Share

Berondong Pilihan Polwan Cantik
Berondong Pilihan Polwan Cantik
Author: Daeng Sanngin

Bab. 1. Disangka Bundir

Author: Daeng Sanngin
last update Last Updated: 2025-03-03 20:07:03

Perempuan cantik berusia 32 tahun itu sudah berulang kali mencoba pakaiannya, tapi sampai detik ini juga belum ada yang mengena di hatinya.

“Kenapa semua baju-bajuku modelnya ketinggalan jaman,” gerutunya yang sudah frustasi pusing setengah hidup memilih pakaian yang cocok di tubuhnya.

Beberapa potong pakaian sudah berceceran di atas ranjangnya, hampir keseluruhan isi lemarinya sudah berpindah tempat.

“Ck.. ck.. Astaganaga, ini kamar apa kapal pecah sih!?” olok seorang gadis cantik yang tak kalah kecantikannya dibanding dengan pemilik kamar yang baru saja muncul sambil memperhatikan apa yang dilakukan oleh kakaknya.

“Aku tidak ingin tampil jelek di depan calon kakak ipar Kamu, masa gue ngedate sama calon suami penampilanku biasa-biasa saja,” balasnya yang kembali mengeluarkan koleksi pakaiannya dari dalam lemari.

“Kakak saja yang nggak mau beli baju baru malah setiap habis gajian selalu belikan ini itu untuk calon suaminya kakak,” ejeknya.

Erina salah tingkah mendengar ucapan adik bungsunya," Kamu sotoy banget Dek! Wajar saja kakak belikan apapun untuk calon suaminya kakak agar dia tidak selingkuh dibelakangku. Lagian aku gak rugi-rugi amat kok kan hanya sesekali juga itupun hanya barang-barang murah,” kilahnya.

“Gue heran sama kakak kenapa sih mau berkorban banyak sama kak Dimas padahal dia juga sudah kerja, pasti bisa hidupin dirinya sendiri,” ujarnya lagi.

Perempuan yang disapa Erina tersenyum menanggapi ucapan adik bungsunya,” Elma kamu itu masih kecil belum paham apa yang kakak lakukan, suatu saat kalau kamu punya kekasih pasti akan mengerti kenapa kakak melakukannya.”

“Terserah kakak Erina saja semoga kak Dimas serius ingin menikahi kakak,” ucapnya pasrah karena dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya kepada kakak sulungnya itu.

“Ada apa nih kok rame banget?” Tanyanya perempuan yang baru datang masih memakai seragam ASNnya.

“Aku bingung nih dek, coba bantuin kakak pilih outfit yang pantas dan paling bagus aku pakai malam ini,” pintanya Erina.

Esra mengambil sebuah pakaian semi formal berwarna abu-abu muda dipadukan dengan kemeja putih dan blazer senada dengan celananya.

“Ini kayaknya cocok dengan kakak, coba deh,” pintanya Esra.

Erina segera mengambil pakaian yang disodorkan oleh adiknya kemudian mencobanya dan bercermin untuk memastikan apakah cocok di tubuhnya atau tidak.

Erina bahkan berputar-putar layaknya seorang model profesional yang memperagakan busana saja.

“Ini baru perfect! Kamu memang paling memahami gaya busananya kakak. Makasih banyak dek cantik,” Erina memeluk adiknya.

“Sama-sama kakak, kami adik-adiknya kakak pasti akan melakukan apapun demi kebahagiaan kakak,” balasnya Esra.

“Ya Allah apakah aku sampaikan kepada kakak Erina atau aku diam saja tentang kekasihnya kak Dimas,” batinnya Esra yang kebingungan dengan apa yang diketahuinya.

Sebenarnya Esra sedih melihat kakaknya yang sungguh gembira karena akan berkencan dengan calon suaminya.

“Kalau aku sampaikan pasti kak Erina bakal sedih dan hancur karena ternyata calon tunangannya tidak seperti yang diimpikannya yang tau-taunya pria brengsek,” Esra membatin.

Berselang beberapa menit kemudian…

Erina segera berpamitan kepada kedua orang tuanya karena sudah jam tujuh lewat. Dia janji kencan dengan Dimas calon suaminya itu.

Erina grogi dan nervous karena dia akan bertemu dengan pria yang sudah dua tahun ini menjalin hubungan dengannya.

Kedua orang tua mereka pun sudah merestui hubungan mereka. Kedua keluarga besar mereka pun telah sepakat akan melangsungkan pernikahannya pertengahan tahun ini.

Senyuman manis terpatri di wajah ayunya," Alhamdulillah akhirnya sampai juga,” gumamnya.

Erina memarkirkan mobilnya di salah satu tempat parkir khusus roda empat. Dia tidak mengecek ponselnya padahal Dimas mengirimkan pesan chat kepadanya kalau kencan mereka malam ini batal.

Senyuman tak pernah pudar dari wajahnya yang cantik jelita meski dia sudah kepala tiga tapi aura kecantikannya semakin terpancar.

“Bismillahirrahmanirrahim lancarkan pertemuan kami ya Allah,” gumamnya sambil mengunci pintu mobilnya.

Baru saja hendak melangkahkan kakinya menuju ke arah dalam kafe, kedua pasang matanya melihat siluet seorang pria yang sangat dikenalnya.

Tentu saja dia mengenal baju itu karena dialah yang membelikan pakaian tersebut untuk kekasihnya sebulan yang lalu.

Dia memicingkan matanya untuk memastikan apakah penglihatannya benar atau tidak. Langkah kakinya menuntunnya ke arah orang yang baru saja turun dari mobil berwarna putih itu.

Pria itu tak sungkan mengecup bibir kekasihnya dengan begitu mesranya tanpa rasa malu, padahal mereka sedang berada di tempat umum.

Dunianya seolah berhenti berputar melihat Dimas berciuman dengan perempuan lain. Bagaikan godam yang menghantam jantungnya melihatnya tanpa risih.

Erina menutup mulutnya saking terkejutnya melihat siapa orang itu. Hatinya mendidih terbakar api amarah dan cemburu buta melihat pria yang begitu dicintainya dan disayanginya berciuman di depannya.

Tangannya terkepal kuat, dadanya bergemuruh hebat menahan rasa benci dengan kelakuan pria yang telah melamarnya itu. Erina menambah kecepatan langkahnya menuju ke arah Dimas.

“Ini tidak boleh dibiarkan! Gue harus menuntut penjelasan dari pria brengsek itu!” murkanya Erina yang hanya dalam sekejap api asmara berubah menjadi api kebencian.

Erina tanpa aba-aba langsung menarik rambut perempuan itu dan menampar wajah perempuan itu beberapa kali.

“Rasakan wanita murahan!!” amuk Erina.

Kedatangan Erina tak disangka-sangka oleh Dimas dan kejadian ini sungguh begitu cepat terjadi di depan matanya sehingga dia tidak sanggup mencegah pukulannya Erina.

Plak! Plak!!

Bagaikan alunan melodi yang bertalu-talu tamparan yang dilayangkan oleh Erina ke kedua sisi pipi perempuan yang tidak dikenalnya.

“Auhh,, ahh sakit! Tolong mas Dimas!” ratapnya perempuan itu.

Perempuan yang mendapatkan tamparan bertubi-tubi hanya mampu mengelus pipinya yang perih dan panas.

“Hentikan! Apa yang kamu lakukan!?” Dimas memegangi tangannya Erina.

Erina menghempaskan cekalan tangannya Dimas di pergelangan tangannya dengan kuat.

Erina tertawa mengejek, “Haha!? Kamu bertanya padaku! Kamu bego apa buta ha!?” Erina menutup mulutnya,” apa gue harus belikan kamu kacamata agar kamu bisa melihat dengan jelas! Mumpung gue baru gajian nih!” Sarkas Erina.

“Mas pipiku ngilu banget, dia sungguh kejam padaku mas,” keluhnya perempuan itu sambil memeluk Dimas tapi tatapan mata mengejeknya tertuju pada Erina.

“Gimana ha!? Sakit gak? Kalau sakit alhamdulilah gue bersyukur banget malah dan memang Lo pantas mendapatkannya!” Hinanya Erina.

Erina menatap nyalang ke arah perempuan tak tahu diri itu, “Masa kamu enggak bisa bedakan orang yang ditampar dengan orang yang tak tahu malu berciuman di depan umum!”

“Dasar perawan tua! Apa kamu sudah tidak punya akal waras sehingga kamu menampar wajahnya kekasihku!?” bentak Dimas.

Erina membulatkan matanya mendengar ucapan dari calon suaminya. Bibirnya bergetar tangannya sampai tremor saking terkejutnya dengan fakta yang tak terduga itu.

“Betul banget seratus buat Lo! saking tidak warasnya pikiranku sampai-sampai aku terpedaya dan tertipu oleh omongan kosongmu!” dengusnya Erina.

Perempuan itu semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Dimas dan berpura-pura bahwa dia adalah perempuan yang paling terzalimi dan teraniaya.

Dimas menatap jengah ke Erina,” aku itu tidak pernah mencintai ataupun menganggap kamu adalah calon istriku, Gue itu cuma memanfaatkan kebaikan kamu termasuk uang dan koneksi papamu dan perlu kamu ketahui gue hanya menyukai Rena bukan kamu wanita kolot!”

“Kasihan kasihan… emang enak jadi perempuan tua yang tak laku-laku!” cibir Rena itu.

“Kamu itu terlalu tua untukku! Umur kita itu berbeda enam tahun! Amit-amit jabang bayi deh punya istri perawan tua kayak Lo bisa-bisa kalau gue nikah sama kamu gue gak punya keturunan karena kamu sudah tuir!” sarkas Dimas tanpa peduli dengan rasa sakit dan kecewa yang dirasakan oleh Erina.

Erina tanpa tedeng aling-aling langsung menampar wajahnya Dimas.

Plak!!

“Ups! Sorry mulut Lo bau comberan soalnya,” olok Erina.

Dimas mengusap wajahnya yang ngilu karena kekuatan tamparan dari Erina terbilang cukup kuat.

“Mulai detik ini kita putus dan pertunangan kita berdua batal!” Dimas meninggikan volume suaranya seolah-olah agar orang-orang mengetahui aibnya Erina.

“Nggak apa-apa, gue malah beruntung karena keburukan dan kebusukan kamu akhirnya terbongkar juga,” ujarnya Erina.

Dimas dan perempuan yang bernama Rena cepat-cepat pergi dari sana karena dia muak melihat Erina.

“Hey tunggu! Jangan pergi dulu! Buru-buru amat!” Erina berjalan ke arah kedua pasangan sejoli yang dimabuk asmara itu.

“Ada apa lagi!?” ketus Dimas.

Erina mengulurkan tangannya,” Serahkan cincin pertunangan kita. Gue beli pakai uangku itu apa kamu lupa!?”

Erina semakin berjalan ke arah depan kedua pasangan kekasih itu. Erina sedih dan kecewa tapi dia tidak ingin memperlihatkan kesedihannya di depan orang lain.

Dimas melepaskan cincin yang ada dijari manisnya. Cincin yang bertahtakan berlian kecil berinisial nama mereka.

“Jangaan lupakan kartu kredit serta kartu debit punyaku yang kamu pinjam!” Erina tak kalah mengeraskan suaranya.

Beberapa orang memperhatikan apa yang mereka perbuat bahkan tak sedikit orang yang merekam menjadikan kejadian labrak melabrak pelakor menjadi konten mereka.

Semua orang seketika berteriak histeris ketika mendengar ucapannya Erina,” dasar pria matre! Pria mokondo!” cibir orang-orang.

Wajahnya Dimas memerah menahan rasa amarahnya karena sudah dipermalukan oleh perempuan yang sudah menjadi mantan kekasihnya.

“Sayang sini kartu kredit sama ATM yang minggu lalu mas berikan,” bisiknya Dimas.

Rena sangat jengkel karena ternyata semua barang-barang yang diberikan kepadanya pemberian dari Erina. Dengan berat hati dia mengembalikan milik Erina.

“Anak pinter! Gitu dong kalau bukan milik kamu yah dibalikin!” sindir Erina kemudian berjalan meninggalkan tempat itu setelah mendapatkan atm-nya.

Dimas pun buru-buru pergi bersama selingkuhannya sedangkan kekasihnya misuh-misuh karena dia tidak bebas shoping lagi.

Erina berjalan cepat ke dalam mobilnya dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi tak tentu arah.

Hujan mengguyur kota Jakarta malam itu semakin menambah rasa sedih yang dirasakan oleh Erina. Seolah bumi dan langit ikutan sedih melihat kondisinya.

Dia menghentikan mobilnya di salah satu jembatan yang dilaluinya. Hujan deras tak menyurutkan niatnya, ia terus berjalan menyusuri trotoar hingga sampai di ujung jembatan.

Tubuhnya basah kuyup tak dipedulikannya bahkan dia sudah menggigil menahan dinginnya air hujan.

Erina berteriak lantang,” argh!! Gue benci loh Dimas! Gue sumpahin Lo menikah dengan perempuan yang lebih tua dariku!”

Kepalanya tiba-tiba pusing, pandangannya mengabur, tubuhnya gemetaran menahan rasa dingin yang menusuk ke tulangnya, jalannya sempoyongan.

Byur!!!

Hingga terdengar lah suara benda jatuh ke dalam air.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 2. Terjebak Dalam Situasi yang Membawa Berkah

    Erina terjatuh ke dalam air karena kepalanya yang tiba-tiba pusing, penglihatannya berkunang-kunang sehingga dia berjalan sempoyongan dan kakinya yang tergelincir.Byur!!“Ahhh!” Teriaknya sebelum terjatuh ke dalam dasar sungai malam hari itu.“Hey! Jangan bundir!” Teriak seorang pria yang menganggap kalau Erina berniat bunuh diri.Dia gegas memarkirkan motornya sembarang tempat dan berlari cepat untuk menolong Erina, tapi usahanya sia-sia karena Erina sudah terjatuh ke dalam sungai.Pria itu celingak-celinguk mencari keberadaan Erina, tapi tidak ditemukan keberadaan wanita cantik itu.“Astaga dragon! Kenapa semakin banyak saja orang-orang yang nekat mengakhiri hidupnya karena gara-gara putus cinta,” tebaknya yang sok tahu.Pria itu mengambil hpnya dan mulai menyenter ke bawah hingga tatapan matanya tertuju kepada sebuah tangan yang terus menggapai ke atas karena tubuhnya timbul tenggelam.Pria itu tanpa berpikir panjang langsung terjun bebas dari atas jembatan yang airnya cukup dalam

    Last Updated : 2025-03-03
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 3. Musibah or Berkah

    “Argh!!" Pekik Erina spontan menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.Erina menatap ke arah lain dan tidak berani melihat tubuh atletisnya Akmal yang tanpa memakai baju.Erina menunjuk-nunjuk ke arah Akmal," Cepat pakai pakaianmu!” Teriak Erina yang langsung berpaling ke arah lain.“Astaganaga kenapa bisa gue nggak pake baju sih!?” gerutunya sambil memindai penampilannya sendiri.Akmal buru-buru memakai pakaiannya dengan asal-asalan, dia kebingungan dengan situasi yang dialaminya.Seingatnya semalam dia tertidur memakai pakaian, tetapi pagi ini mendapati dirinya hanya memakai boxer pendek bergambar Spongebob Squarepants si keju kuning yang tinggal di laut di dalam rumah nanasnya.“Apa yang kalian perbuat di dalam gubuk kecil ini?” Tanyanya seorang pria tua yang membawa sebuah cangkul."Lagi mancing keributan Pak ehh salah lagi," ceplos Akmal sambil menutup mulutnya karena keceplosan gara-gara kaget.“Saya yakin mereka adalah pasangan mesum, lihat saja buktinya si pemuda itu tid

    Last Updated : 2025-03-03
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 4. Tidak Pilihan Yang Terbaik

    Akmal masih tidak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya, kalau perempuan yang diselamatkannya dan rencananya akan dinikahinya secara paksa adalah seorang polwan. Belum apa-apa sudah berpikir yang aneh-aneh.”Kalau gue jadi menikah dengannya terus gue melakukan kesalahan bisa-bisa gue ditembak olehnya bisa koid dan tinggal nama, beban hidup dan dosaku.”“Jadi ibu seorang polwan toh, kalau begitu apa jaminannya ibu tidak bakalan melanggar perjanjian kalau kalian akan menikah satu bulan kedepannya?” Tanyanya pak RT.“Bapak bisa membuat surat perjanjian agar kami bisa tandatangani kalau kalian meragukan ucapanku,” balasnya Erina yang tubuhnya sudah panas dingin kepalanya semakin nyut-nyutan.Akmal hanya terdiam mendengarkan apa yang mereka katakan. Perangkat RT segera membuat surat perjanjian bermaterai agar ada kepastian hukum yang mengikat perjanjian mereka.“Silahkan ditandatangani, Bu Polwan dan Pak Akmal,” pintanya pak Ridwan.Erni secepatnya menandatangani kontrak perjanjian

    Last Updated : 2025-03-03
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 5. Keputusan Final

    “Sayang, kakak kalian masih beristirahat jangan ribut gitu dong,” ucapnya Bu Rasmi dengan lembut.“Tapi, Ma kayaknya ada kesalahpahaman di sini! Bukannya Mas Dimas yang menjadi calon suaminya kakak, lah kenapa berubah menjadi bocah ingusan!” ejek Esra yang memperhatikan Akmal dari atas hingga ujung kaki.“Gue memang bocah tapi gue sudah bisa buat bocah loh. Emang kalian mau berapa gue jabanin deh sekalian mumpung calon mamanya cantik,” gumamnya Akmal sambil tersenyum smirk.Ada-ada saja ini Akmal sifat tengilnya muncul lagi. Dia kembali memperhatikan apa yang mereka bicarakan.“Betul banget,kan dua bulan lagi kakak Erina menikah dengan Mas Dimas kenapa bisa dalam semalam calonnya langsung berubah! Ini sungguh lelucon yang tidak masuk akal,” sahutnya Elma.Pak Irfan hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kedua anaknya yang memang seperti itulah karakter mereka, jika tidak ada orang lain bersamanya.Hubungan kekeluargaan mereka tidak kaku dimana anak takut-takut dan ragu mengutarakan pe

    Last Updated : 2025-03-03
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 6. Kedatangan beberapa Lalat

    “Ada yah perempuan yang urat malunya ketinggalan di jalan!” gerutunya Erina memperhatikan apa yang dilakukan oleh calon suaminya dengan seorang perempuan muda. Erina menatap tajam perempuan muda yang tidak dikenalnya, “Ck… ck.. Dasar bocah punya pacar tapi menyanggupi permintaan dari orang-orang kampung duren tidak runtuh,” gumamnya. Arshaka tersenyum canggung karena diperlakukan begitu mesra oleh perempuan yang berstatus pacarnya. Erina berjalan ke arah dalam sambil melirik ke arah Arshaka,” selesaikan urusanmu dengan perempuan itu! Gue gak mau menikah dengan pria yang masih memiliki hubungan asmara dengan perempuan lain.” Erina berjalan ke arah dalam warung itu kemudian memesan bakso karena dia sudah tidak sabar ingin menikmati makanan sejuta umat itu yang harganya murah meriah, tapi mengenyangkan perut. “Sayang siapa perempuan itu dan apa maksud dari ucapannya?” Tanyanya. Arshaka menarik tangan pacarnya dan berjalan ke arah samping warung,” gue akan jelasin kepada Lo apa maks

    Last Updated : 2025-04-08
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 7. Kemarahan Sang Mantan

    Arshaka memperhatikan apa yang terjadi tanpa berniat untuk menengahi kedua wanita itu.“Hemp! Sayangnya lupa beli kuaci sama semangka pasti seru nonton drama mereka kalau ada kuaci dengan buah semangkanya,” gumamnya yang berdiri di sampingnya Erina.Mutia menatap jijik Arshaka, “OMG! Baru kemarin diputuskan oleh mas Dimas eh hari ini malah gandeng pria berandalan!” Cibirnya.“Saking nggak lakunya dirimu sehingga memilih pria preman pasar, urakan begajulan kayak dia!” sarkasnya perempuan itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Arshaka.Arshaka hari hanya memakai kaos oblong warna hitam, jaket jeans biru robek-robek dan juga celana yang robek-robek pula dengan tindik bersusun di telinga kanannya. Rambut gondrong yang diikat sebatas tengkuk lehernya seperti layaknya aktor Korea.Siapapun yang melihatnya pasti menganggap dan berpikiran yang aneh-aneh tentang siapa calon suaminya Erina sebenarnya.“Lah kalian ciwi-ciwi hanya melihat gue berpakaian seperti ini menganggap gue begajulan lah, uraka

    Last Updated : 2025-04-08
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 8. Tidak Terima Ditolak

    Brak!!Pak Jamal sampai menggebrak meja yang ada di depannya sampai abu rokoknya yang baru dibuangnya ke atas asbak ikut beterbangan. Untungnya tidak mengenai kumisnya yang panjang nan lebat itu.“OMG!” Arsyila mengusap dadanya yang terkejut setengah hidup dengan ulahnya pria yang mengaku orang tua itu tapi kelakuannya seperti bocil labil.“Astaghfirullah aladzim, Pak Jamal kami memaklumi kondisi Bapak, tapi bukan teriak-teriak nggak jelas juga.” Arsyila mencebikkan bibirnya.“Pak Desa kita bisa bicarakan dengan baik-baik tidak perlu bentak-bentak juga apalagi sampai buat kerusuhan di rumah kami. Apakah ini bukan salah satu tindakan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain?” Bu Ulfa akhirnya kesal juga dengan sikapnya Pak Jamal.“Untungnya adikku batal jadi menantunya Bapak, bisa-bisa kami kena serangan mental ehh serangan jantung tiba-tiba,” sarkasnya Arsyila.Pak Jamal mendengus mendengar perkataan dari kedua wanita berbeda generasi itu.“Kami jadi bulan-bulanan omongan masy

    Last Updated : 2025-04-09
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 9. Calon Manten Menghilang

    Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b

    Last Updated : 2025-04-10

Latest chapter

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    15. Tertangkap Basah

    Acara pesta rakyat yang digadang-gadang akan berlangsung meriah dan besar itu persiapannya hampir rampung sepenuhnya.Bahkan Pak Raffi sebagai orang terpandang di Desa Mekarjaya mengundang beberapa artis kota untuk mengisi dan memeriahkan pesta hajatan tersebut.Erina berpamitan kepada para tetangga setelah dirasanya cukup lelah dan mengantuk. Kedua adik-adiknya dan beberapa sepupunya ikut membantu meskipun mereka hanya kebanyakan menonton.“Mas temani aku yah ke belakang,” pintanya Erina yang melihat suaminya duduk di atas tepian ranjang.“Kamu mau ngapain?” Tanyanya Shaka.“Mau mandi, nggak nyaman kalau nggak ada kamu yang temani. Boleh yah?” rengeknya Erina dengan bermanja-manja di lengan suaminya.Arshaka segera menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya karena dia hendak ke masjid untuk shalat berjamaah isya tapi, belum masuk waktu shalat isya.Erina diam-diam memindai penampilan dari suaminya,” ngomong-ngomong pakaiannya Mas berbeda dengan apa yang Mas pakai ketika di kota deng

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 14. Mulai Tumbuh Percikan Api Cinta

    Beberapa mobil berbak tertutup berjejer di sepanjang jalan kenangan ehh jalan rumahnya pak Raffi dan Bu Ulfa yang menurunkan beberapa bingkisan berupa bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari.Kedatangan rombongan keluarga besar Erina yang hanya berjumlah sekitar sepuluh orang itu, disambut hangat oleh orang-orang kampung Mekarjaya.“Masya Allah, Pak Jendral baik banget sampai-sampai membawa sumbangan yang cukup banyak untuk warga kami,’ ucapnya Pak Didi selaku pak RT setempat.“Syukur Alhamdulillah kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Irfan karena bantuan bapak sangat dibutuhkan oleh warga apalagi dalam rangka persiapan bulan suci Ramadhan,” ucap Pak Budi.“Ini hanya tidak seberapa Pak, ibu-ibu kami bahagia bisa berbagi bersama dengan kalian semua,” balasnya Pak Irfan.“Mari masuk istirahat Pak, ijinkan bapak-bapak yang akan membagikan semua bungkusan itu kepada para masyarakat. Bapak dengan ibu Rasmi silahkan masuk beristirahat karena pasti kalian capek telah melakuka

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 13. Dugaan Yang Salah

    Arshaka terduduk di atas closed dia merenungi nasibnya yang malang. Dia tidak habis pikir pada dirinya yang disangkanya selama ini adalah pria normal malah dia layaknya seperti banci karena burung perkututnya ternyata lotoi.“Ya Allah, aku nggak bakalan punya keturunan kalau seperti ini, pasti Mbak Erina akan mencari pria lain dan selingkuh agar bisa mendapatkan keturunan karena dariku tak sanggup membuahi sel telurnya,”Arshaka berdoa kepada Sang Maha Pencipta tapi ucapannya masih saja nyeleneh.Dia memegangi dan memandangi senjatanya yang tertidur.” Kenapa Lo harus loyo segala sih! Padahal kalau pagi-pagi Lo selalu tegak berdiri,” sungutnya Arshaka.Kenyataan pahit itu baru diketahuinya kalau dia bukan pria jantan, tapi masih dalam tahap dugaan saja karena belum dibuktikan secara real.Erina yang sudah mengantuk kebingungan dengan apa yang diperbuat Arshaka di dalam sana, karena sudah lebih setengah jam tapi belum keluar juga. Dia berulang kali menguap menahan rasa kantuknya.“Kenap

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 12. Joni Terkulai Lemes

    Pak Irfan memeluk Arshaka pemuda yang baru saja menjadi anak menantunya itu.“Nak Arshaka, Papa serahkan putri bapak kepadamu dan mulai detik ini kamu lah yang menjadi imamnya. Tuntunlah Erina ke jalan yang baik dan tegurlah kalau dia keliru dalam bersikap,” ucapnya pak Irfan sambil menyeka air matanya.Pak Irfan terlihat sendu akan melepas putri sulungnya untuk hidup bersama dengan pria pilihannya. Dia tak bisa menutupi kesedihannya karena akan berpisah dengan anak kesayangannya untuk menempuh hidup baru.Arshaka membalas pelukan papa mertuanya,” insha Allah Pah, saya akan melakukan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang suami dengan baik untuk putrinya Papa.”Apa yang dilakukan oleh pak Irfan pun dilakukan oleh Bu Ulfa,” Nak Erina, putranya Bunda itu masih terbilang muda usianya. Kalau dia salah dan keliru dalam bersikap maka kewajibanmu menegur dan menasehatinya. Saling menjagalah kalian dan saling menghormati jangan ada yang beranggapan kamu itu masih anak-anak, kau itu lebih

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 11. Sah Juga

    “Kenapa kamu berjalan pincang? Katakan kepada kakak kenapa kamu terluka kayak gini?” Tanyanya Arsyila yang panik melihat kondisi adiknya.“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.Arshaka melepas antingnya yang dipakainya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya mereog melihat gayanya yang tidak seperti kebiasaannya sambil berjalan terpincang-pincang.“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.Arsyila membantu Arshaka berjalan karena Arshaka kesulitan berjalan dengan lukanya yang sedikit mengkhawatirkan.Semua orang gembira, mengucap syukur sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Arshaka dalam kondisi yang

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 10. Insiden

    Suara decitan ban motor beradu dengan aspal pagi itu cukup bising membuat semua perhatian orang-orang pengguna jalan memperhatikan apa yang sedang terjadi.Tetapi,tak ada satupun yang berniat untuk menolong Arshaka mereka hanya melihat dan menyaksikan saja dan sebagian ada yang melanjutkan perjalanannya yang terhenti karena insiden itu.Arshaka tersungkur ke atas aspal setelah terjatuh karena motornya tiba-tiba tertabrak dari arah belakang oleh kendaraan roda empat.Suasana pagi itu cukup ramai dan jumlah kendaraan cukup banyak memadati sepanjang jalan tersebut dan terjadilah kemacetan lalu lintas di sekitar area itu.Bruk!!“Allahu Akbar! Argh!!” teriak histeris Arshaka sembari melindungi wajahnya agar terbebas dari hantaman aspal.Brak!!Tubuhnya terseret beberapa meter bersama dengan sepeda motor kesayangannya.“Auhh,” ia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangan dan lututnya yang bergesekan dengan aspal.Dia berusaha untuk bangun dari posisinya, tapi kesulitan karena tubuh

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 9. Calon Manten Menghilang

    Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 8. Tidak Terima Ditolak

    Brak!!Pak Jamal sampai menggebrak meja yang ada di depannya sampai abu rokoknya yang baru dibuangnya ke atas asbak ikut beterbangan. Untungnya tidak mengenai kumisnya yang panjang nan lebat itu.“OMG!” Arsyila mengusap dadanya yang terkejut setengah hidup dengan ulahnya pria yang mengaku orang tua itu tapi kelakuannya seperti bocil labil.“Astaghfirullah aladzim, Pak Jamal kami memaklumi kondisi Bapak, tapi bukan teriak-teriak nggak jelas juga.” Arsyila mencebikkan bibirnya.“Pak Desa kita bisa bicarakan dengan baik-baik tidak perlu bentak-bentak juga apalagi sampai buat kerusuhan di rumah kami. Apakah ini bukan salah satu tindakan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain?” Bu Ulfa akhirnya kesal juga dengan sikapnya Pak Jamal.“Untungnya adikku batal jadi menantunya Bapak, bisa-bisa kami kena serangan mental ehh serangan jantung tiba-tiba,” sarkasnya Arsyila.Pak Jamal mendengus mendengar perkataan dari kedua wanita berbeda generasi itu.“Kami jadi bulan-bulanan omongan masy

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 7. Kemarahan Sang Mantan

    Arshaka memperhatikan apa yang terjadi tanpa berniat untuk menengahi kedua wanita itu.“Hemp! Sayangnya lupa beli kuaci sama semangka pasti seru nonton drama mereka kalau ada kuaci dengan buah semangkanya,” gumamnya yang berdiri di sampingnya Erina.Mutia menatap jijik Arshaka, “OMG! Baru kemarin diputuskan oleh mas Dimas eh hari ini malah gandeng pria berandalan!” Cibirnya.“Saking nggak lakunya dirimu sehingga memilih pria preman pasar, urakan begajulan kayak dia!” sarkasnya perempuan itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Arshaka.Arshaka hari hanya memakai kaos oblong warna hitam, jaket jeans biru robek-robek dan juga celana yang robek-robek pula dengan tindik bersusun di telinga kanannya. Rambut gondrong yang diikat sebatas tengkuk lehernya seperti layaknya aktor Korea.Siapapun yang melihatnya pasti menganggap dan berpikiran yang aneh-aneh tentang siapa calon suaminya Erina sebenarnya.“Lah kalian ciwi-ciwi hanya melihat gue berpakaian seperti ini menganggap gue begajulan lah, uraka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status