Home / Rumah Tangga / Berondong Pilihan Polwan Cantik / Bab. 7. Kemarahan Sang Mantan

Share

Bab. 7. Kemarahan Sang Mantan

Author: Daeng Sanngin
last update Huling Na-update: 2025-04-08 15:26:38

Arshaka memperhatikan apa yang terjadi tanpa berniat untuk menengahi kedua wanita itu.

“Hemp! Sayangnya lupa beli kuaci sama semangka pasti seru nonton drama mereka kalau ada kuaci dengan buah semangkanya,” gumamnya yang berdiri di sampingnya Erina.

Mutia menatap jijik Arshaka, “OMG! Baru kemarin diputuskan oleh mas Dimas eh hari ini malah gandeng pria berandalan!” Cibirnya.

“Saking nggak lakunya dirimu sehingga memilih pria preman pasar, urakan begajulan kayak dia!” sarkasnya perempuan itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Arshaka.

Arshaka hari hanya memakai kaos oblong warna hitam, jaket jeans biru robek-robek dan juga celana yang robek-robek pula dengan tindik bersusun di telinga kanannya. Rambut gondrong yang diikat sebatas tengkuk lehernya seperti layaknya aktor Korea.

Siapapun yang melihatnya pasti menganggap dan berpikiran yang aneh-aneh tentang siapa calon suaminya Erina sebenarnya.

“Lah kalian ciwi-ciwi hanya melihat gue berpakaian seperti ini menganggap gue begajulan lah, urakan, preman pasar lah,” ucapnya Arshaka sambil menunjuk ke arah pakaiannya sendiri.

Arshaka sama sekali tidak tersinggung ataupun marah dengan cibiran yang ditujukan untuknya, karena memang seperti itulah gayanya selama kuliah di ibu kota Jakarta.

Erina tersenyum smirk mendengar cibiran dari Mutia adik sepupunya Dimas, ” Lo bilang calon suami gue barang rongsokan,berandalan, urakan, preman pasar lah! Emang gue pikirin!”

Erina melingkarkan tangannya ke lengannya Arshaka,” Yang paling penting calon suami gue ini masih muda, ganteng lagi dan pastinya setia enggak kayak kakak kalian yang pria mokondo suka manfaatin kekayaan gue.” balasnya Erina yang tidak mau kalah sengit hinaannya.

Nayla melipat kedua tangannya di depan dadanya, “Gue heran saja karena bisa-bisanya seorang Polwan, anak jendral pula malah akan menikah dengan pria gak jelas asal-usulnya. Padahal diluar sana masih banyak pria yang lebih layak menjadi suamimu dibandingkan dengan pria modelan kayak dia,” hinanya Nayla.

“Mana ada lelaki yang mau menjadi suami perawan tua kayak dia!” ucapnya sinis Mutiara lagi sambil tertawa terbahak-bahak.

“Mana ada!? Apa kalian buta kalau gue jadi menikah dengan pria yang ada di sampingku ini! Kayaknya mata kalian selain minus juga katarak,” ejek Erina.

Erina berjalan ke arah depan hingga semakin terkikis jarak keduanya. Dia sudah terbiasa mendengar ucapan nyinyir dan kasar tak bermutu dari keduanya.

“Calon suamiku itu seribu kali lebih baik daripada kakak sepupu kamu yang bernama Dimas itu!” Erina menjeda ucapannya kemudian berjalan ke arah Arshaka.

Erina memeluk mesra calon suaminya di depan Mutia dan Nayla. Ia mengelus wajahnya Arshaka, “Calon suamiku ini masih muda, ganteng, baik hati dan tentunya calon suamiku adalah anak dari pengusaha tersukses di kampungnya, bukan pria matre kayak Dimas!”

Erina hanya berbicara asal-asalan tentang keluarga besarnya Arshaka yang ada di kampung agar Mutia tidak merendahkan calon suaminya itu.

Arshaka tersedak air liurnya mendengar perkataan dari Erina,” uhuk-uhuk!”

“Gue yakin kalau itu hanya khayalanmu saja yang berharap kalau pria melarat itu anak tuan tanah di desanya!” Mutia tertawa mengejek mendengar ucapan Erina.

Arshaka menekan dadanya untuk meredakan batuk-batuknya,” Apa dia tau kalau keluarga gue adalah Tuan Tanah?” gumamnya melirik ke arah Erina yang masih merangkulnya dengan posesif.

Nayla sampai-sampai menutup mulutnya yang tertawa terbahak-bahak,” Lo sudah pinter ngelawak rupanya! Masa pria yang penampilannya kayak anak geng motor kamu anggap anak pengusaha sukses!”

“Haha sadar ibu Polwan! Kasihan-kasihan kayaknya dia sudah stres gara-gara pernikahannya dengan kak Dimas batal jadi ngehalu tingkat dewa,” sarkas Nayla adik kandungnya Dimas.

Erina berjalan bergandengan tangan dengan Arshaka, ia tak melepaskan rangkulan tangannya di pinggang calon suaminya.

“Gue bakalan buktikan kepada kalian kalau calon suami gue ini lebih baik dari segi manapun dibandingkan dengan kakak kalian!” Erina menunjuk ke arah dada bidangnya Arshaka.

“Buktikan saja secepatnya! Kami tunggu!” teriaknya yang mengejek Erina.

“Calon suamiku lebih baik dari Om-om yang menjadi sugar daddy kalian! Ups kelepasan, maaf nggak sengaja keceplosan soalnya,” Erina tersenyum sambil menutup mulutnya.

Keduanya langsung kicep dan terdiam karena rahasia mereka diketahui oleh Erina padahal mereka sudah main cantik.

“Shit! Kenapa perempuan tua ini mengetahui kalau kami simpenan Om-om tajir,” batinnya Nayla.

“Sial! Darimana info Itu dia dapatkan kalau gue adalah ani-aninya Om Doni?” monolognya Mutia.

Erina tersenyum mengejek,” kenapa kalian diam? Apa kalian tidak mau tahu gimana caranya gue tahu rahasia besar kalian!? Tapi kayaknya gue gak bakalan bocorin apa yang gue ketahui. Gue masih banyak urusan yang lebih penting soalnya daripada meladeni kalian perempuan mu*rahan!”

Erina berjalan bergandengan tangan dengan Arshaka yang masih memikirkan kenapa bisa Erina mengetahui identitas aslinya yang ditutupinya selama ini. Mereka berjalan kedalam salah satu butik ternama yang ada di ibu kota Jakarta.

“Dasar tante-tante girang menikahi brondong preman kampung!”

“Gue sumpahin kalau suami Lo itu orang melarat!”

“Semoga Lo nggak punya keturunan wanita mandul!”

Sumpah serapah keduanya layangkan untuk Erina karena mereka malu sudah dipermalukan oleh Erina.

Erina menaikan jari tengahnya ke arah Mutia dan Nayla.” Semoga semuanya berbalik kepada kalian berdua!”

Arshaka geleng-geleng kepala melihat tingkah calon istrinya. “Bar-bar juga calon istriku,” cicitnya Akmal.

“Gue memang aslinya kayak gini, tapi tergantung juga orangnya sih kalau mereka duluan mengusik gue balas. Nggak maulah cuma diam-diam baek pasti gue balas seribu kali lipat dari apa yang mereka lakukan padaku!”

“Masya Allah, kamu cantik banget memakai gaunnya,” pujinya Bu Laudya sang pemilik butik ketika melihat Erina sudah memakai gaun pengantinnya.

Erina tersenyum tipis,” Tante terlalu memuji padahal aku belum makeup loh.”

“Kamu tanpa makeup sekalipun tetap cantik Nak, betapa beruntungnya calon suamimu mendapatkan wanita kayak kamu sudah cantik, karir bagus, terpelajar, baik hati dari keluarga terpandang lagi intinya bibit bebet bobot sudah terpenuhi semuanya,” pujinya panjang lebar Bu Laudya.

Erina kemudian berjalan ke arah Arshaka yang duduk di ruang tunggu sambil memainkan ponselnya.

“Sayang, gue cocok nggak pake gaun pengantin yang ini?” Tanyanya Erina sambil berlenggak lenggok di depan Arshaka layaknya peragawati saja.

Arshaka sontak mendongak menatapnya tanpa berkedip sedikitpun,” subhanallah cantiknya,” ceplosnya.

Erina mengerlingkan matanya mendengar pujian dari calon suami brondongnya,” thanks sayangku.”

Arshaka jadi salah tingkah, karena ucapan spontannya yang tanpa disadarinya meluncur begitu saja dari bibirnya.

“Gimana gue pilih ini saja atau ganti yang lain?” Tanyanya yang masih berputar di hadapan Arshaka dengan tatapan nakalnya.

“Hemph! Pilih itu saja,” ucapnya Arshaka yang sok cool padahal tersipu malu-malu.

“Kalau gitu, gue temenin kamu ke dalam untuk cobain jasnya apa sudah cocok atau perlu dipermak lagi,” Erina tak segan-segan merangkul pinggangnya Arshaka l.

Erina lebih agresif dan tidak jaim-jaim kalau berduaan dengan Arshaka padahal dengan mantan tunangannya dulu tidak seperti ini. Ia lebih jaga jarak dengan Dimas.

Rasa nyaman dirasakannya ketika bersama dengan Arshaka dibanding dengan Dimas, sehingga sikapnya terkesan natural, alami tanpa dibuat-buat.

Arshaka memperhatikan penampilannya di depan cermin besar untuk memastikan dirinya tidak mengecewakan memakai pakaian pengantinnya.

“Semoga penampilanku gak kelihatan aneh, baru kali ini gue pakai pakaian resmi gini,” gumamnya yang tidak percaya diri dengan penampilannya.

“Sayang, apa kamu susah selesai berganti pakaian? Kalau belum guae bantuin yah,” tawarnya Erina yang hanya bercanda untuk melihat reaksinya Arshaka yang selalu lucu dimatanya jika digombal.

“Tunggu, gue udah selesai kok! Ga usah masuk. Gue malu dilihat sama Mbak,” balasnya.

Arshaka verjalan ke arah luar sambil sesekali memperbaiki kancing jas tuxedo warna putih yang dipakainya.

Dia insecure dengan penampilannya sendiri padahal, dia cakep dan memiliki tubuh yang atletis jadi memakai pakaian apapun tetap oke.

Erina yang baru saja membaca sebuah majalah male edisi khusus itu mendongak setelah menyadari Arshaka sudah berdiri di depannya tanpa berani bersuara.

Erina terpesona melihat penampilan Arshaka yang selalu tampil mempesona sesuai dengan pakaian yang dipakainya.

“Masya Allah gantengnya calon imam masa depan gue, calon papa dari anak-anak gue,” pujinya Erina sontak berdiri dari duduknya sambil berjalan ke arah Arshaka.

Raut wajahnya memerah, telinganya pun ikut memerah mendapatkan pujian dari calon istrinya. Erina selalu menyukai tingkah groginya Arshaka yang membuatnya gemes.

“Masya Allah, unyu-unyu banget calon suamiku. Gue demen lihat kamu seperti ini.”

Erina reflek mengecup pipinya Arshaka yang putih mulus layaknya pemuda yang rajin perawatan. Arshaka semakin grogi dan nervous karena ucapannya Erina yang selalu terkesan frontal dan blak-blakan.

“Masa sih gue ganteng? Nggak percaya,” elaknya Arshaka.

Erina meraih ponselnya Arshaka kemudian mengarahkan kameranya ke arah wajah mereka berdua.

“Kita ambil foto yah, supaya Lo lihat langsung buktinya,” Erina membidik kamera ponselnya terarah ke wajah mereka.

Jepret!!

“Senyum dong hubby,” Erina mendempetkan pipinya dengan pipi Arshaka.

Erina mengambil beberapa gambar yang menurutnya menarik dan bagus. Arshaka manut saja, ketika diarahkan untuk bergaya seperti yang diinginkan oleh Erina tanpa protes sedikitpun.

Erina pun mengecup pipinya Arshaka dan mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan kameranya. Arshaka sampai-sampai melototkan matanya karena tanpa permisi Erina langsung mencium pipinya untuk kedua kalinya.

“Hahaha! Baru cium pipi reaksinya seperti itu gimana kalau gue langsung cium bibirnya,” candanya Erina.

Arshaka mengalihkan pandangannya ke arah lain karena benar-benar dalam posisi yang sungguh membuatnya tidak pede dan canggung.

Arshaka buru-buru berjalan ke arah dalam ruang ganti, Bu Laudya senyum-senyum tanpa sengaja melihat kedekatan keduanya yang sama-sama jaim-jaim tapi terkadang agresif juga.

Erina memainkan ponselnya Arshaka dan iseng memposting foto mereka berdua di sosial medianya Arshaka.

Caption,”Cakepnya calon imamku.”

Sedangkan di tempat lain yang jaraknya cukup jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta.

“Bunda!” Teriak seorang perempuan muda.

Perempuan itu berlari ke arah belakang rumahnya dimana terdapat kebun buah dan sayuran. Wanita paruh baya yang dipanggil bunda itu segera berdiri ketika melihat putrinya berteriak-teriak sambil berlari ke arahnya.

“Astaghfirullahaladzim apa yang terjadi padamu Nak?” Tanyanya Bu Ulfa sambil berdiri dari posisinya yang sedang menyemai benih sayurannya.

Perempuan itu berhenti berlari ketika sudah berada di depan bundanya sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

“Coba lihat bunda,” pintanya Arsyila yang tidak lain adalah kakaknya Arshaka.

Bu Ulfa langsung mengambil hp putrinya kemudian memperhatikan layar ponselnya. “Apa dia calon istrinya adikmu?” Tanyanya.

Arsyila mengangguk,” benar banget Bunda, cantik yah calon adik ipar. Tapi, katanya Shaka calon istrinya sudah tua usianya 32 tahun kan, tapi kalau dilihat di sini wajahnya seumuran dengan Shaka masih kayak remaja pula, malahan lebih tuaan wajahku,”

Arsyila malu-malu membandingkan wajahnya dengan calon adik iparnya.

“Kamu juga cantik sayang gak kalah dengan calon mantunya Bunda kok,”

“Aku nanti bertanya langsung dia pakai apa kok wajahnya awet muda banget dibandingkan dengan usianya,”

“Mungkin dia bukan calon istrinya yang kebetulan berfoto dengan adikmu,” sanggahnya karena tidak mengenali Erina yang wajahnya polosan tanpa polesan make up apapun.

“Kalau bukan calon istrinya yang bernama Erina terus siapa dong? Apalagi mereka memakai gaun pengantin, bukannya bunda sudah pernah lihat langsung waktu lamaran,” Arsyila masih memandangi dengan lamat wajah Erina.

Bu Ulfa mengingat-ingat wajahnya Erina,”mereka sama-sama cantik cuman waktu acara lamaran calon iparmu itu di-make up sedangkan yang ini ga pakai apapun lebih natural,” jelasnya Bu Ulfa.

“Adikku beruntung banget dapet cewek secantik ini, kerjaan dan karir bagus cantik tetangga sono lewat,” ujarnya Arsyila.

Bu Ulfa melanjutkan pekerjaannya memetik sayuran, tetapi kedatangan beberapa orang di rumahnya kembali menghentikan kegiatannya.

“Apa maksud kalian sebenarnya ha!? Bukannya Akmal Amelio Arshaka putra kalian sudah dijodohkan dengan putriku Nafisah kenapa malah akan menikah dengan perempuan lain yang ada di kota!” ucap seorang pria dengan nada membentak.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 8. Tidak Terima Ditolak

    Brak!!Pak Jamal sampai menggebrak meja yang ada di depannya sampai abu rokoknya yang baru dibuangnya ke atas asbak ikut beterbangan. Untungnya tidak mengenai kumisnya yang panjang nan lebat itu.“OMG!” Arsyila mengusap dadanya yang terkejut setengah hidup dengan ulahnya pria yang mengaku orang tua itu tapi kelakuannya seperti bocil labil.“Astaghfirullah aladzim, Pak Jamal kami memaklumi kondisi Bapak, tapi bukan teriak-teriak nggak jelas juga.” Arsyila mencebikkan bibirnya.“Pak Desa kita bisa bicarakan dengan baik-baik tidak perlu bentak-bentak juga apalagi sampai buat kerusuhan di rumah kami. Apakah ini bukan salah satu tindakan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain?” Bu Ulfa akhirnya kesal juga dengan sikapnya Pak Jamal.“Untungnya adikku batal jadi menantunya Bapak, bisa-bisa kami kena serangan mental ehh serangan jantung tiba-tiba,” sarkasnya Arsyila.Pak Jamal mendengus mendengar perkataan dari kedua wanita berbeda generasi itu.“Kami jadi bulan-bulanan omongan masy

    Huling Na-update : 2025-04-09
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 9. Calon Manten Menghilang

    Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b

    Huling Na-update : 2025-04-10
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 10. Insiden

    Suara decitan ban motor beradu dengan aspal pagi itu cukup bising membuat semua perhatian orang-orang pengguna jalan memperhatikan apa yang sedang terjadi.Tetapi,tak ada satupun yang berniat untuk menolong Arshaka mereka hanya melihat dan menyaksikan saja dan sebagian ada yang melanjutkan perjalanannya yang terhenti karena insiden itu.Arshaka tersungkur ke atas aspal setelah terjatuh karena motornya tiba-tiba tertabrak dari arah belakang oleh kendaraan roda empat.Suasana pagi itu cukup ramai dan jumlah kendaraan cukup banyak memadati sepanjang jalan tersebut dan terjadilah kemacetan lalu lintas di sekitar area itu.Bruk!!“Allahu Akbar! Argh!!” teriak histeris Arshaka sembari melindungi wajahnya agar terbebas dari hantaman aspal.Brak!!Tubuhnya terseret beberapa meter bersama dengan sepeda motor kesayangannya.“Auhh,” ia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangan dan lututnya yang bergesekan dengan aspal.Dia berusaha untuk bangun dari posisinya, tapi kesulitan karena tubuh

    Huling Na-update : 2025-04-11
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 11. Sah Juga

    “Kenapa kamu berjalan pincang? Katakan kepada kakak kenapa kamu terluka kayak gini?” Tanyanya Arsyila yang panik melihat kondisi adiknya.“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.Arshaka melepas antingnya yang dipakainya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya mereog melihat gayanya yang tidak seperti kebiasaannya sambil berjalan terpincang-pincang.“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.Arsyila membantu Arshaka berjalan karena Arshaka kesulitan berjalan dengan lukanya yang sedikit mengkhawatirkan.Semua orang gembira, mengucap syukur sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Arshaka dalam kondisi yang

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 12. Joni Terkulai Lemes

    Pak Irfan memeluk Arshaka pemuda yang baru saja menjadi anak menantunya itu.“Nak Arshaka, Papa serahkan putri bapak kepadamu dan mulai detik ini kamu lah yang menjadi imamnya. Tuntunlah Erina ke jalan yang baik dan tegurlah kalau dia keliru dalam bersikap,” ucapnya pak Irfan sambil menyeka air matanya.Pak Irfan terlihat sendu akan melepas putri sulungnya untuk hidup bersama dengan pria pilihannya. Dia tak bisa menutupi kesedihannya karena akan berpisah dengan anak kesayangannya untuk menempuh hidup baru.Arshaka membalas pelukan papa mertuanya,” insha Allah Pah, saya akan melakukan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang suami dengan baik untuk putrinya Papa.”Apa yang dilakukan oleh pak Irfan pun dilakukan oleh Bu Ulfa,” Nak Erina, putranya Bunda itu masih terbilang muda usianya. Kalau dia salah dan keliru dalam bersikap maka kewajibanmu menegur dan menasehatinya. Saling menjagalah kalian dan saling menghormati jangan ada yang beranggapan kamu itu masih anak-anak, kau itu lebih

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 13. Dugaan Yang Salah

    Arshaka terduduk di atas closed dia merenungi nasibnya yang malang. Dia tidak habis pikir pada dirinya yang disangkanya selama ini adalah pria normal malah dia layaknya seperti banci karena burung perkututnya ternyata lotoi.“Ya Allah, aku nggak bakalan punya keturunan kalau seperti ini, pasti Mbak Erina akan mencari pria lain dan selingkuh agar bisa mendapatkan keturunan karena dariku tak sanggup membuahi sel telurnya,”Arshaka berdoa kepada Sang Maha Pencipta tapi ucapannya masih saja nyeleneh.Dia memegangi dan memandangi senjatanya yang tertidur.” Kenapa Lo harus loyo segala sih! Padahal kalau pagi-pagi Lo selalu tegak berdiri,” sungutnya Arshaka.Kenyataan pahit itu baru diketahuinya kalau dia bukan pria jantan, tapi masih dalam tahap dugaan saja karena belum dibuktikan secara real.Erina yang sudah mengantuk kebingungan dengan apa yang diperbuat Arshaka di dalam sana, karena sudah lebih setengah jam tapi belum keluar juga. Dia berulang kali menguap menahan rasa kantuknya.“Kenap

    Huling Na-update : 2025-04-13
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 14. Mulai Tumbuh Percikan Api Cinta

    Beberapa mobil berbak tertutup berjejer di sepanjang jalan kenangan ehh jalan rumahnya pak Raffi dan Bu Ulfa yang menurunkan beberapa bingkisan berupa bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari.Kedatangan rombongan keluarga besar Erina yang hanya berjumlah sekitar sepuluh orang itu, disambut hangat oleh orang-orang kampung Mekarjaya.“Masya Allah, Pak Jendral baik banget sampai-sampai membawa sumbangan yang cukup banyak untuk warga kami,’ ucapnya Pak Didi selaku pak RT setempat.“Syukur Alhamdulillah kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Irfan karena bantuan bapak sangat dibutuhkan oleh warga apalagi dalam rangka persiapan bulan suci Ramadhan,” ucap Pak Budi.“Ini hanya tidak seberapa Pak, ibu-ibu kami bahagia bisa berbagi bersama dengan kalian semua,” balasnya Pak Irfan.“Mari masuk istirahat Pak, ijinkan bapak-bapak yang akan membagikan semua bungkusan itu kepada para masyarakat. Bapak dengan ibu Rasmi silahkan masuk beristirahat karena pasti kalian capek telah melakuka

    Huling Na-update : 2025-04-13
  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    15. Tertangkap Basah

    Acara pesta rakyat yang digadang-gadang akan berlangsung meriah dan besar itu persiapannya hampir rampung sepenuhnya.Bahkan Pak Raffi sebagai orang terpandang di Desa Mekarjaya mengundang beberapa artis kota untuk mengisi dan memeriahkan pesta hajatan tersebut.Erina berpamitan kepada para tetangga setelah dirasanya cukup lelah dan mengantuk. Kedua adik-adiknya dan beberapa sepupunya ikut membantu meskipun mereka hanya kebanyakan menonton.“Mas temani aku yah ke belakang,” pintanya Erina yang melihat suaminya duduk di atas tepian ranjang.“Kamu mau ngapain?” Tanyanya Shaka.“Mau mandi, nggak nyaman kalau nggak ada kamu yang temani. Boleh yah?” rengeknya Erina dengan bermanja-manja di lengan suaminya.Arshaka segera menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya karena dia hendak ke masjid untuk shalat berjamaah isya tapi, belum masuk waktu shalat isya.Erina diam-diam memindai penampilan dari suaminya,” ngomong-ngomong pakaiannya Mas berbeda dengan apa yang Mas pakai ketika di kota deng

    Huling Na-update : 2025-04-14

Pinakabagong kabanata

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    15. Tertangkap Basah

    Acara pesta rakyat yang digadang-gadang akan berlangsung meriah dan besar itu persiapannya hampir rampung sepenuhnya.Bahkan Pak Raffi sebagai orang terpandang di Desa Mekarjaya mengundang beberapa artis kota untuk mengisi dan memeriahkan pesta hajatan tersebut.Erina berpamitan kepada para tetangga setelah dirasanya cukup lelah dan mengantuk. Kedua adik-adiknya dan beberapa sepupunya ikut membantu meskipun mereka hanya kebanyakan menonton.“Mas temani aku yah ke belakang,” pintanya Erina yang melihat suaminya duduk di atas tepian ranjang.“Kamu mau ngapain?” Tanyanya Shaka.“Mau mandi, nggak nyaman kalau nggak ada kamu yang temani. Boleh yah?” rengeknya Erina dengan bermanja-manja di lengan suaminya.Arshaka segera menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya karena dia hendak ke masjid untuk shalat berjamaah isya tapi, belum masuk waktu shalat isya.Erina diam-diam memindai penampilan dari suaminya,” ngomong-ngomong pakaiannya Mas berbeda dengan apa yang Mas pakai ketika di kota deng

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 14. Mulai Tumbuh Percikan Api Cinta

    Beberapa mobil berbak tertutup berjejer di sepanjang jalan kenangan ehh jalan rumahnya pak Raffi dan Bu Ulfa yang menurunkan beberapa bingkisan berupa bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari.Kedatangan rombongan keluarga besar Erina yang hanya berjumlah sekitar sepuluh orang itu, disambut hangat oleh orang-orang kampung Mekarjaya.“Masya Allah, Pak Jendral baik banget sampai-sampai membawa sumbangan yang cukup banyak untuk warga kami,’ ucapnya Pak Didi selaku pak RT setempat.“Syukur Alhamdulillah kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Irfan karena bantuan bapak sangat dibutuhkan oleh warga apalagi dalam rangka persiapan bulan suci Ramadhan,” ucap Pak Budi.“Ini hanya tidak seberapa Pak, ibu-ibu kami bahagia bisa berbagi bersama dengan kalian semua,” balasnya Pak Irfan.“Mari masuk istirahat Pak, ijinkan bapak-bapak yang akan membagikan semua bungkusan itu kepada para masyarakat. Bapak dengan ibu Rasmi silahkan masuk beristirahat karena pasti kalian capek telah melakuka

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 13. Dugaan Yang Salah

    Arshaka terduduk di atas closed dia merenungi nasibnya yang malang. Dia tidak habis pikir pada dirinya yang disangkanya selama ini adalah pria normal malah dia layaknya seperti banci karena burung perkututnya ternyata lotoi.“Ya Allah, aku nggak bakalan punya keturunan kalau seperti ini, pasti Mbak Erina akan mencari pria lain dan selingkuh agar bisa mendapatkan keturunan karena dariku tak sanggup membuahi sel telurnya,”Arshaka berdoa kepada Sang Maha Pencipta tapi ucapannya masih saja nyeleneh.Dia memegangi dan memandangi senjatanya yang tertidur.” Kenapa Lo harus loyo segala sih! Padahal kalau pagi-pagi Lo selalu tegak berdiri,” sungutnya Arshaka.Kenyataan pahit itu baru diketahuinya kalau dia bukan pria jantan, tapi masih dalam tahap dugaan saja karena belum dibuktikan secara real.Erina yang sudah mengantuk kebingungan dengan apa yang diperbuat Arshaka di dalam sana, karena sudah lebih setengah jam tapi belum keluar juga. Dia berulang kali menguap menahan rasa kantuknya.“Kenap

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 12. Joni Terkulai Lemes

    Pak Irfan memeluk Arshaka pemuda yang baru saja menjadi anak menantunya itu.“Nak Arshaka, Papa serahkan putri bapak kepadamu dan mulai detik ini kamu lah yang menjadi imamnya. Tuntunlah Erina ke jalan yang baik dan tegurlah kalau dia keliru dalam bersikap,” ucapnya pak Irfan sambil menyeka air matanya.Pak Irfan terlihat sendu akan melepas putri sulungnya untuk hidup bersama dengan pria pilihannya. Dia tak bisa menutupi kesedihannya karena akan berpisah dengan anak kesayangannya untuk menempuh hidup baru.Arshaka membalas pelukan papa mertuanya,” insha Allah Pah, saya akan melakukan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang suami dengan baik untuk putrinya Papa.”Apa yang dilakukan oleh pak Irfan pun dilakukan oleh Bu Ulfa,” Nak Erina, putranya Bunda itu masih terbilang muda usianya. Kalau dia salah dan keliru dalam bersikap maka kewajibanmu menegur dan menasehatinya. Saling menjagalah kalian dan saling menghormati jangan ada yang beranggapan kamu itu masih anak-anak, kau itu lebih

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 11. Sah Juga

    “Kenapa kamu berjalan pincang? Katakan kepada kakak kenapa kamu terluka kayak gini?” Tanyanya Arsyila yang panik melihat kondisi adiknya.“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.Arshaka melepas antingnya yang dipakainya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya mereog melihat gayanya yang tidak seperti kebiasaannya sambil berjalan terpincang-pincang.“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.Arsyila membantu Arshaka berjalan karena Arshaka kesulitan berjalan dengan lukanya yang sedikit mengkhawatirkan.Semua orang gembira, mengucap syukur sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Arshaka dalam kondisi yang

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 10. Insiden

    Suara decitan ban motor beradu dengan aspal pagi itu cukup bising membuat semua perhatian orang-orang pengguna jalan memperhatikan apa yang sedang terjadi.Tetapi,tak ada satupun yang berniat untuk menolong Arshaka mereka hanya melihat dan menyaksikan saja dan sebagian ada yang melanjutkan perjalanannya yang terhenti karena insiden itu.Arshaka tersungkur ke atas aspal setelah terjatuh karena motornya tiba-tiba tertabrak dari arah belakang oleh kendaraan roda empat.Suasana pagi itu cukup ramai dan jumlah kendaraan cukup banyak memadati sepanjang jalan tersebut dan terjadilah kemacetan lalu lintas di sekitar area itu.Bruk!!“Allahu Akbar! Argh!!” teriak histeris Arshaka sembari melindungi wajahnya agar terbebas dari hantaman aspal.Brak!!Tubuhnya terseret beberapa meter bersama dengan sepeda motor kesayangannya.“Auhh,” ia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangan dan lututnya yang bergesekan dengan aspal.Dia berusaha untuk bangun dari posisinya, tapi kesulitan karena tubuh

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 9. Calon Manten Menghilang

    Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 8. Tidak Terima Ditolak

    Brak!!Pak Jamal sampai menggebrak meja yang ada di depannya sampai abu rokoknya yang baru dibuangnya ke atas asbak ikut beterbangan. Untungnya tidak mengenai kumisnya yang panjang nan lebat itu.“OMG!” Arsyila mengusap dadanya yang terkejut setengah hidup dengan ulahnya pria yang mengaku orang tua itu tapi kelakuannya seperti bocil labil.“Astaghfirullah aladzim, Pak Jamal kami memaklumi kondisi Bapak, tapi bukan teriak-teriak nggak jelas juga.” Arsyila mencebikkan bibirnya.“Pak Desa kita bisa bicarakan dengan baik-baik tidak perlu bentak-bentak juga apalagi sampai buat kerusuhan di rumah kami. Apakah ini bukan salah satu tindakan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain?” Bu Ulfa akhirnya kesal juga dengan sikapnya Pak Jamal.“Untungnya adikku batal jadi menantunya Bapak, bisa-bisa kami kena serangan mental ehh serangan jantung tiba-tiba,” sarkasnya Arsyila.Pak Jamal mendengus mendengar perkataan dari kedua wanita berbeda generasi itu.“Kami jadi bulan-bulanan omongan masy

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 7. Kemarahan Sang Mantan

    Arshaka memperhatikan apa yang terjadi tanpa berniat untuk menengahi kedua wanita itu.“Hemp! Sayangnya lupa beli kuaci sama semangka pasti seru nonton drama mereka kalau ada kuaci dengan buah semangkanya,” gumamnya yang berdiri di sampingnya Erina.Mutia menatap jijik Arshaka, “OMG! Baru kemarin diputuskan oleh mas Dimas eh hari ini malah gandeng pria berandalan!” Cibirnya.“Saking nggak lakunya dirimu sehingga memilih pria preman pasar, urakan begajulan kayak dia!” sarkasnya perempuan itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Arshaka.Arshaka hari hanya memakai kaos oblong warna hitam, jaket jeans biru robek-robek dan juga celana yang robek-robek pula dengan tindik bersusun di telinga kanannya. Rambut gondrong yang diikat sebatas tengkuk lehernya seperti layaknya aktor Korea.Siapapun yang melihatnya pasti menganggap dan berpikiran yang aneh-aneh tentang siapa calon suaminya Erina sebenarnya.“Lah kalian ciwi-ciwi hanya melihat gue berpakaian seperti ini menganggap gue begajulan lah, uraka

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status