Keesokan harinya…“Bunda mau kemana?” Tanyanya Erina yang baru saja keluar dari dalam kamarnya dan berpapasan dengan ibu mertuanya.“Bunda,mau ke pasar. Kamu mau ikut bareng bunda?” Tanyanya Bu Ulfa sambil memperbaiki letak posisi hijabnya.Erina yang diajak langsung mengiyakan ajakan dari mertuanya itu,” tungguin, mau pamitan sama mas Shaka dulu.”Erina berjalan tergesa-gesa ke arah belakang rumah dimana suaminya berada. Ia melihat suaminya sedang memandikan beberapa ayam jago peliharaannya.Bu Ulfa memperhatikan kepergian anak menantunya,” entah bagaimana nasibnya Arshaka kalau bukan Erina yang menjadi istrinya. Saya bersyukur karena perempuan seperti Erina yang menjadi pendamping hidupnya putraku.”“Mas, aku pamit ke pasar barengan Bunda yah,” Erina meraih punggung tangan suaminya sambil berpamitan.“Tangannya Mas kotor, pegang si jago soalnya,” Arshaka menolak Erina apa yang ingin dilakukan oleh istrinya.“Kalau gitu cium pipi saja,” Erina mencium kedua pipi suaminya.Arshaka malu
Tubuhnya Bu Siti terdorong ke arah belakang hingga mentok ke dinding toko yang ada di belakangnya karena didorong oleh beberapa ibu-ibu.“Kalian ini apa-apaan! Kenapa mendorongku, saya bisa melaporkan kalian kepada kepala Desa karena sudah bertindak kasar terhadapku!” ancamnya Bu Siti.Bi Ani dan Bu Reni malah tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataannya Bu Siti.“Hahaha! Melaporkan tindakan kami ha!? Silahkan, kami mana mungkin takut sama Pak Jarwo bekingan kamu itu,” sarkas Bu Ani.“Kami nggak takut tuh! Kalau perlu melapor saja langsung ke pak Bupati sekalian,” ejek Bu Reni.Ibu-ibu lainnya hanya menjadi penonton dan tidak berniat untuk melerai mereka karena Bu Siti sudah seringkali berbuat hal-hal yang selalu meresahkan masyarakat sekitar.“Semoga wanita tukang gosip itu sadar dan segera bertaubat,” ejek seorang bapak-bapak yang sudah bosan dengan ulahnya Bu Siti.Bu Reni, Bu Ani dan Erina serta Bu Ulfa saling pandang sambil tersenyum penuh arti. Bu Ulfa tidak ikut berkomenta
Erina bukannya menolong suaminya yang terjengkang ke belakang malah cekikan tertawa melihat Arshaka.“Maaf Mas, sengaja kaget soalnya,” Erina membantu suaminya bangun.“Dasar istri durjana,” canda Arshaka yang tersenyum penuh arti.Arshaka malah menarik tangannya Erina hingga tubuhnya Erina tertarik dan menindih tubuhnya Arshaka.“Argh!” Teriaknya Erina yang sudah terjatuh tepat di dalam pelukan suaminya.Suaranya sampai kedengaran oleh Bu Ulfa dan hanya tersenyum,” semoga calon cucuku cepat on proses dan launching ke dunia.”Bu Ulfa berjalan ke arah dalam kamarnya karena baru selesai memetik cabe rawit dan tomat dari hasil kebunnya sendiri.“Aku balas yah, tadi tega banget ngedorong sekarang gilirannya Mas,” ucap Arshaka yang tersenyum nakal.Arshaka membalik tubuh Erina hingga posisi mereka bergantian. Kedua pasutri itu saling bertatapan, hidung keduanya sudah saling bergesekan.“Kamu cantik banget sayang,” Arshaka mengusap ujung bibirnya Erina yang merah merona karena memakai peron
Perempuan cantik berusia 32 tahun itu sudah berulang kali mencoba pakaiannya, tapi sampai detik ini juga belum ada yang mengena di hatinya.“Kenapa semua baju-bajuku modelnya ketinggalan jaman,” gerutunya yang sudah frustasi pusing setengah hidup memilih pakaian yang cocok di tubuhnya.Beberapa potong pakaian sudah berceceran di atas ranjangnya, hampir keseluruhan isi lemarinya sudah berpindah tempat.“Ck.. ck.. Astaganaga, ini kamar apa kapal pecah sih!?” olok seorang gadis cantik yang tak kalah kecantikannya dibanding dengan pemilik kamar yang baru saja muncul sambil memperhatikan apa yang dilakukan oleh kakaknya.“Aku tidak ingin tampil jelek di depan calon kakak ipar Kamu, masa gue ngedate sama calon suami penampilanku biasa-biasa saja,” balasnya yang kembali mengeluarkan koleksi pakaiannya dari dalam lemari.“Kakak saja yang nggak mau beli baju baru malah setiap habis gajian selalu belikan ini itu untuk calon suaminya kakak,” ejeknya.Erina salah tingkah mendengar ucapan adik bun
Erina terjatuh ke dalam air karena kepalanya yang tiba-tiba pusing, penglihatannya berkunang-kunang sehingga dia berjalan sempoyongan dan kakinya yang tergelincir.Byur!!“Ahhh!” Teriaknya sebelum terjatuh ke dalam dasar sungai malam hari itu.“Hey! Jangan bundir!” Teriak seorang pria yang menganggap kalau Erina berniat bunuh diri.Dia gegas memarkirkan motornya sembarang tempat dan berlari cepat untuk menolong Erina, tapi usahanya sia-sia karena Erina sudah terjatuh ke dalam sungai.Pria itu celingak-celinguk mencari keberadaan Erina, tapi tidak ditemukan keberadaan wanita cantik itu.“Astaga dragon! Kenapa semakin banyak saja orang-orang yang nekat mengakhiri hidupnya karena gara-gara putus cinta,” tebaknya yang sok tahu.Pria itu mengambil hpnya dan mulai menyenter ke bawah hingga tatapan matanya tertuju kepada sebuah tangan yang terus menggapai ke atas karena tubuhnya timbul tenggelam.Pria itu tanpa berpikir panjang langsung terjun bebas dari atas jembatan yang airnya cukup dalam
“Argh!!" Pekik Erina spontan menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.Erina menatap ke arah lain dan tidak berani melihat tubuh atletisnya Akmal yang tanpa memakai baju.Erina menunjuk-nunjuk ke arah Akmal," Cepat pakai pakaianmu!” Teriak Erina yang langsung berpaling ke arah lain.“Astaganaga kenapa bisa gue nggak pake baju sih!?” gerutunya sambil memindai penampilannya sendiri.Akmal buru-buru memakai pakaiannya dengan asal-asalan, dia kebingungan dengan situasi yang dialaminya.Seingatnya semalam dia tertidur memakai pakaian, tetapi pagi ini mendapati dirinya hanya memakai boxer pendek bergambar Spongebob Squarepants si keju kuning yang tinggal di laut di dalam rumah nanasnya.“Apa yang kalian perbuat di dalam gubuk kecil ini?” Tanyanya seorang pria tua yang membawa sebuah cangkul."Lagi mancing keributan Pak ehh salah lagi," ceplos Akmal sambil menutup mulutnya karena keceplosan gara-gara kaget.“Saya yakin mereka adalah pasangan mesum, lihat saja buktinya si pemuda itu tid
Akmal masih tidak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya, kalau perempuan yang diselamatkannya dan rencananya akan dinikahinya secara paksa adalah seorang polwan. Belum apa-apa sudah berpikir yang aneh-aneh.”Kalau gue jadi menikah dengannya terus gue melakukan kesalahan bisa-bisa gue ditembak olehnya bisa koid dan tinggal nama, beban hidup dan dosaku.”“Jadi ibu seorang polwan toh, kalau begitu apa jaminannya ibu tidak bakalan melanggar perjanjian kalau kalian akan menikah satu bulan kedepannya?” Tanyanya pak RT.“Bapak bisa membuat surat perjanjian agar kami bisa tandatangani kalau kalian meragukan ucapanku,” balasnya Erina yang tubuhnya sudah panas dingin kepalanya semakin nyut-nyutan.Akmal hanya terdiam mendengarkan apa yang mereka katakan. Perangkat RT segera membuat surat perjanjian bermaterai agar ada kepastian hukum yang mengikat perjanjian mereka.“Silahkan ditandatangani, Bu Polwan dan Pak Akmal,” pintanya pak Ridwan.Erni secepatnya menandatangani kontrak perjanjian
“Sayang, kakak kalian masih beristirahat jangan ribut gitu dong,” ucapnya Bu Rasmi dengan lembut.“Tapi, Ma kayaknya ada kesalahpahaman di sini! Bukannya Mas Dimas yang menjadi calon suaminya kakak, lah kenapa berubah menjadi bocah ingusan!” ejek Esra yang memperhatikan Akmal dari atas hingga ujung kaki.“Gue memang bocah tapi gue sudah bisa buat bocah loh. Emang kalian mau berapa gue jabanin deh sekalian mumpung calon mamanya cantik,” gumamnya Akmal sambil tersenyum smirk.Ada-ada saja ini Akmal sifat tengilnya muncul lagi. Dia kembali memperhatikan apa yang mereka bicarakan.“Betul banget,kan dua bulan lagi kakak Erina menikah dengan Mas Dimas kenapa bisa dalam semalam calonnya langsung berubah! Ini sungguh lelucon yang tidak masuk akal,” sahutnya Elma.Pak Irfan hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kedua anaknya yang memang seperti itulah karakter mereka, jika tidak ada orang lain bersamanya.Hubungan kekeluargaan mereka tidak kaku dimana anak takut-takut dan ragu mengutarakan pe
Erina bukannya menolong suaminya yang terjengkang ke belakang malah cekikan tertawa melihat Arshaka.“Maaf Mas, sengaja kaget soalnya,” Erina membantu suaminya bangun.“Dasar istri durjana,” canda Arshaka yang tersenyum penuh arti.Arshaka malah menarik tangannya Erina hingga tubuhnya Erina tertarik dan menindih tubuhnya Arshaka.“Argh!” Teriaknya Erina yang sudah terjatuh tepat di dalam pelukan suaminya.Suaranya sampai kedengaran oleh Bu Ulfa dan hanya tersenyum,” semoga calon cucuku cepat on proses dan launching ke dunia.”Bu Ulfa berjalan ke arah dalam kamarnya karena baru selesai memetik cabe rawit dan tomat dari hasil kebunnya sendiri.“Aku balas yah, tadi tega banget ngedorong sekarang gilirannya Mas,” ucap Arshaka yang tersenyum nakal.Arshaka membalik tubuh Erina hingga posisi mereka bergantian. Kedua pasutri itu saling bertatapan, hidung keduanya sudah saling bergesekan.“Kamu cantik banget sayang,” Arshaka mengusap ujung bibirnya Erina yang merah merona karena memakai peron
Tubuhnya Bu Siti terdorong ke arah belakang hingga mentok ke dinding toko yang ada di belakangnya karena didorong oleh beberapa ibu-ibu.“Kalian ini apa-apaan! Kenapa mendorongku, saya bisa melaporkan kalian kepada kepala Desa karena sudah bertindak kasar terhadapku!” ancamnya Bu Siti.Bi Ani dan Bu Reni malah tertawa terpingkal-pingkal mendengar perkataannya Bu Siti.“Hahaha! Melaporkan tindakan kami ha!? Silahkan, kami mana mungkin takut sama Pak Jarwo bekingan kamu itu,” sarkas Bu Ani.“Kami nggak takut tuh! Kalau perlu melapor saja langsung ke pak Bupati sekalian,” ejek Bu Reni.Ibu-ibu lainnya hanya menjadi penonton dan tidak berniat untuk melerai mereka karena Bu Siti sudah seringkali berbuat hal-hal yang selalu meresahkan masyarakat sekitar.“Semoga wanita tukang gosip itu sadar dan segera bertaubat,” ejek seorang bapak-bapak yang sudah bosan dengan ulahnya Bu Siti.Bu Reni, Bu Ani dan Erina serta Bu Ulfa saling pandang sambil tersenyum penuh arti. Bu Ulfa tidak ikut berkomenta
Keesokan harinya…“Bunda mau kemana?” Tanyanya Erina yang baru saja keluar dari dalam kamarnya dan berpapasan dengan ibu mertuanya.“Bunda,mau ke pasar. Kamu mau ikut bareng bunda?” Tanyanya Bu Ulfa sambil memperbaiki letak posisi hijabnya.Erina yang diajak langsung mengiyakan ajakan dari mertuanya itu,” tungguin, mau pamitan sama mas Shaka dulu.”Erina berjalan tergesa-gesa ke arah belakang rumah dimana suaminya berada. Ia melihat suaminya sedang memandikan beberapa ayam jago peliharaannya.Bu Ulfa memperhatikan kepergian anak menantunya,” entah bagaimana nasibnya Arshaka kalau bukan Erina yang menjadi istrinya. Saya bersyukur karena perempuan seperti Erina yang menjadi pendamping hidupnya putraku.”“Mas, aku pamit ke pasar barengan Bunda yah,” Erina meraih punggung tangan suaminya sambil berpamitan.“Tangannya Mas kotor, pegang si jago soalnya,” Arshaka menolak Erina apa yang ingin dilakukan oleh istrinya.“Kalau gitu cium pipi saja,” Erina mencium kedua pipi suaminya.Arshaka malu
Arshaka berjalan cepat tidak peduli dengan Nafisah, tetiba feelingnya merasakan ada sesuatu hal yang terjadi kepada istrinya.“Moga Erina baik-baik saja,” gumamnya.Arshaka semakin mempercantik langkah kakinya menuju ke rumahnya bahkan saking cepatnya berjalan sampai-sampai dia tidak menyadari kalau sendal jepit yang dipakainya milik ayahnya yang modelnya sama tapi ukuran dan warnanya yang berbeda.“Assalamualaikum, Erina. Suamimu sudah balik nih!” Arshaka sedikit mengeraskan suaranya.Erina yang mendengar suara suaminya kondisinya secara berangsur membaik dan lebih tenang dari sebelumnya. Ia sampai turun dari balai-balai dan berlari kecil menyambut kedatangan suaminya.“Waalaikum salam suamiku, aku di sini!” Teriaknya pula Erina.Arsyila dan Bu Ulfa saling pandang bahagia sekaligus terheran-heran melihat sikapnya Erina setelah Arshaka pulang dari shalat dzuhur di masjid.“Cinta membuat seseorang bertingkah absurd,” gumamnya Arsyila.Erina berhamburan memeluk tubuhnya Arshaka,” Alhamd
Arshaka akhir-akhir ini jadi candu ketika melihat hidung mancung sedikit bangir milik istrinya. Dia akan menoel-noel hidungnya Erina sebelum bepergian meski hanya sekadar ke masjid.“Mas, ke masjid dulu sambil nunggu shalat dzuhur sekalian bantu-bantu orang-orang membersihkan masjid,” ucapnya Arshaka yang berpamitan kepada istrinya.Erina tersenyum sambil meraih tangannya suaminya kemudian dicium punggung tangan itu dengan takzim.“Hati-hati suamiku, doakan aku juga yah semoga kita barengan nanti masuk surgaNya,” ucapnya Erina.“Insha Allah, amin ya rabbal alamin,” Arshaka mengecup keningnya Erin penuh kasih sayang.Erina menatap kepergian suaminya,” ya Allah, mungkin inilah takdir terbaik yang digariskan oleh Allah SWT dalam hidupku, semoga cinta kami hingga til Jannah.”Erina berjalan ke arah bagian paling dalam rumah kedua mertuanya, dia berniat ingin membantu sekaligus belajar memasak dari ibu mertuanya.“Bunda, masak apaan?” Tanyanya Erina ketika sudah duduk di balai-balai belaka
Bimo dan Damar sudah mendapatkan bukti kejahatan Olivia dan perempuan yang bernama Nafisah.“Yes! Berhasil kita dapatkan bukti kejahatan mereka!” cicitnya Bimo.“Gue bakal laporan kepada Akmal, pasti dia bakalan terkejut kalau sampai mengetahui mantan pacarnya sudah berbuat tindak kriminal,” balasnya Damar sambil mengecilkan suaranya.Krek!!Suara ranting pohon berbunyi karena diinjak oleh Bimo.Damar menepuk pundak sahabatnya,” Lo kalau jalan perhatikan apa yang Lo injak!”“Mana gue tau kalau di bawah sana ada ranting kayu,” protesnya Bimo.Keduanya segera bersembunyi dibalik batang pohon mangga yang berdiri kokoh berbuah lebat itu bisa melindungi tubuh dua orang dewasa. Nafisah dan Olivia berbalik memperhatikan sekitarnya.“Lo dengar suara kayak orang jalan gak?” Tanyanya Olivia mengedarkan pandangannya ke sekeliling.Nafisah celingak-celinguk mencari kemungkinan kalau memang ada orang yang bersembunyi.“Kayaknya enggak ada itu cuma suara angin atau kucing yang berjalan,” balasnya N
Suasana yang awalnya ramai dan meriah karena penyanyi biduan yang di sawer oleh beberapa orang terhenti karena suara-suara aneh dan ghaib dari layar lebar.“Hentikan!” Teriak Pak Kepala Desa setelah melihat kalau itu adalah videonya bersama dengan wanita ani-aninya.Semua orang reflek menutup mata mereka setelah menyadari video yang diputar adalah artis utamanya adalah Pak Jamal.Di dalam rekaman video tak senonoh itu memperlihatkan adegan syur seorang perempuan muda dan om-om yang sangat mereka kenal siapa lagi kalau bukan pemimpin mereka sendiri.“Astaghfirullah aladzim itu kan pak kepala desa,” celetuk seseorang tamu.“Lailahaillallah, kenapa ada video tak senonoh seperti itu!?” Ketus seorang bapak-bapak yang mebulatkan matanya memandangi orang yang ada di dalam video itu.Tetapi, banyak juga yang penasaran dan malah semakin melebarkan matanya ingin melihat apa yang ada di dalam rekaman video itu.Banyak dari mereka malah merekam balik dan langsung mengunggah dan memposting ke sosi
Bimo dan Damar sudah mendapatkan bukti kejahatan Olivia dan perempuan yang bernama Nafisah.“Yes! Berhasil kita dapatkan bukti kejahatan mereka!” cicitnya Bimo.“Gue bakal laporan kepada Akmal, pasti dia bakalan terkejut kalau sampai mengetahui mantan pacarnya sudah berbuat tindak kriminal,” balasnya Damar sambil mengecilkan suaranya.Krek!!Suara ranting pohon berbunyi karena diinjak oleh Bimo.Damar menepuk pundak sahabatnya,” Lo kalau jalan perhatikan apa yang Lo injak!”“Mana gue tau kalau di bawah sana ada ranting kayu,” protesnya Bimo.Keduanya segera bersembunyi dibalik batang pohon mangga yang berdiri kokoh berbuah lebat itu bisa melindungi tubuh dua orang dewasa. Nafisah dan Olivia berbalik memperhatikan sekitarnya.“Lo dengar suara kayak orang jalan gak?” Tanyanya Olivia mengedarkan pandangannya ke sekeliling.Nafisah celingak-celinguk mencari kemungkinan kalau memang ada orang yang bersembunyi.“Kayaknya enggak ada itu cuma suara angin atau kucing yang berjalan,” balasnya N
“Maksudnya apa Nak? Kok kalian kayak melihat hantu saja?” Bu Ulfa sampai keheranan melihat sikap kedua anaknya.“Anu itu a-ku maksudnya anaknya Pak Jarwo kecelakaan Bunda,” jawabnya Arsyila.Arsyila dan Arshaka sampai keringat dingin melihat bundanya yang tiba-tiba muncul di belakang mereka yang secara tidak langsung mendengar apa yang mereka bicarakan.“Iya yah Bun, Romi kecelakaan bersama dengan teman wanitanya dan mereka sudah dilarikan ke RS terdekat dan katanya temannya itu meninggal dunia karena overdosis obat-obatan terlarang,” jawab Arshaka yang terpaksa mengalihkan pembicaraan.“Astaghfirullah aladzim, innailaihi wa Inna ilaihi raji'un, semoga hanya mereka yang bertindak tidak baik,ya Allah jaga dan lindungilah anak-anak kami dari perbuatan keji dan maksiat,” cicitnya Bu Ulfa yang sedih mendengar kabar buruk itu.“Amin ya rabbal alamin,” ucapnya kedua anak-anaknya.Bu Ulfa segera meninggalkan balai-balai dimana anaknya berada karena masih banyak pekerjaan yang harus dikerjaka