya adalah berkumpul dengan para pemuda hanya saja tidak sengaja bertemu Isabella dan Naura. Pangilan dan chatnya diterima oleh Naura, tetapi laki-laki ini tidak mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 94. Cinta ini Menyakitkan

    "Kalau tidak percaya, tanya saja sama Naura." Isabella sangat tenang kala menghadapi tuduhan brutal Satria. Selimut ditarik hingga ke bagian dada, "Saya mau tidur, ini sudah malam ...." Satria hanya memandangi Isabella seiring berdecak kesal. Sebenarnya hati Isabella yang sudah hancur menjadi semakin hancur, tapi apa yang bisa dilakukannya selain berusaha menyembuhkan diri sendiri karena tidak mungkin melarang Satria dan Naura untuk tidak saling mencintai. Pada pagi harinya, Isabella bersiap-siap pergi ke rumah sakit, sedangkan Satria sibuk dengan urusannya yaitu berusaha menghubungi Naura, tetapi gadis itu tidak pernah menyaut. "Ck!" Satria berdecak kesal dan yakin jika semalam Isabella mengatakan hal buruk. Pagi ini Satria tidak ingin menyapa Isabella sedikit pun, bahkan dia langsung melengos meninggalkan kamar. Lalu, setelah sarapan Satria meninggalkan rumah dengan alasan mempunyai janji dengan anggota karang taruna, tetapi sebenarnya dia menemui Naura. "Pagi Tante, Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15

Bab terbaru

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 150. Ending

    Hari demi hari berganti, ucapan Satria bukan hanya bualan karena dia membuktikannya lewat sikap yang tulus walaupun Haris tidak melihatnya secara langsung karena pasangan suami dan istri ini tinggal terpisah dengan pria itu.Setiap malam, Satria menemani Isabella menyusui Attar, dia juga sering membantu mengganti popok atau pakaian basah Attar.Satria melakukannya diiringi senyuman lembut, tutur kata senada, serta belaian penuh kasih sayang pada Attar dan Isabella.Kini, usia Attar sudah dua minggu. “Nanti kita adakan acara potong rambut sama aqiqah. Saya sudah coba bicara sama Mama, tapi belum secara langsung,” ucap lembut Satria pada Isabella.Namun, bagaimanapun sikap Satria, nyatanya Isabella tetap bersikap datar. “Iya.”“Saya sudah menabung, semoga cukup buat acara besar.” Kini Satria terkekeh. Kemudian menyodorkan uang belanja sekalian uang susu dan pempers pada Isabella. “Kalau uangnya nggak sampai minggu depan, jangan sungkan minta lagi ya, Sayang.” Tatapannya sangat lembut.“

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 149. Satria Berjanji Akan Menjadi Suami Sekaligus Ayah

    Ini adalah malam pertama Isabella dan Satria tidur bersama bayi mereka. Bayi merah itu terlentang di tengah-tengah pasangan suami istri ini. Tidak henti Satria menatapnya diiringi senyuman.Isabella menyadarinya, tetapi dia masih bersikap dingin dan datar. “Saya akan tidur, lagian Attar tidur. Ini kesempatan saya untuk ikut tidur.”“Ya, Sayang. Kamu tidur saja, biar nanti aku yang menjaga Attar.”Isabella tidak pernah meminta, tetapi tidak mungkin menolak perhatian Satria pada bayi mereka.Jadi saat Attar menangis tengah malam, Satria yang menjaga dan mengasuh. Dia juga menghangatkan asi yang sudah tersedia di dalam botol. Tidak lupa menyuruh Isabella kembali tidur setelah sempat terbangun karena tangisan Attar.Hingga saat pagi hari Satria terlambat bangun, tetapi Isabella membiarkan suaminya tanpa peduli aktivitas apa yang menanti Satria.Satria tersentak saat melihat jam dinding. “Hah, serius sudah jam sembilan!”“Ya,” jawab datar Isabella.“Harusnya saya kuliah pagi. Sekarang saya

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 148. Attar Amir Aqil

    Suana hening sangat lama, hingga Satria kembali bicara. “Apa kamu tetap akan melanjutkan perceraian, apa kamu akan mengubah keputusan kamu?”Isabella menjawab santun, “Saya yang harus menanyakan itu pada kamu.”“Kalau saya tetap melanjutkan?”“Saya juga ....” Hati Isabella seakan sudah kebal pada rasa sakit. Bahkan yang ini. “Kalau kamu memilih berpisah, sebelumnya kamu harus beri nama anak kita.” Ini adalah permintaan sederhana Isabella, tetapi diwajibkan pada Satria.Satria memandangi Isabella karena tatapan istrinya seolah tanpa keraguan walaupun mereka bercerai.Satria kembali menunduk, tetapi tidak melepaskan tangan Isabella. Lalu berkata lirih, “Naura pergi. Dia mencampakan saya. Apalagi yang harus saya lakukan karena andai berpisah sama kamu, saya tidak yakin Naura akan bersama saya ....”Isabella menjawab datar, “Itu urusan kamu. Jangan menjadikan saya cadangan karena kamu gagal mendapatkan Naura!”Satria kembali memandangi wajah Isabella. Kini, dalam tatapan Isabella terdapat

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 147. Hasil Test DNA

    Satria masuk ke kamar rawat, jadi dia bertemu dengan orangtuanya dan orangtua Isabella yang sedang berkumpul.Semua orang menyambut kedatangan Satria dengan hangat, termasuk Isabella. Mia segera menggiring putranya menuju tempat mereka duduk berkumpul. “Alhamdulillah kamu sudah datang ....” Senyumannya menunjukan kebahagiaan, tetapi hatinya sangat kesal pada Satria setelah mengetahui sikap buruknya pada Isabella dan bayi mereka yang belum diberi nama.Tanpa persetujuan Isabella, Mia segera meraih amplop cokelat yang berisi laporan hasil test DNA hingga gadis ini terkejut.Namun, ternyata Mia menyampaikannya sangat bijak di hadapan suaminya, anaknya dan kedua mertuanya. “Ini hasil test DNA anak kalian. Dokter yang memberikannya karena Isabella seorang perawat walaupun bukan di rumah sakit ini, jadi Abel memiliki hak istimewa, yaitu mendapatkan test DNA tanpa perlu meminta.”Mia

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 146. Hari ini Saya Akan Menceraikan Abel!

    Isabella hanya menatap sendu pada langit-langit. “Bukan perpisahan yang Abel mau karena sebelum itu Satria harus tahu jika selama ini saya mengandung anaknya ....”Pun, hatinya semakin lebur saat memikirkan bayi mereka. “Sabar ya, Sayang ... pasti akhirnya Papa kamu akan menerima kamu ....”Bayi mungil itu berada di dalam box yang sangat hangat, wajahnya sangat polos dan murni.Namun, ternyata hari ini Satria tidak datang ke rumah sakit dan dia juga tidak terlihat di rumah. Maka Haris sangat murka.Saat ini, hanya Mia yang menemai Isabella hingga ketukan pintu memecah keheningan dan membuat wanita ini bersemangat. “Pasti itu Satria! Mama buka dulu ya, pintunya.” Mia segera meletakan pisau di atas piring saat buah yang dikupasnya belum selesai.Isabella hanya memandangi punggung Mia yang semakin mendekati pintu, tetapi dia tidak yakin itu Satria. “Kalau itu Satria, harusnya tidak usah mengetuk pintu.”Mia tersenyum bahagia saat membukakan pintu, tetapi senyumannya perlahan redup karena

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 145. Tinggalkan Satria!

    Satria berjuang demi menghentikan kepergian Naura, tapi sudah terlambat karena Naura sudah berjalan hendak masuk ke dalam pesawat. Namun, Satria juga melihat Devan yang berjalan di belalang Naura. Devan sempat melirik dan menyadari kehadiran Satria, tetapi dia memilih abai dan berpura-pura tidak melihatnya. Saat ini kepala Satria dipenuhi pertanyaan. "Kenapa Naura bersama Devan?" Sekaligus, dia harus rela saat hatinya sakit dan hancur karena harus menyaksikan kepergian Naura. "Nay ...." Rintih Satria. Naura menoleh karena panggilan lemah Satria membuat dadanya berdebar, tetapi sayangnya keberadaan Satria terhalangi oleh lalu lalang. Naura menundukan wajahnya sangat sendu. "Pasti cuma perasaan karena tidak mungkin Satria mencegah saya pergi ...."Maka, akhirnya Naura terbang keluar negeri meninggalkan semua kenangannya bersama Satria. Pun, Satria harus menyaksikan hari-harinya dengan Naura berakhir dan mungkin tidak akan pernah terulang.Satria termenung cukup lama di bandara ka

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 144. Nay, Jangan Pergi!

    “Satria bilang kamu bersedia bercerai setelah melahirkan. Saya mohon, jangan lakukan itu ....” Naura tidak enggan mengatakan hal ini karena jika benar dia penyebabnya, gadis ini tidak ingin menjadi penyebab hancurnya rumah tangga Satria dan Isabella.Namun, saat ini Isabella hanya memandang kosong ke arah Naura. ‘Semalam dan tadi pagi Satria sangat perhatian. Jadi Satria punya maksud terselubung. Apa Satria ingin membahagiakan saya sebelum perceraian?’“Abel. Saya mohon ... jangan pernah bercerai dengan Satria.” Naura mengulang kalimatnya bahkan lebih tatapannya lebih dalam.Saat ini Isabella tersadar, lalu tersenyum kecil. “Ini rumah tangga saya dan Satria.” Isabella menjawab dengan bijak, tetapi berhasil menyentil Naura.Naura mendesah. “Saya memang tidak punya hak apapun, dan tidak sepantasnya saya mencampuri rumah tangga kamu dan Satria. Tapi ... kalau alasan kamu bersedia bercerai karena saya, saya akan merasa sangat bersalah. Jadi tolong jangan bercerai, karena walaupun kalian b

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 143. Kepalsuan

    Pagi ini Satria menuntun Isabella hingga tiba di ruang makan. Mia sudah di sana, maka salah satu telapak tangannya dipakai menutup mulutnya yang menganga.“Pagi, Ma ....” Satria menyapa ibunya dengan hangat tanpa melepaskan telapak tangan Isabella. Laki-laki ini memperlakukan istrinya dengan lembut, dia juga yang menggeser kursi hingga Isabella duduk nyaman.Mia membalas sapa Satria dengan suasana hati berjuta bahagia karena ini adalah pagi yang sangat indah. “Pagi, Sayang ....”“Kok Mama sendiri? Mana Papa?” Bukan hanya hangat dan perhatian pada Isabella, tetapi Satria melakukannya pada ibunya juga.“Papa masih di halaman. Sebentar lagi nyusul,” kekeh Mia. Perubahan Satria membuatnya linglung karena terlalu mendadak, tetapi sangat disyukuri.“Satria panggil Papa dulu deh, Mama di sini saja sama Abel.”“Iya, Sayang ....” Mia tidak bisa berhenti tersenyum atas perubahan baik Satria.Saat Satria berlalu, Mia segera bertanya pada Isabella untuk menjawab penasarannya, “Apa yang terjadi pa

  • Bukan Istri Yang Diinginkan Tuan Muda   Bab 142. Membahagiakan Kamu Sampai Hari Perceraian!

    Malam ini Satria menjamah Isabella. Ini adalah pertama kalinya setelah beberapa bulan istrinya diabaikan. Saat ini Isabella melayani suaminya dengan baik, tetapi tidak berharap Satria berubah menjadi lebih baik karena dirasa tidak seinstan itu atau tidak mungkin.Setelah memuaskan nafsunya, Satria berkata jahat saat mereka masih berada di bawah selimut yang sama, “Saya kira anak itu sudah tidak ada!”Isabella segera menegur, “Jangan asal bicara!”Satria tidak merespon karena segera meninggalkan kamar, tapi rupanya Haris masih berada di ruang tengah. Maka pria ini segera mengatakan isi hatinya saat bertemu putranya, “Apa yang kamu dapatkan setelah meninggalkan anak dan istri kamu selama dua bulan?” Wajahnya datar.Satria tahu ayahnya tidak mungkin menyambut hangat kepulangannya. “Satria butuh waktu sendiri.”“Lalu, apa hikmah yang kamu dapat?”Sejenak, Satria tidak bisa mengatakan apapun. “Mendinginkan kepala.”“Abel adalah istri salihah. Kamu harus tahu jika selama kamu menghilang, Ab

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status