“Sayang, kakak kalian masih beristirahat jangan ribut gitu dong,” ucapnya Bu Rasmi dengan lembut.
“Tapi, Ma kayaknya ada kesalahpahaman di sini! Bukannya Mas Dimas yang menjadi calon suaminya kakak, lah kenapa berubah menjadi bocah ingusan!” ejek Esra yang memperhatikan Akmal dari atas hingga ujung kaki. “Gue memang bocah tapi gue sudah bisa buat bocah loh. Emang kalian mau berapa gue jabanin deh sekalian mumpung calon mamanya cantik,” gumamnya Akmal sambil tersenyum smirk. Ada-ada saja ini Akmal sifat tengilnya muncul lagi. Dia kembali memperhatikan apa yang mereka bicarakan. “Betul banget,kan dua bulan lagi kakak Erina menikah dengan Mas Dimas kenapa bisa dalam semalam calonnya langsung berubah! Ini sungguh lelucon yang tidak masuk akal,” sahutnya Elma. Pak Irfan hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kedua anaknya yang memang seperti itulah karakter mereka, jika tidak ada orang lain bersamanya. Hubungan kekeluargaan mereka tidak kaku dimana anak takut-takut dan ragu mengutarakan perasaannya dan pemikirannya tapi tetap mereka mengedepankan kesopanan. “Kita tunggu saja kakakmu bangun, barulah kita bisa pastikan apa yang sesungguhnya sudah terjadi,” “Aku sungguh nggak percaya kalau kakak Erina sampai nekat ingin bundir segala hanya karena patah hati,” Esra kembali bersuara. “Kakak itu wanita tangguh so enggak mungkin banget lah kalau sampai demi Dimas si cowok matre itu sehingga kakak memilih mengakhiri hidupnya! Itu sudah diluar prediksi BMKG,” Elma hanya geleng-geleng kepala mengingat perkataan Akmal. “Maaf itu haknya kalian mau berbicara apa, berargumen apapun karena memang apa yang saya lihat semalam seperti itulah kenyataannya,” ujarnya Akmal yang akhirnya memiliki keberanian menatap ke arah Pak Irfan bapak Kapolda satu itu. Mereka duduk saling berhadapan di atas sofa sambil menunggu Erina siuman. Akmal gelisah karena hari ini dia ada mata kuliah yang harus diikutinya,tapi karena ponselnya terjatuh ke dalam sungai sehingga dia kesulitan menghubungi ketua tingkat untuk meminta ijin tidak masuk hari ini. “Esra kamu nggak ngajar Nak?” tanyanya Bu Rasmi. “Aku hari ini libur Mah, besok siang baru masuk,” jawabnya Esra sambil memainkan ponselnya. Bu Rasmi melirik ke arah Elma,” aku kuliah sore Ma, cuma satu mata kuliah,” balasnya Elma calon dokter anak itu. Terjadi keheningan di dalam ruangan rawat VIP tersebut hanya terdengar dentingan jarum jam yang terpasang di dinding. Hingga Bu Rasmi mendengar suara lenguhan kecil dari arah ranjang. “Putriku sudah bangun, Mas,” ucapnya sambil berjalan tergopoh-gopoh menuju ke arah ranjang dimana Erina sudah terduduk di atas ranjangnya. Akmal bernafas lega karena Erina sudah bangun berarti dia bisa pamitan untuk pulang ke kosannya dan cepat-cepat pergi ke kampusnya. “Alhamdulillah putri tidur kita sudah bangun,” gumamnya. Erina menyapu setiap sudut ruangan itu dan tatapan matanya tertuju kepada seorang pemuda berusia 19 tahun duduk yang balas menatapnya juga. “Mah, Pah aku dan Dimas sudah putus dan kami sepakat untuk mengakhiri segala hubungan yang pernah terjalin diantara kami,” ujarnya Erina tanpa beban sedikitpun yang tergambar dari wajahnya. “Astaga dragon jadi apa yang dikatakannya benar adanya! Gue kirain hanya omongan tak bermutu,” celetuk Elma. “Pasti karena ada orang ketiga kan yang menyebabkan hancurnya hubungan pertunangan kakak?” Tebaknya Esra. Erina memicingkan matanya melihat ke arah adiknya itu,” maksudnya apa! Jangan-jangan kamu sudah tau kalau Dimas adalah pria paling brengsek dan matre yang kakak kenal!?” Esra mengambil ponselnya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari kakaknya. “Ini beberapa rekaman video dan foto-foto yang tanpa sengaja aku ambil beberapa hari lalu, cuma maafkan aku nggak sanggup melihat kakak sedih, kecewa dan menderita gara-gara kelakuan minusnya,” Jelasnya Esra. “Emang pria makondo saja! Pria semacam itu adalah pria yang tidak pantes mendapatkan cinta yang tulus dan gue yakin dia bakal menderita lebih lama dari apa yang kakak alami,” kesalnya Elma. Bu Rasmi memeluk putri sulungnya itu,” astaghfirullahaladzim kenapa bisa kalian bisa memutuskan hubungan yang sudah lama kalian bina apalagi tidak lama kalian akan menikah.” “Dimas bukan pria yang pantas untuk menjadi calon imanku di dunia hingga ke til Jannah, dia hanya memanfaatkan kebaikan Kita semua termasuk kebaikannya Papa, aku tidak ingin mengungkit dan mengingat masa lalu kami,” imbuhnya Erina. “Jadi karena itu kamu memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupmu Nak? Untungnya ada Nak Akmal yang menyelamatkan kamu jika tidak mungkin hari ini Kita semua tidak akan pernah berkumpul seperti saat ini,” ucap Pak Irfan. Erina menepuk kepalanya dengan pelan," amit-amit jabang bayi Pah kalau hanya demi seorang pria yang tidak layak dan pantas aku tangisi malah buatku harus bundir!" Erina mengarahkan pandangannya ke arah Akmal yang kepalanya sudah besar sebesar biji jagung karena mendapatkan pujian dari calon mertuanya. “Itu hanya salah paham Pah, semalam aku hanya berdiri di jembatan tapi tiba-tiba kepalaku puyeng,penglihatanku kabur hingga kakiku tergelincir jadi aku jatuh deh ke dalam sungai,” Erina pun menjelaskan kronologis kejadiannya narasinya hampir sama dengan apa yang dijelaskan oleh Akmal. Semua orang menutup mulutnya saking terkejutnya kalau Erina harus dan wajib menikah dengan bocah yang usianya berbeda jauh dengannya. “Kakak usia kalian itu berbeda empat belas tahun! Apa kakak mau menikahi bocah itu!? Malah lebih tuan gue,” ujarnya Elma sambil menghitung jari jemarinya. “Kakak 33 tahun, gue 27 sedangkan Elma 21 tahun lah calon suaminya kakak 19 tahun! Ini sungguh sudah diluar nurul sumpah Kakak ini kayak cerita-cerita di novel online yang sering gue baca,’ ucapnya Esra. “Aku sudah putuskan kalau kami akan segera menikah, aku gak mau diarak keliling kampung tanpa memakai pakaian apapun kalau aku menolak dan membatalkan rencana pernikahan kami,” cicitnya Erina yang pasrah dengan nasibnya. Bu Rasmi melihat ke calon anak menantunya itu,” umur tidak jadi masalah bagi kami dan juga bukan menjadi patokan dan tolok ukur untuk meraih rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah, contohnya Dimas dia lebih tua dari Esra tapi ternyata kelakuannya lebih mirip dengan anak SD.” “Usia tidak menentukan apakah orang itu berpikir dewasa dan bijaksana. Umur itu hanya deretan jumlah angka-angka. Papa yakin Nak Akmal bisa membimbing kamu menjadi istri yang sholeha,” ucapnya Pak Irfan yang meyakini kalau Akmal bisa membahagiakan putri pertamanya. Erni dan kedua adiknya terdiam mencerna setiap kata yang terucap dari kedua orang tuanya. “Bagaimana dengan Olivia apa dia akan menerima kalau gue menikahi perempuan lain?” “Jadi, kapan kedua orang tuamu menemui kami Nak?” Tanyanya Pak Irfan. Akmal tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara bariton dari pak Irfan. “Maaf Pak kebetulan hpku rusak eh tenggelam maksudnya ke dasar sungai waktu menyelamatkan putrinya bapak, jadi kalau bisa saya meminta tolong untuk meminjam hp untuk menghubungi kedua orang tuaku,” pintanya Akmal. Kedua orang tuanya Akmal malah bahagia mendengar kalau putranya akan menikah dengan seorang polwan cantik. Hanya kakaknya saja Akmal yaitu Arsyila yang ngomel-ngomel karena harus dilangkahi oleh adiknya itu. Arsyila merasa dia seharusnya duluan menikah mengingat usianya lebih tua lima tahun dari Akmal. Beberapa hari kemudian…. Akmal menyapu setiap area kantor polisi tempat kerja calon istrinya. Dia janjian dengan Erina untuk mendatangi tempat percetakan undangan, gedung yang akan mereka sewa, fitting baju pengantin dan juga akan melakukan foto prewedding. Akmal menghubungi nomor ponselnya Erina calon istrinya,” ya Allah seperti ini rasanya yah menjadi calon suami dari seorang polisi.” Akmal tidak jadi menghubungi nomor ponselnya Erina karena wanita dewasa lebih mirip anak 20an itu sudah berjalan ke arahnya dengan wajah dinginnya. “Maaf membuatmu lama,” ujarnya Erina. “Gue baru nyampe kok, kita berangkat sekarang?” Erina menatap jengah calon suami brondongnya itu, “Nggak! tapi tahun depan saja.” Akmal nyengir lebar mendengar perkataan dari Erina,” kita pakai motor atau mobilnya Mbak?” “Gue mau dibonceng sama calon suami gue, kayaknya sensasinya lebih asik dan seru,” ujarnya Erina seraya meraih helm dari dalam tangannya Akmal. “Mbak gak risih atau malu gitu naik motor butut denganku?” Tanyanya Akmal. “Nggak, malahan gue pengen rasakan gimana dibonceng sama calon suami sendiri,” Erina memakai helmnya kemudian naik ke atas jok motornya Akmal. Akmal dengan senang hati memenuhi keinginan dari Erina, mereka sesekali bercanda bersama. Kelihatan mereka kayak sudah lama saling kenal padahal baru dalam hitungan hari. “Mbak, kita mampir makan bakso dulu yah,” Akmal sedikit meninggikan volume suaranya karena bertabrakan dengan desiran angin. “Bakso! Kayaknya asyik tuh. Oke!” balasnya Erina yang langsung ngiler mendengar kata bakso. Erina cukup terhibur dan bahagia karena bisa merasakan rasanya dibonceng selama hidupnya dia biasa diantar jemput memakai mobil. Erina merentangkan kedua tangannya,” angin gue happy putus dengan manusia benalu itu!” Akmal hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah lakunya wanita dewasa tapi kayak anak abg saja. Keduanya sudah berjalan masuk ke dalam warung bakso, tapi langkah mereka terhenti ketika tiba-tiba ada wanita seksi yang memeluk tubuh Akmal dari belakang. “Sayang kok baru kelihatan, gue cariin di kampus tapi katanya hari ini kamu ngga masuk,” Erina sampai membelalakkan matanya melihat perempuan muda itu yang seperti tokek saja nempel di tubuhnya Akmal. “Perempuan ini siapanya Akmal?” Erina risih dan kesal melihat perempuan yang bergelantungan kayak kera di lengan kekarnya Akmal.“Ada yah perempuan yang urat malunya ketinggalan di jalan!” gerutunya Erina memperhatikan apa yang dilakukan oleh calon suaminya dengan seorang perempuan muda. Erina menatap tajam perempuan muda yang tidak dikenalnya, “Ck… ck.. Dasar bocah punya pacar tapi menyanggupi permintaan dari orang-orang kampung duren tidak runtuh,” gumamnya. Arshaka tersenyum canggung karena diperlakukan begitu mesra oleh perempuan yang berstatus pacarnya. Erina berjalan ke arah dalam sambil melirik ke arah Arshaka,” selesaikan urusanmu dengan perempuan itu! Gue gak mau menikah dengan pria yang masih memiliki hubungan asmara dengan perempuan lain.” Erina berjalan ke arah dalam warung itu kemudian memesan bakso karena dia sudah tidak sabar ingin menikmati makanan sejuta umat itu yang harganya murah meriah, tapi mengenyangkan perut. “Sayang siapa perempuan itu dan apa maksud dari ucapannya?” Tanyanya. Arshaka menarik tangan pacarnya dan berjalan ke arah samping warung,” gue akan jelasin kepada Lo apa maks
Arshaka memperhatikan apa yang terjadi tanpa berniat untuk menengahi kedua wanita itu.“Hemp! Sayangnya lupa beli kuaci sama semangka pasti seru nonton drama mereka kalau ada kuaci dengan buah semangkanya,” gumamnya yang berdiri di sampingnya Erina.Mutia menatap jijik Arshaka, “OMG! Baru kemarin diputuskan oleh mas Dimas eh hari ini malah gandeng pria berandalan!” Cibirnya.“Saking nggak lakunya dirimu sehingga memilih pria preman pasar, urakan begajulan kayak dia!” sarkasnya perempuan itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Arshaka.Arshaka hari hanya memakai kaos oblong warna hitam, jaket jeans biru robek-robek dan juga celana yang robek-robek pula dengan tindik bersusun di telinga kanannya. Rambut gondrong yang diikat sebatas tengkuk lehernya seperti layaknya aktor Korea.Siapapun yang melihatnya pasti menganggap dan berpikiran yang aneh-aneh tentang siapa calon suaminya Erina sebenarnya.“Lah kalian ciwi-ciwi hanya melihat gue berpakaian seperti ini menganggap gue begajulan lah, uraka
Brak!!Pak Jamal sampai menggebrak meja yang ada di depannya sampai abu rokoknya yang baru dibuangnya ke atas asbak ikut beterbangan. Untungnya tidak mengenai kumisnya yang panjang nan lebat itu.“OMG!” Arsyila mengusap dadanya yang terkejut setengah hidup dengan ulahnya pria yang mengaku orang tua itu tapi kelakuannya seperti bocil labil.“Astaghfirullah aladzim, Pak Jamal kami memaklumi kondisi Bapak, tapi bukan teriak-teriak nggak jelas juga.” Arsyila mencebikkan bibirnya.“Pak Desa kita bisa bicarakan dengan baik-baik tidak perlu bentak-bentak juga apalagi sampai buat kerusuhan di rumah kami. Apakah ini bukan salah satu tindakan mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain?” Bu Ulfa akhirnya kesal juga dengan sikapnya Pak Jamal.“Untungnya adikku batal jadi menantunya Bapak, bisa-bisa kami kena serangan mental ehh serangan jantung tiba-tiba,” sarkasnya Arsyila.Pak Jamal mendengus mendengar perkataan dari kedua wanita berbeda generasi itu.“Kami jadi bulan-bulanan omongan masy
Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b
Suara decitan ban motor beradu dengan aspal pagi itu cukup bising membuat semua perhatian orang-orang pengguna jalan memperhatikan apa yang sedang terjadi.Tetapi,tak ada satupun yang berniat untuk menolong Arshaka mereka hanya melihat dan menyaksikan saja dan sebagian ada yang melanjutkan perjalanannya yang terhenti karena insiden itu.Arshaka tersungkur ke atas aspal setelah terjatuh karena motornya tiba-tiba tertabrak dari arah belakang oleh kendaraan roda empat.Suasana pagi itu cukup ramai dan jumlah kendaraan cukup banyak memadati sepanjang jalan tersebut dan terjadilah kemacetan lalu lintas di sekitar area itu.Bruk!!“Allahu Akbar! Argh!!” teriak histeris Arshaka sembari melindungi wajahnya agar terbebas dari hantaman aspal.Brak!!Tubuhnya terseret beberapa meter bersama dengan sepeda motor kesayangannya.“Auhh,” ia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangan dan lututnya yang bergesekan dengan aspal.Dia berusaha untuk bangun dari posisinya, tapi kesulitan karena tubuh
“Kenapa kamu berjalan pincang? Katakan kepada kakak kenapa kamu terluka kayak gini?” Tanyanya Arsyila yang panik melihat kondisi adiknya.“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.Arshaka melepas antingnya yang dipakainya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya mereog melihat gayanya yang tidak seperti kebiasaannya sambil berjalan terpincang-pincang.“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.Arsyila membantu Arshaka berjalan karena Arshaka kesulitan berjalan dengan lukanya yang sedikit mengkhawatirkan.Semua orang gembira, mengucap syukur sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Arshaka dalam kondisi yang
Pak Irfan memeluk Arshaka pemuda yang baru saja menjadi anak menantunya itu.“Nak Arshaka, Papa serahkan putri bapak kepadamu dan mulai detik ini kamu lah yang menjadi imamnya. Tuntunlah Erina ke jalan yang baik dan tegurlah kalau dia keliru dalam bersikap,” ucapnya pak Irfan sambil menyeka air matanya.Pak Irfan terlihat sendu akan melepas putri sulungnya untuk hidup bersama dengan pria pilihannya. Dia tak bisa menutupi kesedihannya karena akan berpisah dengan anak kesayangannya untuk menempuh hidup baru.Arshaka membalas pelukan papa mertuanya,” insha Allah Pah, saya akan melakukan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang suami dengan baik untuk putrinya Papa.”Apa yang dilakukan oleh pak Irfan pun dilakukan oleh Bu Ulfa,” Nak Erina, putranya Bunda itu masih terbilang muda usianya. Kalau dia salah dan keliru dalam bersikap maka kewajibanmu menegur dan menasehatinya. Saling menjagalah kalian dan saling menghormati jangan ada yang beranggapan kamu itu masih anak-anak, kau itu lebih
Arshaka terduduk di atas closed dia merenungi nasibnya yang malang. Dia tidak habis pikir pada dirinya yang disangkanya selama ini adalah pria normal malah dia layaknya seperti banci karena burung perkututnya ternyata lotoi.“Ya Allah, aku nggak bakalan punya keturunan kalau seperti ini, pasti Mbak Erina akan mencari pria lain dan selingkuh agar bisa mendapatkan keturunan karena dariku tak sanggup membuahi sel telurnya,”Arshaka berdoa kepada Sang Maha Pencipta tapi ucapannya masih saja nyeleneh.Dia memegangi dan memandangi senjatanya yang tertidur.” Kenapa Lo harus loyo segala sih! Padahal kalau pagi-pagi Lo selalu tegak berdiri,” sungutnya Arshaka.Kenyataan pahit itu baru diketahuinya kalau dia bukan pria jantan, tapi masih dalam tahap dugaan saja karena belum dibuktikan secara real.Erina yang sudah mengantuk kebingungan dengan apa yang diperbuat Arshaka di dalam sana, karena sudah lebih setengah jam tapi belum keluar juga. Dia berulang kali menguap menahan rasa kantuknya.“Kenap
"Hey! Gue sumpahin Lo kecelakaan!" Geramnya Shaka karena hampir saja istrinya kecebur ke dalam parit."Mas sudah, biarkan saja, lihat tuh supirnya sudah dapat balasan atas dosa-dosanya," ucap Erina sambil menunjuk ke arah mobil tersebut.Bruk!!Brak!!Semua orang yang masih terjaga di dalam rumahnya dan beberapa warga masyarakat yang bertugas meronda malam itu berlarian ke arah sumber suara dentuman yang cukup nyaring itu.“Apa yang terjadi!?”“Ada yang kecelakaan!”“Sebuah mobil merek Avanza berwarna putih menabrak sebuah pohon jati,” ucap seorang pria."Kasihan-kasihan sungguh malang nasibnya ini mobil baru lihatlah platnya masih merah," celetuk seseorang.Semua orang berlari ke arah kecelakaan itu termasuk kedua pasangan pengantin baru.“Ini namanya karma dibalas tunai! Mentang-mentang pake mobil hampir saja menabrak istriku,” gerutu Arshaka.“Kita lihat yah Mas Shaka, jangan sampai kita mengenali siapa orang yang kecelakaan itu jadi bisa secepatnya ditolongin,” ajaknya Erina.Semu
Erina dan Arshaka tersenyum canggung karena kedapatan sedang berciu*man.Pak Jarwo menatap mencemooh ke arah Shaka, “Astaghfirullah aladzim Shaka apa kamu sudah tidak punya rumah sampai-sampai melakukannya di tempat seperti ini!?” sarkas Pak Jarwo suaminya ibu Jamila.“Pak Jarwo sewot amat Pak, kayak bapak tidak pernah menjadi pengantin baru saja,” balasnya Adit sambil memperbaiki letak sarungnya yang melintang di tubuhnya.“Iya nih Pak Jarwo lemes amat itu mulut. Apa bapak tidak pernah diposisinya Nak Arshaka jadi pengantin baru? Wajarlah mereka berbuat seperti itu lagian mereka sepasang suami istri, hanya saja mereka berdua melupakan tempat yang seharusnya mereka pakai untuk berciuman,” sanggah Pak Joko sambil terkekeh melihat kedua pasutri itu.Erina memegangi tangannya Arshaka karena dia cemas kalau suaminya sampai marah mengingat usia Arshaka yang terbilang masih sangat muda.“Gue enggak apa-apa santai saja istriku,” cicitnya Arshaka.Arshaka menatap Erina sambil tersenyum seolah
Acara pesta rakyat yang digadang-gadang akan berlangsung meriah dan besar itu persiapannya hampir rampung sepenuhnya.Bahkan Pak Raffi sebagai orang terpandang di Desa Mekarjaya mengundang beberapa artis kota untuk mengisi dan memeriahkan pesta hajatan tersebut.Erina berpamitan kepada para tetangga setelah dirasanya cukup lelah dan mengantuk. Kedua adik-adiknya dan beberapa sepupunya ikut membantu meskipun mereka hanya kebanyakan menonton.“Mas temani aku yah ke belakang,” pintanya Erina yang melihat suaminya duduk di atas tepian ranjang.“Kamu mau ngapain?” Tanyanya Shaka.“Mau mandi, nggak nyaman kalau nggak ada kamu yang temani. Boleh yah?” rengeknya Erina dengan bermanja-manja di lengan suaminya.Arshaka segera menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya karena dia hendak ke masjid untuk shalat berjamaah isya tapi, belum masuk waktu shalat isya.Erina diam-diam memindai penampilan dari suaminya,” ngomong-ngomong pakaiannya Mas berbeda dengan apa yang Mas pakai ketika di kota deng
Beberapa mobil berbak tertutup berjejer di sepanjang jalan kenangan ehh jalan rumahnya pak Raffi dan Bu Ulfa yang menurunkan beberapa bingkisan berupa bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari.Kedatangan rombongan keluarga besar Erina yang hanya berjumlah sekitar sepuluh orang itu, disambut hangat oleh orang-orang kampung Mekarjaya.“Masya Allah, Pak Jendral baik banget sampai-sampai membawa sumbangan yang cukup banyak untuk warga kami,’ ucapnya Pak Didi selaku pak RT setempat.“Syukur Alhamdulillah kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Irfan karena bantuan bapak sangat dibutuhkan oleh warga apalagi dalam rangka persiapan bulan suci Ramadhan,” ucap Pak Budi.“Ini hanya tidak seberapa Pak, ibu-ibu kami bahagia bisa berbagi bersama dengan kalian semua,” balasnya Pak Irfan.“Mari masuk istirahat Pak, ijinkan bapak-bapak yang akan membagikan semua bungkusan itu kepada para masyarakat. Bapak dengan ibu Rasmi silahkan masuk beristirahat karena pasti kalian capek telah melakuka
Arshaka terduduk di atas closed dia merenungi nasibnya yang malang. Dia tidak habis pikir pada dirinya yang disangkanya selama ini adalah pria normal malah dia layaknya seperti banci karena burung perkututnya ternyata lotoi.“Ya Allah, aku nggak bakalan punya keturunan kalau seperti ini, pasti Mbak Erina akan mencari pria lain dan selingkuh agar bisa mendapatkan keturunan karena dariku tak sanggup membuahi sel telurnya,”Arshaka berdoa kepada Sang Maha Pencipta tapi ucapannya masih saja nyeleneh.Dia memegangi dan memandangi senjatanya yang tertidur.” Kenapa Lo harus loyo segala sih! Padahal kalau pagi-pagi Lo selalu tegak berdiri,” sungutnya Arshaka.Kenyataan pahit itu baru diketahuinya kalau dia bukan pria jantan, tapi masih dalam tahap dugaan saja karena belum dibuktikan secara real.Erina yang sudah mengantuk kebingungan dengan apa yang diperbuat Arshaka di dalam sana, karena sudah lebih setengah jam tapi belum keluar juga. Dia berulang kali menguap menahan rasa kantuknya.“Kenap
Pak Irfan memeluk Arshaka pemuda yang baru saja menjadi anak menantunya itu.“Nak Arshaka, Papa serahkan putri bapak kepadamu dan mulai detik ini kamu lah yang menjadi imamnya. Tuntunlah Erina ke jalan yang baik dan tegurlah kalau dia keliru dalam bersikap,” ucapnya pak Irfan sambil menyeka air matanya.Pak Irfan terlihat sendu akan melepas putri sulungnya untuk hidup bersama dengan pria pilihannya. Dia tak bisa menutupi kesedihannya karena akan berpisah dengan anak kesayangannya untuk menempuh hidup baru.Arshaka membalas pelukan papa mertuanya,” insha Allah Pah, saya akan melakukan tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang suami dengan baik untuk putrinya Papa.”Apa yang dilakukan oleh pak Irfan pun dilakukan oleh Bu Ulfa,” Nak Erina, putranya Bunda itu masih terbilang muda usianya. Kalau dia salah dan keliru dalam bersikap maka kewajibanmu menegur dan menasehatinya. Saling menjagalah kalian dan saling menghormati jangan ada yang beranggapan kamu itu masih anak-anak, kau itu lebih
“Kenapa kamu berjalan pincang? Katakan kepada kakak kenapa kamu terluka kayak gini?” Tanyanya Arsyila yang panik melihat kondisi adiknya.“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.Arshaka melepas antingnya yang dipakainya karena tidak ingin membuat kedua orang tuanya mereog melihat gayanya yang tidak seperti kebiasaannya sambil berjalan terpincang-pincang.“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.Arsyila membantu Arshaka berjalan karena Arshaka kesulitan berjalan dengan lukanya yang sedikit mengkhawatirkan.Semua orang gembira, mengucap syukur sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Arshaka dalam kondisi yang
Suara decitan ban motor beradu dengan aspal pagi itu cukup bising membuat semua perhatian orang-orang pengguna jalan memperhatikan apa yang sedang terjadi.Tetapi,tak ada satupun yang berniat untuk menolong Arshaka mereka hanya melihat dan menyaksikan saja dan sebagian ada yang melanjutkan perjalanannya yang terhenti karena insiden itu.Arshaka tersungkur ke atas aspal setelah terjatuh karena motornya tiba-tiba tertabrak dari arah belakang oleh kendaraan roda empat.Suasana pagi itu cukup ramai dan jumlah kendaraan cukup banyak memadati sepanjang jalan tersebut dan terjadilah kemacetan lalu lintas di sekitar area itu.Bruk!!“Allahu Akbar! Argh!!” teriak histeris Arshaka sembari melindungi wajahnya agar terbebas dari hantaman aspal.Brak!!Tubuhnya terseret beberapa meter bersama dengan sepeda motor kesayangannya.“Auhh,” ia meringis menahan rasa sakit di pergelangan tangan dan lututnya yang bergesekan dengan aspal.Dia berusaha untuk bangun dari posisinya, tapi kesulitan karena tubuh
Bimo sampai menyemburkan minumannya setelah mendengar perkataan Arshaka kalau calon istrinya adalah seorang polisi.“Polisi! Polwan,” ucap keduanya berbarengan.Arshaka menepuk pundak kedua sahabatnya itu,” reaksinya biasa saja enggak usah lebay juga kali! Baru dengar kerjaannya kalian sudah seperti orang yang melihat hantu saja,”“Nggak gitu juga, cuman gue gak nyangka kalau hidup Lo seberuntung itu dapat seorang polwan cantik lagi. Kira-kira jodoh gue bakal kayak gimana?” Cicitnya Bimo.“Bukannya Lo suka sama Olivia,” ceplosnya Nabil.Bimo langsung menutup mulutnya Nabil yang ceplas ceplos.” Augh ahh lepas!”Arshaka hanya tersenyum tipis,” kalo Lo suka sama Olivia, itu bagus malah. Langsung pedekate saja jangan ditunda-tunda.”“Lo nggak keberatan kan kalau gue suka sama Olivia mantan kekasihmu?” Tanyanya Bimo hati-hati.Arshaka merangkul pundak sahabatnya itu,” santuy saja, Gue kan nggak pernah sayang dan cinta sama Olivia jadi silahkan dekati itu cewek. Gue berharap semoga Olivia b